Anda di halaman 1dari 35

ANTIPSIKOTIK & ANTIANSIETAS

1. Andi Aflah Afif 14-121


2. Ezi Desli M.Nur 14-150
3.Thya Zethyana Gustiva 14-045
4.Lizahra Maulina 14-148
5. Rizky Janeldi 14-000

Preseptor :
dr.Dian Budianti A, M.Ked (KJ) Sp.KJ
DEFENISI

Antipsikotik adalah sekelompok obat yang


menghambat reseptor dopamine dalam berbagai jaras di
otak. Antipsikotik digunakan untuk mengatasi gejala
akibat gangguan mental yang berat seperti skizofrenia,
gangguan delusional, gangguan afektif berat dan
gangguan psikosis organik. Antipsikosis konvensional
umumnya dapat mengurangi gejala positif, seperti:
halusinasi, waham, tidak kooperatif, dan gangguan alam
berpikir seperti loncat pikir/flight of ideas maupun
inkoherensi.
Rumu Fenotiazin (low potency)
s
kimia Nonfenotiazin (high potency)
Antipsikosi
s DRA/ Dopamin
antipsikosis
recepyor APG I
tipikal
Cara antagonist
kerja SDA/Serotonin
antipsikosis
Dopamin APG II
atipikal
Antagonist
KLASIFIKASI ANTI PSIKOTIK
1.Antipsikotik Tipikal (APG I)

Antipsikotik tipkal atau dikenal APG I bekerja dengan


memblok reseptor D2 di mesolimbik, mesokortikal, nigostriatal dan
tuberoinfundibular sehingga dengan cepat menurunkan gejala positif
tetapi pemakaian lama dapat memberikan efek samping berupa:
gangguan ekstrapiramidal, tardive dyskinesia, peningkatan kadar
prolaktin yang akan menyebabkan disfungsi seksual / peningkatan
berat badan dan memperberat gejala negatif maupun kognitif. Selain
itu APG I menimbulkan efek samping antikolinergik seperti mulut
kering pandangan kabur gangguan iniksi, defekasi dan hipotens.
Rantai aliphatic :
CHLORPROMAZINE,

Phenothiazin Rantai piperazine :


e PERPHENAZINE,
TRIFLUOPERAZINE,
FLUPHENAZINE

Obat anti psikotik Rantai piperidine :


tipikal APG I THIORIDAZINE

Butyrophenone HALOPERIDOL

diphenyl-butyl-piperidine
PIMOZIDE
2. Antipsikotik Atipikal (APG II)

APG II sering disebut juga sebagai Serotonin Dopamin


Antagosis (SDA) atau antipsikotik atipikal (antipsikotika baru).
APG II mempunyai mekanisme kerja melalui interaksi antara
serotonin dan dopamin pada ke 4 jalur dopamin di otak. Hal ini
yang menyebabkan efek samping EPS lebih rendah dan sangat
efektif untuk mengatasi gejala negatif. Perbedaan antara APG I
dan APG II adalah APG I hanya dapat memblok reseptor D2
sedangkan APG II memblok secara bersamaan reseptor serotonin
(5HT2A) dan reseptor dopamin (D2).
Benzamide SULPIRIDE

obat anti CLOZAPINE,


psikotik atipikal Dibenzodiazepine OLANZAPINE,
APG II QUETIAPINE

Benzisoxazole RISPERIDON
MEKANISME KERJA
Antipsikotik tipikal menghambat reseptor dopamin, tetapi
juga menghambat reseptor kolinergik,adrenergik, dan
histaminergik, antripsikotik atipikal juga menghambat reseptor
dopamin biasanya dengan afinitas yang lebih rendah, selain
sebagai antagonis 5HT2. Obat ini memiliki aktivitas yang
relatif kecil pada reseptor-resptor lain. Obat-obatan yang lebih
lama (fenotiazin) relatif non selektif, sedangkan sulpirid dan
amisulpirid merupakan penghambat reseptor dopamin D2
yang sangat selektif.
CARA PEMBERIAN

Biasanya peroral, dengan metabolisme tingkat pertama yang


ekstensif pada hati. Banyak golongan obat juga dapat diberikan
melalui suntikan IM (intramuscular). Kerja singkat atau (sangat
jarang) melalui suntukan intravena. Beberapa obat (seperti
flupentiksol (depixsol), flufenazin ( modecate), dan risperidone
dapat diberikan melalui injeksi depot setiap1-4 minggu. Cara ini
memangkas metabolisme tingkat pertama ; dapat meningkatkan
kepatuhan ( dan oleh karna itu mengcegah kekambuhan) atau
setidaknya memunginkan pengawasan yang lebih ketat.
INDIKASI

Penatalaksanaan dan pencegahan kekambuhan pada


skizofrenia dan psikotik lainnya (misalnya manik,depresi
psikotik dengan kombinasi bersama antidepresan) : obat ini
paling efektif dalam meringankan gejala positif seperti
waham,halusinasi,dan gangguan pikiran. Clozapin dan
amisulpirid dapat lebih efektif terhadap gejala negatif
dibandingkan dengan neuroleptik lainnya.
Antipsikotik juga digunakan untuk mengobati sindrom
tourette dan beberapa antipsikotik atipikal
(Risperidon,olazapin,dan quetiapin) Diizinkan untuk pengobatan
manik akut. Antipsikotik atipikal tidak lagi direkomendasikan
untuk digunakan dalam pengobatan prilaku kekerasan atau agitasi
pada lansia dengan demensia karena terdapat peningkatan resiko
stroke dan gangguan kendali glikemik.
Dosis dan Sediaan

No. Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis


Anjuran
1. Risperidone RISPERDAL Tab. 1,2,3 mg Tab 2-6 mg/h
NERIPROS Tab. 1,2,3 mg
NOPRENIA Tab. 1,2,3 mg
PERSIDAL-2 Tab. 2 mg
RIZODAL Tab. 1,2,3 mg

2. Clozapine CLOZARIL Tab. 25 mg, 100 mg 25-100 mg/h

3. Quetiapine SEROQUEL Tab. 25 mg, 100 mg, 50-400 mg/h


200 mg

4. Olanzapine ZYPREXA Tab. 5 mg, 10 mg 10-20 mg/h


EFEK SAMPING

Antipdikotik Atipikal

Gangguan pergerakan , mengantuk, penambahan berat


badan, dan disfungsi seksual merupakan efek samping
antipsikotik yang paling menyulitkan. Penambahan berat badan
(terutama clozapin dan olanzapin) dan gangguan toleransi
glukosa dan diabetes melitus terutama dikaitkan dengan
antipsikotik atipikal. Clozapin dapat menyebabkan kejang dan
agranulositosis yang berpotensi fatal, dan memerlukan
pengawasan hematologis secara teratur.
Antipsikotik Tipikal

Karna efek dopaminergik yang lebih poten, antipsikotik


tipikal sepertinya lebih menyebabkan gangguan gangguan
pergerakan ekstrapiramidal (karna penurunan afailabilitas
dopamin pada jalur migrostriatal) dan meningkatkan prolaktin,
yang menimbulkan efek-efek endokrin (akibat blokade dopamin
tubero- infundibulum, bila dibandingkan dengan antipsikotik
atipikal. Kedua tipe antipsikotik ini dapat menyebabkan efek
antikolinergik, antiadrenergik, antihistaminergik, dan efek
samping pada jantung.
EFEK SAMPING GAMBARAN KLINIS
ANTIPSIKOSIS
Distonia akut Kekakuan dan kontraksi otot secara tiba-tiba, biasanya
mengenai otot leher, lidah, muka dan punggung.
Biasanya terjadi pd minggu pertama pengobatan antipsikotik
tipikal.
Akatisia Kondisi yg secara subyektif dirasakan berupa perasaan tidak
nyaman, gelisah, dan merasa harus menggerak-gerakkan
tungkai. Gelisah dengan cemas dan atau agitasi.
Parkinsonisme Bradikinesia, rigiditas, fenomena roda bergerigi, tremor, muka
topeng, postur tubuh kaku, gaya berjalan seperti robot, dan
drooling.
Sindroma Gejala utama berupa rigiditas, hiperpiretik, gangguan sistem
neuroleptik saraf ototnom dan delirium. Gejala dalam periode jam-hari
maligna setelah pemberian antipsikotik.
Tremor perioral Tremor perioral (mungkin sejenis perkinsonisme yang datang
(sindroma kelinci) terlambat) pengobatan

Diskinesia tardif Diskinesia mulut-wajah; koreoatetosis atau distonia meluas


ANXIETAS
Ansietas merupakan suatu perasaan takut yang tidak
menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai
gejala fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas terkandung
unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang
disebabkan oleh kecemasan tersebut. Kecemasan merupakan
suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang
menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidak mampuan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman.
Klasifikasi

• Diagnostic and Statistical Manual of


Mental Disorder, yaitu Generalized Anxiety
Disorder (GAD)
• Panic Disorder (PD)
• Social Anxiety Disorder (SAD)
• Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
• Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
(Harkness, 1989).
Obat Anti Anxietas

• Obat antianxietas adalah sekelompok


psikofarmaka yang dapat mengurangi atau
menghilangkan gejala cemas tersebut.
Pengobatan anxietas ialah menggunakan
sedatif, atau obat-obat yang secara umum
memiliki sifat yang sama dengan sedatif.
Indikasi Penggunaan

Memiliki 8 dari 16 gejala berikut :


• Ketegangan Motorik :
– Kedutan otot atau rasa gemetar
– Otot tegang/kaku/pegel/linu
– Tidak bisa diam
– Mudah menjadi lelah
• Hiperaktifitas Otonomik :
– Napas pendek/ terasa berat
– Jantung berdebar-debar
– Telapak tangan basah-dingin
– Mulut kering
– Kepala pusing/rasa melayang
– Mual, mencret, perut tak enak
– Muka panas/ badan menggigil
– Buang air kecil lebih sering
– Sukar menelan/ rasa tersumbat
• Kewaspadaan berlebihan dan
penangkapan berkurang :
– Perasaan jadi peka/mudah ngilu
– Mudah terkejut/kaget
– Sulit konsentrasi pikiran
– Sukar tidur
– Mudah tersinggung
Klasifikasi Obat Anti Ansietas

Dibagi 2 :
• Benzodiazepin
• Non-Benzodiazepin
No Derivat Zat Aktif Nama
Dagang
1 Benzodiazepin Diazepam Valium
Chlordiazepoxi Cetaburium
de
Lorazepam Ativan
Bromazepam Lexotan
Alprazolam Xanax
Zypras
Clobazam Frisium
2 Non Benzodiazepin Buspiron Buspar
Zolpidem Zolmia
Stillnox
3 Gliserol Meprobamat Medicar
4 Barbiturat Fenobarbital Luminal
Benzodiazepine

• Mekanisme Kerja
Sindrom anxietas disebabkan hiperaktivitas dari
system limbic yang terdiri dari dopaminergic,
nonadrenergic, seretonnergic yang dikendalikan
oleh GABA-ergic yang merupakan suatu inhibitory
neurotransmitter. Obat anti anxietas
Benzodiazepinee yang bereaksi dengan
reseptornya yang akan meng-inforce the inhibitory
action of GABA neuron, sehingga hiperaktivitas
tersebut mereda.
Pengaturan Dosis
• Efek klinis terlihat bila kadar obat dalam darah telah
mencapai “steady state” dimana dapat dicapai 5-7 hari
dengan dosis 2-3 kali sehari.
• Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) kemudian
naikkan dosis setiap 3-5 hari sampai mencapai dosis
optimal dan dipertahankan 2-3 minggu kemudian
diturunkan 1/8 x setiap 2-4 minggu sampai dosis minimal
yang masih efektif (maintenance dose).
• Bila kambuh dinaikkan lagi dan bila tetap efektif
pemberian obat dipertahankan 4-8 minggu kemudian
tapering off.
Lama Pemberian
• Sindrom anxietas karena faktor situasi eksternal : 1-3
bulan.
• Pemberian sewaktu-waktu jika timbul sindrom anxietas.
• Penghentian selalu secara bertahap (stepwise) agar
tidak menimbulkan gejala lepas obat (withdrawal
symptoms)
Efek Samping

• Sedasi
• Relaksasi Otot
Kontra Indikasi
• hipersensitif terhadap : Benzodiazepine, glaucoma,
myasthenia gravis, chronic pulmonary insufficiency,
chronic renal or hepatic disease.
• Jangan diberikan bersama alkohol, barbiturat atau
fenotiazin karena berpotensi menghasilkan efek sedasi
dan penekanan pusat pernapasan, sehingga berisiko
timbulnya “respiratory failure”.
No Nama Nama Sediaan Dosis Anjuran
Generik Dagang

1 Diazepam Lovium Tab. 2 mg,5 mg 2-3 x 2-5 mg/h


Diazepin Tab. 2 mg,5 mg
Prozepam Cap. 2 mg,5 mg
Stesolid Tab. 2mg,5 mg

2 Lorazepam Ativan Tab. 0,5 mg, 1,2 mg 2-3 x 1 mg/h

3 Alprazolam Xanax Tab. 0,25 mg, 0,5 3 x 0,25 – 0,5


mg, 1 mg mg/h
Non-Benzodiazepine

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1 Sulpiride Dogmatil Cap. 50 mg 100-200 mg/h

2 Buspirone Buspar Tab. 10 mg 15-30mg/h

3 Hydroxyzine Iterax Cap. 25 mg 3x 25 mg/h


Busiprone
• Absorbsi : saluran GIT dan tidak dipengaruhi asupan
makanan.
• Mencapai kadar puncak plasma 60-90 menit setelah
pemberian oral
• Tidak memperlihatkan kegiatan GABA-ergik dan anti
konvulsan
• Potensi antagonis dopaminergiknya rendah
• Efek anti anxietas : timbul pada penggunaan 10-15 hari
(bukan untuk penggunaan akut).
• Waktu paruh eliminasi : 2-4
• Efek samping : takikardi, palpitasi, nervousness, keluhan
gastrointestinal, parastesia dan miosis.
Hydroxine

• Memiliki sifat anxiolytic di samping sifat


antihistamin dan juga berlisensi untuk
pengobatan kecemasan dan ketegangan.
• Digunakan sebagai obat penenang
sebelum anestesi atau untuk menginduksi
sedasi setelah anestesi.
• Obat ini telah terbukti sama efektifnya
dengan benzodiazepin dalam pengobatan
gangguan kecemasan umum.
kesimpulan
• Antipsikotik adalah golongan obat yang digunakan
dalam penanganan gangguan mental untuk
mengendalikan dan mengurangi gejala Dokter dapat
memberi obat ini pada pasien yang mengalami
gangguan bipolar, skizofrenia, gangguan kecemasan,
atau depresi.
• Dengan obat antipsikotik, gejala-gejala berupa
munculnya waham atau delusi, mengalami halusinasi,
kecemasan dan kegelisahan yang berlebihan, gangguan
inkoherensi, atau perilaku kasar dan membahayakan,
dapat ditekan.
• Obat antianxietas adalah sekelompok psikofarmaka
yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala
cemas. Pengobatan anxietas ialah menggunakan
sedatif, atau obat-obat yang secara umum memiliki sifat
yang sama dengan sedatif.
• Penggunaan obat antianxietas haruslah dalam
pengawasan dokter karena jika terdapat
penyalahgunaan obat dan dosis akan menyebabkan
komplikasi yang lebih lanjut bahkan kematian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai