Anda di halaman 1dari 3

📚 *Mutara Hadits 1198*

*JANGAN SELALU MENGHITUNG KESULITAN*

Berusahalah agar tdak menghitung hitung kesulitan, karena jika terlalu sering menghitungnya maka
kemudahan yang hadir akan terlihat biasa saja.

Lihatlah tdak sedikit orang selalu menggerutu, mengeluh bahkan sumpah serapah ketka ada ujian dan
kesulitan datang mendera, tak habis habisnya mereka juga memberitakan kesulitan itu kepada orang
lain, bahkan berharap dengan itu ada rasa iba minta belas kasihan juga bahkan pelaku sampai membuat
ybs menderita disebar luaskan.

Padahal begitu banyak kebaikan yang dia rasakan tak pernah diceritakan, tak pernah dikeluhkan, justru
seharusnya jika mendapat kebaikan dan kegembiraan mest dikabarkan kepada orang lain, karena itu
bagian dari bentuk syukur dan agar mereka ikut senang terhadap kebahagian yang dirasakan oleh
saudaranya, hingga sebisa mungkin itu tertular.

Allah Ta'ala, berfirman:

‫أوأأمماَّ بةنةععأمةة أربب أ‬


‫ك فأأحبد ع‬
‫ث‬

"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)."

(QS. Ad-Duha 93: Ayat 11)

Hadits Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhuma , beliau berkata :

‫ُ أوإةعن أكتأأمها فأقأعد أكفأأرها‬،‫َ ))أمعن أاعبلةأي بألأءء فأأذأكأرها فأقأعد أشأكأراه‬:‫صملىَّ اا أعلأعيةه أوأسللأم قأاَّأل‬
‫أعةن النمبةبي أ‬

Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda: “Barangsiapa yang diberi kenikmatan
(pemberian), kemudian dia menyebutnya, sungguh ia telah bersyukur. Dan jika ia menyembunyikannya,
sungguh ia telah mengingkarinya”.

(HR Abu Dawud)


Dengan selalu menyebut kenikmatan dengan rasa syukur maka hilanglah perhitungan segala kesulitan
yang didapat, bahkan walau kesulitan datang selalu tetap bersyukur dan gembira, karena ybs tau bahwa
kalau dihitung lebih banyak kenikmatan yang diperoleh dari pada kesulitannya.

Demikianlah gambaran tentang bagaimana manusia selalu saja menghitung hitung kesulitan yang
diterima daripada mensyukurinya sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:

‫إةمن ا ع ةلعنسسأن لةأرببةهۦِ لأأكانوُدد‬

"sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tdak bersyukur) kepada Tuhannya,"

(QS. Al-'Adiyat 100: Ayat 6)

Al-Hasan Al-Bashri berkata :

‫ُ أويأعنأسىَّ نةأعأم أرببةه‬،‫ب‬ ‫هااوُ اعلأكفاعوُار المةذيِ يأاعدد اعلأم أ‬


‫صاَّئة أ‬

“Dia adalah orang sangat ingkar, yang menghitung-hitung musibah dan melupakan kenikmatan-
kenikmatan dari Robnya” (Tafsir At-Thobari 24/566)

Allah Ta'ala, berfirman:

‫صوُأهاَ ۗ  إةمن م‬
‫اأ لأأغافوُدر مرةحيدم‬ ‫أوإةعن تأاعددوا نةععأمةأ م‬
‫اة أل تاعح ا‬

"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tdak akan mampu menghitungnya. Sungguh,
Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang."

(QS. An-Nahl 16: Ayat 18)

‫أوأماَّ بةاكعم بمعن نبععأمةة فأةمأن م‬


‫اة ۖ  ثامم إةأذا أممساكام ال د‬
‫ضدر فأإ ةلأعيةه تأعجئأاروأن‬

"Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditmpa
kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan."

(QS. An-Nahl 16: Ayat 53)


Maka Jika engkau terkena musibah, menghadapi kesulitan, maka katakanlah, ”Sungguh nikmat Robku
yang dianugrahkan kepadaku sangatlah banyak, tdak ada bandingannya dengan kesulitan dan musibah
yang kurasakan saat ini".

Jika engkau terkena musibah janganlah engkau melupakan kenikmatan-kenikmatan yang sekian lama
telah engkau rasakan dengan beraneka ragamnya, lalu yang meliput benakmu hanyalah musibah yang
sedang melandamu saja, sungguh ini merupakan ketdakadilan.

Nikmat Allah Ta'ala yang tdak bisa engkau menghitung-hitungnya karena terlalu banyak dan bervariasi,
lantas bagaimana bisa engkau lupakan semuanya hanya karena datangnya musibah yang hanya sesekali
menimpamu?

Wallahu a'lam

#AbuMiQdam/AkhlaqMulia#

Anda mungkin juga menyukai