Marilah kita panjatkan segala puji dan puji syukur atas semua anugrah yang di berikan tuhan
kepada kita. karna dengan kita bersyukur kita akan mengetahui betapa besar anugrah yang
harus kita syukuri.
Solawat dan salam kita haturkan pada Nabi Muhammad SAW sebagai ungkapan rasa
syukur atas semua yang nabi ajakan kepada kita.
Para pelopor, bersyukurlah
"Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada
mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri."(Quran Surat. Fathir:30).
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),maka pasti azab-Ku sangat berat."(Quran Surat. ibrahim
[14]:)
Para Pelopor, Pada kesmpatan ini, melalui contoh pidato agama isalam ini Qvae akan sedikit
menjelaskan tentang bentuk dari perwujudan rasa syukur kita.
Mari kita renungkan, tentang semua yang kita miliki tentang semua yang kita imikan, tentang
semua kekurangan yang kita miliki, dan bersyukurlah. Bersyukur itu adalah bagaimana kita
merasa bersyukur atas semua anugrah yang di anugrahkan kepada kita. Bersyukur itu
mengungkapkan rasa terima kasih atas semua yang yang di miliki.
Para pelopor, Bersyukurlah atas semua kelebihan, bersyukurlah atas semua kekurangan
yang kita miliki, dan bersyukurlah atas semua penderitaan yang tersa, dan bersyukurlah atas
semua airmata yang membuat kita berduka. Dan bersyukurlah Karena ada rahasia di balik
rahasia, Maha sempurna tuhan beserta rencananya. Bersyukurlah.
Wassalam.
Demikian Contoh naskah pidato agama islam tentang bagaimana kita bersyukur, Contoh
pidato ini beisa anda gunakan untuk ceramah agama anda ketika anda menginginkan tema
tentang bersyukur.
Terimakasih atas kunjungan anda di Contoh naskah pidato agama islam tentang rasa syukur
ini, dan kami akan sangat senang jika contoh naskah pidato agama islam ini bisa
bermanfaat bagi anda,
Dan kami akan sangat senang jika anda bisa memanfaatkan Contoh pidato agama Qvae
yang lain, ataupun contoh pidato tentang pendidikan juga contoh pidato tentang Motivasi.
Terimakasih.
Kita benar-benar sangat memerlukan apa yang telah diciptakan oleh Allah
dan apa yang dikaruniakan kepada kita. Akan tetapi kebanyakan kita tidak
menyadari kelemahan kita dan tidak menyadari bahwa kita sangat
memerlukan Allah.
Kita menganggap bahwa segala sesuatunya terjadi dengan sendirinya atau
kita menganggap bahwa segala sesuatu yang kita peroleh adalah karena
hasil jerih payah kita sendiri.
Anggapan ini merupakan kesalahan yang sangat fatal dan benar-benar tidak
mensyukuri nikmat Allah. Anehnya, kita yang telah menyatakan rasa terima
kasih kepada seseorang karena telah memberi sesuatu yang remeh kepada
kita, namun kita menghabiskan hidup kita dengan mengabaikan nikmat
Allah yang tidak terhitung banyaknya di sepanjang hidup kita.
Setan, yang berjanji akan menyesatkan manusia dari jalan Allah, berkata
bahwa tujuan utamanya adalah untuk menjadikan manusia tidak
bersyukur kepada Allah.
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu
berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia
tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. 3:144)
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala
dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa
menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat
itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur. (QS. 3:145)
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman?Dan Allah
adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.(QS. 4:147)
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nimat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nimat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih.(QS. 14:7)
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,
yaitu:Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur
(kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;
dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji.(QS.31:12)
Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia
tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya
Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa
tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah
kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu. (QS.
39:7)
sebagai nimat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur, (QS.54:35)
Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan
sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu)
berkata: Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah
kepada mereka? (Allah berfirman): Tidakkah Allah lebih mengetahui
tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)? (QS.6:53)
Yang paling pandai bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling
pandai bersyukur kepada manusia. (HR. Ath-Thabrani)
Apabila seorang melihat orang cacat lalu berkata (tanpa didengar oleh orang
tadi) :Alhamdulillah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang
diujikan Allah kepadanya dan melebihkan aku dengan kelebihan
sempurna atas kebanyakan makhlukNya, maka dia tidak akan terkena
ujian seperti itu betapapun keadaannya. (HR. Abu Dawud)
Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai
orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan
ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan
mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih
bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi
kelebihan. (HR. Tirmidzi)
Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafat dan sebaik-baik yang aku ucapkan dan
juga diucapkan oleh para nabi sebelum aku adalah ucapan:Laa ilaaha
illallahu wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa
ala kulli syaiin qodir. (Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa
berarti telah mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kuat. (Syeikh
Ibnu Athaillah ra.)
Syukur dengan lisan adalah nikmat yang besar. Manusia menanggung beban
lebih besar ketika memperoleh nikmat dibanding ketika mengalami
bencana. Bencana membutuhkan kesabaran, dan manusia mampu
bersabar. Sedangkan kenikmatan perlu disyukuri, padahal Allah
berfirman:
Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur. (QS. Saba[34]:13)
[Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi ra.]
Mampukah kita menghitung nikmat-nikmat Allah Taala yang telah kita dapat hingga saat ini?
Tentulah, TIDAK! Menghitung jumlah nikmat dalam sedetik saja kita tidak mampu, terlebih
sehari bahkan selama hidup kita di dunia ini. Tidur, bernafas, makan, minum, bisa berjalan,
melihat, mendengar, dan berbicara, semua itu adalah nikmat dari AllahTaala, bahkan bersin
pun adalah sebuah nikmat. Jika dirupiahkan sudah berapa rupiah nikmat Allah itu?
Mampukah kalkulator menghitungnya? Tentulah, TIDAK! Sudah berapa oksigen yang kita
hirup? Berapa kali mata kita bisa melihat atau sekedar berkedip? Sampai kapan pun kita
tidak akan bisa menghitungnya. Sebagaiman Allah Taala berfirman,
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Qs. An Nahl: 18)
Lalu, apakah yang harus kita lakukan setelah kita mendapatkan semua nikmat itu?
Bersyukur atau kufur? Jika memang bersyukur, apakah diri ini sudah tergolong hamba yang
mensyukuri nikmat-nikmat itu?
Karena itu, kita Perlu mengetahui bagaimana cara bersyukur kepada Allah Taala dan
bagaimana tata cara merealisasikan syukur itu sendiri. Ketahuilah bahwasannnya Allah
mencintai orang-orang yang bersyukur. Hamba yang bersyukur merupakan hamba yang
dicintai oleh Allah Taala. Seorang hamba dapat dikatakan bersyukur apabila memenuhi tiga
hal:
Pertama,
Hatinya mengakui dan meyakini bahwa segala nikmat yang diperoleh itu berasal dari
Allah Taala semata, sebagaimana firman Allah Taala :
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya). (Qs. An Nahl:
53)
Orang yang menisbatkan bahwa nikmat yang ia peroleh berasal dari Allah Taala, ia adalah
hamba yang bersyukur. Selain mengakui dan meyakini bahwa nikmat-nikmat itu berasal dari
Allah Taala hendaklah ia mencintai nikmat-nikmat yang ia peroleh.
Kedua,
Lisannya senantiasa mengucapkan kalimat Thayyibbah sebagai bentuk pujian
terhadap Allah Taala
Hamba yang bersyukur kepada Allah Taala ialah hamba yang bersyukur dengan lisannya.
Allah sangat senang apabila dipuji oleh hamba-Nya. Allah cinta kepada hamba-hamba-Nya
yang senantiasa memuji Allah Taala.
Sesungguhnya Allah Taala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid
(alhamdulillah) sesudah makan dan minum (HR. Muslim no. 2734).
Bahkan ketika tertimpa musibah atau melihat sesuatu yang tidak menyenangkan, maka
sebaiknya tetaplah kita memuji Allah.
-
.
.
Dari Aisyah, kebiasaan Rasulullah jika menyaksikan hal-hal yang beliau sukai adalah
mengucapkan Alhamdulillah alladzi bi nimatihi tatimmus shalihat. Sedangkan jika beliau
menyaksikan hal-hal yang tidak menyenangkan beliau mengucapkan Alhamdulillah ala
kulli hal. (HR Ibnu Majah no 3803 dinilai hasan oleh al Albani)
Ketiga,
Menggunakan nikmat-nikmat Allah Taala untuk beramal shalih
Sesungguhnya orang yang bersyukur kepada Allah Taala akan menggunakan nikmat Allah
untuk beramal shalih, tidak digunakan untuk bermaksiat kepada Allah. Ia gunakan matanya
untuk melihat hal yang baik, lisannya tidak untuk berkata kecuali yang baik, dan anggota
badannya ia gunakan untuk beribadah kepada Allah Taala.
Ketiga hal tersebut adalah kategori seorang hamba yang bersyukur yakni bersyukur dengan
hati, lisan dan anggota badannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu
Qudamah rahimahullah, Syukur (yang sebenarnya) adalah dengan hati, lisan dan anggota
badan. (Minhajul Qosidin, hal. 305). Syukur dari hati dalam bentuk rasa cinta dan taubat
yang disertai ketaatan. Adapun di lisan, syukur itu akan tampak dalam bentuk pujian dan
sanjungan. Dan syukur juga akan muncul dalam bentuk ketaatan dan pengabdian oleh
segenap anggota badan. (Al Fawaid, hal. 124-125)
Dua Nikmat Yang Sering Terlupakan; Nikmat Sehat Dan Waktu Luang
Hendaklah kita selalu mengingat-ingat kenikmatan Allah yang berupa kesehatan, kemudian
bersyukur kepada-Nya, dengan memanfaatkannya untuk ketaatan kepada-Nya. Jangan
sampai menjadi orang yang rugi, sebagaimana hadits berikut,
Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi shallallahualaihi wasallam bersabda: Dua kenikmatan,
kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang. (HR
Bukhari, no. 5933)
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan: Kenikmatan adalah keadaan yang baik.
Ada yang mengatakan, kenikmatan adalah manfaat yang dilakukan dengan bentuk
melakukan kebaikan untuk orang lain. (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, penjelasan hadits
no. 5933)
Ibnu Baththaal rahimahullah mengatakan: Makna hadits ini, bahwa seseorang tidaklah
menjadi orang yang longgar (punya waktu luang) sehingga dia tercukupi (kebutuhannya)
dan sehat badannya. Barangsiapa dua perkara itu ada padanya, maka hendaklah dia
berusaha agar tidak tertipu, yaitu meninggalkan syukur kepada Allah terhadap nikmat yang
telah Allah berikan kepadanya. Dan termasuk syukur kepada Allah adalah melaksanakan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Barangsiapa melalaikan hal itu,
maka dia adalah orang yang tertipu. (Fathul Bari)
Kemudian sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam di atas kebanyakan manusia tertipu
pada keduanya ini mengisyaratkan, bahwa orang yang mendapatkan taufiq (bimbingan)
untuk itu, hanyalah sedikit.
Ibnul Jauzi rahimahullah menjelaskan: Kadang-kadang manusia itu sehat, tetapi dia tidak
longgar, karena kesibukannya dengan mencari penghidupan. Dan kadang-kadang manusia
itu cukup (kebutuhannya), tetapi dia tidak sehat. Maka jika keduanya terkumpul, lalu dia
dikalahkan oleh kemalasan melakukan kataatan, maka dia adalah orang yang tertipu.
Kesempurnaan itu adalah bahwa dunia merupakan ladang akhirat, di dunia ini terdapat
perdagangan yang keuntungannya akan nampak di akhirat. Barangsiapa menggunakan
waktu luangnya dan kesehatannya untuk ketaatan kepada Allah, maka dia adalah orang
yang pantas diirikan. Dan barangsiapa menggunakan keduanya di dalam maksiat kepada
Allah, maka dia adalah orang yang tertipu. Karena waktu luang akan diikuti oleh kesibukan,
dan kesehatan akan diikuti oleh sakit, jika tidak terjadi, maka itu (berarti) masa tua (pikun).
Maka sepantasnya hamba yang berakal bersegera beramal shalih sebelum kedatangan
perkara-perkara yang menghalanginya. Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin
Abbas, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda menasihati seorang laki-laki:
,
,
,
Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum lima (keadaan). (Yaitu) mudamu sebelum
pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum fakirmu, longgarmu sebelum
sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu. (HR. Al Hakim)
Mengapa Kita Harus Bersyukur?
Karena semua nikmat itu berasal dari Allah Taala
Allah Taala berfirman,
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya). (Qs. An Nahl:
53)
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan
syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (Qs. An Nahl:
114).
Bersyukur merupakan perintah Allah Taala
Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku,
janganlah kalian kufur. (Qs. Al Baqarah: 152)
Pada ayat tersebut Allah memerintahkannya secara khusus, kemudian sesudahnya Allah
memerintahkan untuk bersyukur secara umum. Allah berfirman yang artinya, Maka
bersyukurlah kepada-Ku.
Yaitu bersyukurlah kalian atas nikmat-nikmat ini yang telah Aku karuniakan kepada kalian
dan atas berbagai macam bencana yang telah Aku singkirkan sehingga tidak menimpa
kalian.
Disebutkannya perintah untuk bersyukur setelah penyebutan berbagai macam nikmat
diniyah yang berupa ilmu, penyucian akhlak, dan taufik untuk beramal, maka itu
menjelaskan bahwa sesungguhnya nikmat diniyah adalah nikmat yang paling agung.
Bahkan, itulah nikmat yang sesungguhnya. Apabila nikmat yang lain lenyap, nikmat tersebut
masih tetap ada.
Hendaknya setiap orang yang telah mendapatkan taufik (dari Allah) untuk berilmu atau
beramal senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut. Hal itu supaya Allah
menambahkan karunia-Nya kepada mereka. Dan juga, supaya lenyap perasaan ujub(kagum
diri) dari diri mereka. Dengan demikian, mereka akan terus disibukkan dengan bersyukur.
Jika tidak bersyukur, berarti ia telah kufur
Karena lawan dari syukur adalah ingkar/kufur, Allah pun melarang melakukannya. Allah
berfirman (yang artinya), Dan janganlah kalian kufur. Yang dimaksud dengan kata kufur di
sini adalah yang menjadi lawan dari kata syukur. Maka, itu berarti kufur di sini bermakna
tindakan mengingkari nikmat dan menentangnya, tidak menggunakannya dengan baik. Dan
bisa jadi maknanya lebih luas daripada itu, sehingga ia mencakup banyak bentuk
pengingkaran. Pengingkaran yang paling besar adalah kekafiran kepada Allah, kemudian
diikuti oleh berbagai macam perbuatan kemaksiatan yang beraneka ragam jenisnya dari
yang berupa kemusyrikan sampai yang ada di bawah-bawahnya. (Taisir Karimir Rahman,
hal. 74)
Penopang Tegaknya Agama
Al Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan di dalam sebuah kitabnya yaitu Al
Fawaid, Bangunan agama ini ditopang oleh dua kaidah: Dzikir dan syukur.
AllahTaala berfirman (yang artinya), Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada
kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur. (Qs. Al Baqarah: 152).
Ketika bersyukur kepada Allah, maka Allah akan tambahkan nikmat itu menjadi
semakin banyak
Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (Qs. Ibrahim: 7).
Semua nikmat yang diperoleh, kelak akan dimintai pertanggungjawaban
AllahTaalaberfirman,
Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megahmegahkan di dunia itu) (Qs. At Takatsur: 8).
Syaikh As Sadirahimahullahmenerangkan, nikmat yang telah kalian peroleh di dunia,
apakah benar telah kalian syukuri, disalurkan untuk melakukan hak Allah dan tidak
disalurkan untuk perbuatan maksiat? Jika kalian benar-benar bersyukur, maka kalian kelak
akan mendapatkan nikmat yang lebih mulia dan lebih utama.
Allah Taala berfirman,
Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka
dikatakan): Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu
(saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi
dengan azab yang menghinakan (Qs. Al Ahqaf: 20).
Allah akan memberikan balasan kepada orang yang bersyukur
Sebagaimana firman Allah Taala,
Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur (Qs. Ali Imran:145)
Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang mengingat nikmat Allah Taala dengan
bersyukur.
Ya Allah! Berilah pertolongan kepadaku untuk menyebut namaMu, syukur kepadaMu dan
ibadah yang baik untukMu.
Wallahu waliyyut taufiq
***
Pada suatu masa, ketika Nabi Muhammad SAW sedang tawaf di Ka'bah, baginda
mendengar seseorang dihadapannya bertawaf sambil berdzikir:
"Ya Karim,,, Ya Karim..."
Orang itu berhenti di satu sudut Ka'bah dan menyebutnya lagi, "Ya Karim,,, Ya
Karim..."Rasulullah yang berada dibelakangnya menyebutnya lagi, "Ya Karim,,, Ya
Karim..."
Mendengar kata-kata orang badui itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu berkata:
"Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?"
"Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah
melihatnya dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah
bertemu dengannya." jawab orang Arab badui itu.
Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua kaki Rasulullah SAW.
Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badui itu seraya
berkata:
"Wahai orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan ini seperti biasanya
dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya.
Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur,
yang diminta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira
bagi orang yang beriman dan membawa berita menakutkan bagi yang
mengingkarinya."
Ketika itulah malaikat Jibril untuk membawa berita dari langi, dia berkata:
"Ya Muhammad, Tuhan As Salam menyampaikan salam kepadamu dan
berfirman: 'Katakan kepada orang Arab itu agar tidak terpesona dengan belas
kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allahakan menghisabnya di hari Mahsyar nanti,
akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar."
Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula
berkata:
"Demi Keagungan serta Kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan
atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengan-Nya."
Mendengar ucapan orang badui itu, maka Rasulullah SAW pun menangis
mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu sehingga air
mata meleleh membasahi jenggotnya.
Betapa sukanya orang Arab badui itu, apabila mendengar berita itu dan
menangis karena tidak berdaya menahan rasa terharu.