Kelas : VIII. 6
A. Ayat-ayat yang berkenaan dengan akidah :
1. Dalil tentang Akidah :
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. (Q.S. An-Nisa:
36)
Artinya:
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah.. (Q.S. Al-Hasyr : 7)
Artinya:
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Ali-Imran : 31)
Artinya:
Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil) (Q.S. Al-Baqarah : 185)
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu. QS Adz-Dzaariyat : 56.
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang
yang sebelummu, agar kamu bertakwa. QS Al-Baqarah : 21
Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah
pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat). (Qs. AlIsra: 78)
ala
sayidinaa
hadirin yang dimuliakan Alloh SW. Pertama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puji
syukur kepada Alloh SWT yang telah memberikan kita nikmat.
Solawat beserta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa umatnya dari jaman jahiliyyah hingga ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan
ilmiah.
Pada kesempatan kali ini ijinkanlah saya
MENSYUKURI NIKMAT ALLOH SWT.
menyampaikan
tausiyah
yang
berjudul
Para hamba alloh dan kekasih rosululloh yang berbahagia. Alloh SWT telah memberikan kita
nikmat yang sungguh banyak, nikmat yang tidak terhitung jumlahnya, sehingga apabila semua
orang pintar, semua orang pandai, semua orang cerdas, semuanya dikumpulkan untuk
menghitung nikmat alloh niscaya tidak akan bisa, tidak akan sanggup menghitung nikmat alloh
yang sangat banyak. Sebagaimana firmannya yang berbunyi : WAIN TAUDDUU
NIMATILLAAHI LATUHSUHAA. Artinya : Dan jika kamu hitung nikmat Alloh SWT
niscaya takkan sanggup menghitungnya
Maka dari itu, Ayo! Kita sama-sama mensyukuri nikmat Alloh, karena apabila kita bersyukur
atas segala nikmatnya, niscaya Alloh akan menambah nikmatnya. Dan apabila kita kufur
terhadap nikmat Alloh, maka kita akan mendapatkan adzab yang sangat pedih.
hadirin yang dimuliakan oleh Alloh SWT.
Maka dari itu, marilah kita angkat tangan kita tinggi-tinggi, kita tundukkan kepala kita, kita
tundukkan hati kita, kita berdoa kepada Alloh ilahi Robbi.
Astagfirulloh aladzimi, alhamdulillahi robbilalamin, Allohumma sollialaa sayyidinaa
muhammad.
Ya Alloh ..... Ya Rohman ..... Ya Rohim ....
Jadikanlah kami, hamba yang selalu bersyukur atas segala nikmatmu. Jadikanlah kami hamba
yang bertaqwa dan taat kepada perintahmu ya robbi.
Ya Alloh .... Ya Ghoffar ..... Ya Tawwab ......
Ampunillah dosa-dosa kami dan dosa ayah ibu kami, sayangilah mereka sebagaimana mereka
menyayangiku di waktu kecil.
Sahabat-sahabatku yang berbahagia!
Setelah saya menyampaikan pidato tadi, saya dapat menggarisbawahi dan menarik kesimpulan :
Bahwa kita wajib bersyukur kepada Alloh dengan menjalankan segala perintahnya dan
menjauhi larangannya.
Hadirin yang dimuliakan pleh Alloh SWT. Saya rasa cukup untuk pidato saya kali ini. Mohon
atas salah-salah kata dalam penyampaian pidato ini. Saya akhiri dengan Billahi Taufik
Walhidayah, Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh.
Puji dan syukur kita sanjungkan kepada Allah swt., karena dengan limpahan ramat-Nya kita
sekalian bisa mengikuti aktivitas berupa kuliah tujuh menit, tanpa ada halangan suatu apapun.
Mudah-mudahan kegiatan semacam ini senantiasa mendapat ridha Allah swt., amin.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad Saw.,
karena dengan menyebarnya Islam ke penjuru pelosok dunia, kita bisa memedakan yang haq dan
yang bathil berkat Hidayah Allah swt.
Kalau kita mau merenung akan keberadaan manusia hidup didunia ini, tentu saja kita akan
menyadari, bahwa kita satu-satunyah mahluk yang lemah, tanpa daya kekuatan sama sekali. Kita
bisa berkedip, bergerak, bahkan bisa berjalan menuju temat ini semata-mata anugrah dari Allah
Swt. Tanpa pemberian-Nya, maka janganlah bisa berjalan, bergerak pun saja kita tidak akan
mampu. Mengingat hal semacam ini, lalu timbul kesadaran dalam hati kita masing-masing.
Bahwa patutkah manusia ini mempunyai sifat sombong terhadap sesamanya? Bagi orang yang
sesungguhnya beriman, maka dengan tegas menjawab: bahwa takabur tidak patut dimiliki
manusia. Tidak sedikit manusia takabur sebab harta yang melimpah dimilikinya, rupa yang
tampan dan cantik, mempunyai pangkat dan kedudukannya. Bila hal-hal semacam itu dijadikan
bahan takabur, maka model orang semacam ini kurang berfikir dan amat Allah.
Bagi orang-orang yang takabur dalam hidup ini, maka akan mendapatkan balasan berupa neraka,
karena sesorang yang dalam hatinya menyelinap sifat takabur, sekalipun sekecil semut maka
bisa menghalangi masuk surga.
Nabi saw. Bersabda:
Artinya: tidak masuk surga orang yang ada dalam hatinya seberat semut daripada takabur.
(HR.Muslim dan Tirmidzi).
Maka sifat takabur haruslah kita basmi jangan sampai tersisa dalam hati orang-orang islam,
karena sifat takabur adalah suatu perkara yang merusak manusia. Nabi saw. Bersabda:
Artinya: tiga perkara yang merusak, perangai kikir yang ditaati, hawa nafsu yang selalu diikuti
dan sombong ujub pada diri sendiri. (HR.Thabrani).
Berkaitan dengan sifat takabur ini Nabi kita Muhammad Saw. pernah menyampaikan pesan
kepada Tsalabah dan pesan tersebut berlaku juga untuk kita semua:
Artinya: Ya Tsalabah Apabila kamu telah menjumpai manusia yang kikir dan mentaatinya, dan
manusia yang selau mengikuti hawa nafsunya, dan dunia yang dimuliakan turun temurun, dan
kamu jumpai juga manusia masing-masing telah berperangi ujub, maka jaga saja dirimu
sendiri. (HR.Abu Daud).
Dengan bahayanya sifat takabur itu, maka kita harus sadar, bahwa manusia mahluk yang
lemah tanpa daya kekutan apapun, segala yang ada pada diri kita semata-mata anugerah dari
Allah swt. Kalau kita mau merenung betul tetang keberadaan manusia yang sesungguhnya, maka
takabur tidak sampai ada pada hati orang-orang beriman, sekalipun manusia itu berhasil dan
sukses dalam hidupnya. Mudah-mudahan Allah menjauhkan sifat sombong dari diri orang-orang
beriman.
Kiranya sampai di sini dulu materi tentang sifat takabur dan penjelasan singkat tentang
bahayanya. Mudah-mudahan membawa manfaat bagi saya peribadi, dan umunya hadirin
sekalian, amin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, marilah bersama sama kita senantiasa bersyukur kepada Allah
yang telah melimpahkan nikmat kepada kita diantaranya nikmat yang berupa iman dan Islam
serta umur panjang. Marilah kita syukuri nikmat nikmat tersebut dengan meningkatkan iman dan
ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah perintah Nya dan menjauhi
semua larangan Nya, termasuk berusaha belajar untuk berprilaku tawadlu dan menjauhi sifat
sombong.
Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, apa yang dimaksud tawadlu itu ? dan bagaimana ciri cirinya
orang yang berprilaku tawadlu itu ?. Tawadlu itu bukanlah rendah diri atau minder tetapi
tawadlu itu merupakan salah satu akhlaq mulia dari Rasulullah yaitu sifat rendah hati, sifat tidak
suka menonjol. Allah berjanji : Barang siapa yang suka berprilau tawadlu karena Allah maka
Allah akan mengangkat derajatnya. Jadi tawadlu itu merupakan sarana bagi kita untuk selalu
dekat kepada Allah, sarana untuk mencintai dan dicintai Allah dan kalau kita mau mengamalkan
prilaku tawadlu dalam kehidupan kita sehari hari insya Allah kita akan selamat terbebas dari
dosa dan akan mendapat kebahagiaan didunia dan kebahagiaan di akhirat.
Kebalikannya sifat tawadlu adalah takabur alias sombong atau tinggi hati. Sifat sombong ini
adalah salah satu sifat tidak terpuji. Dan sifat ini dibenci oleh Allah. Oleh sebab itu janganlah
sifat ini kita pelihara. Rasulullah pernah mengingatkan : Barang siapa yang didalam hatinya
ada sifat takabur atau sombong biarpun itu sebesar zaroh, maka tiada hak baginya masuk surga
.
Bapak Ibu mengapa sifat takabur ini menjadi tabir atau penghalang bagi seseorang yang
memilikinya dengan surga ? Sebab tidak lain karena sifat takabur merupakan batas pemisah
antara seorang muslim dengan muslim yang lainnya, antara yang berakhlak mulia dengan yang
berakhlak tercela. Tawadlu merupakan pintunya
surga, sedangkan takabur itu yang
menyebabkan terbukanya pintu neraka.
Orang yang melihara sifat takabur adalah orang yang merugi. Rasulullah menjelaskan ada dua
macam sifat yang merupakan himpunan dari sifat takabur yaitu : Takabur itu menolak
kebenaran dan menghinakan makhluk . Dalam hadits diatas disebutkan dua macam sifat yang
menjadi dasar kesombongan yaitu menolak atau enggan menerima kebenaran, sedang yang
kedua menganggap hina, rendah dan kecil kepada orang lain.
Jadi jelaslah orang yang merasa lebih tinggi, lebih hebat, lebih mulia, pasti tidak mau menerima
kebenaran atau nasehat orang lain dan sudah pasti pula suka meremehkan atau menghinakan
orang lain. Orang semacam ini adalah orang yang sedang menderita penyakit hati yaitu takabur.
Dan Allah sangat benci dengan orang yang sombong.
Tidak ada seorang manusiapun yang pantas mengenakan jubah kebesaran atau kemuliaan Allah.
Orang yang berprilaku sombong diibaratkan seperti orang yang mengambil tanpa ijin selendang
dan sarungnya Allah dan balasannya orang yang sombong tidak lain adalah neraka jahanam.
Didalam hadiats Qudzi Allah berfirman : Kesombongan itu adalah selendang Ku dan
kebesaran adalah sarung Ku, maka barang siapa mengambil salah satu dari keduanya kelak
pasti akan Ku lemparkan ia ke dalam jahanam dan tidak akan Ku perdulikan lagi .
Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, kita mesti hati hati dan mohon pertolongan Allah, mudah
mudahan kita dipelihara dari hal hal yang menyebabkan kita menjadi takabur. Karena menurut
Imam Al Ghozali ada tujuh perkara yang menyebabkan orang itu menjadi takabur yaitu :
Ilmu pengetahuannya
Amal dan ibadahnya
Keturunan atau nasabnya
Kegantengan dan kecantikannya
Harta kekayaannya
Kekuatan dan ketangkasan tubuhnya
Banyaknya pengikut atau anak buahnya.
Saya akhiri ceramah ini semoga dapat bermanfaat, kurang lebihnya mohon maaf,
billahitaufiq walhidayah, Ihdinassirotol mustakim....
Wassalamualaikum Wr.Wb