Yang artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan
menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu”
Hadirin Rahimakumullah
Lalu bagaimana cara kita ber-birrul waalidain, berbuat baik dan berbakti kepada kedua
orang tua kita? Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Isro ayat 23, yang artinya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
Hadirin Rahimakumullah
Bisa ditarik kesimpulan bahwa wajib hukumnya bagi kita untuk berbuat baik dan berbakti
kepada orangtua. Jaga dan muliakanlah mereka. Jangan pernah menyakiti hati dan perasaaannya,
karena ridho Allah terletak pada ridho kedua orang tua kita, dan murka Allah terletak pada
mereka. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. “Ridhollooh fii ridhol waalidain, wasukhtullooh
fii sukhtil waalidain”
Hadirin Rahimakumullah
Demikianlah ceramah yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi
kita semua. Jika ada kebenaran, itu semata-mata dari Allah SWT. Dan jika ada kesalahan, itu
semata berasal dari kelemahan saya sebagai seorang manusia.
Jika ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umur yang panjang,
bolehlah kita berjumpa lagi. Burung Irian burung Cendrawasih. Cukup sekian dan terima kasih.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah
Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
SHALAT LIMA WAKTU
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan ceramah dengan
berjudul “Shalat lima Waktu”.
Allah dan Rasul-Nya banyak memberi tahu kita tentang pentingnya mendirikan shalat.
Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “sholat adalah tiang agama”. Analogi
paling sederhana tentang shalat dalam agama Islam adalah shalat sebagai tiang sebuah bangunan
bernama agama Islam.
Apabila tiang itu rapuh atau roboh, maka bisa dipastikan bangunannya juga ikut roboh
karena kehilangan penyangga. Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman, yang bunyinnya:
Artinya: “Dan dirikanlah sholat dan tunaikankanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang
yang ruku”.
Jelas kita baca dalam ayat di atas bahwa Allah menggunakan kata perintah, yang mana
kata perintah dalam Al-Qur’an mempunyai makna wajib dilakukan. Shalat di sisi lain juga
mempunyai banyak keutamaan-keutamaan yang sangat besar. Dalam salah satu riwayat hadis
Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Seandainya mereka tahu pahala sholat subuh dan asar,
niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak”.
Potongan hadist riwayat Imam Bukhori di atas memberi kejelasan akan keutamaan shalat.
Dalam shalat subuh saja terdapat banyak keutamaan yang bisa kita raih, salah satunya
mendapatkan persaksian dari malaikat subuh. Begitu juga dalam shalat wajib yang lain Allah
menawarkan pada hambanya pahala yang banyak.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT.
Shalat dalam aplikasinya tidak hanya menjadi sekedar kewajiban yang harus ditunaikan,
tapi lebih dari itu. Shalat merupakan bukti iman seseorang terhadap Allah SWT. Berapa banyak
manusia sekarang yang meninggalkan sholat tanpa ada rasa sesal dalam hati? Berapa banyak
anak muda sekarang yang mudah meninggalkan sholat subuh hanya karena menonton bola
semalaman? Berapa banyak juga pekerja yang meninggalkan sholat hanya demi pekerjaannya?
Pertanyaan-pertanyaan di atas sudah seharusnya kita jawab dengan membuktikan bahwa kita
tidak seperti itu. Dalam hadist sahih diriwayatkan bahwa yang membedakan antara seorang
mukmin dengan kafir adalah sholat. Lantas bagaimana nasib orang-orang yang disebutkan
diatas? Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maa’un tentang orang-orang yang lalai terhadap
sholatnya, ayat itu berbunyi:
Artinya: “Maka celakalah orang yang shalat (4) (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap
shalatnya (5)”.
Allah SWT. mensifati orang-orang yang lalai dalam shalatnya dengan kalimat celaka.
Kalimat celaka ini biasanya juga Allah pakai untuk mensifati orang kafir dan munafik, berarti
dengan kata lain, orang yang lalai terhadap shalatnya bisa disejajarkan dengan orang kafir dan
munafik. Maka tidak heran dalam hadist Nabi Muhammad di atas dijelaskan bahwa yang
menjadi pembeda antara mukmin dengan kafir adalah shalatnya.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT.
Sebagai pelecut kita dalam beramal, Allah memberi ganjaran yang tidak tanggung-
tanggung bagi siapa yang mentaati perintah-Nya, dalam surat An-Nisa ayat 69 Allah berfirman:
Artinya: “Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Muhammad) maka mereka itu akan
bersama-sama dengan orang yang diberi nikmat oleh Allah. (yaitu) Para Nabi, para pecinta
kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah sebaik-baik
teman”.
Akhirnya, sebelum saya selesaikan ceramah ini, mari kita berdoa kepada Allah SWT. agar
dijauhkan dari perilaku orang yang melalaikan shalat dengan sengaja dan diberikan kemampuan
untuk saling menasehati dalam kebaikan dan kebenaran.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT.
Demikianlah ceramah yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita
semua. Jika ada kebenaran, itu semata-mata dari Allah SWT. Dan jika ada kesalahan, itu semata
berasal dari kelemahan saya sebagai seorang manusia.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah
Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh