Anda di halaman 1dari 3

Hadirin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah,

Sebagai hamba Allah yang selalu ingin mengharap rahmatNya, Marilah selalu kita tingkatkan
iman dan taqwa kita kepadaNya karena selagi nafas kita masih berhembus berarti kita masih
diberi kesempatan oleh Allah untuk memper-baiki diri sebagai jalan menggapai keagungan
rahmat Allah swt..

Hadirin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah,

pada khutbah kali ini saya akan menyampaikan sebuah kisah dari salah satu shahabat
rasulullah SAW, yang patut untuk kita ambil hikmahnya khususnya bagi kita para pelajar dan
semua orang yang berkecimpung di dunia pendidikan. Sahabat itu adalah Abdullah ibnu Abbas
R.a.
Saat Rasulullah SAW wafat, Shahabat Ibnu Abbas ra, masih berusia 13 tahun. Dan diusia yang
sangat muda itu hampir seluruh waktunya beliau manfaatkan untuk mencari ilmu agama dari
para shahabat – shahabat senior. Suatu saat beliau berkunjung kerumah salah seorang
shahabat untuk belajar ilmu agama, tapi shahabat yang dikunjungi itu sedang tidur. Maka beliau
menggelar selembar kain dan duduk menunggu di depan rumah shahabat itu sampai dia
bangun, sampai-sampai dalam penantian itu wajah, jubah dan tubuh beliau kotor oleh debu dan
pasir. Setelah shahabat itu bangun, beliau bertanya tentang masalah agama. Namun Sahabat
ini malah berkata, wahai Ibnu Abbas “Engkau ini adalah keponakannya Rasulullah, kenapa kau
susah-susah datang kesini, harusnya kau panggil saja aku kerumahmu, aku pasti akan dating
kerumahmu.

Kemudian Ibnu Abbas menjawab, “Aku ini sedang menuntut ilmu, jadi akulah yang wajib
mendatangimu. Sebab ilmu itu didatangi, bukan mendatangi”

Subhanallah…!

Betapa hebatnya ma’asyiral muslimin, semangat dan perjuangan Shahabat ibnu Abbas dalam
mencari ilmu. Dan karena perjuangan itulah beliau mendapat berbagai prestasi. Beberapa
diantaranya Beliau pernah diangkat menjadi penasehat khalifah Umar bin khattab pada usia 17
th, beliau mendapat gelar Turjuman Al-Qur’an (juru bicaranya Al-Qur’an) karena
kemampuannya dalam memahami Al-Qur’an, Habrul Ummah (gurunya para umat) karena
beliau adalah rujukan utama dalam mencari solusi permasalahn – permasalahan umat pada
waktu itu), dan Ra’isul mufassirin (pemimpin para imam ahli tafsir) karena beliaulah pelopor
para imam mufassirin. Dan masih banyak gelar lain yang beliau sandang.

Hadirin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah,

Dari kisah shahabat ibnu Abbas ini, setidaknya ada 2 pelajaran berharga yang bisa kita ambil.
Yang pertama adalah jika kita ingin jadi mulia, baik mulia disisi Allah maupun mulia disisi
manusia, maka kita harus menuntut ilmu sebanyak – banyaknya. Utamanya ilmu Agama.
Karena Allah SWT berfirman :
‫َي ْر َفِع ُهَّللا اَّلِذيَن آَم ُنوا ِم ْنُك ْم َو اَّلِذيَن ُأوُتوا اْل ِع ْلَم َد َر َج اٍت َو ُهَّللا ِبَم ا َت ْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر‬.
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu
beberapa derajat, dan Allah maha mengetahui atas apa-apa yang kalian kerjakan.

Juga sabda Rasulullah :

‫ْل‬ ‫ْل ْل‬ ‫ْل ْل‬


‫َم ْن َاَر اَدالُّد ْن َي ا َفَع َلْي ِه ِبا ِع ِم َو َم ْن َاَر اَداَالِخَر َة َفَع َلْي ِه ِبا ِع ِم َو َم ْن َاَر اَد ُه َم ا َفَع َلْي ِه ِباَلِع ِم‬
“Barangsiapa ingin kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin kehidupan
akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin keduanya (kehidupan dunia dan akhirat)
maka juga harus dengan ilmu.”

Yang kedua adalah bahwa dalam dalam menuntut ilmu ataupun dalam kehidupan kita secara
umum yang paling utama untuk kita lakukan adalah Adab atau tata krama. Karena puncak dari
ilmu adalah akhlakul karimah atau budi pekerti. Rasulullah SAW bersabda :

‫َم ِن اْز َداَد ِع ْلًما َو َلْم َي ْز َد ْد ُه ًد ى َلْم َي ْز َد ْد ِمَن ِهَّللا ِاَّال ُبْع ًد ا‬
“Barang siapa makin bertambah pelajaran ilmunya dan tidak bertambah hidayahnya, maka ia
akan makin jauh dari Allah”

Hadist ini menjelaskan pada kita secara gamblang mengenai ciri – ciri ilmu yang bermanfaat
dan membawa berkah.

Dalam hadist ini dijelaskan bahwa orang yang ilmunya itu bertambah akan tetapi hidayahnya
atau perilaku akhlaknya tidak bertambah baik maka dia akan semakin jauh dari Allah SWT. Dan
itu artinya ilmunya tidak bermanfaat atau kurang barokah.

Maka dari itu, jika ada orang yang ilmunya itu bertambah tapi sombongnya juga berta,
bohongnya bertambah, dengkinya bertambah, serakahnya bertambah dan mulutnya selalu
menyakiti orang lain itu artinya ilmunya tidak manfaat dan dia akan semakin jauh dari Allah
SWT dan ra.

Ilmu harus mampu menyeimbangkan antara rasio dan roso atau antara otak dan hati agar ilmu
itu bisa mendatangkan rahmat , keberkahan dan kemuliaan hidup dari Allah SWT.
,
Inilah seklumit khutbah kali ini, semoga dapat membawa manfaat bagi kita semua dan semoga
Allah akan menyisihkan kita semua menjadi hamba – hambanya yang mendapatkan ilmu
manfaat dan kemuliaan hidup didunia terlebih di akhirat kelak. Aamiin…2x, yaa Rabbal aalamiin
‫َأُق ْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو اْس َتْغ ِفُر َهللا اْلَعِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َفاْس َتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬إَّن ُه ُه َو اْلَغ ُف ْو ُر‬
‫الَّر ِح ْي ُم‬

Anda mungkin juga menyukai