Pertama tama kita bersyukur kepada Allah yg mana allah telah memberikan
nikmatnya kepada kita dari nikmat sehat baik rohani maupun
jasmani,aman,waras,lancar dan masih banyak lagi nikmat allah yg tak terhitung
sampai kepada kita, lalu kita syukuri dengan ucapan alhambulillahi robbilalamin...
Yang kedua tak lupa pula shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW. Serta keluarganya, sahabat
sahabatnya, bahkan semua pengikutnya hingga akhir zaman....Amin
Dan ketiga kalinya saya bersyukur kepada teman teman dan guru guru yang
telah menyempatkan untuk hadir didalam kelas ini ....
Artinya: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (QS: Al-Alaq)
Wahyu yang paling pertama memang tidak secara gamblang memberikan
perintah belajarlah, tapi bacalah, namun perintah adalah perintah tersirat untuk
belajar, karena membaca adalah cara yang paling sederhana dalam belajar. Segala
bentuk ilmu diawali dengan membaca baik untuk ayat-ayat yang tertulis maupun
ayat-ayat yang ada di alam.
Wahyu pertama yang turun tidak sama sekali memberikan petunjuk tentang ibadah
Sholat, puasa, zakat dan Haji akan tetapi seruan untuk membaca. Beberapa ulama
berpendapat dari ayat yang memberikan gambaran bahwa lebih utama orang yang
berilmu dibandingkan dengan orang yang beribadah. Hal ini juga diambil dari Hadis
Rasulullah SAW yang artinya : "Keutamaan orang yang berilmu dibanding dengan
ahli ibadah, seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang.
Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah
mewariskan dinar dan dirham, (tetapi) mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mampu
mengambilnya, berarti dia telah mengambil keberuntungan yang banyak." [HR.Abu
Dawud (3641), At-Tirmidzi(2682)].
Karena pentingnya posisi ilmu dalam kehidupan manusia, Allah sampai memberikan
perintah bagi seluruh manusia tanpa pandang bulu, sebagaimana Hadis Rasulullah
Mencari ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim
perempuan. (HR. Ibnu Abdil Barr)
Dari hadis ini memberikan gambaran mengenai pentingnya menuntut ilmu bagi
semua orang tidak hanya kaum pria tapi juga wanita, dan dari hadis ini pula
memberikan gambaran bahwa Islam tidak mendiskriminasi wanita dalam menuntut
ilmu, seperti banyak tudingan yang dilontarkan golongan tertentu.
Menuntut ilmu hukumnya adalah fardu, segala sesuatu yang dilakukan harus dengan
ilmu, beribadah tanpa ilmu adalah sesat bahkan seorang non muslim bernama
Einstein pun mengakui hal ini, sedangkan ilmu tanpa agama adalah buta. Oleh karena
kedua hal ini sangat baik jika dikembangkan bersama-sama. Ibadah yang dilakukan
hendaknya disertai dengan ilmunya, hukum dan rukunnya. Tanpa ilmu mustahil dapat
menjalankan ibadah dengan benar dan sesuai dengan Syariat.
Ilmu yang dituntut tidak semata-mata hanya untuk beribadah tapi juga untuk urusan
dunia, karena sebuah riwayah menjelaskan bahwa manusia dianjurkan untuk
mengejar akhirat seolah-olah kamu akan hidup selamanya dan kejarlah akhiratmu
seolah-olah kamu akan kembali kepada-Nya esok. Sudah barang tentu untuk dapat
bertahan dalam kehidupan harus disertai dengan ilmu karena tanpa ilmu seorang tidak
akan memiliki nilai apa-apa. Menuntut ilmu seperti kedokteran, kesehatan , jual beli,
hukum, ilmu alam dan ilmu sosial juga merupakan kewajiban meskipun sebagian
ulama menggolongkan hukumnya pada fardu khifayah.
Namun dalam menuntut ilmu juga ada batasan, seperti menuntut ilmu yang
menjadikan seseorang menjadi sirik atau bahkan merusak diri sendiri seperti ilmu
sihir, ilmu santet dan ilmu kebal. Ilmu yang membawa lebih banyak Mudharat bagi
diri sendiri maupun bagi orang lain tentunya harus dihindari.
Saran ini disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib ketika nabi masih hidup dan pada saat
tersebut nabi diam sedang diamnnya nabi adalah tanda setuju dengan kata lain,
diamnya nabi kala itu memberikan pembenaran atas perkataan dari Ali. Orang yang
berilmu akan lebih sulit disesatkan oleh Sayitan dibandingkan dengan orang yang
tidak berilmu
Seorang yang alim lebih sulit digoda oleh syaitan dari pada 1000 ahli ibadah (yang
tidak berilmu)(HR.Tirmidzi)
Tentu saja sangat banyak manfaat dari seseorang yang menuntut ilmu. tidaklah cukup
waktu hanya untuk membahas keutamaan dari ilmu, seperti salah satu contohnya
keutamaan ilmu dimasukkan ke dalam amal jariah yang tidak terputus pahala bagi
yang menyebarkan meskipun telah meninggal oleh karena itu marilah perbanyak
menuntut ilmu baik ilmu dunia maupun akhirat dan janganlah pelit membagikan ilmu
tersebut karena sesungguhnya itu adalah amalan jariah yang tiada terputus pahalanya.
Allahu A'lam. Akhir kata, Nuun, walqalami wamaa yasthuruun, Fastabiqul khairot.
Sekianlah ceramah singkat dari saya, mudah-mudahan apa yang saya sampaikan
dapat diambil manfaatnya untuk kebaikan kita semua. Banyak kurangnya saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya, kepada Allah saya mohon ampun.
Akhir kalam, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.