A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny R
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Arimbi RT 07 Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin
Status Marital : Menikah
Agama : Islam
Suku : Sumatera
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal MRS : 2 Juli 2016
No Rekam Medis : 958xxx
Sumber Informasi : Data Pasien dan Keluarga Pasien
Keluarga terdekat yang dapat segera dihubungi : Bp D
Pola Eliminasi :
Sebelum masuk RS: Klien BAB 1 kali sehari dan cair, dan BAK 3 kali per hari
Selama sakit :Klien BAK menggunakan cateter, dengan warna urine merah
pekat. Output urin 1565 cc/24 jam. Klien belum BAB selama
dirawat di ruang intensif.
Keterangan :
0 = Mandiri
1 = Memerlukan Alat
2 = Memerlukan Bantuan
3 = Memerlukan alat dan bantuan
4 = Tergantung
Keterangan:
= laki-laki
=Laki-laki
= perempuan
=Perempuan
= pasien
=Pasien
=meninggal
=Meninggal
=serumah
=serumah
Klien merupakan anak ketiga dari enam bersaudara, kedua kakak klien sudah menikah.
Klien juga sudah menikah dan tinggal berdua dengan suami dan satu orang anaknya.
V. ASPEK PSIKOSOSIAL
GCS klien DPO , E4,Mx,Vt, terpasang ETT pada trcheostomy.
1. Pola pikir dan persepsi : tidak dapat dikaji
2. Persepsi Diri : tidak dapat dikaji
3. Suasana Hati : tidak dapat dikaji
4. Hubungan / Komunikasi : tidak dapat dikaji
5. Pertahanan Koping : tidak dapat dikaji
6. Sistem Nilai Kepercayaan : tidak dapat dikaji
Pengkajian Sistem
1. Sistem Neurologi
Kesadaran : GCS tidak dapat dikaji, karena klien dibawah pengaruh obat..
Kejang : tidak terdapat kejang saat pengkajian.
Reflek Hamer :tidak dapat dikaji
Trauma : Servikalis
2. Sitem Penglihatan
Bentuk : simeteris
Visus : tidak dikaji
Konjungtiva : anemis
Ukuran Pupil : isokor, RC +/+
Akomodasi : baik
Tanda radang : tidak ada
Alat bantu : pasien tidak menggunakan alat bantu melihat
Operasi : Operasi Cesaria
3. Sistem Pendengaran (THT)
ABD : tidak menggunakan ABD
Reaksi alergi : tidak ada
Kesulitan menelan : terpasang ETT di mulut
Keluhan : tidak dapat dikaji.
4. Sistem Pernafasan
Pola Nafas : tidak teratur
Respirasi Rate : 27 x / menit
Suara paru : ronchii (+), wheezing (-)
Sesak nafas : terdapat sesak nafas.
Batuk : reflek batuk lemah
Sputum : ada saat suctioning, jumlah banyak, lebih kurang 50
cc, warna putih, dan kental
Nyeri :5
Trauma dada : tidak ada
5. Sistem Kardiovaskuler
HR : 97 x / menit
TD : 118 / 63 mmHg
MAP : 91 mmHg (normal)
CRT : 2 detik
Suara Jantung : BJ I-II (+), gallop (-), murmur (-)
Edema : terdapat edema pada tungkai
Nyeri : tidak dapat dikaji
Palpitasi : sinus rhytm, Sinus tachycardi
BAAL : tidak dapat dikaji
Perubahan Warna Kulit : mukosa bibir kering dan pecah-pecah.
Kuku : terlihat pucat
Akral : teraba dingin
Clubbing finger : tidak ada
6. Sistem Pencernaan
Nutrisi :
Intake total 24 jam : 2365 ml
Output total 24 jam : 2140 ml
Nafsu Makan : tidak dapat dikaji
Jenis Diet : Diet Cair kalori sebanyak 4 x 200 kkal, diet entremix
3 x 150 kkal.
Mual, muntah : (-)
BB : 50 kg
TB : 154 cm
Eliminasi :
BAB : belum
BAK :menggunakan pempers, dan kateter urin, urin berwarna
merah.
Kateter : memakai kateter
Urin Output : 1560 ml/24 jam
IWL : 500 ml/24 jam
7. Sistem Reproduksi :.
GPA :G1P1A0, kelahiran anak pertamanya dengan Operasi
Caesaria.
Perdarahan :tidak dapat dikaji
Keluhan : tidak dapat dikaji
8. Sistem Muskuloskeletal :
Kekuatan Otot :
1 1
1 1
Pergerakan ekstremitas :ekstremitas atas dan bawah pasien tidak dapat bergerak
sendiri (dengan keinginan pasien), Terpasang CVC di
vena subclavia dextra.
Nyeri : 5 (saat dilakukan suction)
Edema : tidak terdapat edema pada ekstremitas.
9. Sistem Integumen :
Warna kulit : pucat.
Integritas : kulit tampak kering dan pucat, terdapat luka dekubitus
grade 1
turgor kulit : tidak elastis, CRT 2 detik
Terapi IVFD
5. Omeprazole 1 x 40 mg
6. Precedex 0,2-0,7/u/kg/jam
7. Paracetamol 3 x 1 g
8. Levofaxocin 1 x 350 mg
Kontaminasi kuman
patugen ke saluran nafas
bawah
Ketidakefektifan pola
nafas
X. PRIORITAS MASALAH
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b. Ketidakefektifan pola nafas
c. Gangguan pertukaran gas
d. Risiko tinggi infeksi
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan pertukaran gas b.d - mengatur posisi pasien supinasi (jam 13.05) Jam 15.00-21.00
sekresi tertahan dan proses - memberikan terapi oksigenasi, memantau FiO2 yang S:-
penyakit dialirkan melalui ventilator (jam 13.10, Fi O2 40 %) O:
- mengobservasi tanda – tanda vital (jam 13.15) - Ventilator terpasang baik, Fi O2 40 %, mode SIMV (jam 15.00)
HR=120 x/menit - TTV jam 15.00
RR=23 x/menit HR=94 x/menit
TD=133/90 mmHg RR=21 x/menit
T=36,7 0C TD=101/50 mmHg
- monitor nilai AGD (jam 13.00) T=36,80C
Jam 13.00 - Hasil AGD jam 15.00
Ph=7,430 Ph=7,05
PCO2= 30,9 mmHg PCO2=47,5 mmHg
PO2=192,0 mmHg PCO2=58,3 mmHg
HCO3=20,7 mmol/L HCO3=24 mmol/L
A: masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Atur posisi klien semi fowler
- Berikan terapi oksigen, pantau pemakaian ventilator
- Observasi tanda-tanda vital
- Monitor nilai AGD
Resiko tinggi terjadinya Jam 13.30 Jam 19.00
infeksi saluran nafas b.d - Memonitor TTV S: Tidak bisa dikaji
pemasangan selang HR=120 x/menit
endotracheal RR=23 x/menit O:
TD=133/90 mmHg - TTV:
T=36,7 0C HR=98 x/menit
- Melakukan perawatan mulut dan perawatan pipa RR=21 x/menit
trakeostomi TD=101/70 mmHg
- Mengobservasi adanya tanda infeksi dengan melakukan T=36,80C
penilaian berkala clinical pulmonary infection score (CPIS) - Dilakukan perawatan mulut dan trakeostomi setiap pagi.
untuk mengtahui adanya kemungkinan infeksi akibat - Skor CPIS: 2
penggunaaan ventilator - Diberikan antibiotic meropenem 3x 1 (IV), Omeperazole mg
- Memberikan kompres hangat di dahi dan axial bila ada 1x 40 mg (IV)
peningkatan suhu tubuh
- Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian A: Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas
antipiretik berupa paracetamol
- Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotic P: Intervensi dilajutkan
meropenem 3x 15
Nama Pasien : Ny R
Diagnosa :VAP
Hari, Tanggal : Sabtu, 16 Juli 2016
Diagnosa Tindakan EVALUASI (SOAP)
Ketidakefektifan bersihan - Mengkaji fungsi pernafasan (jam 08.00) Jam 13.30
jalan nafas berhubungan RR= 24 x/menit S:
dengan peningkatan produksi Bunyi nafas=ronchii DO :
sekret - mengkaji kemampuan klien mengeluarkan sekret (jam - RR= 22 x/menit
09.00), klien terbatuk sesekali, tetapi tidak dapat - Bunyi nafas: ronchii
mengeluarkan sputum - Terdapat banyak sekret saat dilakukan suction
- memberikan posisi semifowler (jam 09.15) - Nafas klien terlihat lega setelah dilakukan nebulizer dan suction.
- mengkolaborasikan pemberian terapi mukotik, nebulizer - Klien masih menggunakan ventilator, dengan mode SIMV, FiO 2
(ventholin), jam 11.30 40 %
- mengkolaborasikan dalam penghisapan sekret (suction) A:masalah belum teratasi
(jam 11.45) P:intervensi dipertahankan
- mengkolaborasikan pemberian obat oral acetylcystein - Kaji fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, pergerakan)
(13.00) - Kaji kemampuan klien mengeluarkan sekret
- Berikan posisi semifowler/fowler
- Kolaborasi pemberian terapi mukotik nebulizer
- Kolaborasi dalam penghisapan sekret (suction)
Gangguan pertukaran gas b.d - mengatur posisi pasien supinasi (jam 10.00) Jam 13.30
sekresi tertahan dan proses - memberikan terapi oksigenasi, memantau FiO2 yang S:-
penyakit dialirkan melalui ventilator (jam 13.10, Fi O2 40 %) O:
- mengobservasi tanda – tanda vital (jam 09.00) - Ventilator terpasang baik, Fi O2 40 %, mode SIMV
HR: 98 x/menit - TTV
RR: 23x/menit HR: 98x/menit
TD:128/90 mmHg RR: 22 x/mt
Temp: 37,8oC TD:121/78 mmHg
- monitor nilai AGD (jam 13.00) Temp: 37.2oC
Jam 13.00 A: masalah belum teratasi
Ph=7,435 P : Intervensi dilanjutkan
PCO2= 33,2 mmHg - Atur posisi klien semi fowler
PO2=192,0 mmHg - Berikan terapi oksigen, pantau pemakaian ventilator
HCO3=22,8 mmol/L - Observasi tanda-tanda vital
- Monitor nilai AGD
Resiko tinggi terjadinya Jam 09.00 Jam 14.00
infeksi saluran nafas b.d - Memonitor TTV S: Tidak bisa dikaji
pemasangan selang HR: 98 x/menit
endotracheal RR: 23x/menit O:
TD:128/90 mmHg - TTV:
Temp: 37,8oC HR=92 x/menit
- Melakukan perawatan mulut dan perawatan pipa RR=21 x/menit
trakeostomi TD=116/76mmHg
- Mengobservasi adanya tanda infeksi dengan melakukan T=37,2
penilaian berkala clinical pulmonary infection score (CPIS) - Dilakukan perawatan mulut dan trakeostomi setiap pagi.
untuk mengtahui adanya kemungkinan infeksi akibat - Terpasang IVFD Pracetamol flush
penggunaaan ventilator - Skor CPIS: 3
- Memberikan kompres hangat di dahi dan axial bila ada - Diberikan antibiotic meropenem 3x 1 (IV), Omeperazole mg
peningkatan suhu tubuh 1x 40 mg (IV)
- Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian
antipiretik berupa paracetamol A: Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas
- Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotic
meropenem 3x 15 P: Intervensi dilajutkan