Anda di halaman 1dari 11

NAMA : DINI MUNAWAROH

KELAS : X.IPA.3

TANAMAN HIAS

BUNGA MAWAR

Bunga Mawar

Mawar (Rosa damascena Mill) merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang
berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau “Ratu Bunga” merupakan simbol atau lambang
kehidupan religi dalam peradaban manusia. Bunga mawar tersendiri berkaitan erat dengan budaya
di Indonesia, tidak hanya dinikmati keindahannya saja namun merupakan bagian dari adat budaya di
Indonesia, seperti pada ritual siraman pada pesta pernikahan beberapa daerah di Indonesia, bunga
tabur dsb.

Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya,
menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis). Di Indonesia
berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari holand (Belanda). Mawar yang banyak
adalah tipe Hybrid Tea dan Medium,memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai
merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m/tahun.

Ditinjau dari segi kegunaan/manfaatnya, Mawar mempunyai nilai ekonomi tersendiri. Pada
umumnya Mawar dimanfaat untuk :

1. Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).


2. Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor.
3. Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.
4. Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di
Puslitbangtri).

Bunga mawar mempunyai potensi ekonomi dan sosial yang tinggi. Salah satu negara produsen
bunga-bungaan terbesar di dunia adalah Belanda. Diantara 10 jenis bunga potong Belanda, ternyata
mawar menempati urutan teratas dan paling besar dalam peraihan (perolehan) devisa negara
tersebut.

Peningkatan permintaan bunga potong dan tanaman hias terjadi di Indonesia, karena ekspor
komoditas ini mengalami peningkatan demikian juga permintaan dalam negeri. Berarti prospek
pengembangan budidaya mawar di negeri kita diperkirakan sangat cerah. Mawar diperdagangkan
sebagai bunga potong, tabur dan tanaman pot.

Mengingat kepentingan nilai ekonomi dan meningkatnya permintaan bunga potong atupun tanaman
hias di dalam dan luar negeri, maka pengembangan budidaya mawar perlu diarahkan untuk skala
agribisnis yang sesuai dengan permintaan pasar.

Permintaan bunga mawar di pasar dalam negeri (domestik) cenderung meningkat, terutama di kota-
kota besar. Jakarta menyerap bunga-bunga terbesar dengan omzet dan peredaran uang mencapai
Rp 25,8 miliar per tahun. Permintaan bunga mawar ±20.000 kuntum per hari hal ini memberikan
gambaran cerah bagi kalangan wirausahawan di berbagai daerah (wilayah) di Indonesia untuk
mengelola agribisnis bunga mawar, terutama yang lokasinya strategis dekat dengan kota-kota besar.
Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa
Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta. Meskipun sudah ada yang
membudidayakan bunga Mawar ini, peluang agribisnis Mawar ini masih memiliki potensi yang besar
untuk terus ditingkatkan.

Rosaceae

Suku mawar-mawaran atau Rosaceae adalah sebuah keluarga tumbuhan yang besar, terdiri dari
3.000—4.000 spesies di dalam 100—120 marga. Mawar termasuk di dalam suku ini, demikian pula
apel, pir, arbei, prem, persik, ceri, lokat, dan sebagainya. Daun pada suku ini selalu tersusun
bersilangan dan biasanya disetai daun penumpu, semacam kuncup pada pangkal daun. Bunganya
selalu berkelamin ganda, dan berisi banyak benang sari serta putik. Sangat sedikit anggota suku ini
yang beracun. Akan tetapi semak mawar yang berbunga bisa berbahaya, karena pada batangnya
terdapat duri-duri tajam yang merupakan pelindung dirinya.

Beberapa jenis suku mawar-mawaran yang terkenal antara lain Sarfajal Jepang (Chaenomeles
japonica) yang disukai para pekebun karena bunganya yang merah dan indah. Arbei India (Duschenia
indica) memiliki bunga berwarna kuning dan buah yang tidak berasa. Lokat (Eriobotrya japonica)
adalah perdu hijau abadi kecil daerah subtropis. Bunganya berwarna kuning-putih dan mekar pada
musim dingin. Pada musim semi buahnya sudah masak, kuning dan dapat dimakan.

Rose_Leaf

Sebagian besar spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan
(pinnate). Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13
anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit,
meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan
tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies
yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun.

Bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4
helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih dan merah jambu atau kuning dan merah pada
beberapa spesies. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan daun kelopak.
Duri mawar

Pada umumnya mawar memiliki duri berbentuk seperti pengait yang berfungsi sebagai pegangan
sewaktu memanjat tumbuhan lain. Beberapa spesies yang tumbuh liar di tanah berpasir di daerah
pantai seperti Rosa rugosa dan Rosa pimpinellifolia beradaptasi dengan duri lurus seperti jarum yang
mungkin berfungsi untuk mengurangi kerusakan akibat dimakan binatang, menahan pasir yang
diterbangkan angin dan melindungi akar dari erosi. Walaupun sudah dilindungi duri, rusa
kelihatannya tidak takut dan sering merusak tanaman mawar. Beberapa spesies mawar mempunyai
duri yang tidak berkembang dan tidak tajam.

Mawar dapat dijangkiti beberapa penyakit seperti karat daun yang merupakan penyakit paling
serius. Penyebabnya adalah cendawan Phragmidium mucronatum yang menyebabkan kerontokan
daun. Penyakit yang tidak begitu berbahaya seperti Tepung Mildew disebabkan cendawan
Sphaerotheca pannosa, sedangkan penyakit Bercak Hitam yang ditandai timbulnya bercak-bercak
hitam pada daun disebabkan oleh cendawan Diplocarpon rosae. Mawar juga merupakan makanan
bagi larva beberapa spesies Lepidoptera.

SEJARAH SINGKAT

Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal
nama bunga ros atau Ratu Bunga merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam
peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam
perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis).

JENIS TANAMAN

rose

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut:

a. Kingdom : Plantae
b. Divisi : Spermatophyta
c. Sub Divisi : Angiospermae
d. Kelas : Dicotyledonae
e. Ordo : Rosanales
f. Famili : Rosaceae
g. Genus : Rosa
h. Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dan lain-lain.

Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar
yang banyak peminatnya adalah tipe Hybrid Tea dan Medium, memiliki variasi warna bunga cukup
banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum
bunga/m2 /tahun.

Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia oleh PT. Perkebunan
Mangkurajo adalah: Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate
de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe
Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar
hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga
80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm.

Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran rendah: Cemelot, Frad Winds, Mr.
Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina
Zeimet, Woborn Abbey dan Cimacan Salem untuk tanaman taman.

MANFAAT TANAMAN

1) Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).

2) Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor.

3) Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.

4) Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di
Puslitbangtri).

SENTRA PENANAMAN

Daerah pusat tanaman mawar terkonsentrasi di kawasan Alaska atau Siberia, India, Afrika Utara dan
Indonesia. Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia dihasilkan dari
daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta.

SYARAT PETUMBUHAN

Iklim

1. 1.Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar.


2. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun.
Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan
rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari
pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman.
3. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat
ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara
sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.

Media Tanam

1. 1.Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di
dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur,
gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.
2. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik.
3. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu
pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar.
4. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg,
memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi
keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah
berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.
Kebun Mawar

Ketinggian Tempat Mawar tumbuh baik pada:

1. 1.Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28–30
derajat C.
2. Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 24–27 derajat C.
3. Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6
derajat C.

Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di
dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.

Mawar Taman secara umum digolongkan menjadi beberapa kelompok:

Wild roses (Mawar Liar)

Asalnya tumbuh liar, bentuk bunga sederhana, sudah dikenal manusia sejak zaman dulu. Beberapa
spesies mawar terkemuka yang disebut di atas dan beberapa hibrida yang dihasilkannya merupakan
contoh mawar liar.

Old Garden Roses

Tanaman hasil persilangan sebelum diperkenalkannya Hybrid Tea di tahun 1867. Bentuk bunga unik
dan berbau harum. Berikut ini adalah jenis-jenis mawar Old Garden disusun menurut urutan umur
dari yang paling tua:

Alba: “mawar putih” hasil persilangan Rosa arvensis dengan Rosa alba. Alba merupakan contoh
Mawar Taman yang paling tua, dibawa ke Inggris oleh bangsa Romawi kuno. Berbunga setahun
sekali. Contoh: ‘Semi-plena’, ‘White Rose of York’.

Gallica: hasil persilangan dari Rosa gallica yang berasal dari Eropa bagian tengah dan selatan.
Berbunga sekali di musim panas. Contoh: ‘Cardinal de Richelieu’, ‘Charles de Mills’, ‘Rosa Mundi’
(Rosa gallica versicolor).

Damask – dibawa ke Eropa dari Persia oleh Robert de Brie sekitar tahun 1254 dan tahun 1276.
Mawar jenis Summer Damasks (persilangan antara mawar Gallica dengan Rosa phoenicea) berbunga
sekali di musim panas. Mawar jenis Autumn Damasks (persilangan antara Gallica dengan Rosa
moschata) berbunga di musim gugur. Contoh: ‘Ispahan’ dan ‘Madame Hardy’.

Centifolia atau dikenal juga sebagai Provence: secara harafiah berarti “seribu daun mahkota” adalah
hasil pemuliaan di abad ke-17 di Belanda. Berbunga setahun sekali, misalnya: ‘Centifolia’ dan ‘Paul
Ricault’.

Climbing Roses

Moss: masih kerabat dekat Centifolia, batang dan daun-daun kelopak seperti ditumbuhi lumut
berwarna hijau. Berbunga setahun sekali. Contoh: ‘Comtesse de Murinais’, ‘Old Pink Moss’.
China: dapat berbunga berkali-kali sepanjang musim panas hingga akhir musim gugur. Ada 4 jenis
(‘Slater’s Crimson China’ 1792, ‘Parsons’ Pink China’ 1793, ‘Hume’s Blush China’ 1809, dan ‘Parks’
Yellow Tea Scented China’ 1824) yang dibawa masuk ke Eropa pada akhir abad ke-18 dan abad ke-
19. Jenis-jenis ini kemudian dimuliakan menjadi mawar Old Garden yang dapat berbunga berkali-
kali, seperti ‘Old Blush China’ dan ‘Mutabilis’.

Portland: dinamakan untuk mengenang Duke of Portland menerima mawar dari Italia di tahun
1800). Mawar yang sering dikenal sebagai ‘The Portland Rose’ (nama lain: Rosa paestana atau
‘Scarlet Four Seasons’ Rose’) merupakan moyang mawar Portland. Contoh: ‘James Veitch’, ‘Rose de
Rescht’, ‘The Portland Rose’.

Bourbon: Mawar yang berasal dari l’Île de Bourbon (sekarang disebut Réunion, koloni Perancis di
Lautan Hindia) diperkenalkan di Perancis pada tahun 1823. Hasil persilangan ‘Autumn Damask’ dan
‘Old Blush China’. Berbunga berkali-kali. Contoh: ‘Louise Odier’, ‘Mme. Pierre Oger’, ‘Zéphirine
Drouhin’.

Hybrid Perpetual: Mawar yang banyak dijumpai di Inggris pada zaman Victoria, merupakan
keturunan dari Bourbon. Berbunga berkali-kali. Contoh: ‘Ferdinand Pichard’, ‘Reine Des Violettes’.
Tea: Mawar hasil persilangan ‘Hume’s Blush China’ atau ‘Parks’ Yellow Tea Scented China’ dengan
berbagai jenis Bourbon dan Noisette. Berbunga berkali-kali walaupun tidak selalu berbau harum
seperti teh. Contoh: ‘Lady Hillingdon’.

Bermuda “Mysterious” Roses (Mawar “Misterius” Bermuda): kelompok yang terdiri dari beberapa
lusin Mawar asal Bermuda yang sudah dibudidayakan paling tidak selama satu abad di Bermuda
sewaktu “ditemukan.” Kemungkinan besar Mawar Bermuda merupakan percabangan atau kultivar
Mawar Old Garden yang dibuang karena dianggap tidak bisa dipakai. Mawar Bermuda mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi karena bisa ditanam di daerah tropis dan semi tropis. Mawar jenis ini dapat
berbunga dalam cuaca panas dan lembab. Tahan terhadap kerusakan disebabkan oleh Nematoda
dan penyakit Bercak Hitam yang menjadi ancaman budidaya mawar di iklim panas dan lembab.
Mawar Bermuda disebut “mawar misterius” karena nama asli jenis ini sudah tidak diketahui lagi dan
hanya diberi nama berdasarkan nama pemilik taman.

Climbing Roses (Mawar Memanjat)

kelompok yang suka merambat di pagar atau bangunan kanopi, misalnya: Ayrshire, Climbing China,
Laevigata, Sempervirens, Noisette, Boursault, Climbing Tea, dan Climbing Bourbon.

Modern Garden Roses

Shrub Roses (Mawar Semak)

kelompok dengan kebiasaan semi-memanjat, merambat pada pagar dan bangunan kanopi. Bunga
kecil sampai sedang, mekar tahan lama.

Modern Garden Roses (Mawar Modern Garden)

Keturunan dari mawar Old Garden dan bentuknya beraneka ragam. Kelompok ini dibagi-bagi
berdasarkan ukuran tanaman dan ciri khas bunga, misalnya: “tanaman semak dengan bunga besar,”
tanaman semak dengan bunga besar berulang kali,” “bunga berkelompok,” “menjalar, bunga
berulang kali,” “semak pendek, berbunga sekali.” Sebagian besar kultivar model mutakhir dapat
digolongkan ke dalam 2 kelompok:

Hybrid Tea: Mawar yang ideal untuk bunga potong karena satu batang bisa menghasilkan 5 sampai 6
bunga. Bunga berukuran besar dan anggun, memiliki daun mahkota yang tersusun rapat dan
pinggirannya sedikit terlipat ke luar (lihat foto), sering ditanam di kebun-kebun kecil dan disematkan
pada jas sewaktu menghadiri upacara pernikahan.

Floribunda : bunga kecil-kecil yang merupakan kelompok dari 10 bunga atau lebih pada satu batang.
Bunga yang rimbun mencolok dari kejauhan sehingga bagus untuk ditanam di taman-taman umum
dan ruang-ruang terbuka lainnya.

Buck Roses

namanya diambil dari nama Profesor Griffith Buck (ahli hortikultura dari Iowa State University) yang
memuliakan lebih dari 90 varietas mawar. Buck roses tahan terhadap penyakit dan keganasan
musim dingin.

English Roses

kelompok yang merupakan hasil hibrida antara mawar Old Garden dan mawar modern. Bunga
berbau harum dan berbunga berulang kali.

Miniature Rose

kelompok dengan bunga berukuran mini (diameter 2-5 cm) dan berbunga berulang kali.Mawar yang
dikenal di Indonesia sebagian besar adalah mawar jenis Hybrid Tea dan Medium.

PERBANYAKAN TANAMAN

Mawar dapat diperbanyak melalui biji, setek, cangkok, okulasi dan penyambungan. Perbanyakan
melalui biji jarang dilakukan kecuali untuk tujuan pemuliaan. Penyetekan dapat dilakukan dengan
cepat dan mudah, namun tidak semua mawar dapat dengan mudah disetek. Penempelan/ okulasi
paling banyak dilakukan terutama untuk tujuan komersial.

Hasil terbaik bila kulit batang bawah dapat dikelupas dengan mudah yaitu setelah umur 3-4 bulan.
Okulasi mata berkayu dapat dilakukan pada umur 4 minggu sehingga menghemat waktu 2-3 bulan
dibanding okulasi biasa. Waktu terbaik untuk pencangkokan adalah pada permulaan atau musim
penghujan. Sedangkan dalam penyambungan okulasi mata berkayu harus diusahakan agar kambium
batang atas dan bawah dapat bertemu.

PEMUPUKAN

Mawar ditanam dengan jarak 20 X 30 atau 30 X 30 cm atau sesuai anjuran. Sebelum tanam diberi
pupuk kandang 30 ton/ha. Sedangkan pupuk N diberikan setiap dua minggu sekali sebanyak 100 kg
Urea/ha. HAMA DAN PENYAKIT Penyakit yang paling utama pada mawar di rumah plastik adalah
bercak daun terutama dimusim kemarau. Beberapa fungisida yang dapat digunakan antara lain
Daconil 75 WP, Kasumin 25 AS, Antracol 70 WP, Velimex 80 WP, Roval 50 WP, Delsene MX 200 dan
Benlate 50 WP dapat menekan intensitasnya. Sedangkan penyakit embun tepung merupakan
masalah utama di rumah plastik/kaca pada musim hujan. Hama tungau juga merupakan masalah
dalam pertanaman mawar. Beberapa insektisida yang efektif untuk mengendalikan hama tungau
adalah Proporgit, Dofocol, Metadimofos, Profenofos, Sipermetrin, Monokhrotopos, Khlorpirifos dan
Farmetanat.

PASCA PANEN

Saat panen yang tepat adalah pada pagi hari atau sore setelah pukul 16.00. Tangkai dipotong dan
langsung dimasukkan dalam air bersih. Agar ketahanan bunga lebih lama, bunga disimpan dulu pada
ruang pendingin. Agar bunga mawar tahan lama dalam vas sebaiknya diberikan larutan pengawet
yang mengandung garam 8-hydroxyquinoline 200 Ppm dan gula 2% Tempelkan kepingan mata tunas
ke celah yang telah dibuat pada batang bawah.

Teknik mendalam penananman mawar

Aspek Budidaya Mawar

Bibit. Bibit tanaman mawar dapat diperbanyak dengan stek batang, cangkokan dan yang paling
digemari adalah okulasi. Stek batang digunakan untuk batang bawah dan biasanya digunakan mawar
pagar sebagai batang bawah, karena jenis ini cukup kuat, cepat tumbuh, tahan hama penyakit dan
mudah diperbanyak dengan stek.

Kebanyakan pengusaha bunga potong mawar di Indonesia sampai saat ini masih mengimpor bibit
dari negeri Belanda. Bibit yang didatangkan biasanya berupa tanaman hasil okulasi yang telah
berumur tiga bulan dan bibit yang berumur setengah tahun. Bila menggunakan bibit yang berumur
tiga bulan tanaman baru didapat hasilnya setelah 6 bulan ditanam. Bibit ini selain diimpor berupa
bibit cabutan tanpa media (stump), juga bisa berupa bibit dengan media buatan, misalnya
roockwool. Bibit berumur setengah tahun umumnya berupa stump, yaitu bibit tanpa akar dan tanpa
daun. Bibit ini sudah dapat diambil hasilnya setelah empat bulan ditanam dengan memberikan
percabangan yang baru sekitar dua-tiga cabang utama.

Penyiapan lahan dan Penanaman.

Pasir, pupuk kandang dan tanah kebun dibutuhkan untuk media tanam dengan perbandingan 1:2:1.
Pupuk kandang diberikan pada awal tanam. Pemberian pupuk dasar super fosfat sebanyak 0.25
kg/m2 diberikan 1-2 minggu sebelum tanam. Bila tanah terlalu asam dapat ditambahkan kapur
pertanian sebanyak 2.5 kg/10 m2 dan bila tanah terlalu basa dapat ditambahkan belerang ¼ kg/10
m2. Pupuk kandang diberikan sebanyak 75 ton/ha. Tambahan pupuk NPK 50 kg/ha/bl. Pemberian
unsur mikro Fe, Mg dan S dapat diberikan melalui spray satu bulan sekali. Sterilisasi dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan kimia basamid atau vapam dengan dosis yang dianjurkan.

Persiapan dimulai dengan pembuatan lubang-lubang tanam berdiameter sekitar 15 cm dengan


kedalaman 30 cm. Jarak tanam tergantung varietas. Jarak tanam jenis Hybrid tea dan floribunda 100
cm x 60 cm, sedang jenis Polyantha 40 cm x 60 cm. Beberapa varietas baru bunga mawar potong
ditanam dengan jarak 31 cm x 31 cm atau 38 cm, atau 20 cm x 40 cm tergantung jenis mawar yang
ditanam.
Pemasangan pelindung berupa shading net 50% dilakukan untuk menghindari transpirasi yang tinggi
dari tunas-tunas muda. Pelindung ini dapat dibuka setelah tanaman berumur empat minggu. Untuk
tanaman merambat dapat dibuat tiang penyangga pergola.

Sebelum ditanam, bibit disterilisasi dahulu dalam larutan fungisida, misalnya Benlate (0.5 g/l) selama
satu-dua menit. Penanaman dilakukan dengan menempatkan bibit di tengah lubang dan diusahakan
agar akar-akarnya menyebar ke semua arah serta tidak ada yang patah atau tertekuk. Setelah
penanaman selesai saluran irigasi yang berupa sprinkler atau drip dapat dipasang dan bibit yang
baru ditanam ini disiram sampai cukup basah.

Pemeliharaan Mawar

Pembentukan Tanaman Muda. Pembentukan tanaman mawar dilakukan dengan pemotongan/


pinching. Hal ini dimaksudkan untuk memelihara tanaman agar tetap muda, sehingga selalu
menghasilkan tunas-tunas baru yang produktif berbunga. Dari tunas-tunas baru yang muncul lima
minggu setelah tanam akan muncul bakal bunga yang kecil dan harus dipotong (di’pinching’). Soft
pinch dilakukan pada tunas yang masih muda, bertujuan untuk memaksimumkan pertumbuhan
vegetatif. Bakal batang baru dengan warna kemerah-merahan akan tumbuh keluar dari cabang bibit
atau dari cabang tunas pertama. Tunas ini dibiarkan tumbuh panjang sampai dewasa dan setelah
bakal bunganya berwarna maka harus segera dibuang (pinching yang dilakukan pada tunas yang
sudah tua ini dikenal dengan istilah hard pinch).

Perundukan tanaman (bending) dilakukan apabila cabang bibit sudah tua. Tempat pelekukan
tunas/batang yang harus dibending sekitar 5-10 cm dari pangkal batang. Untuk membantu
perundukan agar tunas tidak kembali tegak maka tunas tersebut dapat dijepit dengan sepotong
belahan bambu yang ditancapkan ke tanah. Dari tunas yang dibending ini kadang-kadang tumbuh
tunas kecil baru dan bila dari tunas kecil ini keluar bunga maka bunga ini harus dibuang dan daun
dipotong sebanyak dua daun sejati (lima daun) agar tanaman mempunyai banyak daun.

Tunas baru yang merupakan tunas produksi yang akan muncul setelah beberapa minggu melakukan
perundukan. Pada waktu panen, tunas ini dipotong dengan menyisakan 3-4t daun sejati. Dari tunas
yang telah dipanen setelah sekitar 10 hari pada umumnya akan muncul dua-tiga tunas baru dan akan
berbunga setelah sekitar 6-7 minggu. Dari tunas produksi ini selanjutnya dipanen dengan
menyisakan dua daun sejati.

Pemangkasan. Tujuan pemangkasan untuk memelihara bentuk tanaman agar memperoleh batang
yang kokoh, mendorong pembungaan, peremajaan tanaman, menghasilkan tunas-tunas baru yang
produktivitasnya tinggi, dan menjaga tanaman agar tetap sehat dan berumur panjang.

Pemangkasan yang dilakukan adalah pemangkasan ringan (30%) dengan memangkas sedikit pucuk-
pucuk dari semak mawar, sehingga menghasilkan kuntum bunga banyak tapi kecil-kecil.
Pemangkasan sedang (50%) dilakukan dengan memangkas cabang-cabang atau pucuk, tetapi tidak
terlalu panjang. Biasanya dilakukan pada jenis-jenis Floribunda dan Polyantha. Sedangkan
pemangkasan berat dilakukan pada batang yang sudah tua dan tanaman terkena penyakit yang
sudah parah yang dilakukan dengan memangkas seluruh cabang sampai ketinggian 60 cm atau
meninggalkan dua-tiga mata tiap-tiap batang.
Pemangkasan untuk pembentukan tanaman dapat dilakukan pula dengan mengatur cara
pemotongan saat panen. “Pemangkasan biasa” dilakukan dengan menyisakan satu-dua daun lima
(yaitu daun yang mempunyai lima helai daun individu) dari percabangan, dikenal dengan istilah
normal cut. “Pemangkasan dalam” dilakukan dengan memotong batang dibawah percabangan
dikenal dengan istilah under cut. Cara panen ini dilakukan pada tahun kedua dengan tujuan agar
percabangan tanaman tumbuh rendah kembali. “Pemangkasan sendi” dilakukan dengan memotong
tangkai bunga tepat di atas percabangan yang akan dipanen, dikenal dengan istilah knuckle cut. Cara
ini dilakukan bila budidaya mawar sudah memasuki tahun ketiga agar tanaman tinggi kembali.

Waktu pemangkasan yang paling baik adalah beberapa saat setelah musim hujan berakhir, oleh
karena saat itu umumnya tanaman dalam keadaan subur dengan pembentukan cabang dan ranting
tidak teratur. Pemangkasan dilakukan sekali dalam setahun.

Pemupukan. Pemberian pupuk untuk tanaman mawar tergantung dari hasil analisis tanah yang akan
ditanam, sehingga setiap kebun/ growers mempunyai aturan pemupukan yang berbeda-beda.

Menurut penelitian BALITHI (Balai Penelitian Tanaman Hias) Cipanas, tanaman mawar perlu dipupuk
NPK sebanyak 5 gram per tanaman pada umur satu-dua minggu setelah tanam. Pemupukan
selanjutnya dapat diberikan satu bulan sekali tergantung pertumbuhan tanaman.

Pupuk NPK yang dianjurkan per hektar dalam satu tahun adalah 1350 kg urea, 2100 kg TSP dan 800
kg KCl. Pupuk tersebut disebar dalam larikan (parit) kecil yang dibuat di antara tanaman, kemudian
ditutupi tanah kembali dan segera disiram air hingga cukup basah.

Pengendalian hama dan penyakit. Hama yang banyak terdapat pada tanaman mawar antara lain
adalah :

a. Tungau (Tetranicus urticae). Gejala dan serangan hama ini ialah timbulnya bintik-bintik
nekrosa pada daun dalam jumlah yang banyak. Ada semacam jaring laba-laba yang halus
terutama pada bagian bawah daun bila serangan sudah parah. Hama ini akan mudah timbul
bila temperatur di dalam rumah naungan tanaman tinggi, dengan kelembaban udara yang
rendah.
b. Kutu daun. Kutu daun (‘Aphids’) banyak menyerang tanaman bila kondisi panas dan kering.
Hama ini akan menghisap cairan tanaman pada ujung daun dan kuncup tanaman muda serta
kuntum bunga yang masih muda, yang akan mengakibatkan ujung-ujung tanaman menjadi
‘salah bentuk’ ketika dewasa. Kutu ini sering meninggalkan sekresi yang mengundang embun
jelaga.
c. Thrips. Hama ini menyukai kondisi rumah naungan tanaman yang panas dan kering seperti
pada tungau. Hama ini akan menyerap cairan tanaman terutama pada mahkota bunga, dan
sulit dikendalikan karena bersembunyi didalam kuncup bunga pada siang hari.
d. Kumbang. Hama kumbang menyerang tanaman mawar dengan cara memakan daun,
tangkai, serta kuntum bunga sehingga menimbulkan lubang-lubang pada bagian bunga yang
dimakan.

Pada kondisi lingkungan yang kurang baik, yaitu pada kelembaban tinggi, sirkulasi udara yang
kurang, serta banyak kabut, banyak penyakit yang mungkin muncul pada tanaman mawar. Berikut
adalah beberapa penyakit :
1. Embun tepung (‘Powdery mildew’). Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Spaeroteca
pannosa yang menyerang daun, batang, serta bunga tanaman mawar, tampak seperti ada
tepung yang berwarna putih pada bagian tanaman. Penyakit ini timbul bila pada malam hari
temperatur siang turun sampai 150C atau lebih rendah dengan kelembaban yang tinggi 90%-
99%, sedangkan pada siang hari temperatur tinggi dengan kelembaban yang rendah.
2. Black spot. Tumbuhnya bercak-bercak hitam terutama pada daun mawar, diikuti dengan
menguningnya daun dan kemudian gugurnya daun merupakan akibat serangan ‘black spot’
yang disebabkan oleh cendawan Diplocarpon rosae dan Mansanina rosae.
3. Busuk bunga. Penyebab penyakit busuk bunga adalah cendawan Botrytis cinerea. Kuntum
bunga yang akan dan telah mekar tampak membusuk dan berwarna coklat merupakan
gejala serangan penyakit ini.

Panen dan Pasca Panen Mawar.

Tanaman mawar dapat dipanen setelah 4-5 bulan tergantung dari varietas dan tingkat
pertumbuhannya. Tanaman ini bila dipelihara secara benar akan dapat tumbuh dan diambil hasilnya
sampai umur 6 tahun. Bunga mawar dapat dipanen bila seluruh kelopak bunga (sepal) telah
membuka dan satu atau dua mahkota (petal) telah membuka. Pemanenan awal ini dilakukan apabila
bunga mawar akan disimpan untuk waktu yang cukup lama, tetapi mekarnya bunga akan kurang
sempurna, sedangkan panen pada tingkat yang lebih mekar, vase life yang diperoleh lebih pendek.

Panen mawar dapat dilakukan pada pagi dan sore hari tergantung suhu udara dan tingkat
kematangan bunga panen, dilakukan dengan cara under cut, knuckle cut dan normal cut dengan
menyisakan satu atau dua daun sejati. Tanaman yang telah dipanen akan bertunas lagi dan
bunganya dapat dipanen kembali setelah 40 sampai 50 hari. Dari 1 m2 tanaman rata-rata dapat
dipanen 120-160 tangkai per tahun.

Bunga yang telah dipanen dikumpulkan, lalu pangkal tangkainya direndam dalam ember yang berisi
air yang mengandung larutan silver thio sulfat dan segera dimasukkan ke dalam ‘cold storage’
sebelum disortir. Bunga disortir dan dipisahkan menurut varietas dan panjang tangkainya. Grading
kualitas mawar umumnya dibedakan berdasarkan panjang tangkai dengan beberapa kriteria
menurut Standar Nasional Indonesia (SNI).

Bunga-bunga yang telah digrading, daun serta durinya dibuang sekitar 20 cm dari pangkal tangkai
kemudian diikat dan dibungkus masing-masing 10-20 tangkai. Bunga yang telah dibungkus ini
pangkal tangkainya kembali direndam ke dalam bak yang berisi air kemudian dikirim ke tempat
penjualan atau disimpan kembali dalam ‘cold storage’.

Apabila bunga mawar akan dikirimkan ke luar kota, bunga mawar dapat dikirim dalam keadaan
kering, yaitu dimasukkan dalam box karton. Bunga-bunga yang dikirim dalam box karton, setibanya
ditempat tujuan harus segera direndam dalam air yang bersih, tetapi sebelumnya batangnya
dipotong sekitar 5 cm dari bagian bawah pangkal batang.

Anda mungkin juga menyukai