Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULIAN

Latar Belakang

Industri parfum merupakan industri yang sedang trend saat ini. Di zaman

sekarang parfum sudah menjadi kebutuhan utama bagi para konsumen dunia,

semua orang pasti membutuhkan parfum, tentunya saat menghadiri pertemuan-

pertemuan penting. Bunga mawar mengandung minyak yang dapat digunakan

sebagai bahan baku industri parfum. Mawar mengandung minyak yang

merupakan salah satu jenis minyak atsiri. Minyak atsiri ini diperoleh sebagai hasil

dari proses penyulingan dan penguapan lumataan daun-daun mahkota bunga

Mawar. Minyak mawar inilah yang banyak dimanfaatkan sebagai parfum dalam

industri parfum.

Minyak mawar terdiri dari geraniol yang mempunyai aroma wangi dengan

rumus kimianya adalah dengan rumus bangun CH3.C[CH3] :

CH.CH2.CH2.C[CH3] : CH.CH2OH dan 1-sitronelol serta rose champor (atau

parafin tanpa bau). Teknik penyulingan mawar pada mulanya berasal dari Persia

yang kemudian menyebar ke wilayah Arab dan India. Pada saat ini, sebanyak 70%

- 80% kebutuhan minyak mawar dunia dipenuhi oleh pusat penyulingan mawar

yang terletak di Bulgaria, sementara sesanya disuplai dari Iran dan juga Jerman.

Penyulingan minyak mawar di Bulgaria, Iran, dan Jerman sama-sama

menggunakan jenis mawar damaskus Rosa damascena ‘Trigintipetala’, sedangkan

penyulingan minyak mawar di Perancis menggunakan jenis mawar yang lain,

yaitu Rosa centifolia. Minyak mawar berwarna kuning pucat atau kuning keabu-

abuan disebut juga minyak ‘Rose Absolute’ untuk membedakannya dengan


2

minyak mawar yang sudah diencerkan. Penyulingan menghasilkan minyak mawar

dengan perbandingan 1:3000 sampai 1:6000 dari berat bunga, sehingga kirakira

dibutuhkan sebanyak 2000 bunga mawar untuk menghasilkan minyak mawar

sebanyak 1 gram. Tentunya parfum mawar yang dijual di pasaran 2 merupakan

minyak mawar hasil pengenceran. Semakin encer parfum tersebut, maka harganya

semakin murah, sebaliknya semakin pekat maka harganya semakin mahal. Parfum

dari minyak mawar sangat disukai oleh konsumen karena wanginya yang khas.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui potensi dan

pembuatan minyak atsiri dari bunga mawar.


ISI

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosanales

Famili : Rosaceae

Genus : Rosa

Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida

Hort., dan lain-lain.

Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari

Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe Hybrid Tea dan

Medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah

padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun.

Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di

Indonesia oleh PT. Perkebunan Mangkurajo adalah: Coctail, Diplomat, Idole,

Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet

Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe

Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss.

Kelebihan varietas mawar hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya

menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-

60 cm.
4

Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran rendah:

Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar bunga

potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina Zeimet, Woborn Abbey dan

Cimacan Salem untuk tanaman taman.

Mawar adalah tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang

dihasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakan

tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya

merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya

bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar

yang merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter. Sebagian besar spesies

mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate).

Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5

hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong,

pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri

pada batang yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan tanaman tropis,

sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies

yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun. Bunga

terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa sericea yang hanya

memiliki 4 helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih dan merah jambu

atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Ovari berada di bagian bawah daun

mahkota dan daun kelopak.

Bunga menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga dengan

banyak putik) yang disebut rose hips. Masing-masing putik berkembang menjadi
5

satu buah tunggal (achene), sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging

buah pada bagian luar. Spesies dengan bunga yang terbuka lebar lebih

mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yang membantu penyerbukan

sehingga cenderung menghasilkan lebih banyak buah. Mawar hasil pemuliaan

menghasilkan bunga yang daun mahkotanya menutup rapat sehingga menyulitkan

penyerbukan.

Sebagian buah mawar berwarna merah dengan beberapa perkecualian

seperti Rosa pimpinellifolia yang menghasilkan buah berwarna ungu gelap hingga

hitam. Pada beberapa spesies seperti Rosa canina dan Rosa rugosa menghasilkan

buah rose hips yang sangat kaya dengan vitamin C bahkan termasuk di antara

sumber vitamin C alami yang paling kaya. Buah rose hips disukai burung

pemakan buah yang membantu penyebaran biji mawar bersama kotoran yang

dikeluarkan. Beberapa jenis burung seperti burung Finch juga memakan biji-biji

mawar. Pada umumnya mawar memiliki duri berbentuk seperti pengait yang

berfungsi sebagai pegangan sewaktu memanjat tumbuhan lain. Beberapa spesies

yang tumbuh liar di tanah berpasir di daerah pantai seperti Rosa rugosa dan Rosa

pimpinellifolia beradaptasi dengan duri lurus seperti jarum yang mungkin

berfungsi untuk mengurangi kerusakan akibat dimakan 5 binatang, menahan pasir

yang diterbangkan angin dan melindungi akar dari erosi. Walaupun sudah

dilindungi duri, rusa kelihatannya tidak takut dan sering merusak tanaman mawar.

Beberapa spesies mawar mempunyai duri yang tidak berkembang dan tidak tajam.

Mawar dapat dijangkiti beberapa penyakit seperti karat daun yang merupakan

penyakit paling serius.


6

Penyebabnya adalah cendawan Phragmidium mucronatum yang

menyebabkan kerontokan daun. Penyakit yang tidak begitu berbahaya seperti

Tepung Mildew disebabkan cendawan Sphaerotheca pannosa, sedangkan penyakit

Bercak Hitam yang ditandai timbulnya bercak-bercak hitam pada daun disebabkan

oleh cendawan Diplocarpon rosae. Mawar juga merupakan makanan bagi larva

beberapa spesies Lepidoptera Mawar tumbuh subur di daerah beriklim sedang

walaupun beberapa kultivar yang merupakan hasil metode penyambungan

(grafting) dapat tumbuh di daerah beriklim subtropis hingga daerah beriklim

tropis. Selain sebagai bunga potong, mawar memiliki banyak manfaat, antara lain

antidepresan, antiviral, antibakteri, antiperadangan, dan sumber vitamin C.

Minyak mawar adalah salah satu minyak atsiri hasil penyulingan dan penguapan

daun-daun mahkota sehingga dapat dibuat menjadi parfum. Mawar juga dapat

dimanfaatkan untuk teh, jelly, dan selai (Anonim 2, 2012).

Pembuatan Minyak Atsiri Mawar Dengan Teknik Penyulingan

Salah satu cara untuk mengisolasi minyak atsiri dari bahan

tanaman penghasil minyak atsiri adalah dengan penyulingan, yaitu

pemisahan komponen yang berupa cairan dua macam campuran atau lebih

berdasarkan perbedaan titik didih. Proses tersebut dilakukan terhadap

minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Berdasarkan kontak antara uap air

dan bahan yang akan disuling, metode penyulingan minyak atsiri

dibedakan atas tiga cara, yaitu: (1) penyulingan dengan air, (2)

penyulingan dengan uap dan air, dan (3) penyulingan dengan uap.
7

Penyulingan dengan air serta penyulingan dengan uap dan air lebih sesuai

bagi industri kecil karena lebih murah dan konstruksi alatnya sederhana.

Namun penyulingan dengan uap dan air memiliki kelemahan, yaitu

membutuhkan uap air yang cukup besar. Hal ini karena sejumlah besar uap

akan mengembun dalam jaringan tanaman sehingga bahan bertambah

basah dan mengalami aglutinasi. Untuk mengatasi kelemahan ini, telah

dikembangkan model penyulingan uap dan air yang dikombinasikan

dengan sistem kohobasi. Pada sistem ini pemanasan air dalam ketel

penyulingan dilakukan secara langsung terhadap dasar ketel. Dengan

sistem ini, bahan bakar dapat dihemat sampai 25%, karena air yang

digunakan hanya 40% dari yang normal. Untuk penyulingan minyak atsiri

dengan kapasitas 1.000 liter, sistem pemanasan air dalam ketel harus

ditambah dengan pemanasan air semi boiler. Pemanasan air semi boiler

dapat dilakukan dengan cara memasang pipa-pipa kecil yang mengalirkan

panas dari asap sisa bakar (flue gas) pada air dalam ketel. Berdasarkan

sifat fisik dan kimia, minyak atsiri dapat dibuat dengan cara penyulingan,

ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, pembuatan dengan lemak padat,

dan ekspresi. Sedangkan minyak bunga mawar sendiri dihasilkan dengan

cara penyulingan dengan air. Ada beberapa yang harus diketahui dalam

proses penyulingan bunga mawar antara lain : 1. bunga mawar tidak dapat

disuling dengan mengalirkan uap panas, karena mahkota bunga akan

mengumpul sehingga uap tidak dapat berpenetrasi. Untuk mencegah

peristiwa penggumpalan ini, biasanya bunga langsung disuling dengan


8

cara penyulingan air. Dengan cara penyulingan ini, bunga akan

bersirkulasi dengan air mendidih. 2. minyak mawar sebagian larut dalam

air suling, dan hanya sebahagian terpisah dari kondensat. Oleh karena itu

air suling yang dihasilkan dari proses penyulingan air, harus disuling

kembali, untuk memisahkan minyak yang larut dalam air suling tersebut

(Anonim 3, 2011).

Pembuatan Minyak Atsiri Dengan Metode Enfleurasi

Pembuatan minyak mawar banyak dilakukan dengan cara

penyulingan dan menggunakan pelarut seperti yang dilakukan di Turki dan

Bulgaria (Atawia et al, 1998). Metode penyulingan memiliki kelemahan

yang berpengaruh terhadap kualitas minyak yang dihasilkan karena adanya

panas dan uap air. Dilaporkan bahwa komponen fenil etil alkohol tidak

terdapat dalam minyak mawar Bulgaria yang diekstraksi dengan cara

penyulingan, karena komponen ini larut dalam air destilat (Ketaren, 1985).

Untuk meningkatkan rendemen dan minyak bunga, Moates dan Reynolds

(1991) menyarankan penggunaan teknik solvent extraction atau enfleurasi.

Teknik enfleurasi merupakan salah satu cara pengambilan minyak

atsiri bunga dari lemak sebagai absorben yang telah jenuh dengan aroma

wangi bunga, di mana proses penyerapan aroma oleh lemak terjadi dalam

keadaan tanpa pemanasan. Metode ini sudah sejak lama digunakan di

wilayah Perancis Selatan, yang sangat terkenal dengan kualitas parfumnya.

Penggunaan teknik enfleurasi pada pembuatan minyak melati dilaporkan


9

dapat meningkatkan rendemen minyak hingga 4-5 kali lebih besar bila

dibandingkan dengan cara solvent extraction atau pun penyulingan.

Dalam menggunakan teknik enfleurasi untuk produksi minyak

bunga, jenis lemak yang berperan sebagai absorben sangat menentukan

rendemen dan kualitas minyak bunga yang diperoleh. Tjiptadi dan Wahyu

(1986) melaporkan bahwa campuran lemak sapi dan lemak babi dengan

perbandingan 1:2 mempunyai konsistensi yang baik bila digunakan

sebagai absorben dalam proses enfleurasi bunga sedap malam. Dari uraian

tersebut di atas, diharapkan bahwa penggunaan absorben lemak hewan

dapat meningkatkan rendemen absolut dan mutu minyak mawar.

Tahap pertama dilakukan untuk mencari campuran lemak hewan

yang sesuai sebagai absorben dalam proses enfleurasi bunga mawar

dengan karakteristik seperti mentega putih (Suyanti et al., 2001). Jenis

lemak yang bisa digunakan seperti campuran lemak sapi, lemak kambing

atau lemak ayam. Dilakukan pembersihan lemak hewan yang digunakan

dalam proses pembuatan absorben. Lemak dibersihkan dari kotoran

menggunakan tangan 8 kemudian digiling halus sambil dicuci dengan air

bersih yang mengalir. Selanjutnya lemak dicairkan secara perlahan-lahan

di atas pemanas air pada suhu dan ditambahkan benzoin 0,6% serta tawas

0,15-0,30%. Kotoran yang telah menggumpal dipisahkan dan lemak

disaring dengan kain saring kemudian didiamkan pada suhu ruang (27-

300C ). Proses pencampuran dilakukan dengan pengadukan (mixer) pada

kecepatan rendah dalam 10 menit pertama dan kemudian kecepatan


10

ditingkatkan hingga campuran lemak tampak merata setelah pengadukan

selama 2 jam. Selanjutnya lemak dimurnikan dengan cara netralisasi

(untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak), pemucatan (untuk

menghilangkan zat warna yang tidak disukai dalam minyak), dan

deodorisasi (untuk menghilangkan bau yang tidak diinginkan dalam

minyak). Lemak yang dihasilkan dianalisis asam lemak bebas, warna, dan

aroma. Lemak yang memiliki konsistensi mendekati mentega putih, dan

memiliki kadar asam lemak bebas rendah akan digunakan sebagai

absorben.

Pada tahap kedua dilakukan proses enfleurasi bunga mawar dengan

absorben berbagai komposisi campuran lemak hewan hasil tahap pertama.

Bunga disusun dalam chasis (50x40x5cm) yang sudah dilapisi lemak

sebagai absorben secara merata dengan ketebalan 0,3 cm (200 g lemak).

Permukaan lemak digores dengan ujung pisau untuk memperluas

permukaan lemak. Bunga mawar yang telah disortir dan dibersihkan dari

tangkainya ditimbang sebanyak 200 g dan disebarkan di atas permukaan

lemak secara teratur sehingga seluruh permukaan lemak ditutupi oleh

bunga. Chasis kemudian ditutup dan dibiarkan dalam jangka waktu

tertentu. Kemudian bunga dikeluarkan dari chasis, permukaan lemak

diratakan kembali dan digores dengan ujung pisau (arah berlawanan).

Proses enfleurasi dilakukan selama 7 hari dengan selang pergantian bunga

setiap 12 dan 24 jam. Setelah enfleurasi selesai dilaksanakan, lemak

kemudian diambil dari chasis dengan spatula dan dimasukkan ke dalam


11

erlenmeyer. Lemak dilarutkan dalam alkohol dengan perbandingan 1:2

dan dipanaskan pada suhu 300C sambil diaduk sehingga lemak terpisah

dan menghasilkan filtrat. Kemudian filtrat didinginkan dalam pendingin

(150C) sampai filtrat terpisah dari lemak yang mengendap. Pendinginan

dilanjutkan sampai suhu 5 dan -50C , filtrat disaring dan menghasilkan

minyak bunga dalam lemak. Pemisahan minyak bunga dalam lemak

dilakukan dengan proses evaporasi vakum dan pelarut absolut.


KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah ini adalah mawar

merupakan sumber minyak atsiri yang sangat berpotensi dan pembuatan minyak

mawar sebaiknya menggunakan metode enfleurasi agar hasil yang didapat lebih

banyak dan dengan kualitas yang bagus pula.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1.2011. Pemanfaatan Mawar Untuk Parfum. http://tamanku.com/. Diakses


tanggal 25 September 2016.
.
Anonim 2.2011. 2012. Mawar. http://id.wikipedia.org/wiki/Mawar/. Diakses
tanggal 25 September 2016.. .

Anonim 3. 2011. Minyak Mawar. http://ismoyoagubg.wordpress.com/. Diakses


tanggal 25 September 2016..

Atawia,B.A, S.A.S Hallabo and M.K Morsi. 1998. Effect of Type of Solvent on
Quantity and Quality of Jasmine Concrete and Absolute. Egyptian J.
Food Sci 16(1-2):213-224.

Kataren S. 1985. Minyak Atsiri. Pengantar Teknologi. PN Balai Pustaka. Jakarta.


Hlm.283-292.

Moates G.K and J. Reynolds. 1991. Comparison of Rose Extracts Produced by


Different Extraction Techniques. J.Ess. Oil Res. 3:289-294.

Suyanti, S.Prabawati, E.D. Astuti, dan Sjaifullah. 2001. Pengaruh Jenis Absorben
dan Frekuensi Penggantinan Bunga Terhadap Mutu Minyak Melati.
J.Hort. 11(1):51-57.

Tjiptadi dan Wahyu. 1986. Teknis Enleurasi Minyak Atsiri Dari Bungabungaan.
Laporan Hasil Penelitian dan Pengembangan. Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian. 8 Hlm.
RESPON BERBAGAI MACAM ZPT TERHADAP
PERTUMBUHAN AKAR SUKUN
(Artocarpus communis Forst.)
(LAPORAN PRAKTIKUM PUPUK DAUN DAN ZPT)

KELOMPOK 3

NAMA :

AHMAD YASSIN E1A213031

BAYUNA PRAMA ARTA E1A213023

ISNAWATI E1A213030

ATRIANI E1A213024

ABDUL GANI WIJAYA E1A213029

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKUTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2016
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................... i

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ii

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................ 3

ALAT DAN METODE ............................................................................... 4


Alat .................................................................................................. 4
Bahan ............................................................................................... 4
Waktu dan Tempat .......................................................................... 4
Metode ............................................................................................. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 6


Hasil ................................................................................................ 6
Pembahasan ..................................................................................... 7

KESIMPULAN ........................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10

LAMPIRAN ................................................................................................ 11
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. jumlah bagian tanaman yang tumbuh dengan perlakuan


beberapa jenis zpt .................................................................................... 6
Tabel 2. jumlah bagian tanaman yang tumbuh dengan
perlakuan beberapa jenis zpt ................................................................... 11

Anda mungkin juga menyukai