PEMBAHASAN
Wild roses (Mawar Liar): asalnya tumbuh liar, bentuk bunga sederhana,
sudah dikenal manusia sejak zaman dulu. Beberapa spesies mawar terkemuka
yang disebut di atas dan beberapa hibrida yang dihasilkannya merupakan contoh
mawar liar.
Ø Alba: “mawar putih” hasil persilangan Rosa arvensis dengan Rosa alba. Alba
merupakan contoh Mawar Taman yang paling tua, dibawa ke Inggris oleh
bangsa Romawi kuno. Berbunga setahun sekali. Contoh: ‘Semi-plena’, ‘White
Rose of York’.
Ø Gallica: hasil persilangan dari Rosa gallica yang berasal dari Eropa bagian
tengah dan selatan. Berbunga sekali di musim panas. Contoh: ‘Cardinal de
Richelieu’, ‘Charles de Mills’, ‘Rosa Mundi’ (Rosa gallica versicolor).
Ø Damask – dibawa ke Eropa dari Persia oleh Robert de Brie sekitar tahun 1254
dan tahun 1276. Mawar jenis Summer Damasks (persilangan antara mawar
Gallica dengan Rosa phoenicea) berbunga sekali di musim panas. Mawar jenis
Autumn Damasks (persilangan antara Gallica dengan Rosa moschata) berbunga
di musim gugur. Contoh: ‘Ispahan’ dan ‘Madame Hardy’.
Ø Centifolia atau dikenal juga sebagai Provence: secara harafiah berarti “seribu
daun mahkota” adalah hasil pemuliaan di abad ke-17 di Belanda. Berbunga
setahun sekali, misalnya: ‘Centifolia’ dan ‘Paul Ricault’.
Ø Moss: masih kerabat dekat Centifolia, batang dan daun-daun kelopak seperti
ditumbuhi lumut berwarna hijau. Berbunga setahun sekali. Contoh: ‘Comtesse
de Murinais’, ‘Old Pink Moss’.
Ø Tea: Mawar hasil persilangan ‘Hume’s Blush China’ atau ‘Parks’ Yellow Tea
Scented China’ dengan berbagai jenis Bourbon dan Noisette. Berbunga berkali-
kali walaupun tidak selalu berbau harum seperti teh. Contoh: ‘Lady Hillingdon’.
Ø Modern Garden Roses (Mawar Modern Garden): Keturunan dari mawar Old
Garden dan bentuknya beraneka ragam. Kelompok ini dibagi-bagi berdasarkan
ukuran tanaman dan ciri khas bunga, misalnya: “tanaman semak dengan bunga
besar,” tanaman semak dengan bunga besar berulang kali,” “bunga
berkelompok,” “menjalar, bunga berulang kali,” “semak pendek, berbunga
sekali.” Sebagian besar kultivar model mutakhir dapat digolongkan ke dalam 2
kelompok:
Ø Hybrid Tea: Mawar yang ideal untuk bunga potong karena satu batang bisa
menghasilkan 5 sampai 6 bunga. Bunga berukuran besar dan anggun, memiliki
daun mahkota yang tersusun rapat dan pinggirannya sedikit terlipat ke luar,
sering ditanam di kebun-kebun kecil dan disematkan pada jas sewaktu
menghadiri upacara pernikahan.
Mawar yang dikenal di Indonesia sebagian besar adalah mawar jenis Hybrid Tea
dan Medium.
Mawar adalah tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga
yang dihasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies
kebanyakan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar
umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat
yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang ditemui,
tinggi tanaman mawar yang merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter.
Bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa sericea
yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih dan
merah jambu atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Ovari berada di
bagian bawah daun mahkota dan daun kelopak Buah mawar (rose hips) dari
Rosa canina.
Hal inilah yang mendorong teknik kultur in vitro menjadi alternatif karena
tidak memiliki ketergantungan terhadap musim karena dilakukan di ruang
tertutup, daya multiplikasi tinggi, dan dapat menghasilkan tanaman yang bebas
bakteri dan cendawan. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi
bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan
dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat
memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. Teknik ini
dilakukan dengan menggunakan salah satu bagian tanaman mawar yang
digunakan sebagai eksplan (jaringan, organ, embrio, sel tunggal, protoplas, dan
sebagainya) dan ditanam pada media bernutrisi secara aseptis. Media tersebut
mengandung berbagai konsentrasi hormon untuk mendukung pertumbuhan
eksplan yang diinginkan.Adapun yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah
teori totipotensi.