Anda di halaman 1dari 3

Benang Merah Antara Ilmu dan Akhlaq

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

َ ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬.‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ انعم علينا بنعمة االيمان واالسالم‬
‫ك‬
‫ار ْك َعلَى سيدنا وموالنا‬ ِ َ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوب‬َ ‫ اَللَّهُ َّم‬.ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬،ُ‫لَه‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد؛ فَيَا ِعبَا َد‬.‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعي َْن‬ َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬،‫ك اَلنَّبِ ِي ْاُأل ِّم ِي‬ َ ِ‫ك َو َرس ُْول‬ َ ‫ُم َح َّم ٍد َع ْب ِد‬
َّ ‫ يَاَأيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬:‫ال هللاُ تَ َعالَى‬
‫ق‬ َ َ‫ فَق‬،ِ‫ص ْي ُك ْم ونفسي بِتَ ْق َوى هللا‬ ِ ‫ ُأ ْو‬،ِ‫هللا‬
َ‫م ْون‬ُ ِ‫تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن ِإالَّ َوَأنتُ ْم ُّم ْسل‬
Hadirin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah,
Sebagai hamba Allah yang selalu ingin mengharap rahmatNya,
Marilah selalu kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepadaNya karena
selagi nafas kita masih berhembus berarti kita masih diberi kesempatan
oleh Allah untuk memper-baiki diri sebagai jalan menggapai keagungan
rahmat Allah swt..

Hadirin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah,


Dalam salah satu nasehatnya Imam Sufyan bin ‘Uyainah Ra. Pernah
Mengatakan :

ُ‫ِع ْن َد ِذ ْك ِر الصَّالِ ِحي َْن تَ ْن ِز ُل الرَّحْ َمة‬

“Ketika disebut-sebut orang-orang yang sholeh maka turunlah rahmat.”


Senada dengan nasehat itu, maka pada khutbah kali ini saya akan
menyampaikan sebuah kisah dari salah satu shahabat rasulullah SAW,
yang patut untuk kita ambil hikmahnya khususnya bagi kita para pelajar
dan semua orang yang berkecimpung di dunia pendidikan. Sahabat itu
adalah Abdullah ibnu Abbas R.a.

Saat Rasulullah SAW wafat, Shahabat Ibnu Abbas ra, masih berusia 13
tahun. Dan diusia yang sangat muda itu  hampir seluruh waktunya beliau
manfaatkan untuk mencari ilmu agama dari para shahabat – shahabat
senior. Suatu saat beliau berkunjung kerumah salah seorang shahabat
untuk belajar ilmu agama, tapi shahabat yang dikunjungi itu sedang
tidur. Maka beliau menggelar selembar kain dan duduk menunggu di
depan rumah shahabat itu sampai dia bangun, sampai-sampai dalam
penantian itu wajah, jubah dan tubuh beliau kotor oleh debu dan pasir.
Setelah shahabat itu bangun, beliau bertanya tentang masalah agama.
Namun Sahabat ini malah  berkata, wahai Ibnu Abbas “Engkau ini adalah
keponakannya Rasulullah, kenapa kau susah-susah datang kesini,
harusnya kau panggil saja aku kerumahmu, aku pasti akan dating
kerumahmu.

Kemudian Ibnu Abbas menjawab, “Aku ini sedang menuntut ilmu, jadi
akulah yang wajib mendatangimu. Sebab ilmu itu didatangi, bukan
mendatangi”
Subhanallah…!

Betapa hebatnya ma’asyiral muslimin, semangat dan perjuangan


Shahabat ibnu Abbas dalam mencari ilmu. Dan karena perjuangan itulah
beliau mendapat berbagai prestasi. Beberapa diantaranya Beliau pernah
diangkat menjadi penasehat khalifah Umar bin khattab pada usia 17 th,
beliau mendapat gelar Turjuman Al-Qur’an (juru bicaranya Al-Qur’an)
karena kemampuannya dalam memahami Al-Qur’an, Habrul
Ummah (gurunya para umat) karena beliau adalah rujukan utama dalam
mencari solusi permasalahn – permasalahan umat pada waktu itu),
dan Ra’isul mufassirin (pemimpin para imam ahli tafsir) karena beliaulah
pelopor para imam mufassirin. Dan masih banyak gelar lain yang beliau
sandang.
Hadirin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah,
Dari kisah shahabat ibnu Abbas ini, setidaknya ada 2 pelajaran berharga
yang bisa kita ambil.

Yang pertama adalah jika kita ingin jadi mulia, baik mulia disisi Allah
maupun mulia disisi manusia, maka kita harus menuntut ilmu sebanyak
– banyaknya. Utamanya ilmu Agama. Karena Allah SWT berfirman :

‫ون َخبِي ٌر‬ ٍ ‫ين ُأوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬


َ ُ‫ت َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َمل‬ َ ‫ين آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذ‬
َ ‫يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذ‬.
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-
orang yang berilmu beberapa derajat, dan Allah maha mengetahui atas
apa-apa yang kalian kerjakan.
 Juga sabda Rasulullah :

‫َم ْن اَ َرا َدال ُّد ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم َو َم ْن اَ َرا َداالَ ِخ َرةَ فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم َو َم ْن اَ َرا َدهُ َما فَ َعلَ ْي ِه بِالَ ِع ْل ِم‬
“Barangsiapa ingin kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin
kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin keduanya (kehidupan
dunia dan akhirat) maka juga harus dengan ilmu.”
Yang kedua adalah bahwa dalam dalam menuntut ilmu ataupun dalam kehidupan kita
secara umum yang paling utama untuk kita lakukan adalah Adab atau tata krama.
Karena puncak dari ilmu adalah akhlakul karimah atau budi pekerti. Rasulullah SAW
bersabda :
‫ب ُ ْع ًدا‬ َّ‫از َدا َد ِع ْل ًما َولَ ْم يَ ْز َد ْد هُدًى لَ ْم يَ ْز َد ْد ِم َن هَّللا ِ اِال‬
ْ ‫َم ِن‬
“Barang siapa makin bertambah pelajaran ilmunya dan tidak bertambah hidayahnya, maka
ia akan makin jauh dari Allah”

Hadist ini menjelaskan pada kita secara gamblang mengenai ciri – ciri ilmu yang
bermanfaat dan membawa berkah.

Dalam hadist ini dijelaskan bahwa orang yang ilmunya itu bertambah
akan tetapi hidayahnya atau perilaku akhlaknya tidak bertambah baik
maka dia akan semakin jauh dari Allah SWT. Dan itu artinya ilmunya
tidak bermanfaat atau kurang barokah.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,


Maka dari itu, jika ada orang yang ilmunya itu bertambah tapi
sombongnya juga bertambah, bohongnya bertambah, dengkinya
bertambah, serakahnya bertambah dan mulutnya selalu menyakiti orang
lain itu artinya ilmunya tidak manfaat dan dia akan semakin jauh dari
Allah SWT dan rahmatnya.

Ilmu harus mampu menyeimbangkan antara rasio dan roso atau antara
otak dan hati  agar ilmu itu bisa mendatangkan rahmat , keberkahan dan
kemuliaan hidup dari Allah SWT.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,


Inilah seklumit khutbah kali ini, semoga dapat membawa manfaat bagi
kita semua dan semoga Allah akan menyisihkan kita semua menjadi
hamba – hambanya yang mendapatkan ilmu manfaat dan kemuliaan
hidup didunia terlebih di akhirat kelak. Aamiin…2x, yaa Rabbal aalamiin

‫آن ْال َك ِري ِْم* َونَفَ َعنِي وَِإيَّا ُك ْم بما فيه من االيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تالوته انه هو السميع‬
ِ ْ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
َ ‫بَا َر‬
‫َأ‬ ْ
ِ ‫*العليم * َوقُلْ َربِّ اغفِرْ َوارْ َح ْم َو ْنتَ َخ ْي ُر الر‬
َ‫َّح ِم ْين‬

Anda mungkin juga menyukai