َ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي.اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ انعم علينا بنعمة االيمان واالسالم
ك
ار ْك َعلَى سيدنا وموالنا ِ َصلِّ َو َسلِّ ْم َوبَ اَللَّهُ َّم.ُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه،ُلَه
َأ َّما بَ ْع ُد؛ فَيَا ِعبَا َد.صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعي َْن َ َو َعلَى آلِ ِه َو،ك اَلنَّبِ ِي ْاُأل ِّم ِي َ ِك َو َرس ُْول َ ُم َح َّم ٍد َع ْب ِد
َّ يَاَأيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح:ال هللاُ تَ َعالَى
ق َ َ فَق،ِص ْي ُك ْم ونفسي بِتَ ْق َوى هللا ِ ُأ ْو،ِهللا
َم ْونُ ِتُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن ِإالَّ َوَأنتُ ْم ُّم ْسل
Hadirin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah,
Sebagai hamba Allah yang selalu ingin mengharap rahmatNya,
Marilah selalu kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepadaNya karena
selagi nafas kita masih berhembus berarti kita masih diberi kesempatan
oleh Allah untuk memper-baiki diri sebagai jalan menggapai keagungan
rahmat Allah swt..
Saat Rasulullah SAW wafat, Shahabat Ibnu Abbas ra, masih berusia 13
tahun. Dan diusia yang sangat muda itu hampir seluruh waktunya beliau
manfaatkan untuk mencari ilmu agama dari para shahabat – shahabat
senior. Suatu saat beliau berkunjung kerumah salah seorang shahabat
untuk belajar ilmu agama, tapi shahabat yang dikunjungi itu sedang
tidur. Maka beliau menggelar selembar kain dan duduk menunggu di
depan rumah shahabat itu sampai dia bangun, sampai-sampai dalam
penantian itu wajah, jubah dan tubuh beliau kotor oleh debu dan pasir.
Setelah shahabat itu bangun, beliau bertanya tentang masalah agama.
Namun Sahabat ini malah berkata, wahai Ibnu Abbas “Engkau ini adalah
keponakannya Rasulullah, kenapa kau susah-susah datang kesini,
harusnya kau panggil saja aku kerumahmu, aku pasti akan dating
kerumahmu.
Kemudian Ibnu Abbas menjawab, “Aku ini sedang menuntut ilmu, jadi
akulah yang wajib mendatangimu. Sebab ilmu itu didatangi, bukan
mendatangi”
Subhanallah…!
Yang pertama adalah jika kita ingin jadi mulia, baik mulia disisi Allah
maupun mulia disisi manusia, maka kita harus menuntut ilmu sebanyak
– banyaknya. Utamanya ilmu Agama. Karena Allah SWT berfirman :
َم ْن اَ َرا َدال ُّد ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم َو َم ْن اَ َرا َداالَ ِخ َرةَ فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم َو َم ْن اَ َرا َدهُ َما فَ َعلَ ْي ِه بِالَ ِع ْل ِم
“Barangsiapa ingin kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin
kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin keduanya (kehidupan
dunia dan akhirat) maka juga harus dengan ilmu.”
Yang kedua adalah bahwa dalam dalam menuntut ilmu ataupun dalam kehidupan kita
secara umum yang paling utama untuk kita lakukan adalah Adab atau tata krama.
Karena puncak dari ilmu adalah akhlakul karimah atau budi pekerti. Rasulullah SAW
bersabda :
ب ُ ْع ًدا َّاز َدا َد ِع ْل ًما َولَ ْم يَ ْز َد ْد هُدًى لَ ْم يَ ْز َد ْد ِم َن هَّللا ِ اِال
ْ َم ِن
“Barang siapa makin bertambah pelajaran ilmunya dan tidak bertambah hidayahnya, maka
ia akan makin jauh dari Allah”
Hadist ini menjelaskan pada kita secara gamblang mengenai ciri – ciri ilmu yang
bermanfaat dan membawa berkah.
Dalam hadist ini dijelaskan bahwa orang yang ilmunya itu bertambah
akan tetapi hidayahnya atau perilaku akhlaknya tidak bertambah baik
maka dia akan semakin jauh dari Allah SWT. Dan itu artinya ilmunya
tidak bermanfaat atau kurang barokah.
Ilmu harus mampu menyeimbangkan antara rasio dan roso atau antara
otak dan hati agar ilmu itu bisa mendatangkan rahmat , keberkahan dan
kemuliaan hidup dari Allah SWT.
آن ْال َك ِري ِْم* َونَفَ َعنِي وَِإيَّا ُك ْم بما فيه من االيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تالوته انه هو السميع
ِ ْك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر
َ بَا َر
َأ ْ
ِ *العليم * َوقُلْ َربِّ اغفِرْ َوارْ َح ْم َو ْنتَ َخ ْي ُر الر
ََّح ِم ْين