Anda di halaman 1dari 3

Hadirin kamu Muslimin dan Muslimat jamaah shalat Idul Fitri yang mulia.

Ukhuwah yang dibangun oleh Rasulullah berbeda dengan persaudaraan


keluarga atau ikatan pertemanan lainnya. Ukhuwah yang dimaksud disini
Pada pagi yang sangat indah ini, saat kumandang takbir bersahutan dengan dibangun di atas landasan iman dan nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh
kicauan burung dan gemericik rahmat dan ampunan dari Allah swt, pertama- Allah SWT, sehingga yang menyatukan mereka dalam ukhuwah ini adalah
tama saya ingin mengajak hadirin sekalian untuk meningkatkan taqwa simpul akidah dan kesamaan dalam berpegang teguh dengan tali Allah
kepada Allah swt. Takwa dalam arti yang sangat luas, yaitu menjalankan SWT.
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Allah berfirman:
Sudah lebih dari satu tahun kita dilanda musibah pandemi Covid-19, sudah
banyak yang tertulari baik di tanah air maupun di seluruh negara di atas
bumi. Berjuta orang telah wafat dan berjuta orang juga jatuh kepada
kemiskinan karena krisis ekonomi akibat dari tidak normalnya kehidupan “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu
bisnis maupun mata pencaharian. Oleh karena itu lebaran kali ini kita belum damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah
bisa merayakan secara normal seperti dahulu, kita masih tetap prihatin supaya kamu mendapat rahmat.” (al-Hujurat 10).
sebagaimana halnya lebaran tahun yang lalu.
Sebagai contoh praktik dari ukhuwah imaniyah itu adalah kisah Salman Al
Dampak dari wabah ini sangat luarbiasa, bukan hanya kepada derajat Farisi dan Abu Darda’ yang telah dipersaudarakan oleh Rasulullah SAW.
kesehatan, tetapi juga berakibat kepada aspek kehidupan lain secara
menyeluruh. Selain ekonomi yang hancur, juga relasi sosial terganggu dan Suatu hari Salman mengunjungi rumah saudaranya Abu Darda’. Di sana
kehidupan keagamaan juga banyak yang menyesuaikan dengan keadaan. Salman mendapati Ummu Darda’ berwajah cemberut. Kemudian Salman
Untuk itu tetaplah kita waspada, berikhtiar semaksimal mungkin untuk bertanya kepadanya:
menjaga diri kita dan keluarga agar tidak terkena terlalu jauh dari dampak
musibah ini. “Ada apa wahai Ummu Darda’?” tanyanya.

Izinkanlah saya selaku khatib dalam khutbah yang singkat ini menyampaikan “Saudaramu Abu Darda’ tidak lagi menginginkan dunia,” jawab Ummu
tiga pembelajaran penting tentang ukhuwah, yang sesungguhnya ketiga Darda’.
momentum pembelajaran ukhuwah itu telah sengaja diajarkan oleh Allah Kemudian datanglah Abu Darda’ dan mempersilahkan makan, seraya
SWT kepada kaum muslimin yang menjalankan ibadah puasa di bulan berkata: “Saya lagi puasa.”
Ramadhan hingga selesai dan diakhiri dengan merayakan Idul Fitri.
Salman menjawab: “Saya tidak akan makan sebelum engkau makan”.
Momentum pertama adalah: pembelajaran menguatkan iman sebagai Kemudian setelah itu Abu Darda’ mau makan.
landasan membangun ukhuwah.
Pada malam harinya menjelang tidur, Abu Darda’ berdiri untuk shalat malam,
Salah satu pilar utama bangunan masyarakat Muslim adalah ukhuwah. dicegah oleh Salman seraya berkata: “Tidurlah!”
Karena itu, kokohnya pilar ini menjadi perhatian Rasulullah SAW saat
membangun masyarakat Islam di Madinah. Beliau mempersaudarakan kaum Kemudian tidur sebentar dan setelah itu bangun lagi untuk shalat. Ditegur
Muhajirin yang datang dari Makkah dengan kaum Anshar, penduduk asli lagi oleh Salman: “Tidurlah!” kemudian tidur lagi. Di akhir malam, Salman
Madinah. membangunkannya seraya berkata: “Sekarang saatnya untuk shalat.”
“Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami
Ketika kisah itu sampai kepada Rasulullah SAW, beliau berkata: “Betul, apa telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu.” (al-
yang dilakukan oleh Salman.” Kahfi 84).
Ukhuwah imaniyah ini dibangun di atas landasan Iman yang tujuannya Meskipun demikian, ada ungkapan menarik ketika dia mau membangun
adalah saling tolong-menolong dalam merealisasikan kebaikan serta saling proyek tembok pembatas, sebagaimana diabadikan oleh Allah dalam al-
memberi dan menerima nasehat. Quran, dia mengatakan:

Hadirin kamu Muslimin dan Muslimat jamaah shalat Idul Fitri yang mulia. “Maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding
penghalang antara kamu dan mereka.” (al-Kahfi 95).
Dalam aktivitas mengajak manusia kepada kebaikan atau yang biasa disebut
dengan dakwah, ukhuwah imaniyah ini sangat diperlukan. Agar proyek Zulkarnain ternyata masih membutuhkan bantuan untuk membangun
dakwah itu dapat berjalan dengan baik, maka para pelakunya harus tembok, dia tidak bisa mengerjakan sendiri. Seakan-akan dia ingin
senantiasa mengedepankan nilai-nilai ukhuwah. mengungkapkan bahwa dia telah memiliki kekuatan materi dan gagasan,
dan rakyatnya memiliki kekuatan tenaga. Namun kekuatan materi dan
Seperti saling meminta pendapat dalam melakukan suatu aktivitas yang gagasan saja tidak mungkin bisa merealisasikan sebuah tujuan jika tidak
terkait dengan dakwah, dan tidak berjalan sendiri meskipun ia telah yakin didukung dengan kekuatan tenaga dari rakyatnya.
dengan aktivitasnya itu akan menghasilkan kebaikan.
Itulah ungkapan al-Quran yang sangat ringkas “maka bantulah aku dengan
Sikap saling memberikan kepercayaan sesama pelaku atau kelompok kekuatan”, namun memiliki makna yang sangat dalam. Ungkapan itu
pelaku dakwah juga dibutuhkan, demikian juga pengorbanan baik harta mengajarkan kepada kita bahwa untuk melakukan sebuah pekerjaan besar
maupun tenaga. Nilai-nilai ukhuwah tersebut sangat diperlukan karena harus dengan menyatukan seluruh kekuatan dan potensi yang dimiliki,
proyek dakwah yang besar itu tidak mungkin dapat dikerjakan oleh dengan membangun kebersamaan dan bukan malah mencerai-beraikannya.
sekelompok orang saja.
Masyarakat yang sukses adalah masyarakat yang dapat memobilisasi
Momentum kedua: Idul Fitri sebagai momentum pembelajaran membangun seluruh kekuatan yang dimilikinya untuk mewujudkan kebaikan bersama.
kebersamaan Pemimpin yang cerdas dan sukses adalah pemimpin yang mampu
merangkai seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya untuk
Di dalam al-Quran al-Karim, tepatnya pada surat al-Kahfi, ada kisah yang merealisasikan tujuan yang diimpikan bersama.
tidak kalah menariknya dengan kisah Ashabul Kahfi, yaitu kisah tentang Bagi para dai yang telah memproklamasikan diri sebagai penyeru kebaikan,
seorang raja bernama Zulkarnain. Seorang yang telah diberi kekuasaan kebersamaan ini sangat diperlukan. Meminta pendapat kepada sesama
yang besar oleh Allah SWT. aktivis dakwah adalah suatu kemestian untuk membangun semangat
kebersamaan. Bukankah Rasulullah SAW, nabi yang telah terjaga dari
Beliau dilengkapi dengan segala sesuatu yang mendukung untuk kesalahan juga banyak meminta pendapat dari para sahabatnya? Bahkan
keberlangsungan kekuasaannya. Mulai dari tentara yang kuat, peralatan dengan jelas hal itu diperintahkan oleh Allah dalam al-Quran:
perang yang lengkap, dan peradaban yang tinggi. Karena itu, dia menjadi
penguasa bumi pada zamannya, seluruh raja-raja yang ada di dunia pada
saat itu tunduk kepada kekuasaannya.
“Dan bermusyawaralah bersama mereka dalam urusan itu.”(Ali Imran 159)
Allah berfirman:
Menurut Hasan al-Basri tujuannya bukan untuk mengambil pendapat dari Rasulullah melakukannya sesuai dengan perhitungan manusia, membuat
mereka, namun untuk mengajarkan kepada mereka bahwa dalam perencanaan dan menggunakan strategi yang baik. Dalam peristiwa hijrah
musyawarah itu ada keberkahan dan agar umatnya mencontoh kebiasaan itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan ta’āwun atau tolong- dalam ibadah
bermusyawarah tersebut. dan kebaikan.
Ta’āwun adalah merupakan salah satu prinsip utama yang diajarkan oleh
Dengan membangun kebersamaan, mereka para dai juga akan saling Islam. Allah swt berfirman:
menghormati pendapat di antara mereka. Hanya mengagumi pendapat
pribadi dan mengabaikan pendapat orang lain adalah penyakit yang akan
menghancurkan bangunan dakwah itu sendiri.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa,
Dengan membangun kebersamaan juga akan terwujud saling menasehati dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan,” (al-
antara para dai. Bukankan Rasulullah telah menerima pendapat Hubab bin Maidah 2).
al-Munzir pada perang Badar terkait dengan posisi pasukan yang tepat?
Dengan ta’āwun, masyarakat Muslim akan bersatu dan saling menyintai,
Bukankan Rasulullah juga telah menerima nasehat dari Salman al-Farisi menjadi bagaikan tubuh yang satu sebagaimana yang digambarkan oleh
untuk menggali parit pada perang Khandaq? Rasulullah SAW dalam hadisnya. Ta’āwun juga merupakan sarana untuk
memberdayakan berbagai potensi yang berserakan di masyarakat, karena
dengan ta’āwun, masing-masing dapat memberikan potensi yang dimiliki,
Momentum ketiga: Idul Fitri sebagai Momentum Memperkokoh Ta’awun
sehingga akan terwujudlah maslahat yang lebih besar.
dalam Kebaikan
Dalam memerintahkan kaum Muslimin untuk ta’āwun dalam berdakwah yang
menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin, Allah bukan hanya
Pada saat Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke kota Madinah, yang paling mengungkapkan dalam bentuk perintah, tetapi Allah juga telah menunjukkan
berperan membantu menyukseskannya adalah keluarga Abu Bakar as- kepada kita bahwa di pihak lain, orang-orang kafir telah
Ṣiddiq. melakukan ta’āwun dan menyatukan langkah untuk menyebarkan kekafiran
dan kebatilan mereka, masihkah kita belum juga mau berta’āwun untuk
Dalam strateginya, Rasulullah meminta Abu Bakar untuk mendampingi berdakwah dan menyebarkan al-haq.
dalam perjalanan. Asma’ bin Abu Bakar ditugaskan untuk memenuhi Allah berfirman:
kebutuhan logistik sejak keluar dari rumah, ketika singgah di goa Ṡur, hingga
benar-benar Rasulullah dan ayahnya merasa aman dalam perjalanan
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang
mereka menuju Madinah.
Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling
melindungi. Barang siapa diantara kamu yang menjadikan mereka teman
Abdullah bin Abu Bakar bertugas mengumpulkan berita dan menjadi mata-
setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka” (al- Maidah:51).
mata. ‘Ᾱmir bin Fuhair, bertugas menggembalakan kambing dengan
mengikuti jalan yang dilalui oleh Rasulullah dan Abu Bakar agar jejak
mereka terhapus oleh jejak kambingnya. Demikianlah tiga pembelajaran dari momentum hari raya Idul Fitri ini.
Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai mengambil hikmah dari hari
ke hari agar saat usia semakin bertambah, kita semakin sering bertaubat
Itulah kisah ta’āwun keluarga Abu Bakar yang dalam menyukseskan
dan semakin pandai pula dalam bersabar.
perjalanan hijrah. Meskipun perjalanan hijrah itu dalam rangka memenuhi
perintah Allah SWT, yang pasti akan ditolong oleh-Nya, tetapi tetap saja

Anda mungkin juga menyukai