Anda di halaman 1dari 19

Tugas pendidikan agama islam

Meneladani perjuangan rasulullah saw


Di mekkah

Disusun oleh:
ahmad samsuri
devina damara
ismi intiaz
makrifatun khasanah
Muhammad eifelsyah.a
Nita aprilianti
Putri tiara.p
Sri wahyuni

Kelompok 1
X tki 5 (tkj 3)
A.Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah
Periode Makkah

Substansi ajaran Islam periode Makkah, yang didakwahkan


Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut :

1.Keesaan Allah SWT


Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta
adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat
bergantung segala apa saja dan makhluk-Nya, tidak beranak dan
tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah SWT, yang
menyamai-Nya (baca dan pelajari QS. A1-Ikhlas, 112: 1-4). Umat
manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada Allah
SWT. Beribadah atau menyembah kepada selain Allah SWT,
termasuk ke dalam perilaku syirik, yang hukumnya haram, dan
merupakan dosa yang paling besar (lihat Q.S An- Nisa’,4: 48).

2
2.Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia,
bukanlah akhir kehidupan, tetapi merupakan awal dan kehidupan yang
panjang, yakni kehidupan di alam kubur dan di alam akhirat. Manusia
yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal saleh, dan
senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh
balasan yang menyenangkan. Di alam kubur akan memperoleh berbagai
kenikmatan dan di alam akhirat akan ditempatkan di surga yang penuh
dengan hal-hal yang memuaskan. Tetapi manusia yang ketika di
dunianya durhaka kepada Allah SWT dan banyak berbuat jahat,
tentu setelah matinya akan mendapat siksa kubur dan dicampakkan
ke dalam neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan. (Baca
dan pelajari Q.S. Al-Qari’ah/101: 1-11)

3.Kesucian jiwa
Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha
menyucikan jiwanya dan melarang keras mengotorinya. Seseorang
dianggap suci jiwanya apabila selama hayat di kandung badan
senantiasa beriman dan bertakwa atau meninggalkan segala
perbuatan dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila durhaka
pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa. Sungguh beruntung orang
yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya, dan alangkah ruginva
orang yang mengotori jiwanya.

Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa


itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.

(Q.S. Asy-Syams/91: 9-10)

3
4.Persaudaraan dan Persatuan
Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan
persatuan, bahkan persaudaraan landasan bagi terwujudnya
persatuan.Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah
bersaudara. Mereka dituntut untuk saling mencintai dan sayang-
menyayangi, di bawah naungan rida Ilahi. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak dianggap beriman seorang Muslim di antara kamu, sehingga ia
mencintai saudaranya, seperti rnencintai dirinya.”

(H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i).

Selain itu sesama umat Islam, hendaknya saling menolong


dalam kebaikan dan ketakwaan, jangan sekali-kali tolong-menolong
dalam dosa serta permusuhan. Jangan saling menganiaya dan jangan
pula membiarkan saudaranya yang teraniaya tanpa diberikan
pertolongan. Sedangkan umat Islam yang mampu disuruh untuk
memberikan pertolongan kepada saudaranya yang du’afa, yakni para
fakir miskin dan anak-anak yatim telantar (baca dan pelajari Q.S al-
Ma’un/107:1-7)

5.Kerasulan Nabi Muhammad saw. dan Wahyu


Pertama
Menurut beberapa riwayat yang sahih, Nabi Muhammad saw.
pertamakali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17
Ramadhan saat usianya 40 tahun. Malaikat Jibril datang untuk
membacakan wahyupertama yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad saw., yaitu Q.S.al-‘Alāq. Nabi Muhammad saw.
diperintahkan membacanya, namun Rasulullah saw. berkata bahwa ia
tak bisa membaca. Malaikat Jibril mengulangi permintaannya, tetapi

4
jawabannya tetap sama. Kemudian,Jibril menyampaikan firman Allah
Swt. yaitu Q.S. al-‘Alāq/96:1-5 sebagai berikut:

Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang


menciptakanmanusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama
Tuhanmuyang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan
perantaraan(menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidakdiketahuinya.”

(Q.S. al-‘Alaq/96:1-5)

Itulah wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw.

sebagai awal diangkatnya sebagai rasul. Kemudian, Nabi Muhammad


saw.menerima ayat-ayat al-Qur’ān secara berangsur-angsur dalam
jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan
kejadian faktual yang sedang terjadi sehingga hampir setiap ayat al-
Qur’ān turun disertai oleh Asbābun Nuzμl (sebab/kejadian yang
mendasari turunnya ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu
dikumpulkan sebagai kompilasi bernama al-Mushaf yang juga
dinamakan al-Qur’ān.

6.Menanamkan ajaran Tauhid.


Rasulullah menanamkan kepada bangsa Arab bahwa hanya
Allah yang berhak untuk disembah dan tidak ada sekutu lain selain
Allah. Hanya Allah yang esa. Rasulullah mengajak arab jahiliyah untuk
meninggalkan berhala-berhala sembahan mereka karena berhala itu
tdk mampu mendatangkan maslahat atau mudhorat apapun. Hanya
Allah yang Maha menguasai, yang menciptakan langit dan bumi
beserta isinya.

7. Memberikan keteladanan akhlak dalam kehidupan


sehari-hari.

5
Dibanding dengan berceramah untuk menanamkan ajaran islam,
rasululullah lebih memilih untuk berdakwah dengan akhlak yang baik.
Karena pada saat itu sangat sulit untuk mendapat kepercayaan orang-
orang arab. Contoh dakwah rasulullah yaitu berlaku lemah lembut
kepada bangsa arab. Menjenguk bangsa arab yang sering
mengejeknya sebagai orang gila dan membantu mereka keluar dari
kesulitannya. Dakwah dengan akhlak ini terbukti mampu mengajak
banyak kaum bani Hasyim untuk memeluk agama Islam.

6
B.AJARAN AJARAN POKOK RASULULLAH
SAW.DI MEKKAH

1.Aqidah
Rasulullah saw. diutus oleh Allah Swt. untuk membawa ajaran
tauhid.Masyarakat Arab yang saat ia dilahirkan bahkan jauh sebelum
ia lahir,hidup dalam praktik kemusyrikan. Ia sampaikan kepada kaum
Quraisybahwa Allah Swt. Maha Pencipta. Segala sesuatu di alam ini,
langit, bumi,matahari, bintang-bintang, laut, gunung, manusia, hewan,
tumbuhan,batu-batuan, air, api, dan lain sebagainya itu merupakan
ciptaan AllahSwt. Karena itu, Allah Swt. Mahakuasa atas segala
sesuatu, sedangkan manusia lemah tak berdaya. Ia Mahaagung (Mulia)

7
sedangkan manusia rendah dan hina. Selain Maha Pencipta dan
Mahakuasa, Ia pelihara seluruh makhluk-Nya dan Ia sediakan seluruh
kebutuhannya, termasuk manusia. Selanjutnya, Nabi Muhammad saw.
juga mengajarkan bahwa Allah Swt. itu Maha Mengetahui. Allah Swt.
mengajarkan manusia berbagai macam ilmu pengetahuan yang tidak
diketahuinya dan cara memperoleh dan mengembangkan ilmu
pengetahuan tersebut.

Ajaran keimanan ini, yang merupakan ajaran utama yang


diembankan kepada ia bersumber kepada wahyu-wahyu Ilahi. Banyak
sekali ayat al-Qur’ān yang memerintahkan beliau agar menyampaikan
keimanan sebagai pokok ajaran Islam yang sempurna. Allah Swt.
berfirman yang artinya:

“Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah Swt.,Yang Maha Esa. Allah


Swt. tempat meminta segala sesuatu. (Allah Swt.)tidak beranak dan
tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan
Dia.”

(Q.S. al-Ikhlaś/112:1-4)

Ajaran tauhid ini berbekas sangat dalam di hati Nabi dan para

pengikutnya sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat, mapan, dan

tak tergoyahkan. Dengan keyakinan ini, para sahabat sangat percaya

bahwa Allah Swt. tidak akan membiarkan mereka dalam kesulitan dan

penderitaan. Dengan keyakinan ini pula, mereka percaya bahwa Allah

Swt. akan memberikan kebahagiaan hidup kepada mereka. Dengan

keyakinan ini pula, para sahabat terbebas dari pengaruh kekayaan


dan kesenangan duniawi. Dengan keyakinan ini pula, para sahabat
mampu bersabar dan bertahan serta tetap berpegang teguh pada
agama ketika mereka mendapatkan tantangan dan siksaan yang amat
keji dari pemuka-pemuka Quraisy. Dengan keyakinan seperti ini

8
pulalah, Nabi Muhammad saw. dapat mengatakan dengan mantap
kepada Abu Thalib,

“Paman, demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan

kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan tugas

ini, sungguh tidak akan aku tinggalkan. Biarlah nanti Allah Swt. yang

akan membuktikan apakah saya memperoleh kemenangan (berhasil)

atau binasa karenanya”.

Ini pula yang menjadi rahasia mengapa Bilal bin Rabbah dapat
bertahan atas siksaan yang ia terima dengan tetap mengucapkan
“Allah Maha Esa” secara berulang-ulang.

2.Akhlak Mulia
Dalam hal akhlak, Nabi Muhammad saw. Tampil tampil sebagai
teladan yang baik (ideal). Sejak sebelum menjadi nabi, ia telah tampil
sebagai sosok yang jujur sehingga diberi gelar oleh masyarakatnya
sebagai al-Amin (yang dapat dipercaya). Selain itu, Nabi Muhammad
saw.merupakan sosok yang suka menolong dan meringankan beban
orang lain. Ia juga membangun dan memelihara hubungan
kekeluargaan serta persahabatan. Nabi Muhammad saw. tampil
sebagai sosok yang sopan,lembut, menghormati setiap orang, dan
memuliakan tamu. Selain itu,Nabi Muhammad saw. juga tampil sebagai
sosok yang berani dalammembela kebenaran, teguh pendirian, dan
tekun dalam beribadah.

Nabi Muhammad saw. mengajak agar sikap dan perilaku yang


tidak terpuji yang dilakukan masyarakat Arab seperti berjudi,
meminum minuman keras (khamr), berzina, membunuh, dan kebiasaan
buruk lainnya ditinggalkan. Selain karena pribadi ia dengan akhlaknya
yang luhur, ajaran untuk memperbaiki akhlak juga bersumber dari
Allah Swt. Firman-Nya,

9
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,

karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan

bertakwallah kepada Allah Swt. agar kamu mendapat rahmat.

” (Q.S. al-Hujurāt/49:10)

Keterangan di atas memberikan penjelasan kepada kita, bagaimana


Rasulullah saw. memadukan teori dengan praktik. Ia mengajarkan
akhlak mulia kepada masyarakatnya, sekaligus juga membuktikannya
dengan perilakunya yang sangat luhur. Akhlak Rasulullah saw. adalah
apa yang dimuat di dalam al-Qur’ān itu sendiri. Ia tidak hanya
mengajarkan,tetapi juga mencontohkan dengan akhlak terpuji. Hal ini
diakui oleh seorang penulis Barat, Michael H. Hart dalam bukunya
yang berjudul “100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia” dengan
menempatkan Rasulullah saw. sebagai manusia tersukses mengubah
perilaku manusia yang biadab menjadi manusia yang beradab.

10
C.AKHLAK MULIA RASULULLAH SAW

1.Pemurah
Baginda merupakan seorang yang amat pemurah. Setiap hari,
Baginda akan memastikan harta yang dimilikinya itu akan didermakan
kepada fakir miskin. Rezeki yang diperolehi melalui pekerjaan yang
dilakukan oleh Baginda itu hanyalah sekadar untuk keperluannya

11
sahaja, manakala selebihnya diberikan kepada mereka yang
memerlukan.

Dari Ibnu Abbas r.a berkata;

“Rasulullah s.a.w manusia yang paling pemurah dan lebih pemurah lagi
di bulan Ramadan ketika Jibril menemuinya. Jibril menemuinya pada
setiap malam di bulan Ramadan, lalu Jibril mengajarinya al-Quran,
dan sungguh Rasulullah s.a.w ketika Jibril menemuinya Baginda sangat
pemurah melakukan kebajikan melebihi angin yang berhembus.”

(Muttafaq ’alaih)

Sesungguhnya Rasulullah s.a.w ada bersabda yang bermaksud;

“Orang yang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia
dan jauh dari api neraka. Orang yang kedekut itu jauh dari Allah,
jauh dari manusia dan dekat dengan neraka. Sesungguhnya orang yang
bodoh tetapi pemurah itu lebih disayangi Allah daripada seorang abid
yang bakhil.”

(Hadis Riwayat Tirmizi)

2.Beradab Ketika Menjamu Makanan


Baginda mengajar kepada kita, sebelum makan mulakan dengan
berdoa. Selain menghalang syaitan daripada berkongsi makanan
dengan kita, berdoa juga merupakan tanda syukur kita kepada Allah
swt atas nikmat rezeki yang dikurniakan.

Tangan kanan digunakan untuk menyuap makanan dan Baginda


akan memilih lauk yang paling dekat terlebih dahulu. Selain itu,
Baginda juga tidak akan mencela makanan apabila tidak menyukainya,
melainkan hanya menyisihkannya sahaja.

3. Pemakaian Dan Berwangi-wangian

12
Baginda amat sederhana dalam aspek pemakaian. Warna putih
adalah warna kegemaran Baginda. Setiap kali memakai pakaian,
Baginda akan memulakannya dari arah kanan dan disertai doa,
manakala apabila melepaskan pakaian pula dimulakan dengan sebelah
kiri.

Selain menjaga kebersihan dan kekemasan pemakaiannya,


Baginda turut menyukai wangi-wangian dan tubuh Baginda sentiasa
berbau harum. Hal ini membuatkan orang sekeliling menyenangi
Baginda. Anas bin Malik menyatakan;

”Aku belum pernah menyentuh sutera yang lebih lembut dibandingkan


telapak tangan Rasulullah s.a.w. dan aku juga belum pernah mencium
minyak wangi (misk) apapun yang lebih harum dibandingkan aroma
Rasulullah s.a.w.”

(Hadis Riwayat Bukhari)

4.Menjaga Tutur Kata


Ketika berbicara, Baginda menggunakan ayat-ayat yang ringkas,
padat, lengkap, dan mudah difahami oleh orang-orang yang
mendengarnya. Selain itu, Baginda juga tidak akan bercakap
melainkan yang penting dan terdapat keperluan.

Baginda tidak akan meninggikan suara melainkan untuk menyatakan


hal yang benar dan apabila ia berkait hak-hak Allah s.w.t. Apabila ada
yang bertanyakan sesuatu padanya, Baginda akan menjawab segala
persoalan tersebut dengan jawapan dan nasihat yang mudah diterima
serta tidak menyinggung hati.

Abu Hurairah r.anhu berkata;

“Baginda adalah seorang yang panjang kedua lengannya, lentik alisnya,


kedua matanya lebar, dan antara kedua bahunya gagah dari depan dan
belakang. Demi bapa dan ibuku, sungguh Baginda tidak pernah

13
berbuat keji dan tidak pula berkata keji, dan Baginda juga tidak
pernah mengeraskan suaranya di tempat umum.”

(Hadis Riwayat Ahmad)

5.Berlapang Dada Dan Pemaaf


Salah satu contoh sifat Rasulullah s.a.w yang sentiasa berlapang
dada dan pemaaf adalah ketika di suatu peperangan, seorang tentera
Musyrikin mengugut Baginda dan tentera Muslimin dengan berkata,

“Siapakah di antara kamu yang dapat menyelamatkan engkau dari


pedangku?”

“Allah.”

Jawab Rasulullah, sehingga menyebabkan tangan tentera Musyrikin


itu gementar dan pedangnya jatuh. Kemudian, Baginda mengambil
pedang tersebut lalu berkata,

“Siapakah kini yang dapat mempertahankan engkau daripadaku?”

Tentera Musyrikin itu menjawab,

“Ambilllah nyawaku dengan cara yang baik.”

Rasulullah s.a.w diberi peluang untuk membalas dendam, namun


Baginda tidak melakukannya, bahkan meminta tentera Musyrikin itu
mengucap kalimah syahadah.

Aisyah r.anha berkata;

“Baginda (Rasulullah) adalah orang yang paling mulia akhlaknya, tidak


pernah berlaku keji, tidak pula mengucapkan kata-kata kotor, tidak
berbuat gaduh di pasar, dan tidak pernah membalas dengan perkara
tercela yang serupa, akan tetapi Baginda seorang yang pemaaf dan
pengampun.”

14
(Hadis Riwayat Ahmad)

6.Berkasih Sayang Sesama Manusia


Apabila dua atau tiga hari Rasulullah s.a.w tidak melihat salah
seorang sahabatnya atau tidak bertemu di mana-mana, Baginda pasti
akan bertanya dan mencari mereka. Baginda akan menziarahi ke
rumah sahabat tersebut tanpa rasa sombong. Malah, Baginda
bersolat, makan dan duduk bersama para sahabat.

Hal ini kerana, orang-orang mukmin itu seperti bangunan,


sebahagiannya menguatkan sebahagian yang lain. Juga, ibarat satu
jasad seperti sabda Baginda berikut;

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih, sayang dan


kecenderungan jiwa (simpati) seperti perumpamaan jasad/tubuh. Jika
salah satu anggota tubuh sakit maka, seluruh tubuh akan
merasakannya, iaitu tidak boleh tidur dan (sakit) demam.”

(Hadis riwayat Ahmad, Baihaqi, Muslim)

7 .Ibadah
Walaupun Baginda seorang rasul, kekasih Allah dan syurga itu
pasti miliknya, namun Baginda tidak mengabaikan perintah Allah s.w.t
kepada setiap hamba-Nya. Bahkan, Baginda memperbanyakkan
solatnya sehingga bengkak kakinya melebihi umat yang lain.

Selain itu, Baginda turut berpuasa selang sehari dan sentiasa


membasahkan lidahnya dengan zikir, sama ada ketika dalam keadaan
jaga (sedar) atau tidur.

Pernah suatu ketika Aisyah r.anha berkata;

15
“Rasulullah apabila solat malam, Baginda akan berdiri hingga kedua
kakinya bengkak. Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa
engkau berbuat seperti ini, padahal Allah telah mengampuni dosa-
dosamu yang telah lalu dan yang akan datang’. Maka Nabi saw
menjawab; ‘Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang pandai
bersyukur?”

(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

8.Jujur
Kejujuran (siddiq) ini adalah salah satu sifat wajib para rasul
yang sudah tentu melekat pula pada diri Nabi Muhammad SAW.
Bahkan sebelum masa kenabiannya dimulai, penduduk Mekkah sudah
menjulukinya Al-Amin.

9.Amanah
Juga adalah salah satu sifat wajibnya para rasul, artinya adalah
dapat dipercaya.

10.Cerdas
Disebut juga dengan fathanah, adalah salah satu akhlak Rasulullah
SAW yang cerdas namun menggunakan semua kecerdasan tersebut
untuk semakin taat dan tunduk kepada Allah SWT.

11.Sederhana
Bukan rahasia lagi kalau Rasulullah SAW adalah sosok yang
sederhana. Bahkan sering sahabat menangis sedih melihat
keterbatasan hidup beliau.

16
12.Penyabar
Nabi Muhammad SAW adalah salah satu Rasul Ulul Azmi. Gelar ini
hanya melekat pada utusan Allah SWT yang memiliki kesabaran luar
biasa, seperti Rasulullah SAW yang dihadapkan dengan banyak
cobaan dan penolakan namun tetap bersabar.

13.Teguh Pendirian
Ini adalah salah satu akhlak Rasulullah SAW. Ia teguh memegang
imannya sehingga tidak terperdaya oleh ancaman dan rayuan dari
kafir Quraisy.

14.Pekerja Keras
Ketika kecil, Rasulullah SAW bertekad meringankan beban
ekonomi keluarganya sehingga ia sudah mulai bekerja sebagai
pengembala lalu beranjak remaja ia bekerja sebagai pedagang.

15.Bijaksana
Sebagai pemimpin umat, Rasulullah SAW dikenal karena
kebijaksanaannya. Kebijakan-kebijakannya selalu berpihak pada
rakyatnya. Ia melindungi semua dan memastikan hak-haknya terjamin,
termasuk masyarakat yang bukan pemeluk muslim sekalipun.

16.Tegas

17
Hatinya lembut namun tegas pada kebenaran. Rasulullah SAW
bahkan dikenal dengan pernyataannya yang akan menghukum sendiri
Fatimah anaknya apabila ia terbukti mencuri. Dengan demikian jelas
ia sosok yang tegas menegakkan hukum Allah SWT.

17.Penyayang
Sosok Rasulullah SAW dalam banyak riwayat disebutkan sebagai
seseorang yang penuh kasih sayang kepada anak-anak, binatang (ia
memiliki kucing bernama muezza), sahabat-sahabatnya bahkan
kepada musuh-musuhnya sendiri.

18
Kesimpulan

Kesimpulannya adalah rasulullah saw.berdakwah dengan


menyampaikan keesaaan allah swt.,hari kiamat sebagai
hari pembalasan,kesucian jiwa,persaudaraan dan
persatuan,kerasulan nabi Muhammad saw. dan wahyu
pertama,menanamkan ajaran tauhid,memberikan
keteladanan akhlak dalam kehidupan sehari-
hari.Rasulullah saw.juga diutus oleh allah swt.untuk
membawa dan mengajarkan tauhid (akidah) dan akhlak
mulia,serta menjadi suri teladan bagi seluruh umat
manusia.

19

Anda mungkin juga menyukai