Nabi Adalah Orang Yang Menerima Wahyu Atau Syariat Dari Allah Sedangkan
Rasul Adalah Seseorang Yang Menerima Wahyu Atau Sariat Dari Allah Dan
DiperintahkanUntuk Menyampaikannuya Kepada UmatnyaJumlah Nabi Ada 124000
Orang Dan Jumlah Rasul Ada 313 Orang Tapi Yang DiBahas Dalam Al- Quran 25 Orang.
1 Sidiq ( Benar)
2 Amanah (dapat Dipercaya)
3 Tablig (Menyampaikan)
4 Fatanah (Pintar)
Nabi Nuh as adalah Nabi dan Rasul yang pertama kali membawa syariat (hukum-
hukum agama). Beliau adalah manusia yang paling panjang umurnya melebihi
usia manusia pada umumnya. Seperti yang di sebutkan dalam surat Al-Ankabut
ayat 14 bahwa usia beliau mencapai 950 tahun. Akan tetapi dalam dakwahnya,
sangat sedikit sekali orang yang mengikuti seruannya. Sebagian besar menolak,
bahkan mengejek dan menghinanya. Bahkan anaknya sendiri membngkang dan
1
akhirnya tenggelamdalam gelombang banjir yang dahsyat. Beliau menyaksikan
kejadian itu dengan tabah.
Nabi Ibrahim disebut juga sebagai bapak para Nabi karena banyak keturunan
beliau yang di angkat Allah SWT sebagai Nabi dan Rasul. Nabi Ibrahim hidup di
tengah-tengah kemusyrikan. Dalam dakwahnya menyeru pada jalan kebenaran
beliau menghadapi rintangan yang berat. Hampir semua menolaknya, termasuk
ayahnya sendiri yang bernama Azar, ia adalah tokoh penyembeh berhala yang
dibuatnya sendiri. Nabi Ibrahim as sangat gigih berjuang menegakkan tauhid
walaupun beliau sampai dibakar oleh raja Namrud, namun Allah
menyelamatkannya. Kemudian Nabi Ibrahim diperintahkan Allah menunjukkan
kebesaran-Nya dengan mengganti Ismail putranya dengan domba, dan domba
itulah yang dikorbankan.
3. Nabi Musa as
Nabi Musa as adalah Nabi yang di utus Allah menyelamatkan kaum bani israil
dari penguasa zalim yakni firaun yang mengakui dirinya sebagai Tuhan. Akan
tetapi sejak bayi hingga remaja beliau diasuh oleh istri firaun yang yakhirnya
menjadi musuh beliau. Setelah menerima wahyunya dibukit tursina, beliau
langsung melaksanakan dakwahnya kepada firaun, tetapi firaun menolak
seruannya dan menantang untuk adu sihir. Nabi Musa menang dan banyak ahli
sihir yang beriman. Firaun mempersiapkan tentaranya untk menangkap Nabi
Musa. Setelah sampai kelaut merah, Allah menyuruh Nabi Musa untuk memukul
tongkatnya kelaut dan air laut terbelah menjadi dua. Nabi Musa melewati celah-
celah air laut tersebut dan firaun pun mengikutinya. Setelah Nabi Musa sampai,
beliau memukulkan tongkatnya kelaut, air laut pun kembali menyatu. Firaun dan
bala-tentaranya tenggelam dilaut merah.
4. Nabi Isa as
Nabi Isa as diutus Allah SWT untuk kaum bani israil. Beliau lahir tanpa ada
perantara seorang bapak sebagaimana manusia pada umumnya, sehingga hal itu
2
menjadi bahan fitnah bagi orang-orang kafir. Beliau dilahirkan oleh Maryam bin
Imran, seorang wanita salehah. Nabi Isa diasuh oleh pamannya yaitu Nabi Zakaria
as. Salah satu mujizat Nabi Isa as adalah dapat membuat burung dari tanah dan
dapat hidup. Dakwah Nabi Isa as mendapat tantangan berat dari kaum bani Israil
dimana mereka bermaksud membunuh beliau. Setiapkali tantangan dtang, selalu
ia hadapi dengan tabah. Dengan izin Allah SWT beliau selamat dari kejaran
musuh.
Nabi Muhammad SAW adalah Rasul terakhir yang diangkat oleh Allah SWT
sehingga disebut khatamul Anbiya atau penutup rasul. Ibunya wafat saat beliau
berusia 6 tahun. Masyarakat kafir quraish sangat membenci rasulullah karena
agama yang beliau siarkan tidak sesuai dengan agama nenek moyang mereka
yakni memuja berhala, sedang rasulullah menyeru untukmenyembah Allah. akan
tetapi atas kebijaksanaan beliau saat meletakkan hajar Aswad maka beliau diberi
gelar Al-Amin ataudapat dipercaya. Bahkan budi peketi Rasulullah yang luhur
sudah diakui orang-orang kafir sejak ia usia anak-anak.
3
Berlalulah beberapa tahun dari kematian Nabi Adam. Bunga-bunga
berguguran di sekitar kuburannya dan pohon-pohon dan batu-batuan tampak tidak
bergairah. Banyak hal berubah di muka bumi. Dan sesuai dengan hukum umum,
terjadilah kealpaan terhadap wasiat Nabi Adam. Kesalahan yang dahulu kembali
terulang. Kesalahan dalam bentuk kelupaan, meskipun kali ini terulang secara
berbeda.
Sebelum lahirnya kaum Nabi Nuh, telah hidup lima orang saleh dari
kakek-kakek kaum Nabi Nuh. Mereka hidup selama beberapa zaman kemudian
mereka mati. Nama-nama mereka adalah Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr.
Setelah kematian mereka, orang-orang membuat patung-patung dari mereka,
dalam rangka menghormati mereka dan sebagai peringatan terhadap mereka.
Kemudian berlalulah waktu, lalu orang-orang yang memahat patung itu mati. Lalu
datanglah anak-anak mereka, kemudian anak-anak itu mati, dan datanglah cucu-
cucu mereka. Kemudian timbullah berbagai dongeng dan khurafat yang
membelenggu akal manusia di mana disebutkan bahwa patung-patung itu
memiliki kekuatan khusus.
4
Ketika akal manusia kehilangan potensinya dan berpaling ke selain Allah
SWT maka manusia akan tertimpa kesalahan. Terkadang seseorang mengalami
kemajuan secara materi karena ia berhasil melalui jalan-jalan kemajuan, meskipun
ia tidak beriman kepada Allah SWT, namun kemajuan materi ini yang tidak
disertai dengan pengenalan kepada Allah SWT akan menjadi siksa yang lebih
keras daripada siksaan apa pun, karena ia pada akhirnya akan menghancurkan
manusia itu sendiri. Ketika manusia menyembah selain Allah SWT maka akan
meningkatlah penderitaan kehidupan dan kefakiran manusia. Terdapat hubungan
kuat antara kehinaan manusia dan kefakiran mereka, serta tidak berimannya
mereka kepada Allah. Allah SWT berfirman:
5
"Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur." (QS.
al-Isra': 3)
6
"Wahai Nuh, engkau adalah manusia biasa." Padahal Nabi Nuh juga mengatakan
bahwa ia memang manusia biasa. Allah SWT mengutus seorang rasul dari
manusia ke bumi karena bumi dihuni oleh manusia. Seandainya bumi dihuni oleh
para malaikat niscaya Allah SWT mengutus seorang rasul dari malaikat.
7
padahal kamu tidak menyukainya? Dan (dia berkata): 'Hai kaumku, aku tidak
meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku
hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang
telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi
aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui.' Dan (dia berkata): 'Hai
kaumku, siapakah yang dapat menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir
mereka. Maka tidakkan kamu mengambil pelajaran?' Dan aku tidak mengatakan
kepada kamu (bahwa): 'Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari
Allah, dan aku tidak mengetahui hal yang gaib, dan tidak pula aku mengatakan:
'Sesungguhnya aku adalah malaikat,' dan tidak juga aku mengatakan kepada
orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: 'Sekali-kali Allah tidak
akan mendatangkan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang
ada pada mereka. Sesungguhnya aku kalau begitu benar-benar termasuk orang-
orang yang lalim.'" (QS. Hud: 28-31)
8
kepada mereka bahwa ia bukan seorang raja, yakni kedudukannya bukan seperti
kedudukan para malaikat. Sebagian ulama berargumentasi dari ayat ini bahwa
para malaikat lebih utama dari pada para nabi (silakan melihat tafsir Qurthubi).
Nabi Nuh menambahkan bahwa mereka tersesat dari jalan Allah SWT.
Allahlah yang menjadi sebab terjadinya segala sesuatu, namun mereka
memperoleh kesesatan disebabkan oleh ikhtiar mereka dan kebebasan mereka
serta keinginan mereka. Dahulu iblis berkata:
Secara zahir tampak bahwa makna ungkapan itu berarti Allahlah yang
menyesatkannya, padahal hakikatnya adalah bahwa Allah SWT telah memberinya
kebebasan dan kemudian Dia akan meminta pertanggungjawabannya. Kita tidak
sependapat dengan pandangan al-Qadhariyah, al-Mu'tazilah, dan Imamiyah.
Mereka berpendapat bahwa keinginan manusia cukup sebagai kekuatan untuk
melakukan perbuatannya, baik berupa ketaatan maupun kemaksiatan. Karena bagi
mereka, manusia adalah pencipta perbuatannya. Dalam hal itu, ia tidak
membutuhkan Tuhannya. Kami tidak mengambil pendapat mereka secara mutlak.
Kami berpendapat bahwa manusia memang menciptakan perbuatannya namun ia
membutuhkan bantuan Tuhannya dalam melakukannya[1].
9
termasuk kebebasan sepenuhnya. Manusia memilih dengan kebebasannya
kemudian Allah SWT mengerahkan jalan menuju pilihannya itu. Iblis memilih
jalan kesesatan maka Allah SWT mengerahkan jalan kesesatan itu padanya,
sedangkan orang-orang kafir dari kaum Nabi Nuh memilih jalan yang sama maka
Allah pun mengerahkan jalan itu pada mereka.
"Nuh menjawab: 'Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi
aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanat-
amanat Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari
Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS. al-A'raf: 61-62)
10
Namun apa jawaban kaumnya?
Datanglah hari di mana Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Nuh bahwa
orang-orang yang beriman dari kaumnya tidak akan bertambah lagi. Allah SWT
mewahyukan kepadanya agar ia tidak bersedih atas tindakan mereka. Maka pada
saat itu, Nabi Nuh berdoa agar orang-orang kafir dihancurkan. la berkata:
11
buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah
kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang lalim itu. Sesungguhnya
mereka itu akan ditenggelamkan. (QS. Hud: 36-37)
Puncak pertentangan dalam kisah Nabi Nuh tampak dalam masa ini.
Kebatilan mengejek kebenaran dan cukup lama menertawakan kebenaran. Mereka
menganggap bahwa dunia adalah milik mereka dan bahwa mereka akan selalu
12
mendapatkan keamanan dan bahwa siksa tidak akan terjadi. Namun anggapan
mereka itu tidak terbukti. Datangnya angin topan menjungkirbalikkan semua
perkiraan mereka. Saat itu, orang-orang mukmin mengejek balik orang-orang
kafir dan ejekan mereka adalah kebenaran. Allah SWT berfirman:
"Dan mulailah Nuh membuat bahtera itu. Dan setiap kali pemimpin
kaumnya berjalan metewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: 'Jika
kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) akan mengejekmu
sebagaimana kamu sekalian mengejek kami. Kelak kamu akan mengetahui siapa
yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakan dan yang akan ditimpa azab yang
kekal." (QS. Hud: 38-39)
Jibril menggiring setiap dua binatang yang berpasangan agar setiap spesies
binatang tidak punah dari muka bumi. Ini berarti bahwa angin topan telah
menenggelamkan bumi semuanya, kalau tidak demikian maka buat apa ia harus
mengangkut jenis binatang-binatang itu. Binatang-binatang mulai menaiki perahu
itu beserta orang-orang yang beriman dari kaumnya. Jumlah orang-orang mukmin
sangat sedikit. Allah SWT berfirman:
"Hingga apabila perintah Kami datang dan tannur telah memancarkan air,
Kami berfirman: 'Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang
sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang terdahulu
ketetapan terhadapnya dan (muatkanlah pula) orang-orang yang beriman.' Dan
tidak beriman bersama Nuh itu kecuali sedikit. " (QS. Hud: 40)
Istri Nabi Nuh tidak beriman kepadanya sehingga ia tidak ikut menaiki
perahu, dan salah satu anaknya menyembunyikan kekafirannya dengan
menampakkan keimanan di depan Nabi Nuh, dan ia pun tidak ikut menaikinya.
Mayoritas manusia saat itu tidak beriman sehingga mereka tidak turut berlayar.
Hanya orang-orang mukmin yang mengarungi lautan bersamanya. Ibnu Abbas
berkata: "Terdapat delapan puluh orang dari kaum Nabi Nuh yang beriman
kepadanya."
13
Air mulai meninggi yang keluar dari celah-celah bumi. Tiada satu celah
pun di bumi kecuali keluar air darinya. Sementara dari langit turunlah hujan yang
sangat deras yang belum pernah turun hujan dengan curah seperti itu di bumi, dan
tidak akan ada hujan seperti itu sesudahnya. Lautan semakin bergolak dan
ombaknya menerpa apa saja dan menyapu bumi. Perut bumi bergerak dengan
gerakan yang tidak wajar sehingga bola bumi untuk pertama kalinya tenggelam
dalam air sehingga ia menjadi bola air. Allah SWT berfirman:
"Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada
bersama orang-orang yang kafir." (QS. Hud: 42)
"Tidak add yang melindungi hari ini dari azab Allah selain orang yang
dirahmati-Nya. " (QS. Hud: 43)
14
Setelah berlalu beberapa saat, pemandangan tertuju kepada bumi yang telah
musnah sehingga tiada kehidupan kecuali sebagian kayu yang darinya Nabi Nuh
membuat perahu di mana ia menyelamatkan orang-orang mukmin, begitu juga
berbagai binatang yang ikut bersama mereka. Adalah hal yang sulit bagi kita
untuk membayangkan kedahsyatan topan itu. Yang jelas, ia menunjukkan
kekuasaan Pencipta. Perahu itu berlayar dengan mereka dalam ombak yang
laksana gunung. Sebagian ilmuwan meyakini bahwa terpisahnya beberapa benua
dan terbentuknya bumi dalam rupa seperti sekarang adalah sebagai akibat dari
topan yang dahulu.
Topan yang dialami oleh Nabi Nuh terus berlanjut dalam beberapa zaman
di mana kita tidak dapat mengetahui batasnya. Kemudian datanglah perintah Ilahi
agar langit menghentikan hujannya dan agar bumi tetap tenang dan menelan air
itu, dan agar kayu-kayu perahu berlabuh di al-Judi, yaitu nama suatu tempat di
zaman dahulu. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah gunung yang terletak di
Irak. Dengan datangnya perintah Ilahi, bumi kembali menjadi tenang dan air
menjadi surut. Topan telah menyucikan bumi dan membasuhnya. Allah SWT
berfirman:
"Dan difirmankan: 'Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan)
berhentilah,' dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun
berlabuh di atas bukitjudi. Dan dikatakan: 'Binasalah orang-orang yang lalim. "
(QS. Hud: 44)
Dan air pun disurutkan, yakni air berkurang dan kembali ke celah-celah
bumi. Segala urusan telah diputuskan dan orang-orang kafir telah hancur
sepenuhnya. Dikatakan bahwa Allah SWT me-mandulkan rahim-rahim wanita
selama empat puluh tahun sebelum datangnya topan, karena itu tidak ada yang
terbunuh seorang anak bayi atau anak kecil.
Firman-Nya: Dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit judi, yakni ia
berlabuh di atasnya. Di sebutkan bahwa hari itu bertepatan dengan hari Asyura'
(hari kesepuluh dari bulan Muharam). Lalu Nabi Nuh berpuasa dan
memerintahkan orang-orang yang bersamanya untuk berpuasa juga.
15
"Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: 'Ya Tuhanku,
sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau
itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya. " (QS. Hud:
45)
Nuh ingin berkata kepada Allah SWT bahwa anaknya termasuk dari
keluarganya yang beriman dan Dia menjanjikan untuk menyelamatkan
keluarganya yang beriman. Allah SWT berkata dan menjelaskan kepada Nuh
keadaan sebenarnya yang ada pada anaknya:
16
perahu dalam keadaan dipenuhi dengan keberkahan dari Allah SWT dan
penjagaan-Nya:
Berlalulah hari puasa sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Al-Qur'an
tidak lagi menceritakan kisah Nabi Nuh setelah topan sehingga kita tidak
mengetahui bagaimana peristiwa yang dialami Nabi Nuh bersama kaumnya. Yang
kita ketahui atau yang perlu kita tegaskan bahwa Nabi Nuh mewasiatkan kepada
putra-putranya saat ia meninggal agar mereka hanya menyembah Allah SWT.
Dahulu ada beberapa orang saleh bernama Wad, Suwa, Yaghuts, Yauq,
dan Nasr yang dicintai oleh masyarakat[1]. Ketika mereka wafat, maka
masyarakat merasa sedih karena kehilangan mereka, saat itulah setan
memanfaatkan kesedihan itu dengan membisikkan mereka agar membuatkan
patung-patung dengan nama-nama mereka untuk mengenang mereka. Akhirnya,
masyarakat pun melakukannya.
17
Mereka pun menyembah patung-patung itu dan mulai saat itu tersebarlah
kesyirikkan di tengah-tengah mereka, maka Allah Subhanahu wa Taala
mengangkat seorang laki-laki di kalangan mereka sebagai nabi dan Rasul-Nya,
yaitu Nuh alaihissalam. Allah Subhanahu wa Taala memilihnya di antara sekian
makhluk-Nya, Dia mewahyukan kepadanya agar mengajak kaumnya menyembah
kepada Allah Subhanahu wa Taala saja dan meninggalkan sesembahan-
sesembahan selain-Nya. Mulailah Nabi Nuh alaihissalam berdakwah, ia berkata
kepada mereka:
Nabi Nuh alaihissalam tidak berputusa asa terhadap sikap kaumnya yang
menolak dakwahnya, ia terus mengajak mereka di malam dan siang hari,
menasihati mereka secara rahasia dan terang-terangan, menjelaskan kepada
mereka dengan lembut hakikat dakwah yang dibawanya, tetapi mereka tetap saja
kafir kepadanya, tetap saja sombong dan melampaui batas, dan terus membantah
18
Nabi Nuh alaihissalam dan keadaan itu berlangsung dalam waktu yang cukup
lama. Mereka juga menyakitinya, menghinanya, dan memerangi dakwahnya.
Wahai kaumku! Aku tidak meminta harta benda kepada kamu (sebagai
upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan
mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu
dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu sebagai suatu kaum yang tidak
mengetahuiDan (Nuh berkata), Wahai kaumku! Siapakah yang akan
menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu
mengambil pelajaran? (QS. Huud: 29-30)
Maka kaumnya pun marah dan menuduhnya telah sesat, dan mereka
berkata, Sesungguhnya kami melihatmu berada dalam kesesatan yang nyata.
(QS. Al Araaf: 60)
19
mereka di wajah mereka agar tidak melihat Beliau, dan hal ini berlangsung terus
hingga akhirnya orang-orang kafir berkata kepada Nabi Nuh alaihissalam,
Maka Nabi Nuh pun bersedih karena kaumnya tidak mau memenuhi
ajakannya, bahkan sampai meminta agar disegerakan azab untuk mereka.
Meskipun begitu, Nabi Nuh alaihissalam tidak berputus asa, dia tetap berharap
kiranya ada di antara mereka yang mau beriman. Hari demi hari berganti, bulan
demi bulan berganti dan tahun pun berganti dengan tahun berikutnya, tetapi
ajakan Beliau tidak membawa hasil, Beliau berdakwah kepada kaumnya dalam
waktu yang cukup lama, yaitu 950 tahun sebagaimana yang difirmankan Allah,
20
mereka tetap (di atas sikapnya) dan menyombongkan diri dengan sangat.
Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka dengan cara terang-
terangan ,Kemudian sesungguhnya aku seru mereka dengan terang-terangan
dan dengan diam-diam,Maka aku katakan kepada mereka, Mohonlah ampun
kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,Niscaya Dia
akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,Dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan untukmu
sungai-sungai. (QS. Nuh: 5-12)
21
mata air di bumi pun mulai memancarkan airnya dengan kuat, Nuh pun berkata,
Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.
Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Huud: 41)
Kapal pun mulai berlabuh dan mengapung di atas air. Ketika itu, Nabi Nuh
melihat anaknya yang kafir, ia memanggilnya dan berkata, Wahai anakku!
Naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang
kafir. (QS. Huud : 42)
Nuh berkata, Tidak ada yang melindungi pada hari ini dari azab Allah
selain Allah Yang Maha Penyayang.
Kaum Nabi Nuh yang kafir saat melihat air membanjiri rumah mereka dan
mengalir dengan derasnya, maka mereka merasa akan binasa, mereka pun segera
mencari tempat-tempat tinggi untuk menyelamatkan diri, tetapi sayang sekali,
ternyata banjir itu telah mencapai puncak gunung. Allah Subhanahu wa Taala
membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan Nabi Nuh dan para
pengikutnya. Nuh dan pengikutnya pun bersyukur kepada Allah atas keselamatan
yang diberikan-Nya.
Setelah kaum yang kafir itu tenggelam, maka diwahyukan kepada langit
dan bumi,
Wahai bumi telanlah airmu, dan wahai langit berhentilah, maka air
pun surut, kapal itu pun berlabuh di atas bukit Judi. (QS. Huud : 44)
22
Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan Nuh dan para
pengikutnya turun dari kapal, Dia berfirman,
Setelah Nabi Nuh dan para pengikutnya turun dan melepaskan hewan-
hewan yang diangkutnya, maka mulailah Beliau dan para pengikutnya menjalani
hidup yang baru, Beliau berdakwah kepada kaum mukmin dan mengajarkan
kepada mereka hukum-hukum agama, Beliau banyak melakukan dzikrullah, shalat
dan berpuasa hingga Beliau wafat dan menghadap Allah Azza wa Jalla.
23
Wallahu alam, wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi
wa shahbihi wa man waalaah.
Selesai
Dafatar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/113605397/makalah-tentang-25-nabi-dan-rasul
http://www.masuk-islam.com/?s=Contoh+makalah+kisah+Nabi+Nuh+A+s
24
https://www.google.com/search?q=makalah+kisah+nabi+nuh&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=sb
25