Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH DAKWAH SEBELUM NABI MUHAMMAD SAW

Vita Dwi Kartika


Komunikasi Penyiaran Islam – Fakultas Syariah Ushuluddin dan Dakwah
Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen
email: vitakartika262@gmail.com

PENDAHULUAN
Dakwah sudah ada sejak zaman sebelum Nabi Muhammad SAW. Sudah
menjadi kewajiban seluruh Nabi dan Rasul untuk menyeru, memanggil dan mengajak
umat manusia untuk beriman kepada Allah SWT dan mengikuti syariat agama-Nya.
Nabi dan Rasul disebut juga Da’i karena pengertian Nabi sendiri adalah orang yang
membawa dan menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada manusia dan Rasul
adalah orang yang menyampaikan pesan atau pesan dari Allah SWT kepada manusia.
Pesan paling utama yang disampaikan oleh para nabi dan rasul adalah
menegakkan keyakinan Tauhidullah dan beribadah hanya kepada Allah SWT yang
menjadi tugas suci kemanusiaan sebagai hamba-Nya. Disamping itu, terdapat pula
pesan utama tentang perjalanan hidup manusia, yaitu al mabda’ (asal kehadiran
manusia), al wasath (keberadaan manusia di alam kesadaran duniawi), al ma’ad (tempat
kembali mempertanggungjawabkan tugas fitri kemanusiaan).1
Dari sekian banyak nabi dan rasul, Allah mengutus 7 nama nabi yang disebut
dalam al-Qur’an sebagai nabi utusan Allah untuk menyampaikan amanah-Nya kepada
kaumnya diantaranya : Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Soleh, Nabi Luth, Nabi Syuaib, Nabi
Musa, dan Nabi Isa. Sedangkan Nabi Adam a.s tidak diutus kepada seseorang. Ia
diturunkan ke muka bumi untuk memulai sejarah panjang kehidupan anak manusia dan
menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi. Tidak ada atsar yang menjelaskan
tentang kenabian Adam a.s. yang ada hanyalah cerita dalam al Quran tentang anaknya
yaitu Qabil dan Habil yang melakukan kurban.2
Pada dasarnya agama yang dibawa oleh para nabi sebelum kedatangan Nabi
Muhammad SAW disebut agama Islam, seperti Nabi Ibrahim a.s, Nabi Musa a.s, Nabi

1
Aep Kusnawan dkk, Dimensi Ilmu Dakwah (Bandung: Widya Pdjadjaran, 2009), hal. 3.
2
Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 3.

1
Daud a.s, maupun Nabi Isa a.s. Para nabi membawa sejarah dakwah mereka sendiri-
sendiri untuk digunakan sebagai pembelajaran bagi umat saat ini.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan historis. Metode historis merupakan cara dalam penelusuran masalah
dengan menggunakan bahan data yang tercatat ataupun secara lisan. Penelitian ini
menggunakan metode historis karena permasalahan yang diangkat adalah permasalahan
sejarah khususnya mengenai dakwah pada zaman sebelum Nabi Muhammad SAW.
Tahapan-tahapan yang dilakukan ketika menggunakan metode pendekatan historis
diantaranya yaitu heuristik (pengumpulan data primer) dan historiografi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Nabi dan Rasul merupakan orang yang telah Allah utus untuk membawa dan
menyampaikan wahyu sekaligus pesan dari Allah kepada manusia. Semua nabi dan
rasul bertugas untuk memanggil,, menyeru, dan mengajak umatt manusia untuk beriman
kepada Alllah dan menjalankan syariat agama-Nya.
Terdapat 7 nama nabi dalam al Quran yang diutus Allah untuk menyampaikan
amanat-Nya kepada kaumnya, diantaranya :
1. Nabi Nuh a.s
Dakwah Nabi Nuh dinyatakan dalam satu surat lengkap dalam al Quran
pada surah Nuh. Surat tersebut menjelaskan bahwa keutamaan dakwahnya
merujuk pada akidah umatnya. Beliau menggunakan semua metode. Terkadang
dengan cara mengingatkan akan bahaya pembangkangan, membawa kabar
gembira bagi orang-orang yang taat, hingga ia terkadang bersikap keras dan
terkadang lembut.
Saat putus asa untuk menghadapi rakyatnya, dia berdoa dan berkata: 
Nuh berkata : “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku;
maka dar itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka, dan
selamatkanlah aku dan orang-orang yang mukmin besertaku”3

3
Surat as-Syu’ara: 117-118.

2
Allah menyuruhnya untuk membangun kapal, dan Allah menyelamatkan
Nuh dan orang-orang yang bersamanya. Lain halnya dengan nasib orang-orang
yang durhaka pada ajarannya dan tenggelam. 

2. Nabi Hud a.s


Al-Qur'an menjelaskan bahwa metode dakwah nabi Hud adalah
komunikasi yang tepat dengan umatnya. Dia selalu ada untuk menemukan titik
temu dengan orang-orangnya dan mengingatkan orang-orang tentang pencapaian
mereka di masa lalu. Namun, umatnya memilih untuk menolak dan mendustakan
kerasulannya. 
Dalam kondisi seperti inilah yang akhirnya membuat Nabi Hud
mengeluhkan keadaan umatnya dan berdoa kepada Tuhannya:
Rasul itu berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka
mendustakanku.”4
Kemudian Allah menjawab doa Nabi Hud dan berfirman:
Allah berfirman: “Dalam waktu sedikit lagi pasti mereka akan menjadi orang-
orang yang menyesal.”5
Dan Allah pun merealisasikan ancaman-Nya kepada umat Nabi Nuh as..
Allah SWT. berfirman:
“Adapun kaum ‘Ad, maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat
dingin lagi amat kencang (6), yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka
selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum
‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul
pohon kurma yang telah kosong (lapuk) (7). Maka kamu tidak melihat seorang
pun tinggal di antara mereka” (8).6
3. Nabi Soleh a.s
Dakwah utama Shaleh adalah tauhid sebagaimana Nabi yang lain. Beliau
datang untuk mengoreksi pemahaman umatnya tentang asal usul penciptaan dan
kewajiban mereka di muka bumi. Nabi Shaleh sangat menguasai sejarah

4
Surat al-Mukminun: 39.
5
Surat al-Mukminun: 40.
6
Surat al-Haaqqah: 6-8, Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta: Kencana,
2007), hal. 14.

3
umatnya dan menggunakan untuk kemaslahatan dakwah. Beliau mengingatkan
kebesaran dan kejayaan bangsanya pada masa lalu yang pernah memimpin dunia
setelah kaum 'Ad. Kejayaan tersebut adalah karena kedekatan mereka dengan
ajaran Allah dan tidak berbuat semena-mena di muka bumi. Manakala mereka
menjauh, kehancuran pun terjadi.7
Kaum Tsamud menolak dakwah Nabi Shaleh dan mendebat Shaleh
dengan cara yang batil. Lalu mereka meminta Shaleh untuk memperlihatkan
mukjizat kepada mereka, yaitu mengeluarkan unta dari batu. Allah membantu
Shaleh untuk memenuhi permintaan mereka. Tapi setelah permintaan mereka
benar-benar menjadi kenyataan, mereka malah bertambah ingkar dan tidak
percaya. Mereka sembelih mukjizat itu dan mereka melawan perintah Tuhan
mereka. Allah SWT berfirman:
“Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang
menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi
Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang
menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat(64). Mereka membunuhnya, maka
Shaleh berkata: “Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari.
Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan (65).”8
Mereka tidak hanya membunuh unta, tetapi malah menantang Shaleh
untuk mendatangkan azab jika Shaleh benar-benar seorang rasul. Karena
kesombongan mereka tersebut, maka Allah benar-benar mendatangkan azab
untuk mereka. Mayat-mayat mereka bergelimpangan di rumah-rumah mereka.

4. Nabi Luth a.s


Nabi Luth menyeru umatnya untuk menyembah Allah dan melarang
mereka melakukan maksiat dan zina yang telah menyebar di antara mereka.
Kaum Nabi Luth berbohong kepada Luth dan bersekongkol untuk mengusir
Nabi Luth dari negerinya meminta mereka untuk membawa hukuman. Allah

7
Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 15.
8
Surat Hud: 64-65.

4
menyelamatkan nabi Luth dari rencana jahat mereka dan Allah menghancurkan
mereka dengan mengirimkan hujan batu ke atas mereka.
 
5. Nabi Syuaib a.s
Nabi Syu'aib berdakwah kepada umatnya untuk menyembah Allah dan
menolak kejahatan serta tidak berbuat kerusakan muka bumi. Kaum Nabi
Syu'aib menyambut dakwah nabinya dengan cemoohan. Melihat sikap seperti
itu, Nabi Syu'aib menanggapinya dengan tenang dan lembut sambil
mengingatkan mereka akan nasib orang-orang sebelum mereka yang
mendustakan kenabian. Mereka semakin kaku dalam kebohongannya bahkan
mengancam akan mengusir Nabi Syu'aib. Melihat fenomena seperti itu, Nabi
Syu'aib akhirnya meminta kepada Allah untuk membinasakan mereka.
Akhirnya, Allah menghukum mereka dengan siksaan pada hari ketika mereka
tertutup awan. Dan Allah menyelamatkan Nabi Syuaib dan orang-orang
beriman. 

6. Nabi Musa a.s


Allah mengutus Nabi Musa untuk bani Israel. Dia dibesarkan di rumah Firaun
dan saat dia tumbuh dewasa, Allah mengangkatnya menjadi seorang nabi dan
Taurat diturunkan kepadanya. Dalam khotbahnya dia didukung oleh saudaranya:
Haron dan juga diberkahi dengan beberapa mukjizat. Allah memerintahkan
Musa dan Harun untuk pergi ke Firaun dan berdakwah kepadanya dengan kata-
kata yang lembut. 
Tentang isi dialog antara Musa dan Harun dengan Fir’aun dapat dilihat
pada surat Thaha ayat 49-64, surat al-Qashash ayat 36-40, dan surat as-Syu’ara’
ayat 18-21. Secara garis besar dialog tersebut berbicara tantang hakikat
ketuhanan yang saat itu telah hilang, bahkan Fir’aun dengan kesombongan
menobatkan dirinya sebagai Tuhan. Masyarakat saat itu menganggap Fir’aunlah
Tuhan mereka. Ketika Musa datang dan membawa ajaran yang sebenarnya
tentang ketuhanan dengan dibuktikan oleh beberapa mukjizat yang diberikan
Allah kepadanya, Fir’aun dan para pembesarnya menganggap bahwa Musa
menggunakan sihir untuk meruntuhkan kekuatan mereka dan mengusir mereka

5
dari negeri mereka. Untuk melenyapkan pengaruh Musa, akhirnya Fir’aun yang
dibisiki oleh para pembesarnya memutuskan untuk memanggil tukang sihir
bayaran.9
Sampai pada hari yang ditentukan, terjadilah pertarungan antara tukang
sihir Fir'aun dengan mukjizat Musa. Allah memenangkan Musa dan bahkan
membuat tukang sihir tersebut tunduk dan setia kepada Musa.10
Di saat mereka merasa sengsara dengan azab yang diturunkan Allah
kepada mereka, akhirnya mereka datang menemui Musa meminta agar azab
yang diturunkan-Nya. Kemudian Allah memerintahkan kepada Musa agar
membawa orang-orang yang beriman keluar dari Mesir. Melihat aksi tersebut
Fir’aun dan tentaranya membuntuti mereka. Setelah peristiwa pengejaran
Fir’aun dengan tewasnya bala tentara di Laut Merah, Musa mulai hidup dengan
kaumnya bani Israil. Banyak cobaan yang dihadapi Nabi Musa menghadapi
kaumnya. Mereka menyembah anak lembu, menyakiti Musa dengan kata-kata
yang tidak senonoh, meminta kepada Musa agar menampakkan sosok Allah
secara nyata dan akhirnya mereka disambar halilintar dan kemudian mereka
dihidupkan kembali oleh Allah.11
Setelah hidup lama bersama umatnya, Musa dan Harun dipanggil oleh
Allah untuk menemui-Nya. Mereka berdua telah mengemban risalah dan telah
melaksanakan amanah.

7. Nabi Isa a.s


Sebelum Nabi Isa sebenarnya masih ada nabi-nabi yang lain, seperti
Nabi Ayyub, Yunus, Yusuf dan lain-lain, kami di sini hanya mengambil sampel.
Kelahiran Nabi Isa adalah salah satu di antara kekuatan Allah. Allah
menurunkan kirab Injil dan berdakwah di kalangan umatnya untuk menauhidkan
Allah. Karena ketegaran beliau berdakwah, umat beliau yang tidak senang
akhirnya merecanakan makar ke atas belau, meskipun mukjizat tentang kenabian
9
Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 28.
10
Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 28.
11
Lihat cerita dalam surat al-Baqarah ayat 51-74.

6
beliau sangat banyak mereka saksikan. Allah selamatkan Nabi Isa dan ia
diangkat ke langit dan menurut hadis-hadis mutawatir ia akan mandi kembali di
akhir zaman.

KESIMPULAN
Semua Nabi memiliki kesamaan ajaran yaitu mengajak untuk mentauhidkan
Allah SWT melawan kekufuran dan kemusyrikan, mengajak untuk melakukan ibadah,
dan melarang manusia untuk melakukan perbuatan yang diharamkan. Risalah-risalah
sebelum Nabi Muhammad bersifat mahaliyyah (hanya untuk wilayah tertentu. Setiap
rasul diutus untuk kaum tertentu. Risalah mereka bertujuan untuk memberikan solusi
yang dibutuhkan pada masanya, memenuhi kebutuhan masyarakat saat itu yang masing-
masing memiliki kebutuhan khas dan tuntutan yang berbeda .

DAFTAR PUSTAKA

Berkomunikasi dengan Dakwah. (2016). Sejarah Dakwah sebelum Nabi Muhammad


SAW, http://husnulkhatimahfitri.blogspot.com/2016/12/bab-ii-sejarah-dakwah-
sebelum-nabi.html.
Kusnawan, A, dkk. (2009). Dimensi Ilmu Dakwah. Bandung: Widya Padjadjaran.
Hefni, W. I. (2007). Pengantar Sejarah Dakwah. Jakarta: Kencana.
Mutiara Dakwah. (2016). Sejarah Dakwah sebelum Nabi Muhammad SAW,
http://amoksuraya.blogspot.com/2016/12/sejarah-dakwah-sebelum-nabi-
muhammad-saw.html.
Sayuti, A. (2021). Dakwah. Dakwah sebelum Nabi Muhammad SAW,
https://www.academia.edu/45589718/MATERI_KULIAH_Dakwah_sebelum_N
abi_Muhammad_SAW.

7
8

Anda mungkin juga menyukai