Secara umum yang dimaksud dengan agama Islam adalah agama yang diridhoi
Allah, yang paling benar dan sempurna serta agama yang membawa rahmat bagi semesta
alam. Islam merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi terakhir yakni Nabi
Muhamad SAW. Didalamnya terdapat aturan dan hukum yang dapat dijadikan sebagai
petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh umat agar selamat dan bahagia di dunia
sampai akhirat. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang
yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di
antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat
cepat perhitungan-Nya”. (QS. Ali-Imran: 19).
Islam adalah agama istimewa karena islam adalah penyempurnaan dari agama-
agama sebelumnya, seperti yang di jelaskan dalam ayat berikut:
Oleh karena itu Islam merupakan agama yang paling benar, karena merupakan
penyempurnaan dari agama-agama sebelumnya
Artinya: “Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah
cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi
kalian”. (QS. Al Maa’idah: 3)
Agama Islam ini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam
adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan di masyarakat
manapun. Maksud dari pernyataan Islam itu cocok diterapkan di setiap masa, tempat dan
masyarakat adalah dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah bertentangan
dengan kebaikan umat tersebut di masa kapan pun dan di tempat manapun. Bahkan
dengan Islamlah keadaan umat itu akan menjadi baik. Akan tetapi bukanlah yang
dimaksud dengan pernyataan Islam itu cocok bagi setiap masa, tempat dan masyarakat
adalah Islam tunduk kepada kemauan setiap masa, tempat dan masyarakat, sebagaimana
yang diinginkan oleh sebagian orang. Agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah
agama yang telah mendapatkan jaminan pertolongan dan kemenangan dari Allah ta’ala
bagi siapa saja yang berpegang teguh dan dengan sebenar-benarnya.
Keistimewaan islam mencakup banyak hal salah satunya pada Bidang Pertanian,
bercocok tanam atau bertani memberikan manfaat yang umum bagi kaum muslimin
bahkan binatang. Karena secara adat manusia dan binatang haruslah makan dan makanan
tersebut tidaklah diperoleh melainkan dari hasil tanaman dan tumbuhan.
Dan telah shohih dari Jabir rodhiyallohu ‘anhu dia berkata: telah bersabda
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam:
َّ ت
الط ْي ُر َفه َُو لَ ُه ِ َصدَ َق ًة َو َما أَ َكل َ ان َما أ ُ ِك َل ِم ْن ُه لَ ُه
َ ص َد َق ًة َو َما س ُِر َق ِم ْن ُه لَ ُه َ َما مِنْ مُسْ ل ٍِم َي ْغ ِرسُ غَرْ سًا إِالَّ َك
ص َد َق ًة َ ص َد َق ًة َو الَ َيرْ َزؤُ هُ أَ َح ٌد إِالَّ َك
َ ان لَ ُه َ
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman melainkan apa yang dimakan dari
tanaman tersebut bagi penanamnya menjadi sedekah, apa yang dicuri dari tanamannya
tersebut bagi penanamnya menjadi sedekah, dan tidaklah seseorang merampas
tanamannya melainkan bagi penanamnya menjadi sedekah”. (HR Muslim)
صدَ َق ًة إِلَى َي ْو ِم ْالقِ َيا َم ِة َ َفالَ َي ْغ ِرسُ ْالمُسْ لِ ُم غَرْ سًا َف َيأْ ُك ُل ِم ْن ُه إِ ْن َسانٌ َوالَ دَاب ٌَّة َوالَ َط ْي ٌر إِالَّ َك
َ ان لَ ُه
Menurut sejarah Islam, setelah Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam tiba
di Madinah, Baginda telah menggalakkan usaha pertanian agar ditingkatkan. Bumi
Madinah ketika itu sebenarnya subur perlu diusahakan dengan lebih giat. Dalam
hubungan ini, kaum Muhajirin yang berhijrah bersama Baginda diaturkan supaya
bekerjasama dengan kaum Ansar yaitu penduduk asal Madinah di dalam usaha-usaha
pertanian.
Dalam Al-Qur’an tentang pertanian banyak dibicarakan mulai dari macam tumbuhan
hingga zakat yang harus dikeluarkan. Teknologi pertanian sendiri diartikan sebagai
penerapan ilmu pengetahuan dalam rangka pendayagunaan sumber daya alam
(pertanian) untuk kesejahteraan manusia. Tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi
terkait dengan sumber daya alam dapat dirujuk pada QS. Yaasiin:
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi mereka adalah bumi yang mati.
Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka darinya mereka
makan.” (QS Yaasiin: 33)
Ayat di atas menunjukkan bahwa pada awalnya bumi ibarat planet yang mati
karena tidak ada kehidupan didalamnya. Namun dalam perkembangannya bumi menjadi
tempat yang sesuai bagi kehidupan dan Allah menyediakan tanaman bagi manusia. Selain
berfungsi sebagai penyuplai oksigen bagi kehidupan, dari tanaman juga dapat dipanen
hasilnya, misalnya diambil biji atau buahnya untuk dikonsumsi. Ayat di atas juga
menunjukkan bahwa pada dasarnya tanaman harusnya dibudidayakan agar dapat
digunakan sebagai makanan.
Sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang berarti:
"Andainya kiamat tiba dan pada tangan seseorang diantara kamu ada sebatang anak
kurma, maka hendaklah dia segera menanamnya." (Hadis riwayat Imam Ahmad).
Demikianlah pentingnya kegiatan pertanian hingga pada akhir zaman pun, bidang
ini tidak boleh diabaikan kerana ia adalah sumber terpenting bagi kehidupan manusia
sebagai penyumbang bahan makanan (pangan). Allah SWT menjanjikan insentif
istimewa kepada pengusaha sektor pertanian sesuai dengan kedudukannya sebagai sektor
yang sangat digalakkan. Kita dapati Allah SWT menjanjikan sesuatu yang lebih bagi petani
dan pengusaha sektor ini, baik dipendapatan maupun pahala dari Allah SWT. Bagi umat
Islam, bidang pertanian adalah cara mudah untuk mendapatkan pahala dan ganjaran dari
Allah, selain menerima manfaat atau pendapatan halal.
"Tiada seorang Muslim pun yang bertani, lalu hasil pertaniannya dimakan oleh
burung atau manusia atau binatang, melainkan dia akan menerima pahala atas hal itu."
(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
Dari contoh di atas kita mengetahui bahwa agama islam adalah agama yang
istimewa karena dengan menjalankan kehidupan duniawi sekaligus kaum muslimin
mendapatkan keuntungan di dunia dan akhhirat.
Artikel ini merupakan Tugas UTS Pendidikan Agama Islam dari Kelompok:
1. Buatanil Ervan (NIM 1926021)
2. Yuhanis Anri (NIM 1926026)
3. Rahmat Fadhil Arman (NIM 1926027)