DISUSUN OLEH :
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang
intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang
lambat sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang
tertanam dengan kuat dalam masyarakat prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru;
rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan hambatan
ideologis dan pengaruh adat atau kebiasaan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari budaya masyarakat
2. Untuk mengetahui factor penyebab perbedaan budaya
3. Untuk mengetahui perubahan budaya masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam suatu kegiatan dalam masyarakat pasti tak luput dari suatu perbedaan, entah itu
perbedaan pendapat, perbedaan keinginan, ataupun perbedaan dalam budaya. Karena telah
diriwayatkan dari Qatadah, bahwa Umar bin Abdul Aziz berkata bahwasanya :
ما سرني لو أن أصحاب محمد صلى هللا عليه لم يختلفوا ألنهم لو لم يختلفوا لم تكن رخصة
“Tidaklah aku suka jika para sahabat nabi Shallallahu’Alaihi wa Sallam tidak berbeda
pendapat, seandainya mereka tidak berbeda, niscaya tidak akan terjadi rukhshah (keringanan
bagi umat)”
Kebudayaan dalam masyarakat seiring perkembangan zaman pun akan mengalami suatu
perubahan, adapun faktor-faktor penyebab perbedaan budaya di masyarakat yakni:
1. Letak strategis Indonesia
Letak Indonsia yang stategis yaitu di antara dua Samudera Pasific dan Samudera Indonesia,
serta dua benua Asia dan Australia mengakibatkan wilayah kita menjadi jalur perdagangan
internasional. Selain dagang lalu lintas perdagangan membawa pengaruh budaya terhadap
budaya bangsa Indonesia,
Indonesia memiliki banyak sekali daerah-daerah seperti, pantai, gunung, dataran rendah,
danau, dan sebagainya. Budaya penduduk pantai tidak sama dengan penduduk pegunungan.
Transportasi dan komunikasi juga menyebabkan perbedaan pada masyarakat Indonesia. Dalam
menikmatinya tidak semua masyarakat dapat menikmatiknya, sehingga menyebabkan
perbedaan terhadap masyarakat Indonesia.
4. Negara kepulauan
Negara Indonesia terdiri dari banyak pulau yang terpisah-pisah. Keadaan ini menghambat
hubungan antarmasyarakat Indonesia dari pulau yang berbeda-beda. Setiap masyarakat di
kepulauan mengembangkan budaya mereka masing-masing, sesuai dengan tingkat kemajuan
dan lingkungan masing-masing.
Sikap masyarakat terhadap sesuatu yang baru baik yang datang dari dalam maupun luar
masyarakat membawa pengaruh terhadap perbedaan masyarakat Indonesia. Ada masyarakat
yang mudah menerima orang asing atau budaya lain, namun ada juga sebagian masyarakat
yang tetap bertahan pada budaya sendiri, tidak mau menerima budaya luar.
Kebudayaan dalam masyarakat selalu mengalami penimbunan dan penumpukan, yaitu budaya
masyarakat semakin beragam dan bertambah. Bertambah dan beragamnya budaya ini
umumnya disebabkan oleh adanya penemuan baru dalam masyarakat.
7. Akulturasi:
Akulturasi merupakan pertemuan dua kebudayaan dari bangsa yang berbeda dan saling
mempengaruhi. Peroses akulturasi berlangsung lama dan terusmenerus. Proses ini berkaitan
pada perpaduan kebudayaan sehingga pola budaya semua akan berubah.
8. Asimilasi:
Definisi Asimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang berbeda secara berangsur - angsur
berkembang sehingga memunculkan budaya baru.
a. Pengertian
Dalam budaya masyarakat tak luput juga dari suatu perubahan, namun perubahan itu
harusnya bisa memberi suatu manfaat seperti yang tertera pada suatu hadis Nabi
Muhammad SAW berkata “Sebagian tanda keislaman seseorang adalah ia meninggalkan
sesuatu yang tak bermanfaat baginya” [HR at-Tirmidzi]. Pengertian dari perubahan budaya
masyarakat sendiri adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama
pada berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Berikut adalah
penjelasan faktor-faktor perubahan sosial berdasarkan arah timbulnya pengaruh.
a. Internal Faktor:
Internal faktor (faktor dalam) adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat
itu yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat itu sendiri baik secara
individu, kelompok ataupun organisasi
b. External Faktor: Selain internal factor, pada masyarakat juga dikenal external factor.
External factor atau faktor luar adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat
yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat.
Terjadinya suatu proses perubahan pada masyarakat, diakibatkan adanya faktor yang
mendorong dan penghambat dalam perubahan tersebut. Factor yang mendorong salah
satunya yaitu Kontak dengan kebudayaan lain, salah satu proses yang menyangkut hal ini
adalah diffusion (difusi). Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari
individu kepada individu lain. Dengan proses tersebut manusia mampu untuk
menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi,
suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebar
luaskan kepada semua masyarakat, hingga seluruh masyarakat akan dapat merasakan
manfaatnya.
Sedangkan faktor yang menghambat suatu perubahan dalam masyarakat salah satunya
yaitu sikap masyarakat yang tradisional karena adanya suatu sikap yang selalu
membanggakan dan mempertahankan tradisi - tradisi lama dari suatu masyarakat akan
berpengaruh pada terjadinya proses perubahan. Karena adanya anggapan bahwa
perubahan yang akan terjadi belum tentu lebih baik dari yang sudah ada.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat diketahui dari factor-faktor perubahan tersebut yang membuat negara ini
menjadi negara yang memiliki kebudayaan yang beragam dengan tingkat toleransi yang
cukup tinggi dimana itu sebagai jembatan untuk menuju satu kesatuan.
Daftar Pustaka
Abdullah Nashih Ulwan. (1995). Pendidikan Anak Dalam Islam 2. Jakarta: Pustaka Amani.
Alo Liliweri. (1997). Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmad. (2001). Komunikasi Antar Budaya. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Hafied Cangara. (1998). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
H. Mafri Amir. (1999). Etika Komunikasi Masa Dalam Pandangan Islam. Jakarta: Logos.