Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

A. Definisi Nabi dan Rasul


Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada
Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul artinya
mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul, mulai dari yang pertama yaitu
Nabi Adam as hingga yang terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Secara etimologis Nabi berasal dari kata na-ba artinya ditinggikan, atau dari kata
na-ba-a artinya berita. Dalam hal ini seorang Nabi adalah seseorang yang ditinggikan
derajatnya oleh Allah SWT dengan memberinya berita (wahyu). Sedangkan Rasul berasal
dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Dalam hal ini seorang Rasul adalah seorang yang diutus
oleh Allah SWT untuk menyampaikan misi, pesan (ar-risalah). Secara terminologis Nabi dan
Rasul adalah manusia biasa, laki-laki, yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu.
Sebagaimana manusia biasa lainnya Nabi dan Rasul pun hidup seperti kebanyakan
manusia yaitu makan, minum, tidur, jalan-jalan, kawin, punya anak, merasa sakit, senang,
kuat, lemah, mati dan sifat-sifat manusiawi lainnya.
Kalau diurut secara kronologis nama-nama Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui
adalah sebagai berikut :

1. Adam 11. Luth 21. Yunus


2. Idris 12. Ayyub 22. Zakaria
3. Nuh 13. Syuaib 23. Yahya
4. Hud 14. Musa 24. Isa
5. Shaleh 15. Harun 25. Muhammad SAW
6. Ibrahim 16. Zulkifli
7. Ismail 17. Daud
8. Ishaq 18. Sulaiman
9. Yaqub 19. Ilyas
10. Yusuf 20. Ilyasa
B. Cara Mengimani Nabi dan Rasul
Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul yang telah diutus oleh
Allah SWT, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan namanya. Bagi
yang tidak disebutkan namanya kita wajib beriman secara ijmal saja, sedangkan bagi yang
disebutkan namanya kita wajib beriman secara tafshil.
Seorang muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan dan
keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizat masing-masing seperti yang dijelaskan oleh
Allah SWT dan Rasul-Nya didalam Al-quran dan Sunnah Rasul. Tidak sah iman seseorang
yang menolak walau hanya satu orang Nabi atau Rasul dari seluruh Nabi dan Rasul-Rasul
yang diutus oleh Allah SWT.

C. Sifat-sifat yang Dimiliki Para Rasul


Sifat-safat wajib dan Mustahil yang dimiliki oleh Rasul :
1. As-Shidqu (benar)
Artinya selalu berkata benar , tidak pernah berdusta dalam keadaan bagaimanapun.
Benar dalam hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah SAW, selama hidupnya tidak
pernah berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap
musuhnya.
Apa yang dikatakan oleh seorang Rasul baik berupa janji, berita, ramalan masa depan, dan
lain-lain selalu mengandung kebenaran. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kazib
atau (pendusta), karena hal tersebut menyebabkan tidak adanya orang yang membenarkan
risalahnya.

2. Al-Amanah (dipercaya)
Artinya seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikulkan
kepundaknya. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Khianat atau (berkhianat). Seseorang
yang khianat tidak pantas menjadi Nabi, apalagi Rasul.

3. At-Tabligh (menyampaikan)
Arinya seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahakan oleh Allah SWT
untuk disampaikan. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kitman atau
(menyembunyikan) wahyu ilahi. Jika itu terjadi tentu batal nubuwwah dan risalahnya.
Menyampaikan sesuatu yang benar kepada sesama manusia termasuk salah satu upaya untuk
meneladani sifat tablig. Menyampaikan kebenaran dan mencegah kemaksiatan yang
dilakukan oreang lain biasanya mengandung risiko. Keberanian melakukan ini merupakan
salah satu perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, ketika
berdakwah. Beliau seringkali disambut dengan cemooh, hinaan, bahkan lemparan batu dan
kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata karena perintah ALLAH SWT.

4. Al-Fathanah (cerdas)
Artinya seorang Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh
kearifan, dan kebijaksanaan. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Baladah atau (tidak
cerdas atau pelupa).

D. Tugas dan Mukjizat Rasul


Semua Rasul yang diutus oleh Allah SWT mempunyai tugas yang sama yaitu
menegakkan kalimat tauhid La Ilaha Illallah, mengajak umat manusia hanya beribadah
kepada Allah SWT semata, menjauhi segala macam Thaghut yang menegakkan agama
(iqamatu ad-din) Islam dalam seluruh kehidupan. Tentang hal ini Allah berfirman :
Dan Kami tidak mengutus seoarang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan melainakan Aku, maka sembahlah olehmu
sekalian akan Aku. (Al-Anbiya 21-25).
Dalam menjalankan tugasnya, para Rasul berperan sebagai mubasysyrin dan munzirin
artinya memberikan kabar gembira bahwa Allah SWT akan memberikan keridhaan, pahala
dan balasan sorga bagi yang durhaka.
Untuk membuktikan kerasulan dan kebenaran ajaran yang dibawa mereka, serta untuk
menjawab tantangan dan mematahkan argumentasi para penentang, para Rasul dilengkapi
oleh Allah SWT dengan mukjizat yaitu kejadian luar biasa (khawari-qul adah) yang terjadi
atas izin Allah SWT. Mukjizat para Rasul berbeda-beda satu sama lain sesuai dengan
kecenderungan umat masing-masing atau situasi yang mengendaki. Misalnya mukjizat Nabi
Ibrahim AS yang tidak hangus terbakar di dalam api besar yang menyala, bahkan beliau
merasakan kenyamanan berada di dalamnya. Bukanlah dengan maksud mendemonstrasikan
kemampuannya tahan api, teteapi memang keadaan waktu itu yang menyebabkan Allah
memilihkan mukjizat ini untuk Ibrahim Khalilullah. Mukjizat Nabi Musa antara lain
membelah lautan dengan tongkat, lalu terbentang jalan raya di tengahnya, atau sebelumnya
tongkat menjadi ular besar yang melahap habis ular-ular tukang sihir suruhan Firaun,
memang sesuai dengan tantangan dan situasi yang dihadapi oleh musa Kalimullah waktu itu.
Begitu juga mukjizat Nabi Isa AS yang bisa menyembuhkan bermacam-macam penyakit
berat yang tidak mampu disembukan oleh dokter-dokter ahli waktu istu sesuai dengan
kecenderungan dan prestasi pengobatan mas itu. Tapi Khusus untuk Nabi Muhammad SAW
disamping mukjizat yang hissiyah (indrawi) seperti keluar air dari sela-sela jarinya untuk
keperluan para sahabat berwhudhu, beliau dilengkapi dengan mukjizat yang abadi sepanjang
zaman yaitu Kitan Suci Al-Quran. Hal itu sesuai dengan tugas beliau sebagai Rasul untuk
seluruh umat manusia sampai akhir zaman nanti, berbeda dengan Rasul-Rasul sebelumnya
yang hanya diutus untuk umat dan masa tertentu saja.

E. Rasul-Rasul yang diberi gelar Ulul Azmi


Rasul-Rasul yang digelari ulul azmi ada lima orang yaitu:
1. Muhammad SAW
2. Nuh AS
3. Ibrahim AS
4. Musa AS
5. Isa AS

Tentang hal itu Allah SWT berfirman:


Maka bersabarlah kamu seperti bersabarnya Rasul-Rasul yang Ulul Azmi. (Al-Ahqaf
46:35).
Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari Nabi-Nabi dan dari kamu
(Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, Isa putera Maryam, dan kami telah mengambil dari
mereka perjanjian yang teguh. (Al-Ahzab 33:7).
Ulul Azmi maksudnya tabah, sabar, segala cita-cita dikejar dengan segenap tenaga
yang dimiliki, hingga akhirnya tercapai juga. Sedangkan Rasul-Rasul yang ulul azmi
maksudnya adalah para Rasul yang paling banyak mendapat tantangan, paling banyak
mendapat penderitaan, tapi mereka tetap teguh, tabah, sabar dan terus berjuang hingga
mereka berhasil mengemban tugas yang dipikulkan oleh Allah SWT.
F. Hikmah Beriman Kepada Rasul
Beriman kepada Rasul Allah memiliki hikmah yang sangat baik bagi kehidupan
manusia, baik dalam kehidupan secara pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Adapun hikmah-hikmah dengan kita beriman kepada rasul allah, antara lain:
1. Mendapat rahmat Allah SWT.
2. Sebagai perantara mengenal Allah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya.
3. Mengajarkan kepada manusia agar dalam hidup dapat selamat dan sejahtera baik di
dunia maupun di akhirat.
4. Memberikan petunjuk dan suri teladan sehingga akan mudah diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Memberi bimbingan kepada manusia agar menjadi manusia yang bertakwa kepada
Allah swt.
6. Kita dapat membedakan antara yang benar dan yang salah (buruk).
7. Sebagai prioritas untuk mencapai kebenaran yang hakiki karena mendapat petunjuk
dari Allah dan menjadi tahu tentang hakikat dirinya sendiri. Sehingga akan bertambah iman
kepada Allah dan juga kepada Rasul Allah.
8. Kita mengetahui adanya kehidupan sesudah mati.

G. Fungsi Iman kepada Rasul Allah Swt


Iman kepada Rasul Allah swt. Mengandung empat unsur yang merupakan tanda-tanda
penghayatan terhadap fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah swt, yaitu:
1. Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah swt. Barang siapa yang
mengingkari mereka walaupun hanya salah seorang Rasul, maka dianggap kafir.
Firman Allah dalam Qs:Asy-Syura:105.Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.(Qs:
Asy-syura:105).
2. Mengimani Rasul yang telah kita kenal maupun yang tidak kenal namanya.
Firman Allah dalam Qs:Al-mu-min:78. Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang
rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara
mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.(Qs: Al-mu-min:78).
3. Membenarkan berita-berita yang bersumber dari wahyu Allah swt.
4. Mengamalkan syariat-syariat mereka yang diutus Allah swt, kepada kita
Firman Allah dalam Qs:An-nissa:65.Maka demi Tuhan, mereka pada hakikatnya tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkatra yang meeka
perselisihakan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan
terhadapm putusan yang kamu berikan dan meeka menerima dengan sepenuhnya .(Qs:An-
nisa:65).
DAFTAR PUSTAKA
Shalut, Muhammad. 1998. Akidah dan Syariah Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Chirzin, Muhammad. 1997. Konsep dan Hikmah Aqidah Islam. Yokyakarta: Mitra Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai