Anda di halaman 1dari 25

Pengertian Iman kepada Rasul-Rasul Allah

Kata Rasul berasal dari yang artinya utusan. Rasul Allah adalah berarti utusan Allah swt. Iman
kepada Rasul Allah artinya mempercayai bahwa rasul Allah itu adalah orang yang diutus oleh Allah untuk
menyampaikan ajaran dari Allah yang berupa wahyu kepada umatnya untuk dijadikan pedoman hidup
utnuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.







Artinya:
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di
antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat
Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan
sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang
nyata. (Q. S. Ali Imran: 164)

Bagi setiap muslim wajib mengimani rasul-rasul Allah. Apabila seseorang tidak mengimani adanya Rasul
Allah maka iman seseorang itu tidak sempurna. Para rasul itu manusia pilihan Allah, berkualitas tinggi
serta berakhlak mulia. Dia diberi wahyu oleh Allah untuk disampaikan kepada umat manusia. Sebagai
penuntun jalan yang benar untuk mencapai jalan kebenaran untuk hidup di dunia maupun di akhirat.
Sebagai wujud keimanan kepada para rasul adalah mengimani, mengikuti, mematuhim, dan
melaksanakan perintahnya serta menjauhi larangannya.
Islam tidak membeda-bedakan rasul-rasul Allah. Kita wajib percaya kepada rasul-rasul Allah tenap
membeda-bedakannya karena para Rasul itu memiliki kedudukan yang sama yaitu mengajarkan
ketauhidan terhadap Allah swt. sebagaimana Firman Allah dalam Al Quran:




Artinya:
Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, (Mereka
mengatakan, kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun dengan yang lain dari rasul-rasul-Nya.
(Al Quran Surat Al Baqarah: 285)
B. Para Rasul dan Sifat-sifatnya
Seluruh rasul yang diutus oleh Allah SWT harus diimani oleh umat Islam. Jadi, umat Islam tidak hanya
diperintahkan untuk beriman (meyakini) bahwa utusan Allah SWT hanya Nabi Muhammad s.a.w. saja,
namun harus meyakini seluruh rasul yang jumlahnya sebanyak 25 rasul.
Rasul-rasul tersebut memiliki sifat yang sangat terpuji dan terhindar dari sifat-sifat tercela. sIfat-sifat
terpuji bagi para Rasul Allah disebut sifat wajib Rasul, sedangkan sifat-sifat tercela disebut mustahil ada
pada diri para Rasul.
Sifat wajib rasul itu adalah:
1 Siddiq (selalu benar)
2 Amanah (selalu dapat dipercaya)
3 Tablig (selalu menyampaikan wahyu)
4 Fathonah (cerdas)
Para rasul pada intinya adalah bertugas untuk menyampaikan amanah dari Allah untuk menegakkan
kebenaran dan menjauhkan manusia dari kebodohan dan kesesatan. Secara rinci tentang fungsi para
rasul ini dijelaskan dalam Al Quran berikut ini.
1. Menyerukan kepada tiap umat agar menyembah hanya kepada Allah. (Q. S. Al Nahl: 36)
2. Memberi peringatan yang jelas (Q. S. Al Ahqaf: 9)
3. Menyuruh menyembah kepada Allah agar menjadi takwa (Q. S. Al Mukminun: 32)
4. Membawa berita gemira dan peringatan (Q. S. Al Fath: 8)
5. Menganjurkan kepada manusia agar beriman (Q. S. Ali Imran: 78 - 80)
6. Membacakan ayat-ayat Allah sebelum diturunkan azabnya (Q. S. Al Qashas: 59)
7. Menjelaskan agama dengan terang dan jelas (Q. S. Ibrahim: 4)
8. menceritakan ayat-ayat Allah (Q. S. Al Araf: 35)
C. Rasul Ulul Azmi
Rasul Ulul Azmi merupakan gelar yang diberikan Allah SWT kepada para rasul yang mempunyai
kesabaran luar biasa dalam membimbing, membina, dan mengajak kaumnya untuk taat kepada Allah
SWT walupun cobaan dan rintangannya begitu besar. Dengan demikian disamping mempunyai 4 sifat
wajib di atas, para rasul yang mendapat gelar ulul azmi juga mempunyai tingkat kesabaran, kegigihan,
dan keuletan yang luar biasa. Adapun Firman Allah SWT dalam QS Al Ahqaf ayat 35:





Artinya:
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah
bersabar.
Para rasul yang mendapat gelar ulul azmi tersebut adalah :
o Nabi Nuh a.s.
o Nabi Ibrahim a.s.
o Nabi Musa a.s.
o Nabi Isa a.s.
o Nabi Muhammad s.a.w
Para rasul Ulul Azmi tersebut dikaruniai mukjizat sebagai tanda kerasulannya serta sebagai wujud
pertolongan Allah atas perjuangannya. Mukjizat adalah keadaan atau keajaiban yang luar biasa yang
dialammi atau dilakukan oelh para nabi dan rasul atas izin Allah. Akan tetapi mukjizat ini tidak bisa
dikendalikan oleh Rasul itu. Mukjizat itu Benar-benar pertolongan dan atas izin Allah, tidak bisa
dipelajari. Sebagai contoh Nabi Musa yang memiliki mukjizat tongkat yang dapat membelah lautan. Nabi
Musa tidak serta merta setiap saat kalau memukulkan tongkatnya ke laut lantas laut akan terbelah.
Kejadian Musa memukulkan tongkatnya ke laut lantas laut terbelah dan bisa dilewati itu hanya ketika
diperintahkan Allah untuk memukulkan tongkat itu kelaut saat dikejar-kejar oleh bala tentara Firaun.
Sehingga sangat salah kalau orang pada zaman ini kemudian mempelajari mukjizat Allah. Itu jelas
penyimpangan dan kesyirikan yang fatal.
D. Beriman kepada Rasul Allah
Iman itu bukan hanya pengakuan di dalam hati. Akan tetapi juga membenarkan dengan lisan dan
diwujudkan pula dengan amal perbuatan. Kalau kita sudah mengklaim bahwa kita seorang yang beriman
kepada rasul, maka perkataan dan perbuatan kita pun juga harus mencerminkan keimanan kepada Rasul
Allah swt. Salah satu bukti bahwa kita beriman kepada rasul adalah dengan:
1. Bertakwa dan bertauhid kepada Allah dengan keimanan yang kokoh
Kalau seseorang beriman kepada Rasul, maka ia pasti dia seorang yang beriman dengan keimanan yang
kokoh. Karena setiap rasul mengajarkan ketauhidan, menyembah hanya kepada Allah dengan
ketakwaan yang tinggi.





Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): Sembahlah
Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Ilah selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak
bertaqwa (kepada-Nya)? (Al Quran Surat Al Mukminun: 32)
2. Taat beribadah kepada Allah swt.
Orang yang beriman kepada Rasul Allah semestinya ia adalah seorang ahli ibadah. Karena memang
manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah swt. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat
Adz Zariat: 56.

Artinya:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah pada-Ku.
3. Meneladani dalam kehidupan sehari-hari.
Para nabi dan rasul adalah orang-orang mulia pilihan Allah yang memiliki akhlak yang agung. Akhlak
yang agung itu patut kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari. Contohnya kegigihan Nabi Nuh,
keberanian Nabi Ibrahim, kesabaran Nabi Ayub, ketundukan Nabi Ismail, keuletan, kepahlawanan,
kesabaran Nabi Muhammad saw, dan sebagainya harus kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari.
4. Mengikuti dan mematuhi serta melaksanakan perintahnya dan meninggalkan larangannya
Sangat tidak patut bagi seorang yang mengaku beriman kepada rasul tapi perbuatannya bertentangan
dengan yang diajarkan oleh rasul. Sebagaimana firman Allah:
.


Artinya:
Apa yang diberikan rasul kepadamu, maka terimalah dia dan apa yang dilarang bagimu, maka
tinggalkanlah. (Al Quran Surat Al Hasyr: 7)
5. Menghindarkan diri dari ajaran atau paham sesat terkait nabi dan rasul
Sejak wafatnya Rasulullah telah muncul paham dan aliran sesat mengenai nabi dan rasul. Terhadap
ajaran dan paham yang menyimpang seperti ini kita harus menghindarinya. Kepercayaan kita akan
adanya nabi atau rasul baru setelah wafatnya Rasululllah Muhammad saw penutup para nabi dan rasul,
itu akan membawa pada kekafiran.
Contoh paham atau aliran sesat berkaitan dengan nabi dan rasul adalah:
1. Lia Eden di Banten, yang mengaku titisan jibril.
2. Ahmad Musadeq di Bogor yang mengaku mendapat wahyu di Gunung Salak.
3. Isa Bugis yang membawa syariat baru di Sulawesi
4. Ahmadiyah, yang meyakini Nabi Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi baru dengan kitab Tadzkirah.
E. Hikmah Beriman kepada Rasul Allah
Beriman kepada rasul Allah mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan kita. Beberapa fungsi
beriman kepada rasul Allah, antara lain:
1. Mendapat rahmat Allah
2. Sebagai perantara mengenal Allah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya.
3. Mengajarkan kepada manusia agar dalam hidup dapat selamat dan sejahtera baik di dunia maupun di
akhirat
4. Memberikan petunjuk dan suri teladan sehingga akan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
5. Memberi bimbingan kepada manusia agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah swt.
6. Kita dapat membedakan antara yang benar dan yang salah (buruk).
7. Sebagai prioritas untuk mencapai kebenaran yang hakiki karena mendapat petunjuk dari Allah dan
menjadi tahu tentang hakikat dirinya sendiri. Sehingga akan bertambah iman kepada Allah dan juga
kepada Rasul Allah.
8. Kita mengetahui adanya kehidupan sesudah mati

"Sel" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari Sel, lihat Sel (disambiguasi).

Sel selaput penyusun umbi bawang bombai (Allium cepa) dilihat dengan mikroskop cahaya.
Tampak dinding sel yang membentuk "ruang-ruang" dan inti sel berupa noktah di dalam setiap
ruang (perbesaran 400 kali pada berkas aslinya).

Sel bakteri Helicobacter pylori dilihat menggunakan mikroskop elektron. Bakteri ini memiliki
banyak flagela pada permukaan selnya.

Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan
unit penyusun semua makhluk hidup.[1][2] Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.[3][4]
Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal,[5] atau disebut organisme uniseluler,
misalnya bakteri dan ameba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia,
merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan
fungsinya masing-masing.[1] Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel.[5]
Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel.
Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus
berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.

Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri
sendiri.[1] Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan
kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot jantung
membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari sistem organ
peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-
komponen yang disebut organel.[6]

Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001 sampai
0,001 mm,[7] sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang ialah telur
ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 m
(0,0010,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop.[8] Penemuan dan kajian awal
tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop
pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665
ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan mikroskop yang memiliki
perbesaran 30 kali.[4] Namun demikian, teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir
dua abad setelah itu oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji
dalam cabang biologi yang disebut biologi sel.

Daftar isi
1 Sejarah
o 1.1 Penemuan awal
o 1.2 Teori sel
o 1.3 Perkembangan biologi sel
2 Struktur
o 2.1 Sel prokariota
o 2.2 Sel eukariota
3 Komponen subseluler
o 3.1 Membran
o 3.2 Nukleus
o 3.3 Ribosom
o 3.4 Sistem endomembran
3.4.1 Retikulum endoplasma
3.4.2 Badan Golgi
3.4.3 Lisosom
3.4.4 Vakuola
o 3.5 Mitokondria
o 3.6 Kloroplas
o 3.7 Peroksisom
o 3.8 Sitoskeleton
4 Komponen ekstraseluler
o 4.1 Matriks ekstraseluler hewan
o 4.2 Dinding sel tumbuhan
o 4.3 Sambungan antarsel
5 Fungsi
o 5.1 Metabolisme
o 5.2 Komunikasi sel
o 5.3 Siklus sel
o 5.4 Diferensiasi sel
o 5.5 Kematian sel terprogram
6 Kajian tentang sel
o 6.1 Mikroskopi
o 6.2 Fraksinasi sel
7 Referensi
8 Daftar pustaka
9 Pranala luar

Sejarah

Mikroskop rancangan Robert Hooke menggunakan sumber cahaya lampu minyak.[9]

Penemuan awal

Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada akhir abad ke-16 dan selanjutnya
dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris. Hingga pertengahan abad ke-17 mikroskop sudah
memiliki kemampuan perbesaran citra sampai 30 kali. Ilmuwan Inggris Robert Hooke kemudian
merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber cahaya sendiri sehingga lebih mudah
digunakan.[10] Ia mengamati irisan-irisan tipis gabus melalui mikroskop dan menjabarkan
struktur mikroskopik gabus sebagai "berpori-pori seperti sarang lebah tetapi pori-porinya tidak
beraturan" dalam makalah yang diterbitkan pada tahun 1665.[11] Hooke menyebut pori-pori itu
cells karena mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam biara atau penjara.[10][12] Yang sebenarnya
dilihat oleh Hooke adalah dinding sel kosong yang melingkupi sel-sel mati pada gabus yang
berasal dari kulit pohon ek.[13] Ia juga mengamati bahwa di dalam tumbuhan hijau terdapat sel
yang berisi cairan.[9]
Gambar struktur gabus yang dilihat Robert Hooke melalui mikroskopnya

Pada masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang pedagang kain,
menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya untuk mengamati
berbagai hal.[10] Ia berhasil melihat sel darah merah, spermatozoid, khamir bersel tunggal,
protozoa, dan bahkan bakteri.[13][14] Pada tahun 1673 ia mulai mengirimkan surat yang memerinci
kegiatannya kepada Royal Society, perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu menerbitkannya. Pada
salah satu suratnya, Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam air liur
yang diamatinya di bawah mikroskop. Ia menyebutnya diertjen atau dierken (bahasa Belanda:
'hewan kecil', diterjemahkan sebagai animalcule dalam bahasa Inggris oleh Royal Society), yang
diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan modern.[10][15]

Pada tahun 16751679, ilmuwan Italia Marcello Malpighi menjabarkan unit penyusun tumbuhan
yang ia sebut utricle ('kantong kecil'). Menurut pengamatannya, setiap rongga tersebut berisi
cairan dan dikelilingi oleh dinding yang kokoh. Nehemiah Grew dari Inggris juga menjabarkan
sel tumbuhan dalam tulisannya yang diterbitkan pada tahun 1682, dan ia berhasil mengamati
banyak struktur hijau kecil di dalam sel-sel daun tumbuhan, yaitu kloroplas.[10][16]

Teori sel

Beberapa ilmuwan pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah berspekulasi atau mengamati
bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas sel,[17] namun hal tersebut masih diperdebatkan pada
saat itu.[16] Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob Schleiden menyatakan bahwa
semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh tumbuhan pada dasarnya
merupakan manifestasi aktivitas sel.[18] Ia juga menyatakan pentingnya nukleus (yang ditemukan
Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel, namun ia salah mengira
bahwa sel terbentuk dari nukleus.[16][19] Pada tahun 1839, Theodor Schwann, yang setelah
berdiskusi dengan Schleiden menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus sel hewan
sebagaimana Schleiden mengamatinya pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh
hewan juga tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal pembentukan berbagai bagian tubuh
semua organisme adalah pembentukan sel.[18]

Yang kemudian memerinci teori sel sebagaimana yang dikenal dalam bentuk modern ialah
Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya ia sependapat dengan
Schleiden mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai proses
patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah disimpulkan oleh Robert
Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel berasal dari
sel lain melalui pembelahan sel. Pada tahun 1855, Virchow menerbitkan makalahnya yang
memuat motonya yang terkenal, omnis cellula e cellula (semua sel berasal dari sel).[20][21]

Perkembangan biologi sel

Antara tahun 1875 dan 1895, terjadi berbagai penemuan mengenai fenomena seluler dasar,
seperti mitosis, meiosis, dan fertilisasi, serta berbagai organel penting, seperti mitokondria,
kloroplas, dan badan Golgi.[22] Lahirlah bidang yang mempelajari sel, yang saat itu disebut
sitologi.

Perkembangan teknik baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi elektron, memungkinkan
sitologi dan biokimia melahirkan bidang baru yang disebut biologi sel.[23] Pada tahun 1960,
perhimpunan ilmiah American Society for Cell Biology didirikan di New York, Amerika Serikat,
dan tidak lama setelahnya, jurnal ilmiah Journal of Biochemical and Biophysical Cytology
berganti nama menjadi Journal of Cell Biology.[24] Pada akhir dekade 1960-an, biologi sel telah
menjadi suatu disiplin ilmu yang mapan, dengan perhimpunan dan publikasi ilmiahnya sendiri
serta memiliki misi mengungkapkan mekanisme fungsi organel sel.[25]

Struktur
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma, sementara daerah di
dalam sel disebut sitoplasma.[26] Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung
DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut.[27] Selain itu,
semua sel memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang
akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.[5]

Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel
prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam
sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau
inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel
prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel eukariotik.[7]

Sel prokariota

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Prokariota


Gambaran umum sel prokariota.

Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'), tidak ada membran
yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di
sitoplasma disebut nukleoid.[7] Kebanyakan prokariota merupakan organisme uniseluler dengan
sel berukuran kecil (berdiameter 0,72,0 m dan volumenya sekitar 1 m3) serta umumnya
terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur lain.[28]

Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya. Jika selubung
tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat atau kompleks
karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan bakteri
memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang
memiliki selubung sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan
protein, walaupun ada juga yang berbahan peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah sel
pecah akibat tekanan osmotik pada lingkungan yang memiliki konsentrasi lebih rendah daripada
isi sel.[29]

Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar selubung selnya. Banyak jenis bakteri
memiliki lapisan di luar dinding sel yang disebut kapsul yang membantu sel bakteri melekat pada
permukaan benda dan sel lain. Kapsul juga dapat membantu sel bakteri menghindar dari sel
kekebalan tubuh manusia jenis tertentu. Selain itu, sejumlah bakteri melekat pada permukaan
benda dan sel lain dengan benang protein yang disebut pilus (jamak: pili) dan fimbria (jamak:
fimbriae). Banyak jenis bakteri bergerak menggunakan flagelum (jamak: flagela) yang melekat
pada dinding selnya dan berputar seperti motor.[30]

Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar yang terkonsentrasi
pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga memiliki bahan genetik tambahan yang
disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan
oleh sel untuk pertumbuhan meskipun sering kali plasmid membawa gen tertentu yang
memberikan keuntungan tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi terhadap
antibiotik.[31]

Prokariota juga memiliki sejumlah protein struktural yang disebut sitoskeleton, yang pada
mulanya dianggap hanya ada pada eukariota.[32] Protein skeleton tersebut meregulasi pembelahan
sel dan berperan menentukan bentuk sel.[33]

Sel eukariota

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Eukariota

Gambaran umum sel tumbuhan.

Gambaran umum sel hewan.


Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan karyon) memiliki
nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 m, sepuluh kali lebih besar daripada
bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di antara nukleus dan membran sel. Sitoplasma ini
terdiri dari medium semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel
dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariota.[7]
Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula yang dibatasi oleh dua
membran, misalnya nukleus.

Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel eukariota, yaitu (1) mitokondria,
tempat sebagian besar metabolisme energi sel terjadi; (2) retikulum endoplasma, suatu jaringan
membran tempat sintesis glikoprotein dan lipid; (3) badan Golgi, yang mengarahkan hasil
sintesis sel ke tempat tujuannya; serta (4) peroksisom, tempat perombakan asam lemak dan asam
amino. Lisosom, yang menguraikan komponen sel yang rusak dan benda asing yang dimasukkan
oleh sel, ditemukan pada sel hewan, tetapi tidak pada sel tumbuhan. Kloroplas, tempat terjadinya
fotosintesis, hanya ditemukan pada sel-sel tertentu daun tumbuhan dan sejumlah organisme
uniseluler. Baik sel tumbuhan maupun sejumlah eukariota uniseluler memiliki satu atau lebih
vakuola, yaitu organel tempat menyimpan nutrien dan limbah serta tempat terjadinya sejumlah
reaksi penguraian.[34]

Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan mengendalikan pergerakan
struktur di dalam sel eukariota.[34] Sentriol, yang hanya ditemukan pada sel hewan di dekat
nukleus, juga terbuat dari sitoskeleton.[35]

Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain, mengelilingi sel tumbuhan dan
membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga memiliki dinding sel, namun komposisinya berbeda dari
dinding sel bakteri maupun tumbuhan.[34] Di antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan
terdapat saluran yang disebut plasmodesmata.[36]

Komponen subseluler
Membran

Membran sel terdiri dari lapisan ganda fosfolipid dan berbagai protein.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Membran sel
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai
rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk
melayani seluruh volume sel.[7] Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel,
dan adhesi sel.

Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. Membran
sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran.
Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi
penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus
lapisan ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya
mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi pengait
struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan sinyal kimiawi
dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein yang dapat disintesis sel hewan
merupakan protein membran.[37]

Nukleus

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Inti sel

Nukleus dan bagian-bagiannya.

Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota (sebagian lain gen
terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 m, organel ini
umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota.[38] Kebanyakan sel
memiliki satu nukleus,[39] namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot
rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang
kehilangan nukleusnya saat berkembang.[40]

Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut nukleoplasma) dari
sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing merupakan lapisan
ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam selubung nukleus dipisahkan oleh
ruangan sekitar 2040 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar
100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus menyatu.[38]
Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi kromatin. Sewaktu sel
siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang akan menggulung, menjadi cukup
tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom.[38]

Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah nukleolus, yang
merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini
kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi
ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan
tahap reproduksi sel tersebut.[38]

Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim molekul
pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen pada DNA.
RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat
pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis.[38]

Ribosom

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ribosom

Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang tinggi
memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta
ribosom.[38] Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA.

Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat mirip dalam
hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit kecil yang
bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta dalton.[41]

Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada bagian luar retikulum
endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi di dalam
sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditujukan untuk dimasukkan
ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau untuk
dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling
bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu
metabolismenya berubah.[38]

Sistem endomembran
Sistem endomembran sel.

Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem endomembran. Membran
ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui transfer antarsegmen membran
dalam bentuk vesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil. Sistem endomembran
mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, berbagai jenis
vakuola, dan membran plasma.[38] Sistem ini memiliki berbagai fungsi, termasuk sintesis dan
modifikasi protein serta transpor protein ke membran dan organel atau ke luar sel, sintesis lipid,
dan penetralan beberapa jenis racun.[42]

Retikulum endoplasma

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Retikulum endoplasma

Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan
(reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua
bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma
halus.[42]

Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom.
Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel tertentu
atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan
terdorong ke bagian dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen.[43] Di dalam lumen,
protein tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan
karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel
di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari retikulum endoplasma, dan bergabung
dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan distribusinya. Kebanyakan
protein menuju ke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke
tujuan akhirnya.

Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya. Retikulum


endoplasma halus berfungsi, misalnya, dalam sintesis lipid komponen membran sel. Dalam jenis
sel tertentu, misalnya sel hati, membran retikulum endoplasma halus mengandung enzim yang
mengubah obat-obatan, racun, dan produk sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi
senyawa-senyawa yang kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh.[42]

Badan Golgi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Badan Golgi

Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas setumpuk
kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan
sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna.
Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel
yang aktif melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya
terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma.[42]

Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis, sementara sisi yang menjauhi
nukleus disebut sisi trans. Ketika tiba di sisi cis, protein dimasukkan ke dalam lumen sisterna. Di
dalam lumen, protein tersebut dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat, ditandai
dengan penanda kimiawi, dan dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim ke tujuannya masing-
masing.[43]

Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang disekresikan ke luar sel, ada
yang digabungkan ke membran plasma sebagai protein transmembran, dan ada pula yang
ditempatkan di dalam lisosom. Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke membran plasma
di dalam vesikel sekresi, yang melepaskan isinya dengan cara bergabung dengan membran
plasma dalam proses eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis, dapat terjadi bila membran
plasma mencekung ke dalam sel dan membentuk vesikel endositosis yang dibawa ke badan
Golgi atau tempat lain, misalnya lisosom.[42]

Lisosom

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lisosom

Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim hidrolitik
untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit molekul
yang sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat
memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri
dari badan Golgi.[42]

Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui endositosis ketika
suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang disebut autofagi,
lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam
fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain
untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang
disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.[42]

Vakuola

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Vakuola

Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel tumbuhan. Membran
vakuola, yang merupakan bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas. Vakuola berasal
dari kata bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong' dan dinamai demikian karena organel ini
tidak memiliki struktur internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang
kala terbentuk dari gabungan banyak vesikel.[44]

Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak vakuola kecil yang kemudian
bergabung membentuk suatu vakuola sentral seiring dengan penambahan air ke dalamnya.
Ukuran sel tumbuhan diperbesar dengan menambahkan air ke dalam vakuola sentral tersebut.
Vakuola sentral juga mengandung cadangan makanan, garam-garam, pigmen, dan limbah
metabolisme. Zat yang beracun bagi herbivora dapat pula disimpan dalam vakuola sebagai
mekanisme pertahanan. Vakuola juga berperan penting dalam mempertahankan tekanan turgor
tumbuhan.[44]

Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada sel hewan dan protista
uniseluler. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan lisosom
agar makanan di dalamnya dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga memiliki vakuola
kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel.[44]

Mitokondria

Gambaran umum mitokondria.


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mitokondria
Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria, yang menempati sampai 25
persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel yang besar, secara umum hanya lebih
kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas.[45] Nama mitokondria berasal dari penampakannya
yang seperti benang (bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya.[46]

Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam, yang
dipisahkan oleh ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar daripada
membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke dalam matriks,
atau ruang dalam mitokondria.[45]

Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu proses kimiawi yang
memberi energi pada sel.[47] Karbohidrat dan lemak merupakan contoh molekul makanan
berenergi tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam
mitokondria, dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu
ditangkap oleh molekul yang disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar
ATP sel.[42] Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk menjalankan berbagai reaksi
kimia dalam sel.[44] Sebagian besar tahap pemecahan molekul makanan dan pembuatan ATP
tersebut dilakukan oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.[45]

Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari keseluruhan bagian sel lain.[46] Organel
ini memiliki DNA sendiri yang menyandikan sejumlah protein mitokondria, yang dibuat pada
ribosomnya sendiri yang serupa dengan ribosom prokariota.[44]

Kloroplas

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kloroplas

Gambaran umum kloroplas.

Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastid pada tumbuhan dan alga.[36]
Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk fotosintesis,
yaitu serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan
dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain.[48]
Satu sel alga uniseluler dapat memiliki satu kloroplas saja, sementara satu sel daun dapat
memiliki 20 sampai 100 kloroplas. Organel ini cenderung lebih besar daripada mitokondria,
dengan panjang 510 m atau lebih. Kloroplas biasanya berbentuk seperti cakram dan, seperti
mitokondria, memiliki membran luar dan membran dalam yang dipisahkan oleh ruang
antarmembran. Membran dalam kloroplas menyelimuti stroma, yang memuat berbagai enzim
yang bertanggung jawab membentuk karbohidrat dari karbon dioksida dan air dalam fotosintesis.
Suatu sistem membran dalam yang kedua di dalam stroma terdiri dari kantong-kantong pipih
disebut tilakoid yang saling berhubungan. Tilakoid-tilakoid membentuk suatu tumpukan yang
disebut granum (jamak, grana). Klorofil terdapat pada membran tilakoid, yang berperan serupa
dengan membran dalam mitokondria, yaitu terlibat dalam pembentukan ATP.[48] Sebagian ATP
yang terbentuk ini digunakan oleh enzim di stroma untuk mengubah karbon dioksida menjadi
senyawa antara berkarbon tiga yang kemudian dikeluarkan ke sitoplasma dan diubah menjadi
karbohidrat.[49]

Sama seperti mitokondria, kloroplas juga memiliki DNA dan ribosomnya sendiri serta tumbuh
dan memperbanyak dirinya sendiri.[44] Kedua organel ini juga dapat berpindah-pindah tempat di
dalam sel.[49]

Peroksisom

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Peroksisom

Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel eukariota.[50]
Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu atau lebih enzim yang terlibat
dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2).[51] Hidrogen peroksida
merupakan bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan untuk
reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom adalah
mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria
untuk oksidasi sempurna.[50] Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi berbagai
molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol. Sementara itu, peroksisom pada biji
tumbuhan berperan penting mengubah cadangan lemak biji menjadi karbohidrat yang digunakan
dalam tahap perkecambahan.[51]

Sitoskeleton
Sitoskeleton sel eukariota; mikrotubulus diwarnai hijau, sementara mikrofilamen diwarnai
merah.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sitoskeleton

Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu mikrotubulus, filamen
intermediat, dan mikrofilamen.[52] Protein sitoskeleton yang serupa dan berfungsi sama dengan
sitoskeleton eukariota ditemukan pula pada prokariota.[33] Mikrotubulus berupa silinder berongga
yang memberi bentuk sel, menuntun gerakan organel, dan membantu pergerakan kromosom
pada saat pembelahan sel. Silia dan flagela eukariota, yang merupakan alat bantu pergerakan,
juga berisi mikrotubulus. Filamen intermediat mendukung bentuk sel dan membuat organel tetap
berada di tempatnya. Sementara itu, mikrofilamen, yang berupa batang tipis dari protein aktin,
berfungsi antara lain dalam kontraksi otot pada hewan, pembentukan pseudopodia untuk
pergerakan sel ameba, dan aliran bahan di dalam sitoplasma sel tumbuhan.[53]

Sejumlah protein motor menggerakkan berbagai organel di sepanjang sitoskeleton eukariota.


Secara umum, protein motor dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu kinesin, dinein, dan
miosin. Kinesin dan dinein bergerak pada mikrotubulus, sementara miosin bergerak pada
mikrofilamen.[54]

Komponen ekstraseluler
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Matriks ekstraseluler dan Sambungan sel

Sel-sel hewan dan tumbuhan disatukan sebagai jaringan terutama oleh matriks ekstraseluler,
yaitu jejaring kompleks molekul yang disekresikan sel dan berfungsi utama membentuk
kerangka pendukung. Terutama pada hewan, sel-sel pada kebanyakan jaringan terikat langsung
satu sama lain melalui sambungan sel.[55]

Matriks ekstraseluler hewan

Matriks ekstraseluler sel hewan berbahan penyusun utama glikoprotein (protein yang berikatan
dengan karbohidrat pendek), dan yang paling melimpah ialah kolagen yang membentuk serat
kuat di bagian luar sel. Serat kolagen ini tertanam dalam jalinan tenunan yang terbuat dari
proteoglikan, yang merupakan glikoprotein kelas lain[56] Variasi jenis dan susunan molekul
matriks ekstraseluler menimbulkan berbagai bentuk, misalnya keras seperti permukaan tulang
dan gigi, transparan seperti kornea mata, atau berbentuk seperti tali kuat pada otot. Matriks
ekstraseluler tidak hanya menyatukan sel-sel tetapi juga memengaruhi perkembangan, bentuk,
dan perilaku sel.[57]

Dinding sel tumbuhan

Dinding sel tumbuhan merupakan matriks ekstraseluler yang menyelubungi tiap sel
tumbuhan.[58] Dinding ini tersusun atas serabut selulosa yang tertanam dalam polisakarida lain
serta protein dan berukuran jauh lebih tebal daripada membran plasma, yaitu 0,1 m hingga
beberapa mikrometer. Dinding sel melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan
mencegah pengisapan air secara berlebihan.[59]

Sambungan antarsel

Sambungan sel (cell junction) dapat ditemukan pada titik-titik pertemuan antarsel atau antara sel
dan matriks ekstraseluler. Menurut fungsinya, sambungan sel dapat diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu (1) sambungan penyumbat (occluding junction), (2) sambungan jangkar (anchoring
junction), dan (3) sambungan pengomunikasi (communicating junction). Sambungan penyumbat
menyegel permukaan dua sel menjadi satu sedemikian rupa sehingga molekul kecil sekalipun
tidak dapat lewat, contohnya ialah sambungan ketat (tight junction) pada vertebrata. Sementara
itu, sambungan jangkar menempelkan sel (dan sitoskeletonnya) ke sel tetangganya atau ke
matriks ekstraseluler. Terakhir, sambungan pengomunikasi menyatukan dua sel tetapi
memungkinkan sinyal kimiawi atau listrik melintas antarsel tersebut. Plasmodesmata merupakan
contoh sambungan pengomunikasi yang hanya ditemukan pada tumbuhan.[60]

Fungsi
Metabolisme

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Metabolisme

Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan aktivitasnya disebut
metabolisme,[61] dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di dalam sel.[3] Metabolisme
yang terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa lain, dan reaksi
anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel.[62] Salah satu proses katabolik yang merombak
molekul makanan untuk menghasilkan energi di dalam sel ialah respirasi seluler, yang sebagian
besar berlangsung di dalam mitokondria eukariota atau sitosol prokariota dan menghasilkan
ATP. Sementara itu, contoh proses anabolik ialah sintesis protein yang berlangsung pada
ribosom dan membutuhkan ATP.

Komunikasi sel
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pensinyalan sel

Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal' dari dan kepada
sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur fungsi dan
perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama lain
dalam proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk menentukan apakah jumlah mereka
sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam embrio hewan berkomunikasi
untuk koordinasi proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.

Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul (misalnya
hormon) atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target ke molekul yang
menghasilkan respons sel. Mekanisme transfer sinyal dapat terjadi dengan kontak antarsel
(misalnya melalui sambungan pengomunikasi), penyebaran molekul sinyal ke sel yang
berdekatan, penyebaran molekul sinyal ke sel yang jauh melalui saluran (misalnya pembuluh
darah), atau perambatan sinyal listrik ke sel yang jauh (misalnya pada jaringan otot polos).
Selanjutnya, molekul sinyal menembus membran secara langsung, lewat melalui kanal protein,
atau melekat pada reseptor berupa protein transmembran pada permukaan sel target dan memicu
transduksi sinyal di dalam sel. Transduksi sinyal ini dapat melibatkan sejumlah zat yang disebut
pembawa pesan kedua (second messenger) yang konsentrasinya meningkat setelah pelekatan
molekul sinyal pada reseptor dan yang nantinya meregulasi aktivitas protein lain di dalam sel.
Selain itu, transduksi sinyal juga dapat dilakukan oleh sejumlah jenis protein yang pada akhirnya
dapat memengaruhi metabolisme, fungsi, atau perkembangan sel.[63][64]

Siklus sel

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Siklus sel

Video yang dipercepat menggambarkan pembelahan sel bakteri E. coli

Setiap sel berasal dari pembelahan sel sebelumnya, dan tahap-tahap kehidupan sel antara
pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut sebagai siklus sel.[65] Pada kebanyakan sel,
siklus ini terdiri dari empat proses terkoordinasi, yaitu pertumbuhan sel, replikasi DNA,
pemisahan DNA yang sudah digandakan ke dua calon sel anakan, serta pembelahan sel.[66] Pada
bakteri, proses pemisahan DNA ke calon sel anakan dapat terjadi bersamaan dengan replikasi
DNA, dan siklus sel yang berurutan dapat bertumpang tindih. Hal ini tidak terjadi pada eukariota
yang siklus selnya terjadi dalam empat fase terpisah sehingga laju pembelahan sel bakteri dapat
lebih cepat daripada laju pembelahan sel eukariota.[67] Pada eukariota, tahap pertumbuhan sel
umumnya terjadi dua kali, yaitu sebelum replikasi DNA (disebut fase G1, gap 1) dan sebelum
pembelahan sel (fase G2). Siklus sel bakteri tidak wajib memiliki fase G1, namun memiliki fase
G2 yang disebut periode D. Tahap replikasi DNA pada eukariota disebut fase S (sintesis), atau
pada bakteri ekuivalen dengan periode C. Selanjutnya, eukariota memiliki tahap pembelahan
nukleus yang disebut fase M (mitosis).

Peralihan antartahap siklus sel dikendalikan oleh suatu perlengkapan pengaturan yang tidak
hanya mengoordinasi berbagai kejadian dalam siklus sel, tetapi juga menghubungkan siklus sel
dengan sinyal ekstrasel yang mengendalikan perbanyakan sel. Misalnya, sel hewan pada fase G1
dapat berhenti dan tidak beralih ke fase S bila tidak ada faktor pertumbuhan tertentu, melainkan
memasuki keadaan yang disebut fase G0 dan tidak mengalami pertumbuhan maupun
perbanyakan. Contohnya adalah sel fibroblas yang hanya membelah diri untuk memperbaiki
kerusakan tubuh akibat luka.[66] Jika pengaturan siklus sel terganggu, misalnya karena mutasi,
risiko pembentukan tumoryaitu perbanyakan sel yang tidak normalmeningkat dan dapat
berpengaruh pada pembentukan kanker.[68]

Diferensiasi sel

Diferensiasi sel menciptakan keberagaman jenis sel yang muncul selama perkembangan suatu
organisme multiseluler dari sebuah sel telur yang sudah dibuahi. Misalnya, mamalia yang berasal
dari sebuah sel berkembang menjadi suatu organisme dengan ratusan jenis sel berbeda seperti
otot, saraf, dan kulit.[69] Sel-sel dalam embrio yang sedang berkembang melakukan pensinyalan
sel yang memengaruhi ekspresi gen sel dan menyebabkan diferensiasi tersebut.[70]

Kematian sel terprogram

Sel dalam organisme multiseluler dapat mengalami suatu kematian terprogram yang berguna
untuk pengendalian populasi sel dengan cara mengimbangi perbanyakan sel, misalnya untuk
mencegah munculnya tumor. Kematian sel juga berguna untuk menghilangkan bagian tubuh
yang tidak diperlukan. Contohnya, pada saat pembentukan embrio, jari-jari pada tangan atau kaki
manusia pada mulanya saling menyatu, namun kemudian terbentuk berkat kematian sel-sel
antarjari. Dengan demikian, waktu dan tempat terjadinya kematian sel, sama seperti
pertumbuhan dan pembelahan sel, merupakan proses yang sangat terkendali. Kematian sel
semacam itu terjadi dalam proses yang disebut apoptosis yang dimulai ketika suatu faktor
penting hilang dari lingkungan sel atau ketika suatu sinyal internal diaktifkan. Gejala awal
apoptosis ialah pemadatan nukleus dan fragmentasi DNA yang diikuti oleh penyusutan sel.[71]

Kajian tentang sel


Biologi sel modern berkembang dari integrasi antara sitologi, yaitu kajian tentang struktur sel,
dan biokimia, yaitu kajian tentang molekul dan proses kimiawi metabolisme. Mikroskop
merupakan peralatan yang paling penting dalam sitologi, sementara pendekatan biokimia yang
disebut fraksinasi sel juga telah menjadi sangat penting dalam biologi sel.[72]

Mikroskopi
Silia pada permukaan sel bagian dalam trakea mamalia dilihat dengan SEM (perbesaran 10.000
kali pada berkas aslinya).
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mikroskop

Mikroskop berperan dalam kajian tentang sel sejak awal penemuannya. Jenis mikroskop yang
digunakan para ilmuwan Renaisans dan yang kini masih banyak digunakan di laboratorium ialah
mikroskop cahaya. Cahaya tampak dilewatkan menembus spesimen dan kemudian lensa kaca
yang merefraksikan cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen tersebut diperbesar ketika
diproyeksikan ke mata pengguna mikroskop. Namun demikian, mikroskop cahaya memiliki
batas daya urai, yaitu tidak mampu menguraikan perincian yang lebih halus dari kira-kira 0,2 m
(ukuran bakteri kecil). Pengembangan teknik penggunaan mikroskop cahaya sejak awal abad ke-
20 melibatkan usaha untuk meningkatkan kontras, misalnya dengan pewarnaan atau pemberian
zat fluoresen. Selanjutnya, biologi sel mengalami kemajuan pesat dengan penemuan mikroskop
elektron yang menggunakan berkas elektron sebagai pengganti cahaya tampak dan dapat
memiliki resolusi (daya urai) sekitar 2 nm. Terdapat dua jenis dasar mikroskop elektron, yaitu
mikroskop elektron transmisi (transmission electron microscope, TEM) dan mikroskop elektron
payar (scanning electron microscope, SEM). TEM terutama digunakan untuk mengkaji struktur
internal sel, sementara SEM sangat berguna untuk melihat permukaan spesimen secara rinci.[72]

Fraksinasi sel

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Fraksinasi sel

Fraksinasi sel ialah teknik untuk memisahkan bagian-bagian sel. Secara umum, teknik ini
melibatkan homogenisasi, yaitu pemecahan sel secara halus dengan bantuan blender atau alat
ultrasuara, dan sentrifugasi, yaitu pemisahan komponen-komponen sel oleh gaya sentrifugal
dalam alat sentrifuge, alat seperti komidi putar untuk tabung reaksi yang dapat berputar pada
berbagai kecepatan. Sentrifuge yang paling canggih, yang disebut ultrasentrifuge, dapat berputar
secepat 80.000 rotasi per menit (rpm) dan memberikan gaya pada partikel-partikel sampel hingga
500.000 kali gaya gravitasi bumi (500.000 g). Pemutaran homogenat di dalam sentrifuge akan
memisahkan bagian-bagian sel ke dalam dua fraksi, yaitu pelet, yang terdiri atas struktur-struktur
lebih besar yang terkumpul di bagian bawah tabung sentrifuge, dan supernatan, yang terdiri atas
bagian-bagian sel yang lebih kecil yang tersuspensi dalam cairan di atas pelet tersebut.
Supernatan ini disentrifugasi kembali dan prosesnya diulangi, dengan kecepatan putaran yang
semakin tinggi pada setiap tahap, sehingga komponen sel yang semakin lama semakin kecil
terkumpul dalam pelet yang berurutan.[72]

Imam Syafii bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Idris As Syafii, lahir di Gaza,
Palestina pada tahun 150 Hijriah (767-820 M), berasal dari keturunan bangsawan Qurays dan
masih keluarga jauh rasulullah SAW. dari ayahnya, garis keturunannya bertemu di Abdul Manaf
(kakek ketiga rasulullah) dan dari ibunya masih merupakan cicit Ali bin Abi Thalib r.a. Semasa
dalam kandungan, kedua orang tuanya meninggalkan Mekkah menuju palestina, setibanya di
Gaza, ayahnya jatuh sakit dan berpulang ke rahmatullah, kemudian beliau diasuh dan dibesarkan
oleh ibunya dalam kondisi yang sangat prihatin dan seba kekurangan, pada usia 2 tahun, ia
bersama ibunya kembali ke mekkah dan di kota inilah Imam Syafii mendapat pengasuhan dari
ibu dan keluarganya secara lebih intensif.

Saat berusia 9 tahun, beliau telah menghafal seluruh ayat Al Quran dengan lancar bahkan beliau
sempat 16 kali khatam Al Quran dalam perjalanannya dari Mekkah menuju Madinah. Setahun
kemudian, kitab Al Muwatha karangan imam malik yang berisikan 1.720 hadis pilihan juga
dihafalnya di luar kepala, Imam Syafii juga menekuni bahasa dan sastra Arab di dusun badui
bani hundail selama beberapa tahun, kemudian beliau kembali ke Mekkah dan belajar fiqh dari
seorang ulama besar yang juga mufti kota Mekkah pada saat itu yaitu Imam Muslim bin Khalid
Azzanni. Kecerdasannya inilah yang membuat dirinya dalam usia yang sangat muda (15 tahun)
telah duduk di kursi mufti kota Mekkah, namun demikian Imam Syafii belum merasa puas
menuntut ilmu karena semakin dalam beliau menekuni suatu ilmu, semakin banyak yang belum
beliau mengerti, sehingga tidak mengherankan bila guru Imam Syafii begitu banyak jumlahnya
sama dengan banyaknya para muridnya.

Meskipun Imam Syafii menguasai


hampir seluruh disiplin ilmu, namun beliau lebih dikenal sebagai ahli hadis dan hukum karena
inti pemikirannya terfokus pada dua cabang ilmu tersebut, pembelaannya yang besar terhadap
sunnah Nabi sehingga beliau digelari Nasuru Sunnah (Pembela Sunnah Nabi). Dalam
pandangannya, sunnah Nabi mempunyai kedudukan yang sangat tinggi, malah beberapa
kalangan menyebutkan bahwa Imam Syafii menyetarakan kedudukan sunnah dengan Al Quran
dalam kaitannya sebagai sumber hukum islam, karena itu, menurut beliau setiap hukum yang
ditetapkan oleh rasulullah pada hakekatnya merupakan hasil pemahaman yang diperoleh Nabi
dari pemahamannya terhadap Al Quran. Selain kedua sumber tersebut (Al Quran dan Hadis),
dalam mengambil suatu ketetapan hukum, Imam Syafii juga menggunakan Ijma, Qiyas dan
istidlal (penalaran) sebagai dasar hukum islam.

Berkaitan dengan bidah, Imam Syafii berpendapat bahwa bidah itu terbagi menjadi dua
macam, yaitu bidah terpuji dan sesat, dikatakan terpuji jika bidah tersebut selaras dengan
prinsip prinsip Al Quran dan Sunnah dan sebaliknya. dalam soal taklid, beliau selalu
memberikan perhatian kepada murid muridnya agar tidak menerima begitu saja pendapat
pendapat dan hasil ijtihadnya, beliau tidak senang murid muridnya bertaklid buta pada pendapat
dan ijtihadnya, sebaliknya malah menyuruh untuk bersikap kritis dan berhati hati dalam
menerima suatu pendapat, sebagaimana ungkapan beliau Inilah ijtihadku, apabila kalian
menemukan ijtihad lain yang lebih baik dari ijtihadku maka ikutilah ijtihad tersebut .

Diantara karya karya Imam Syafii yaitu Al Risalah, Al Umm yang mencakup isi beberapa
kitabnya, selain itu juga buku Al Musnadberisi tentang hadis hadis rasulullahyang dihimpun
dalam kitab Umm serta ikhtilaf Al hadis.

Anda mungkin juga menyukai