Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AQIDAH

IMAN KEPADA RASUL-RASUL

Disusun Oleh:
1. Abdul Halim Mahmud
2. Ahmad Baihaqi
3. Maryono

Dosen Pengampu
Ustadz Dr. Khairan, MEd.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN (STIU) DARUL HUKMAH BEKASI
Daftar Isi .......................................................................................................................... i
BAB I Pendahuluan ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan ...................................................................................................... 2
A. Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul ................................................................. 2
B. Dalil-dalil yang menunjukkan kenabian .............................................................. 4
C. Bukti kenabian Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬.................................................................... 5
BAB III Penutup ............................................................................................................ 7
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 7
Daftar Pustaka

i
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Iman kepada rasul-rasul ‫ ﷻ‬merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada rasul-rasul
Allah merupakan rukun iman, yaitu yang keempat. Iman kepada rasul artinya mempercayai
dengan sepenuh hati atas kedatangan rasul, mulai dari rasul yang pertama yaitu Nabi Adam
d. hingga rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan
rasul sejak Nabi Adam AS. hingga Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Merupakan suatu rangkaian yang
memiliki satu tujuan yaitu mengesankan Allah ‫ﷻ‬. Berupa syariat atau hukum tertentu yang
kemudian disampaikan atau diajarkan kepada umatnya.
Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim, wajib beriman atau mempercayai kepada
para rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang
dibawa oleh rasul utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah rasul
maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat. Namun, di dalam kehidupan sehari-
hari terkadang kita hanya mengetahui tentang pengertiannya saja itu pun hanya terbatas, tanpa
mengetahui akan pemahamannya lebih dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita
jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari.
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian beriman kepada Rasul-rasul?
2. Apa dalil-dalil yang mendasari beriman kepada Rasul-rasul?
3. Apa dalil-dalil yang mendasari yakin kepada Rasul?
4. Bagaimana perkataan para ulama terkait bukti kenabian Rasul?
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan:
1. Mengetahui secara menyeluruh pengertian Rasul baik secara Bahasa ataupun istilah.
2. Mengetahui dalil-dalil yang menjelaskan beriman kepada Rasul

1
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Iman kepada Rasul
Menurut pengertian bahasa, perkataan rasul berasal dari bahaa arab yang artinya utusan ,
kurir, pembawa misi, atau pembawa berita. Menurut istilah dalam tauhid, rasul adalah
Manusia pilihan Allah yang di angkat sebagai utusan-Nya untuk menyampaikan firman-
firman-Nya kepada manusia agar dijadikan pedoman hidup, demi terwujudnya
keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Percaya kepada raul-rasul Allah
merupakan pengamalan rukun iman yang ke empat. Iman kepada para rasul berarti
meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang laki-laki yang telah
menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada umatny agar mereka beriman.
Bedanya dengan nabi adalah kalau nabi adalah orang yang mendapat wahyu dari Allah
untuk dirinya sendiri, tanpa berkewajiban menyampaikan kepada orang lain. Sedang rasul
adalah orang yang menerima wahyu dari Allah, selain untuk dirinya sendiri, juga
berkewajiban menyampaikan kepada orang lain, seperti pengertian berikut Rasul adalah
seorang laki-laki , mereka yang diberi wahyu oleh Allah tentang agama dan mendapat
perintah supaya menyampaikan kepada semua mahluk. Jika tidak diperintahkan untuk
menyampaikan (tabligh), orang itu disebut nabi saja. Rasul merupakan orang laki-laki
pilihan Allah yang diberi wahyu
Firman Allah :
ِ ‫س ْلنَا قَ ْبلَكَ إِالَّ ِر َجاالً نُّوحِ ي إِلَ ْي ِه ْم فَا ْسأَلُواْ أ َ ْه َل‬
َ‫الذ ْك ِر إِن كُنت ُ ْم الَ ت َ ْعلَ ُمون‬ َ ‫َو َما أ َ ْر‬
Artinya
Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa
orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada
orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. ( AL-Anbiya:7)
Sebagai utusan Alloh untuk membimbing manusia, rasul mempunyai beberapa hak,
diantaranya :
1. Ditaati dan diikuti segala sunah, keputusan, dan didahulukan ketetapannya atas yang lain
2. Dicintai dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangannya
serta diperlakukan secara ikhlas, jujur, dan tulus.
3. Dihormati sesuai dengan kedudukannya yang mulia dan agung serta dicintai sahabat-
sahabatnya yang dekat.

2
Adanya hak tersebut bukan berarti nabi dan rasul didalam perjuangannya menegakan
agama Alloh mengharap imbalan, apalagi menurut hak tersebut. Pada dasarnya, para nabi
dan para rasul berbuat demikian semata-mata untuk Alloh swt.
Jumlah Dan Nama-Nama Rasul
Jumlah rasul yang diabadikan Allah dalam AL-Qur’an ada 25 orang. Delapan
belas nama di antara mereka disebutkan dalam Surah AL-An’am ayat 83-86 dan
selebihnya disebutkan dalam surah-surah yang lain. Dua puluh lima rasul tersebut adalah
sebagai berikut
1. Adam a.s.
2. Idris a.s.
3. Nuh a.s.
4. Hud a.s.
5. Shalih a.s.
6. Ibrahim a.s.
7. Luth a.s.
8. Ismail a.s.
9. Ishaq a.s.
10. Ya'kub a.s.
11. Yusuf a.s.
12. Ayyub a.s.
13. Syu'aib a.s.
14. Musa a.s.
15. Harun a.s.
16. Zulkifli a.s.
17. Daud a.s.
18. Sulaiman a.s.
19. Ilyas a.s.
20. Ilyasa a.s.
21. Yusuf a.s.
22. Zakaria a.s.
23. Yahya a.s.
24. Isa a.s.
25. Muhammad SAW -- penutup, akhir.
Inilah yang wajib dikenal dan diimani. Selain itu dalam perjalanan sejarah dimungkinkan
ada nabi-nabi lainnya selain ke-25 nabi di atas. Namun demikian, Muhammad SAW tetap
sebagai nabi penutup, terakhir, dan tidak ada nabi/rasul yang diutus pasca beliau. Adapun
nama-nama nabi selain 25 nabi/rasul di atas, bisa saja dibuat dalam berbagai macam versi
menurut sejarah otentik. Namun, hanya 25 orang saja yang wajib diimani, dan disebutkan

3
di dalam Al Qur'an. Di dalam Al Qur'an, juga disebutkan beberapa identitas lainnya,
namun tidak ada dasar/ petunjuk sehingga mereka dapat dikatakan sebagai nabi. Begitu
pula sekalipun Al Qur'an menyebutkan istilah "nabi-nabi" atau "para nabi", namun tidak
disebutkan jelas identitas orang yang dimaksud.

B. Dalil dalil yang menunjukan kenabian


Dalil yang menjelaskan tentang beriman kepada rasul Allah salah satunya
adalah surah al baqarah ayat 128 dan hadist yang diriwayatkan oleh imam muslim

Pembahasan

Beriman kepada rasul-rasul utusan Allah merupakan salah satu dari rukun iman. Beriman
kepada rasul-rasul Alla artinya adalah mempercayai bahwa rasul-rasul tersebut
meruapakan utusan Allah. Dalil tentang beriman kepada rasul Allah dapat di lihat dalam
Al qur'an dan hadist

Dalil tentang iman kepada rasul dari Al qur'an : surah al baqarah ayat 285
ٰۤ
ِ ‫الرسُ ْو ُل بِ َما ٓ ا ُ ْن ِز َل اِلَ ْي ِه مِ ْن َّربِ ٖه َوا ْل ُمؤْ مِ نُ ْو َۗنَ كُ ٌّل ا َمنَ بِ ه‬
‫اّٰلل َو َمل ِٕى َكت ِٖه َوكُتُبِ ٖه َو ُرسُل ٖ َِۗه َال نُف َِر ُق بَيْنَ ا َ َح ٍد ِم ْن ُّرسُل ِٖه َۗ َوقَالُ ْوا‬ َّ َ‫ا َمن‬
‫صي ُْر‬ ِ ‫ط ْعنَا غُ ْف َرانَكَ َربَّنَا َواِلَيْكَ ا ْل َم‬ َ َ ‫س ِم ْعنَا َوا‬َ

Terjemahan ayat

Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami
dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami)
kembali.”

• Dalil tentang iman kepada rasul dalam hadist : Hadist riwayat


imam muslim

‫ان قَا َل أ َ ْن تُؤْ مِنَ بِاهللِ َو َمالَئِ َكتِ ِه َوكُتُبِ ِه َو ُرسُ ِل ِه َواليَ ْو ِم اآلخِ ِر َوتُؤْ ِمنَ بِالقَدَ ِر َخي ِْر ِه َوش َِر ِه‬
ِ ‫اإل ْي َم‬ َ ‫فَأ َ ْخبِ ْرنِي‬
ِ ‫ع ِن‬

Tejemahan hadist

4
“Beritahukan kepadaku tentang Iman.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-
Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun
yang buruk.” Orang tadi berkata, “Engkau benar.”

C. Bukti Kenabian Nabi Muhammad

Dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah hamba pilihan, NabiNya yang terpilih dan
RasulNya yang diridhai.
Ketika Imam ath-Thahawi ls menjelaskan di awal perkata annya, apa yang wajib dari
Ma'rifatullah, dan keyakinan bahwa sanya Dia-lah Rabb yang berhak disembah dan tidak yang
lainNya, dan bahwasanya Dia menyandang sifat kesempurnaan dan predi kat keagungan yang
Dia sandang sejak azali sarnpai abadi; ketika semua ini beliau sebutkan dan beliau jelaskan,
beliau kemudian beralih kepada apa yang wajib diyakini pada Rasulullah. Perkataan Imam ath-
Thahawi, "Dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah hambaNya yang terpilih" adalah satu
rangkaian (urutan) dengan perkataan beliau sejak awal, yaitu, "Kami berpandangan di dalam
tauhid kepada Allah dalam keadaan yakin dengan taufik Allah: Sesungguhnya Allah adalah
Esa, tidak ada sekutu bagiNya... " dan seterusnya. Kemudian beliau berkata, "Dan bahwasanya
Nabi Muhammad. dan seterusnya, maka kita wajib meyakini hal ini, sebagaimana kita bersaksi
untuk Allah dengan al-Uluhiyah (sebagai Rabb yang berhak disembah), demikian pula kita
bersaksi untuk Rasulullah sebagai pembawa Risalah. Itulah sebabnya dua ke saksian (Syahadatain)
selalu merupakan kesatuan

‫َما َكانَ ُم َح َّمدٌ اَبَا ٓ ا َ َح ٍد ِم ْن ِر َجا ِلكُ ْم َولك ِْن َّرسُ ْو َل ه‬


ِ‫ّللا‬

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi
dia adalah Rasulullah." (Al-Ahzab: 40).

5
‫صلَ َح َبالَ ُه ْم‬ َ ‫على ُم َح َّم ٍد َّوه َُو ا ْل َح ُّق ِم ْن َّر ِب ِه ْم ۚ َكفَّ َر‬
َ ‫ع ْن ُه ْم‬
ْ َ ‫س ِياتِ ِه ْم َوا‬ َ ‫َوا َمنُ ْوا ِب َما نُ ِز َل‬

Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan kebajikan serta beriman
kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad; dan itulah kebenaran dari Tuhan mereka;
Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka, dan memperbaiki keadaan mereka.

‫ّللاؕ َوالَّذ ِۡينَ َمعَ ٰۤه‬


ِ ‫ُم َح َّمدٌ َّرسُ ۡو ُل ه‬

"Muhammad itu adalah Rasul Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia..." (Al-Fath:
29).

Dan nama beliau disebut dengan "Ahmad" di dalam al-Qur 'an di dalam FirmanNya
tentang nabi Isa (di mana nabi Isa berkata),

ُ‫ى ِمنَ الت َّ ۡورى ِة َو ُمبَش ًۢ ًِرا ِب َرسُ ۡو ٍل ي َّۡات ِۡى ِم ًۡۢن بَعۡ دِى اسۡ ُم ٰۤه ا َ ۡح َم ؕد‬
َّ َ‫ص ِدقًا ِل َما بَ ۡينَ يَد‬
َ ‫ّللا اِلَ ۡيكُ ۡم ُّم‬
ِ ‫يبَن ِٰۡۤى اِسۡ َرآءِ ۡي َل اِن ِۡى َرسُ ۡو ُل ه‬

"Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan
kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan
seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)."
Asshof : 6

6
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
Percaya kepada rasul-rasul Allah merupakan pengamalan rukun iman yang keempat. Iman kepada
rasul berarti menyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang laki-laki yang telah
menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada umatnya agar mereka beriman. Dan orang
yang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh para rasul dan harus mengamalkan
ajaran-ajaran yang disampaikan para rasul meliputi ajaran kepada umat manusia bahwa yang
menciptakan alam semesta dan segala isinya adalah Allah Subhanahuwata’ala, sehingga kita harus
mentaati perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya, menyadarkan bahwa setelah
manusia mati, akan terus menuju ke alamberikutnya yaitu alam barzakh dan alam akhirat. Maka
dari itu kita harus meneladani perikehidupan yang meliputi ucapannya, perbuatannya maupun
ketetapan-ketetapannya. Dan hendaklah kita sebagai umat manusia memiliki tujuan hidup,
menjalani hidup dengan aturan dan selalu dilandasi niat ingin memperoleh ridho Allah, bahagia di
dunia dan di akhirat.

7
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an Al-Karim

Al-Qur'an Hafalan Mudah Terjemahan dan Tajwid Warna, Jakarta, Cordoba, 2017.

‘Aqidah Ath-Thahawiyah Matan dan Terjemah, Imam Ath-Thahawiyah, Jakarta, Pustaka


Syabab, 2019.

Arti Malaikat, Sifat dan Makna Beriman Pada Malaikat Allah,


https://pengertianartidefinisidari.blogspot.com/2018/06/arti-Malaikat-sifat-makna-beriman-pada-
Malaikat-allah.html?m=1, diakses pada tanggal 28 Januari 2021 pukul 23.45.

Iman Kepada Malaikat, Prasetyo Abu Ka'ab, https://muslim.or.id/6813-iman-kepada-


Malaikat.html, diakses pada tanggal 28 Januari 2021 pukul 23.00.

Malaikat (Islam), https://id.wikipedia.org/wiki/Malaikat_(Islam), diakses pada tanggal 28 Januari


2021 pukul 21.06.

Penjelasan Ringkas Matan al-Aqidah ath-Thahawiyah Akidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah,
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Jakarta, Pustaka Sahifa, 2007.

Syarah Ushul Tsalatsah (Mengenal Allah, Rasul dan Dienul Islam), Syaikh Muhammad
bin Shalih Al-‘Utsaimin, Surakarta, Insan Kamil, 2018.

Anda mungkin juga menyukai