Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Masalah keimanan kepada Rasul

BRENDA ASAMI
XI . AP
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai mana yang telah kita ketahui bersama bahwa kita tidak akan lepas dengan
apa yang namanya aturan-aturan yang terkait dengan hidup dan kehidupan kita sebagai umat
Islam, kita berkewajiban untuk mentaati dan mematuhi segala ajarannya.

Sebagai umat islam kita harus berpegang teguh kepada tali agama Allah swt yaitu al-
Qur’an dan al-Hadits. Dan telah kita ketahui pula banyak sekali ayat-ayat Al-Quran yang kita
jadikan pedoman menjalani kehidupan agar mencapai ridha Allah swt.

Untuk menjadi umat islam yang sempurna maka kita harus beriman kepada Allah swt
dan rasulnya dan kitab-kitab yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya. Di kesempatan ini
kami akan membahas tentang penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan kewajiban
mematuhi Allah dan rasul-Nya.

BAB II

PEMBAHASAN

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.
Setelah memerintahkan berbuat adil, dan agar keadilan dapat berkesinambungan
dari seseorang dan dapat terus-menerus ditegakkan, maka dilanjutkannya dengan nasihat
yang dapat mengantar ke arah penegakkan keadilan dan kesinambungannya yaitu
memelihara dan terus-menerus meningkatkan keimanan. Wahai orang-orang yang beriman,
tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya pelihara dan asah serta asuh iman itu,
demikian juga iman kepada kitab yang Allah turunkan sekaligus sebelumnya seperti Taurat,
Injil, dan Zabur. Barang siapa yang membawanya kepada nabi-nabi dan barang siapa yang
kafir kepada Llah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dari jenis
manusia atau malaikat dan hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat dengan
kesesatan yang sangat jauh.

Panggilan kepada orang-orang yang beriman pada awal ayat ini, yang disusul dengan
perintah beriman, ada yang memahaminya dalam arti orang-orang yang beriman, ada yang
memahaminya dalam arti orang-orang yang beriman tetapi ada sesuatu yang kurang dalam
keimanan mereka sehingga ayat ini memerintahkan untuk menyempurnakannya. Penganut
faham ini menyatakan bahwa meraka yang diajak oleh ayat ini adalah sementara bekas
penganut agama Yahudi yang telah masuk Islam tetapi masih terdapat dalam benak mereka
hal-hal yang mereka percayai, yang tidak sejalan dengan iman Islam yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad saw.

Ada juga yang memahami ayat ini ditujukkan kepada orang-orang munafik yang
memang keimanan masih sangat lemah. Selanjutnya seperti terbaca sebelum ini, ada juga
yang memahaminya dalam arti perintah kepda kaum mukminin, agar mempertahankan,
bahkan megnasah dan mengasuh iman mereka, agar dari hari ke hari semakin kuat. Memang
iman dapat demikian kuat sehingga seperti kata Sayyidan Ali kw. “Seandainya tabir yang
mencapai puncaknya).

A. Iman Kepada Rasul Allah

Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang
wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini
dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt.
untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar
dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at
yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus
Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh
bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia
tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan
syari’at yang dibawa nabi Musa AS.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin
ayat 78 yang artinya:

“ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa


orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada
orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)

"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami
ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan
dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua
perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang
batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)

Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt.
adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan,
dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di
antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.

ْ‫عن‬َ ‫ل َذر أ َ ِبى‬ َْ ‫ َقا‬: ‫ل َيا‬ ُ ‫للاِ َر‬


َْ ‫سو‬ َْ ‫ قَا‬: ُ‫س ُلْ اَلفًا َوعِش ُرونَْ َواَر َب َع ْة اَلفْ مِ ائ َ ْة‬
ْ ْ‫ل ؟ االَن ِب َياءِْ ِع َّدْة ُ كَم‬ ْ ِ‫مِ ائ َْة ثَالَث َ ْةُ ذَالِكَْ م‬
ُّ َ ‫ن ا‬
ُ ‫لر‬
َ‫س ْة‬
َ ‫عش ََْر َوخَم‬ َ (ُْ‫)أَح َمد َر َواه‬
َ ‫غفِي ًرا َج ًّما‬

"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para
nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka
yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad )

B. Sifat wajib yang di miliki Rasul

1). Shiddiq (benar). Mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam keadaan
bagaimanapun mereka tidak akan berdusta (kadzib).

2). Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat.

3). Tabligh, artinya mereka senantiasa konsekwen menyampaikan kebenaran (wahyu)


kepada umatnya. Tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari
Allah swt. (kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar.

4). Fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang cerdas yang dipilih
Allah swt. Tidak mungkin mereka bodoh atau idiot (baladah).

Khusus nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin para rasul (sayyidul mursalin)
mendapat sanjungan dan pujian yang luar biasa dari Allah swt. disebabkan karena akhlaknya
sebagaimana tersebut dalam surah Al Qalam ayat 4 yang artinya “Dan sesungguhnya kamu
(Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung “ (Q.S. Al Qalam: 4)

C. Tugas Nabi dan Rasul

Tugas pokok yang diberikan Allah SWT kepada para nabi dan rasul sejak dari Nabi
Adam AS sampai dengan Nabi Muhammad SAW adalah :

1. Memberi kabar gembira bagi orang-orang yang mentaati risalah-Nya.

2. Membimbing umatnya ke jalan yang benar sehingga memperoleh


kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.

3. Memberi peringatan kepada orang-orang yang mengingkari-nya.

D. Fungsi Iman Kepada Nabi dan Rasul

Adapun fungsi iman kepada Nabi dan Rasul adalah :

1. Menambah keimanan kepada Allah SWT, bahwa Rasul itu benar-benar


pilihan Allah.

2. Mengenal Allah SWT dan tata cara beribadah kepada-Nya.

3. Mendorong manusia untuk memiliki kepribadian yang luhur dengan cara


menjadikan Rasulullah sebagai “Uswatun Hasanah”

4. Mempercayai ajaran-ajaran yang dibawa Rasul Allah untuk disampaikan


kepada umatnya.

5. Mengamalkan ajaran yang diberikan oleh Rasulullah

E. Hakikat Iman Kepada Rasulullah

Diantara nikmat yang Allah berikan kepada manusia juga seluruh alam adalah
diutusnya para Rasul yang menuntun manusia dari kegelapan menuju Islam.

Setelah beriman kepada Allah  maka kewajiban berikutnya adalah beriman kepada
Rasulullah Muhammad yang menjadi pondasi yang utama dari agama Islam. Sebab seluruh
pondasi yang lainnya dibangun di atas keimanan pada Allah dan Rasul-Nya. Seorang yang
tidak mengimani Rasulullah dan hanya beriman kepada Allah tidaklah cukup, dan Iman
menjadi batal, Sebagaimana sabda Nabi :
“Artinya: Islam itu dibangun di atas lima rukun , menyaksikan bahwa tiada
sesembahan yang haq selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya
… (HR. Muslim I/45. Al-Bukhari I/).

Diantara cara beriman kepada Rasulullah adalah sebagai berikut:

1. Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi Muhammad dan apa yang
oleh beliau bawa, sebagaimana Allah menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:

َ ‫ح ْو‬
‫ن‬ ُ ‫م ْال‬
ُ ِ‫م ْفل‬ ُ ‫ه‬ َ ِ‫ه ُأولَئ‬
ُ ‫ك‬ َ ‫ص َّد‬
ِ ِ‫ق ب‬ َ ‫ص ْدقِ َو‬ ْ ‫ الزمر( وَالَّ ِذ‬: 33)
َّ ‫ي جَا َء بِال‬

“Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya,


mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. (Az-Zumar : 33).

2. Ikhlas mentaati Rasul dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh
larangannya. Allah berfirman:

َ‫مبِين‬ ُ َ‫ل اِال َّ ْالب‬


ُ ‫لغ ْال‬ ُ ‫ط ْي ُع ْو ُه تَ ْهت َُدوا َومَا َعلَى ال َّر‬
ِ ‫س ْو‬ ِ ُ‫النور( َواِ ْن ت‬ : 54)

“Dan jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain
kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.

3. Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama, hukum-hukum dan cabang cabangnya


sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan ikhlas. Allah berfirman:

َ‫ال‬
ْ َ‫ُومنُونَْ َوربِْكَْ ف‬ َ ‫ام َّما أَنفُ ِس ِهمْ فِى الَيَ ِجدُواْ ث َُّْم‬
ِ ‫ش َج َربَينَ ُهمْ فِي َما يَ َح ِك ُموكَْ َحتَّى الَي‬ َ َ‫س ِل ُمواْ ق‬
ِ ‫ضيتَْ َح َر ًج‬ َ ُ‫َوي‬
‫ت َس ِلي َما‬. (‫ النساء‬: 65)
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam
perkara yang mereka persilisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan
sepenuhnya.(An-Nisa : 65).

4. Mencintai beliau , keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Rasulullah bersabda:

‫اسْ َو َولَ ِد ِهْ َوا ِل ِد ِهْ ِمنْ ِإلَي ِهْ ا َ َحبَّْ أ َ ُكونَْ َحتَّى ا َ َح ُد ُك ْم يُؤ ِم ُنْ ال‬
ِ َّ‫اَج َم ِعينَْ َوالن‬
“Tidaklah beriman seorang sehingga aku lebih dia cintai dari pada orang tuanya, anaknya
dan seluruh manusia (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
5. Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi serta berda’wah demi membebaskan ummat
manusia dari kegelapan/kedhaliman, kebatilan, kemungkaran dan kemaksiatan menuju
kepada cahaya kebenaran. Sebagaimana firman Allah:

َْ‫عزَ ُروْهُ بِ ِْه أ َ َمنُواْ فَالَّذِين‬ َْ ‫ األعراف( ال ُمف ِل ُحونَْ ُه ُْم أُولَئِ َكْ َمعَ ْهُ أُن ِز‬:
َ َ‫ل النُّ َو َرالَّذِي َوتَبَعُواْ َون‬
َ ‫ص ُروْهُ َو‬
157)

“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti


cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang
yang beruntung” . (Al-’Araf: 157).

6. Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi dalam setiap amalnya, Allah berfirman:

‫ل لَ ُكمْ َكانَْ لَقَ ْد‬


ِْ ‫سو‬ َ ِ‫سنَةْ أُس َوْة للاِْ ف‬
ُ ‫ىر‬ َْ ‫لَ ِخ َْر َواليَو ِْم‬
ْ ‫للا يَر ُجواْ َكانَْ ِل َم‬
َ ‫ن َح‬ ْ ‫للا َو َذ َك َرْ ا‬
َْ ‫ االحزاب( َكثِي ًرا‬:
21)
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)
orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut nama Allah (Al-Ahzab:21).

7. Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau terutama setelah disebut namanya.

8. Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad
seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah :

َْ‫ن يُخَا ِلفُونَْ فَليَح َذ ِرالَّذِين‬ ِ ُ ‫صي ِب ُهمْ فِتنَةْ اَنت‬


ْ ‫صيبَ ُهمْ اَم ِر ِهْ َع‬ َ ‫النور( أ َ ِلي َْم‬:63).
ِ ُ‫ع َذابْ اَوي‬

“Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang telah berangsur-angsur pergi


diantara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang
menyalahi ajaran Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (An-Nur
: 63).

9. Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan menjaga persatuan umat
Islam dan menghindari perpecahan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan AS-Sunnah
shohihah. Itulah tegaknya agama:

ْ‫ع‬ ِْ ‫صى َما الَّدِي‬


َ ‫ن ِمنَْ لَ ُكمْ ش ََر‬ َّ ‫ك أَو َحينَا َوالَّذِيْ نُو ًحا بِ ِْه َو‬
َْ ‫صينَا َو َما إِلَي‬
َّ ‫سىا إِب َر ِهي َْم بِ ِْه َو‬
َ ‫َو ُمو‬
‫سى‬ َ َّ
َ ‫الَ الدِينَْ أقِي ُموا اَنْ َو ِعي‬ْ ‫ السورى( فِي ِْه تَت َ َف َّرقُواْ َو‬: 13)
“Dia telah mensyari’atkan bagi kaum tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama 1341) dan janganlah
kamu berpecah belah karenanya. (Asy-Syura: 13)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Meskipun dalam penyusunan karya tulis ini saya mengalami banyak hambatan dan
rintangan namun berkat bantuan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya kami dapat
menyelesaikan karya tulis ini dengna tuntas.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mohon maaf bila masih banyak kesalahan dalam penulisan maupun isi yang terkandung di
dalamnya.

Kami harap karya tulis ini dapat mendatangkan manfaat bagi para pembaca pada
umumnya.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman saya, ajaran agama Islam itu sangat penting di dunia maupun
di akhirat. Demikian saran dari saya kurang dan lebihnya saya mohon maaf.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/echozta/d/84883105-Makalah-Agama-Iman-Kepada-Rasul-Allah
http://makalah85.blogspot.com/2008/11/beriman-kepada-allah-dan-rasul.html

http://unikboss.blogspot.com/2010/10/pengertian-iman-kepada-rasul-rasul.html

Anda mungkin juga menyukai