Anda di halaman 1dari 24

Iman Kepada Rasul

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tematik
Dosen pengampu : H. Jhon Suprianto, MA

Disusun oleh Kelompok 3:

Fadhilah Amalia (19010005)


Moudy Khansa Putri (19010009)

PRODI ILMU AL- QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI ILMU QUR’AN AL-LATHIFIYYAH PALEMBANG
2020

1
A. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang
wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini
dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt.
untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar
dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut
Imam Baidhawi,
Rasul adalah orang yang diutus Allah. dengan syari’at yang baru untuk menyeru
manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah. untuk menetapkan
(menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi
sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru.
Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa Alaihi
Salam.
Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena merupakan
rukun iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan mengimani 25
Nabi dan Rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari Allah.
Lalu apa perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya sendiri, sedangkan
Rasul menerima wahyu dan memiliki tugas untuk menyampaikannya pada seluruh umat di
dunia.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Al-Mukmin ayat 78 yang artinya:
ۚ ِ ‫ك ۗ َو َما َكانَ لِ َرسُو ٍل َأ ْن يَ>ْأتِ َي بِآيَ> ٍة ِإاَّل بِ>ِإ ْذ ِن هَّللا‬
َ ‫ك َو ِم ْنهُ ْم َم ْن لَ ْم نَ ْقصُصْ َعلَ ْي‬ َ َ‫َولَقَ ْد َأرْ َس ْلنَا ُر ُساًل ِم ْن قَ ْبلِكَ ِم ْنهُ ْم َم ْن ق‬
َ ‫صصْ نَا َعلَ ْي‬
َ‫ق َو َخ ِس َر هُنَالِكَ ْال ُمب ِْطلُون‬
ِّ ‫ض َي بِ ْال َح‬
ِ ُ‫فَِإ َذا َجا َء َأ ْم ُر هَّللا ِ ق‬

"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka
ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami
ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan
dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua
perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang
batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah.
adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan,
dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam
Al-Quran dan ada yang tidak.

2
Tafsir Jalalain

(Dan sesungguhnya telah Kami utus rasul-rasul sebelum kamu; di antara mereka ada yang
Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan
kepadamu) menurut suatu riwayat diceritakan, bahwa Allah swt. telah mengutus delapan ribu
orang nabi untuk menjadi rasul; yang empat ribu orang di antaranya dari kaum Bani Israel,
sedangkan yang empat ribu orang lagi dari kalangan umat-umat selain Bani Israel. (Tidak
dapat bagi seorang rasul) di antara rasul-rasul itu (membawa suatu mukjizat, melainkan
dengan seizin Allah) karena mereka juga hamba-hamba Allah yang diperintah oleh-Nya
(maka apabila telah datang perintah Allah) yang memerintahkan supaya azab diturunkan atas
orang-orang kafir (diputuskan) semua perkara di antara rasul-rasul dan orang-orang yang
mendustakannya (dengan adil.

Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil) yakni, keputusan itu
merupakan kemenangan bagi rasul-rasul dan kerugian bagi orang-orang yang
mendustakannya; pada hakikatnya sebelum itu pun orang-orang yang mendustakan para rasul
sudah merugi.

Tafsir QS. Al Mu’minuun (23) : 78. Oleh Muhammad Quraish Shihab:

Bagaimana kalian dapat mengingkari Allah padahal Dialah yang menciptakan


pendengaran agar kalian dapat mendengar kebenaran, menciptakan penglihatan agar kalian
dapat memperhatikan dan mengamati alam raya dengan segala isinya, dan menciptakan
pikiran agar kalian dapat mengetahui kemahaagungan- Nya, sehingga kalian beriman?

Kalian benar-benar tidak mensyukuri Sang Penciptanya dengan beriman dan taat
kepada-Nya, kecuali sangat sedikit.

B. Nama-Nama Nabi dan Rasul


Yang merupakan aqidah kaum muslimin bahwa tidak ada yang mengetahui jumlah
nabi dan rasul secara pasti selain Allah-Subhanahu wa Ta’ala yang telah mengutus mereka.
Akan tetapi Allah Ta’ala telah mengabarkan kepada kita sebahagian dari nama-nama mereka,
sehingga kita harus mengimani akan adanya nabi-nabi tersebut secara rinci. Sedangkan nabi-
nabi yang tidak Allah khabarkan kepada kita, maka kita wajib beriman kepada mereka secara
global.

3
Allah -Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

َ‫ص ُه ْم َعلَيْك‬ ُ ‫صنَا ُه ْم َعلَيْكَ ِمنْ قَ ْب ُل َو ُر‬


ُ ‫ساًل لَ ْم نَ ْق‬
ْ ‫ص‬ َ َ‫ساًل قَ ْد ق‬
ْ ‫ص‬ ُ ‫َو ُر‬

“Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu”.
(QS. An-Nisa` : 164)

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 164

Dan Kami telah mengutus rasul-rasul lain, sungguh telah Kami sampaikan kisah mereka
kepadamu wahai Rasul yang terkandung dalam ayat-ayat ini juga tentang rasul-rasul yang
tidak Kami kisahkan kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung,
tanpa perantara malaikat pembawa wahyu yaitu Jibril. Jumlah Nabi sebagaimana
diriwayatkan oleh Abu Dzar adalah seratus dua puluh empat ribu, adapaun jumlah rasul
adalah tiga ratus tiga belas, mereka semua berbicara dengan Allah dengan perantara Jibril.

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Setelah disebutkan bahwa mereka bersama-sama mendapatkan wahyu, maka disebutkan


pengkhususan sebagian mereka. Nabi Dawud diberi oleh Allah kitab Zabur dan Nabi Musa
'alaihis salam diajak bicara oleh-Nya secara langsung tanpa perantara. Dalam ayat tersebut
juga diterangkan, bahwa para rasul tersebut ada yang dikisahkan Allah dan ada yang tidak
dikisahkan-Nya, hal ini menunjukkan banyaknya jumlah mereka. Allah berbicara langsung
dengan Nabi Musa 'alaihis salam merupakan keistimewaan Beliau, oleh karenanya Nabi
Musa 'alaihis salam disebut Kalimullah (orang yang diajak bicara oleh Allah), sedangkan
rasul-rasul yang lain mendapat wahyu dari Allah dengan perantaraan Jibril. Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah berbicara secara langsung dengan Allah pada malam
hari di waktu mi'raj.

Merupakan suatu kaidah yang asasi bahwa tidak boleh menetapkan jenjang kenabian
kepada seorangpun kecuali dengan dalil yang shohih dan tegas. Syaikh Muhammad bin
‘Abdilah Al-Imam dalam kitab beliau yang berjudul Tahdzirul Atqiya` min ‘Ibadati Quburil

4
Anbiya` wal Auliya` menyebutkan nama-nama nabi yang tsabit dan yang tidak tsabit dari Al-
Qur`an dan Sunnah. Nama-nama nabi dan rasul yang masyhur yang jumlahnya 25 disebutkan
oleh seorang penya`ir dalam dua bait sya’irnya:

‫س ْب َعةُ َو ُه ْم‬
َ ‫ش ٍر َويَ ْبقَى‬ ْ ‫ ِمنْ بَ ْع ِد َع‬            ‫فِي (( تِ ْل َك ُح َّجتُنَا )) ِم ْن ُه ْم ثَ َمانِيَة‬
‫ ُذ ْوا ْل ِك ْف ِل آ َد ُم بِا ْل ُم ْختَا ِر قَ ْد ُختِ ُم ْوا‬            ‫صالِ ُح َو َك َذا‬
َ ‫ب‬
ٌ ‫ش َع ْي‬
ُ ‫س ه ُْو ٌد‬
ُ ‫ِإ ْد ِر ْي‬

“Dalam (ayat) “Itulah hujjah Kami” (1)di antara mereka (para nabi) disebutkan 18 dan
masih tersisa 7 (orang).Mereka adalah: Idris, Hud, Syu’aib, Sholih,demikian pula Dzul Kifli,
Adam, dan semuanya ditutup dengan Sang terpilih (Muhammad)”.

Di antara nabi yang tidak disebutkan namanya oleh penya’ir di atas adalah: Nabi Khidir dan
Nabi Yusya’ bin Nun -’alaihimas salam- (HR. Ahmad: 2/325 dari Abu Hurairah)

C. Sifat wajib yang di miliki Rasul


1. Shiddiq (benar). Mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam keadaan
bagaimanapun mereka tidak akan berdusta (kadzib).
Dalam alquran dijelaskan yang terdapat pada Q.S Maryam ayat 41 :
ِ َ‫َو ْٱذ ُكرْ فِى ْٱل ِك ٰت‬
ِ َ‫ب ِإب ٰ َْر ِهي َم ۚ ِإنَّ ۥهُ َكان‬
‫صدِّيقًا نَّبِيًّا‬

Artinya : Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi.

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.


Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

Dan sebutkanlah (wahai rasul) kepada kaummu di dalam al-qur’an ini tentang
kisah ibrahim , sesungguhnya dia adalah insan yang sangat besar kejujurannya dan
termasuk nabi Allah yang paling tinggi kedudukannya.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 41.

Hai Rasulullah, sebutkanlah dalam al-Qur’an kisah Nabi Ibrahim dengan kaumnya
dan perbincangannya dengan mereka tentang tauhid ubudiyah. Ibrahim adalah orang yang
sangat jujur dalam perkataan dan perbuatannya, dan dia adalah seorang nabi yang
memiliki derajat yang tinggi.

5
2. Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat.
Dalam Al-quran dijelaskan dalam Q.S Asy Syu’araa ayat 107 :
ٌ ‫ِإنِّى لَ ُك ْم َرسُو ٌل َأ ِم‬
‫ين‬

Artinya : Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,

Tafsir QS. Asy Syu’araa (26) : 107. Oleh Kementrian Agama RI

Nabi Nuh memberitahu kaumnya bahwa ia adalah seorang rasul Allah yang diutus
kepada mereka.Dia dipercaya untuk menyampaikan perintah dan larangan Allah, tanpa
menambah atau mengurangi sedikit pun.

Pada Surah Hud [11]: 31 diterangkan bahwa Nabi Nuh tidak mempunyai kekayaan
yang akan diberikan kepada kaumnya. Oleh karena itu, ia tidak dapat menjanjikan harta
dan kekayaan untuk mereka.Ia juga tidak mengetahui hal-hal yang gaib, tidak pernah
mengatakan bahwa ia adalah malaikat, dan tidak menjanjikan kesenangan dan
kebahagiaan kepada orang-orang yang mengikuti seruannya.

Semuanya itu hanya Allah yang mengetahui, memiliki, dan menentukan, karena
Dialah Yang Mahakuasa. Nuh hanya bertugas untuk menyampaikannya.

3. Tabligh, artinya mereka senantiasa konsekuen menyampaikan kebenaran (wahyu) kepada


umatnya. Tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari
Allah . (kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar.
Dalam Q.S Almaidah ayat 67 :

‫اس ۗ ِإ َّن هَّللا َ اَل يَ ْه ِدي ْالقَوْ َم‬ َ ِّ‫يَا َأيُّهَا ال َّرسُو ُل بَلِّ ْغ َما ُأ ْن ِز َل ِإلَ ْيكَ ِم ْن َرب‬
ِ ‫ك ۖ َوِإ ْن لَ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر َسالَتَهُ ۚ َوهَّللا ُ يَع‬
ِ َّ‫ْص ُمكَ ِمنَ الن‬
َ‫ْال َكافِ ِرين‬

Artinya : Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan
jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

6
Tafsir Jalalain

(Hai rasul, sampaikanlah) semua (yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu) dan
janganlah kamu sembunyikan sesuatu pun daripadanya karena takut akan mendapatkan
hal-hal yang tidak diinginkan (dan jika tidak kamu lakukan) tidak kamu sampaikan semua
yang diturunkan padamu itu (berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya) risalah
dengan tunggal atau jamak karena menyembunyikan sebagian berarti menyembunyikan
semuanya. (Dan Allah memelihara kamu dari manusia) agar tidak sampai membunuhmu.
Pada mulanya Rasulullah saw. itu dikawal sampai turun ayat ini, lalu sabdanya, "Pergilah
karena sesungguhnya Allah memeliharaku!" Riwayat Hakim. (Sesungguhnya Allah tidak
memberikan bimbingan kepada kaum yang kafir.)

4. Fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang cerdas yang dipilih
Allah. Tidak mungkin mereka bodoh (baladah).

Sifat mustahil bagi nabi dan rasul

1. Kidzib

َ ‫) ِإ ْن هُ َو ِإال َوحْ ٌي ي‬3( ‫ق َع ِن ْالهَ َوى‬


)4( ‫ُوحى‬ ُ ‫) َو َما يَ ْن ِط‬2( ‫احبُ ُك ْم َو َما َغ َوى‬
ِ ‫ص‬َ ‫ض َّل‬
َ ‫َما‬

Artinya : “Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula
keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”

Tafsir Ibnu Katsir :

Adapun firman Allah Swt.:

{‫احبُ ُك ْم َو َما غ ََوى‬


ِ ‫ص‬َ ‫ض َّل‬
َ ‫} َما‬

Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. (An-Najm: 2)

Inilah jawab dari sumpah di atas, yaitu kesaksian terhadap Rasul Saw. bahwa beliau
adalah orang yang berada pada jalan yang lurus, mengikuti kebenaran dan bukanlah orang
yang sesat. Yang dimaksud dengan orang yang sesat ialah orang yang menempuh jalan
menyimpang tanpa pengetahuan. Dan orang yang keliru ialah orang yang mengetahui
kebenaran, tetapi dengan sengaja menyimpang darinya.

7
Maka Allah Swt. membersihkan Rasul-Nya dan syariat-Nya dari kemiripan yang
biasa dilakukan oleh ahli kesesatan seperti kaum Nasrani dan golongan-golongan orang-
orang Yahudi, yang mengetahui sesuatu, tetapi menyembunyikannya dan mengerjakan hal
yang bertentangan dengannya. Bahkan salawat dan salam Allah terlimpahkan kepadanya, dan
apa yang diamanatkan oleh Allah Swt. kepadanya berupa syariat yang agung merupakan
syariat yang benar-benar lurus, pertengahan, dan tepat. Karena itulah maka disebutkan oleh
firman-Nya:

{‫ق ع َِن ْالهَ َوى‬


ُ ‫} َو َما يَ ْن ِط‬

Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya.

(An-Najm: 3)

Yakni apa yang diucapkannya itu bukanlah keluar dari hawa nafsunya dan bukan pula
karena dilatarbelakangi tujuan.

َ ‫}ِإ ْن ه َُو ِإال َوحْ ٌي ي‬


{‫ُوحى‬

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An-Najm: 4)

Yaitu sesungguhnya yang diucapkannya itu hanyalah semata-mata berdasarkan wahyu


yang diperintahkan kepadanya untuk ia sampaikan kepada manusia dengan sempurna dan apa
adanya tanpa penambahan atau pengurangan.

2. Al khianah

Dijelakan dalam QS Al Anam ayat 106 :

َ‫ك ۖ ٓاَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل ه َُو ۖ َوَأ ْع ِرضْ ع َِن ْٱل ُم ْش ِر ِكين‬ َ ‫ٱتَّبِ ْع َمٓا ُأو ِح َى ِإلَ ْي‬
َ ِّ‫ك ِمن َّرب‬

Artinya : Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan
selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Hai Muhammad, Ikutilah wahyu yang datang dari Tuhanmu berupa al-Qur'an. Dia
yang mengatur alam semesta tanpa ada sekutu bagi-Nya. Dan janganlah kamu menyibukkan
hati dan pikiranmu untuk memikirkan mereka, namun sibukkanlah diri untuk beribadah dan

8
berzikir kepada-Nya. Dan berpalinglah dari orang-orang musyrik dan perkataan-perkataan
mereka yang penuh dengan kebatilan dan kedustaan.

3. Al khitman

Dalam Q.S Al Anam 50 dijelaskan :

‫ي ۚ قُ>>لْ هَ>>لْ يَ ْس >ت َِوي اَأْل ْع َم ٰى‬


َّ َ‫ك ۖ ِإ ْن َأتَّبِ ُع ِإاَّل َم>>ا يُ>>و َح ٰى ِإل‬
ٌ َ‫ْب َواَل َأقُو ُل لَ ُك ْم ِإنِّي َمل‬
َ ‫قُلْ اَل َأقُو ُل لَ ُك ْم ِع ْن ِدي خَ زَ اِئنُ هَّللا ِ َواَل َأ ْعلَ ُم ْال َغي‬
َ‫صي ُر ۚ َأفَاَل تَتَفَ َّكرُون‬
ِ َ‫َو ْالب‬

Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku,
dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu
bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.
Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu
tidak memikirkan(nya)?"

Tafsir jalalain

(Katakanlah) kepada mereka ("Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa


perbendaharaan Allah ada padaku) yang di antaranya ialah rezeki yang diberikan kepadanya
(dan tidak) pula bahwa aku (mengetahui yang gaib) hal-hal yang gaib dariku dan tidak
diwahyukan kepadaku (dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang
malaikat) di antara malaikat-malaikat lainnya. (Tidaklah) tiada lain (aku hanya mengikut apa
yang diwahyukan kepadaku." Katakanlah, "Apakah sama orang yang buta) orang kafir
(dengan orang yang melihat?") orang yang beriman; tentu saja tidak. (Maka apakah kamu
tidak memikirkan) tentang hal itu, kemudian kamu beriman.

4. Al baladah

Dalam Q.S Al Araf 199 dijelaskan :

ِ ْ‫ُخ ِذ ْال َع ْف َو َوْأ ُمرْ بِ ْالعُر‬


َ‫ف َواَ ْع ِرضْ ع َِن ْال َجا ِهلِ ْين‬

Artinya : Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta janganlah
pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Q.S al- A’raf ayat 199)

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.


Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

9
Terimalah (wahai rasul kamu juga umatmu), apa yang berlebih dari perilaku-perilaku
manusia dan tindak-tanduk mereka, dan janganlah kamu menuntut dari mereka hal-hal yang
memberatkan mereka agar mereka tidak menjauh. Dan perintahlah (orang) untuk bertutur
kata yang baik dan perbuatan yang indah, dan berpalinglah dari setiap penentangan orang-
orang yang bodoh dan duduk-duduk bersama orang-orang bodoh lagi dungu.

D. Tugas Nabi dan Rasul


Adapun tugas Nabi dan Rasul adalah :
1. Tugas agung mereka ialah mengajak manusia beribadah kepada Allah dan meninggalkan
sesembahan selainNya.
Dakwah kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah merupakan dasar dan jalan
dakwah para rasul seluruhnya, sebagaimana dikhabarkan Allah dalam firmanNya:
َ‫َولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِي ُكلِّ َأ َّم ٍة َّرسُوالً َأ ِن ا ْعبُدُوا هللاَ َواجْ تَنِبُوا الطَّا ُغوت‬
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu. [An Nahl:36].

Dalam ayat yang mulia ini, Allah menjelaskan tugas, dasar dakwah dan inti risalah
para rasul. Yaitu mengajak kepada tauhid, mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah dan
menjauhi segala sesembahan selainNya.

Hal ini juga disebutkan dalam firmanNya:

‫ك ِمن َّرسُو ٍل ِإالَّنُو ِحي ِإلَ ْي ِه َأنَّهُ آل ِإلَهَ ِإآل َأنَا فَا ْعبُدُو ِن‬
َ ِ‫َو َمآَأرْ َس ْلنَا ِمن قَ ْبل‬

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya : “Bahwasanya tidak ada Ilah(yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku”. [Al Anbiyaa’:25].

Hal ini dikarenakan para rasul diutus untuk menjelaskan jalan menuju tujuan
penciptaan manusia yang Allah jelaskan dalam firmanNya:

َ ‫ت ْال ِج َّن َو ْاِإل‬


‫نس ِإالَّلِيَ ْعبُدُون‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.
[Adz Dzaariyaat:56].

10
Tauhid juga merupakan asas fithrah manusia yang diperintahkan untuk ditegakkan,
sebagaimana dalam firmanNya:

ِ َّ‫ق هللاِ َذلِكَ الدِّينُ ْالقَيِّ ُم َولَ ِك َّن َأ ْكثَ َر الن‬


َ‫اس الَيَ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫يل لِخَ ْل‬
>َ ‫اس َعلَ ْيهَا الَتَ ْب ِد‬ ْ ِ‫ك لِلدِّي ِن َحنِيفًا ف‬
َ َّ‫ط َرتَ هللاِ الَّتِي فَطَ َر الن‬ َ َ‫فََأقِ ْم َوجْ ه‬
َ‫صالَةَ َوالَتَ ُكونُوا ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِكين‬
َّ ‫ُمنِيبِينَ ِإلَ ْي ِه َواتَّقُوهُ َوَأقِي ُموا ال‬

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui, dengan kembali bertaubat kepadaNya dan bertaqwalah kepadaNya serta
dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Allah. [Ar Ruum:30-31].

Para rasul mengajak umatnya untuk mewujudkan tauhid dalam diri mereka dan
dengan segala kemampuannya, mereka merealisikan dakwahnya tersebut. Cukuplah kisah
Nabi Nuh dalam surat Nuh sebagai contoh kegigihan para rasul dalam mendakwahkan
tauhid kepada masing-masing kaumnya.

2. Menyampaikan syari’at Allah kepada manusia dan menjelaskan agama yang diturunkan
kepada manusia, sebagaimana firman Allah:

َ‫اس ِإ َّن هللاَ الَيَ ْه ِدي ْالقَوْ َم ْال َكافِ ِرين‬ ‫ُأ‬
ِ ‫ك َوِإن لَّ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر َسالَتَهُ َوهللاُ يَع‬
ِ َّ‫ْص ُمكَ ِمنَ الن‬ ِ ‫يَاَأيُّهَا ال َّرسُو ُل بَلِّ ْغ َمآ‬
َ ِّ‫نز َل ِإلَ ْيكَ ِمن َّرب‬

Artinya : Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu. Dan jika
tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanatNya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. [Al Maidah:67]

‫اس َمانُ ِّز َل ِإلَ ْي ِه ْم‬ َ ‫الزب ُِر َوَأن َز ْلنَآ ِإلَ ْي‬
ِ َّ‫ك ال ِّذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلن‬ ُّ ‫ت َو‬
ِ ‫بِالبَيِّنَا‬

َ‫َولَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُون‬

Artinya : Keterangan-keterangan (mu’jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu


Al Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka supaya mereka memikirkan. [An Nahl:44].

3. Menunjukkan umat kepada kebaikan dan menyampaikan kabar kepada mereka tentang
pahala yang disiapkan bagi pelakunya, serta memperingatkan kepada mereka dari kejelekan
dan siksaan yang disiapkan untuk yang melanggarnya. Allah berfirman :

11
ُ
ِ ‫اس َعلَى هللاِ ُح َّجةُ بَ ْع َد الرُّ ُس ِل َو َكانَ هللاُ ع‬
‫َزي ًزا َح ِكي ًما‬ ِ َّ‫ين ِلَئالَّ يَ ُكونَ لِلن‬
>َ ‫رُّ ُسالً ُّمبَ ِّش ِرينَ َو ُمن ِذ ِر‬

Artinya : (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [An Nisaa’:165].

4. Memperbaiki manusia dengan teladan dan contoh yang baik dalam perkataan dan
perbuatan. Allah berfirman :

َ ‫ُأوْ لَِئ‬
َ‫ك الَّ ِذينَ هَدَى هللاُ فَبِهُدَاهُ ُم ا ْقتَ ِد ْه قُل آلَأسَْئلُ ُك ْم َعلَ ْي ِه َأجْ رًا ِإ ْن هُ َو ِإالَّ ِذ ْك َرى لِ ْل َعالَ ِمين‬

Artinya : Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah
petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al
Qur’an)”. Al Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat. [Al An’am:90].

‫لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هللاِ ُأ ْس َوة ٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَرْ جُوا هللاَ َو ْاليَوْ َم اَْأل ِخ َر َو َذ َك َر هللاَ َكثِيرًا‬

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah. [Al Ahzab:21].

5. Para rasul mempunyai tugas menegakkan dan menerapkan syari’at Allah diantara hamba-
hambaNya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

ُ‫ك فَِإن تَ َولَّوْ ا فَا ْعلَ ْم َأنَّ َما ي ُِري ُد هللا‬


َ ‫ْض َمآ َأن َز َل هللاُ ِإلَ ْي‬ َ ‫َوَأ ِن احْ ُكم بَ ْينَهُم بِ َمآَأن َز َل هللاُ َوالَتَتَّبِ ْ>ع َأ ْه َوا َءهُ ْم َواحْ َذرْ هُ ْم َأن يَ ْفتِنُو‬
ِ ‫ك عَن بَع‬
ِ َّ‫ْض ُذنُوبِ ِه ْم َوِإ َّن َكثِيرًا ِّمنَ الن‬
َ‫اس لَفَا ِسقُون‬ ِ ‫صيبَهُم بِبَع‬ ِ ُ‫َأن ي‬

Artinya : Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah
kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang
telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan
Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan
musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya
kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. [Al Maidah:49].

6. Menjadi saksi sampainya hujjah kepada manusia.

َ ‫ك ْال ِكت‬
‫َاب تِ ْبيَانًا لِّ ُك ِّل َش ْى ٍء َوهُدًى‬ َ ِ‫ث فِي ُك ِّل ُأ َّم ٍة َش ِهيدًا َعلَ ْي ِهم ِّم ْن َأنفُ ِس ِه ْم َو ِجْئنَا ب‬
َ ‫ك َش ِهيدًا َعلَى هَآُؤ الَ ِء َونَ َّز ْلنَا َعلَ ْي‬ ُ ‫َويَوْ َم نَ ْب َع‬
َ‫( َو َرحْ َمةً َوبُ ْش َرى لِ ْل ُم ْسلِ ِمين‬

12
Artinya : Dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang
saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi
saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.
[An Nahl:89].

ِ َّ‫ك َج َع ْلنَا ُك ْم ُأ َّمةً َو َسطًا لِّتَ ُكونُوا ُشهَدَا َء َعلَى الن‬


‫اس َويَ ُكونَ ال َّرسُو ُل َعلَ ْي ُك ْم َش ِهيدًا‬ َ ِ‫َو َك َذل‬

Artinya : Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang adil
dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)
menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. [Al Baqarah:143]

E. Fungsi Iman Kepada Nabi dan Rasul


Adapun fungsi iman kepada Nabi dan Rasul adalah :
1. Bukti keimanan pada Allah

Allah berfirman,

‫ب الَّ ِذي َأنزَ َل ِم ْن قَ ْب ُل َو َمن يَ ْكفُرْ بِاهللِ َو َمالَِئ َكتِ>> ِه‬ ِ ‫ب الَّ ِذي نَ َّز َل َعلَى َرسُولِ ِه َو ْال ِكتَا‬
ِ ‫يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا َءا ِمنُوا بِاهللِ َو َرسُولِ ِه َو ْال ِكتَا‬
‫ضالَالً بَ ِعيدًا‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم اَْأل ِخ ِر فَقَ ْد‬

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan kepada
kitab yang Allah turunkan kepada RasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-
rasulNya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [An
Nisaa’:136].

Dalam ayat tersebut, jelas Allah telah memerintahkan para orang beriman untuk beriman
kepada rasul-rasul Allah. Maka sebagai bukti keimanan kepada Allah, kita wajib mengimani
para rasul.

Tafsir jalalayn QS An- Nisa ayat 136

13
Hai orang-orang yang beriman, berimanlah kamu) artinya tetaplah beriman (kepada
Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang diturunkan-Nya kepada rasul-Nya) Muhammad
saw. Yakni Al-Qur’an (serta kitab yang diturunkan-Nya sebelumnya) maksudnya kitab-kitab
yang diturunkan-Nya kepada para rasul, dan menurut satu qiraat kedua kata kerjanya dalam
bentuk pasif. (Dan siapa yang ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari akhirat, maka sungguhnya ia telah sesat sejauh-jauhnya) dari
kebenaran

2. Percaya adanya orang pilihan Allah

Allah berfirman,

‫ُأ‬
ٍ ُ‫وْ لَِئكَ الَّ ِذينَ َأ ْن َع َم هللاُ َعلَ ْي ِهم ِّمنَ النَّبِيِّينَ ِمن ُذ ِّريَّ ِة َءا َد َم َو ِم َّم ْن َح َم ْلنَا َم َع ن‬
‫وح َو ِمن ُذ ِّريَّ ِة ِإ ْب َرا ِهي َم َوِإس َْرا ِءي َل َو ِم َّم ْن هَ َد ْينَا َواجْ تَبَ ْينَا‬
‫ات الرَّحْ َمـ ِن َخرُّ وا ُس َّجدًا َوبُ ِكيًّا‬ ُ َ‫ِإ َذا تُ ْتلَى َعلَ ْي ِه ْم َءاي‬

Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari
keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan
Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami
pilih. Apabila dibacakan ayt-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka
menyungkur dengan bersujud dan menangis. [Maryam:58].

Tafsir al misbah QS. Maryam (19) : 58. Oleh Muhammad Quraish Shihab:

Orang-orang yang Kami berikan berbagai kenikmatan dunia dan akhirat yang telah


disebutkan tadi, yaitu para nabi dari keturunan Adam dan keturunan orang-orang yang telah
diselamatkan melalui bahtera Nuh, keturunan Ibrahim seperti Ismail, keturunan Ya’qub
seperti nabi-nabi Bani Israil, dan orang-orang yang Kami beri petunjuk kepada kebenaran dan
Kami pilih untuk meninggikan kalimat Allah, adalah orang-orang yang apabila mendengar
ayat-ayat Allah yang dibacakan kepada mereka, mereka segera sujud dan tunduk kepada
Allah dengan penuh kekhusyukan.

Tafsir muyassar Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr. Shalih
bin Muhammad Alu asy-Syaikh:

Orang-orang yang Aku ceritakan berita mereka kepadamu, wahai Rasul, adalah
orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dengan karunia dan taufik-Nya, lalu Dia
menjadikan mereka sebagai nabi-nabi dari keturunan Adam, dari keturunan orang-orang yang

14
Kami angkut bersama Nuh dalam perahu, dari keturunan Ibrahim, dari keturunan Ya’kub,
dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk kepada iman dan telah Kami pilih untuk
mengemban risalah dan kenabian.

Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) yang
berisikan tauhid dan keterangan-keterangan-Nya, maka mereka bersungkur dalam keadaan
bersujud dengan tunduk dan merendahkan diri, serta mereka menangis karena takut kepada-
Nya.

3. Bentuk kepercayaan kebesaran Allah

Mempercayai atau mengimani para rasul berarti kita juga mempercayai kebesaran Allah
SWT. Melalui mukjizat yang dimiliki para rasul menunjukkan bahwa segalanya mungkinbagi
Allah dan hanya Dia lah yang mampu memberikan mukjizat atau keajaiban. Allah berfirman

۞ َ‫ت ثُ َّم اتَّخ َْذتُ ُم ْال ِعجْ َل ِم ْن بَ ْع ِد ِه َوَأ ْنتُ ْم ظَالِ ُمون‬
ِ ‫َولَقَ ْد َجا َء ُك ْم ُمو َس ٰى بِ ْالبَيِّنَا‬

Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat),


kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan
sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim. (Al Baqarah: 92)

Tafsir Jalalayn QS Al-Baqarah ayat 9

Dan sesungguhnya telah datang kepada kamu sekalian Musa dengan membawa bukti-
bukti kebenaran) maksudnya mukjizat seperti tongkat, tangan dan terbelahnya lautan
(kemudian kamu ambil anak sapi) sebagai sembahan (sesudahnya) maksudnya sesudah
kepergiannya ke mikat (bahkan kamu adalah orang-orang yang aniaya.) Karena telah
menjadikan anak sapi sebagai sembahan.

4. Menjadi lebih teratur hidupnya

Tidak ada manusia yang beriman kepada rasul yang hidupnya tidak teratur. Ia
akan memiliki hidup yang jauh lebih teratur dan lebih tenang. Hal ini disebabkan
karena ia meneladani segala sesuatu yang ada dalam diri para rasul. Allah berfirman
mengenai Rasulullah saw.

‫َظ ٍيم‬ ٍ ُ‫وَِإنَّكَ لَ َعلَ ٰى ُخل‬


ِ ‫قع‬

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS. Al-Qalam/68:4)

15
Tafsir al misbah oleh quraish Shihab QS Al Qalam ayat 4

Sesungguhnya kamu benar-benar berpegang teguh pada sifat-sifat dan perbuatan-


perbuatan baik yang telah ditetapkan Allah untukmu.

‫لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari Kiamat dan dia banyak
menyebut Nama Allah.” [Al-Ahzaab: 21]

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.


Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

Sungguh telah ada bagi kalian (wahai orang-orang yang beriman) pada perkataan
rosululloh sholallohu alaihi wasallam, perbuatannya dan keadaannya suri tauladan yang baik
bagi kalian yang baik untuk kalian teladani. Maka peganglah Sunnahnya, karena Sunnahnya
dipegang dan dijalani oleh orang-orang yang berharap kepada Allah dan kehidupan akhirat,
memperbanyak mengingat Allah dan beristigfar kepadaNya, serta bersyukur kepadaNya
dalam setiap keadaan.

Rasul juga bersabda,

‫ُأل‬
ٌ‫ضالَلَة‬ ِ ‫ث ِكتَابُ هَّللا ِ َو َخي َْر ْالهُدَى هُدَى ُم َح َّم ٍد َو َش َّر ا ُم‬
َ ‫ور ُمحْ َدثَاتُهَا َو ُكلُّ بِ ْد َع ٍة‬ ِ ‫فَِإ َّن خَ ْي َر ْال َح ِدي‬

Sesungguhnya sebaik-baik berita adalah kitab Allâh, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara baru (dalam agama), dan semua
bid’ah adalah kesesatan. [HR.Muslim no. 864]

5. Terhindar dari dosa

Mereka yang beriman kepada rasul tentu akan mengikuti ajaran para rasul sehingga mereka
pun akan terhindar dari berbagai macam dosa. Allah berfirman,

‫ُصيبَهُ ْم َع َذابٌ َألِي ٌم‬


ِ ‫صيبَهُ ْم فِ ْتنَةٌ َأوْ ي‬
ِ ُ‫فَ ْليَحْ َذ ِر الَّ ِذينَ يُخَالِفُونَ ع َْن َأ ْم ِر ِه َأن ت‬

“Maka hendaklah orang-orang yang melanggar perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah
(cobaan) atau ditimpa adzab yang pedih.” [An-Nuur: 63]

16
Tafsir Jalalyn QS An-Nur ayat 63

(Janganlah kalian jadikan panggilan Rasul di antara kalian seperti panggilan sebagian kalian
kepada sebagian yang lain) umpamanya kalian mengatakan, “Hai Muhammad!” Tetapi
ucapkanlah, “Hai Nabi Allah, hai Rasulullah!” Dengan suara yang lemah lembut dan penuh
rendah diri. (Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang diam-diam pergi di
antara kalian dengan sembunyi-sembunyi) mereka keluar dari mesjid pada waktu Nabi
mengucapkan khutbahnya tanpa terlebih dahulu meminta izin kepadanya, secara diam-diam
sambil menyembunyikan diri di balik sesuatu. Huruf Qad di sini menunjukkan makna Tahqiq
yang artinya sesungguhnya (maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya
merasa takut) menyalahi perintah Allah dan Rasul-Nya (akan ditimpa cobaan) malapetaka
(atau ditimpa azab yang pedih) di akhirat kelak.

6. Mendapatkan ampunan

Mereka yang beriman kepada rasul juga akan mendapatkan ampunan atas segala dosa yang
pernah dibuat. Allah berfirman,

ِ ‫قُلْ ِإن ُكنتُ ْم تُ ِحبُّونَ هَّللا َ فَاتَّبِعُونِي يُحْ بِ ْب ُك ُم هَّللا ُ َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم ۗ َوهَّللا ُ َغفُو ٌر ر‬
‫َّحي ٌم‬

“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintai kamu dan mengam-puni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.’” [Ali ‘Imran: 31]

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan mengenai ayat tersebut:

“Ayat ini adalah pemutus hukum bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah namun
tidak mau menempuh jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka orang itu dusta
dalam pengakuannya tersebut hingga ia mengikuti syari’at dan agama yang dibawa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salalm dalam semua ucapan dan perbuatannya.” ( Tafsiir
Ibni Katsiir (I/384), cet. Daarus Salam)

Tafsir Jalalayn QS Ali Imran ayat 31

(Katakanlah) kepada mereka hai Muhammad! (“Jika kamu benar-benar mencintai Allah,
ikutilah aku niscaya Allah mencintaimu) dengan arti bahwa Dia memberimu pahala (dan
mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun) terhadap orang yang mengikutiku,
mengenai dosa-dosanya yang telah terjadi sebelum itu (lagi Maha Penyayang”) kepadanya.

17
F. Cara Beriman Kepada Rasul Allah
beberapa cara beriman kepada rasul yang perlu diketahui:

1. Percaya bahwa rasul adalah utusan Allah

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah percaya bahwa rasul adalah manusia
pilihan Allah yang diutus untuk keselamatan manusia. Allah berfirman,

‫ق بَ ْينَ َأ َح ٍد ِّمن رُّ ُسلِ ِه َوقَالُوا َس ِم ْعنَا َوَأطَ ْعنَا‬


ُ ِّ‫ُك ٌّل َءا َمنَ بِاهللِ َو َمالَِئ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه الَ نُفَر‬

“Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan Rasul-


rasul-Nya (mereka mengatakan):’ Kita tidak membeda-bedakan antara seseorangpun
(dengan yang lain) dan rasul-rasul-Nya’, dan mereka mengatakan “Kami dengar dan
kami taat…” (QS. Al Baqarah: 285)

2. Percaya pada ajaran yang dibawa

Keimanan kepada rasul juga dapat ditunjukkan dengan percaya bahwa ajaran yang
dibawa adalah agama Allah. Maka dari itu, kita wajib menerima segala ajaran rasul
tanpa memilah-milahnya lagi. Allah Ta’ala berfirman,

َ‫ص ْينَا بِ ِه ِإ ْب َرا ِهي َم َو ُمو َسى َو ِعي َسى َأ ْن َأقِي ُموا ال ِّدين‬ َ ‫ِّين َما َوصَّى بِ ِه نُوحًا َوالَّ ِذي َأوْ َح ْينَآ ِإلَ ْي‬
َّ ‫ك َو َما َو‬ ِ ‫َش َر َع لَ ُكم ِّمنَ الد‬
‫َوالَتَتَفَ َّرقُوا فِيه‬

“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah
kamu berpecah belah tentangnya…. ”(QS. Asy Syuuraa:13)

‫} َوِإ َّن هَ> ِذ ِه ُأ َّمتُ ُك ْم ُأ َّمةً َوا ِح> َدةً َوَأنَ>>ا َربُّ ُك ْم‬51{ ‫ص>الِحًا ِإنِّي بِ َم>>اتَ ْع َملُونَ َعلِي ٌم‬ ِ ‫يَآَأيُّهَا الرُّ ُس ُل ُكلُوا ِمنَ الطَّيِّبَا‬
َ ‫ت َوا ْع َملُ>>وا‬
}52{ َ‫فَاتَّقُون‬

“Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal
yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan
Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku” (QS. Al Mu’minun:52)

3. Percaya pada semua rasul

18
Kita diwajibkan percaya pada rasul yang telah diketahui namanya maupun yang tidak
kita ketahui namanya karena memang jumlah nabi dan rasul hanya Allah yang
mengetahui pastinya. Allah berfirman.

Allah Ta’ala berfirman,

َ‫صصْ نَا َعلَ ْيكَ َو ِم ْنهُم َّمن لَّ ْم نَ ْقصُصْ َعلَ ْيك‬ َ ِ‫َولَقَ ْد َأرْ َس ْلنَا ُر ُسالً ِّمن قَ ْبل‬
َ َ‫ك ِم ْنهُم َّمن ق‬

“Dan sesungguhnya telah Kami utus bebrapa orang rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang
tidak Kami ceritakan kepadamu” (QS. Al Mukmin:78)

4. Berdoa seperti doa para nabi

Dalam Al Quran, telah banyak diketahui beberapa doa para nabi dalam menghadapi
setiap kesulitan. Maka dari itu, kita juga sebaiknya berdoa pada Allah dengan
menggunakan doa layaknya doa para nabi.

‫ لِ ُك ِّل نَبِ ٍّي َد ْع َوةٌ ُم ْست ََجابَةٌ يَ ْدعُو بِهَا َوُأ ِر ْي ُد َأ ْن َأ ْختَبَِئ َد ْع َوتِ ْي‬:‫ال‬ َ ِ ‫ َأ َّن َرسُوْ َل هَّللا‬:َ‫ع َْن َأبِ ْي هُ َر ْي َرة‬
َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
)‫آلخ َر ِة (رواه البخاري و مسلم‬ ِ ‫َشفَا َعةً ُِأل َّمتِ ْي فِي ْا‬

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu (dia berkata), “Sesungguhnya Rasûlullâh


Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Setiap Nabi memiliki do’a yang
mustajab yang dia berdo’a dengan do’a yang mustajab itu, maka aku ingin
menyimpan do’aku sebagai syafa’at untuk umatku di akherat.” [HSR. Bukhari (6304
–dan ini lafazhnya- dan 7474) dan Muslim (198 & 199)].

5. Selalu bershalawat

Orang yang beriman pada rasul akan menunjukkan kecintaannya pada rasul dengan
selalu bershalawat. Hal ini juga disebutkan Allah dalam firmanNya,

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي ۚ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا‬


‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ ُ‫ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai


orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzaab: 56]

19
6. Meneladani akhlak para rasul

Tanda keimanan seseorang pada rasul juga meneladani akhlak para rasul. Rasul
bersabda,

‫نما بعثت ألتمم مكارم األخالق‬

”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”.

(HR: Bukhari dalam shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu’bil Iman dan
Hakim).

7. Memperbanyak amalan

‫ ُخ> ُذوا‬:ُ‫ص>و ُم َش> ْعبَانَ ُكلَّهُ ؛ َو َك>>انَ يَقُ>ول‬ ُ َ‫ فَِإنَّهُ َكانَ ي‬، َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَصُو ُم َش ْهرًا َأ ْكثَ َر ِم ْن َش ْعبَان‬َ ‫لَ ْم يَ ُك ِن النَّبِ ُّي‬
ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َما د‬
‫ُوو َم َعلَ ْي ِه َوِإ ْن‬ َّ ‫ فَِإ َّن هَّللا َ الَ يَ َملُّ َحتَّى تَ َملُّوا ؛ َوَأ َحبُّ ال‬، َ‫ِمنَ ال َع َم ِل َما تُ ِطيقُون‬
َ ‫صالَ ِة ِإلَى النَّبِ ِّي‬
َ ‫صلَّى‬
‫صالَةً دَا َو َم َعلَ ْيهَا‬ ْ َّ‫قَل‬
َ ‫ َو َكانَ ِإ َذا‬،‫ت‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melaksanakan puasa yang lebih
banyak dalam sebulan melebihi puasa beliau di bulan Sya’ban. Beliau melaksanakan
puasa bulan Sya’ban seluruhnya. Beliau bersabda, “Lakukanlah amal-amal yang
kalian sanggup melaksanakannya, karena Allah tidak akan bosan (dalam memberikan
pahala) sampai kalian yang lebih dahulu bosan (dari mengerjakan amal).” Dan salat
yang paling Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam cintai adalah salat yang dijaga
kesinambungannya sekalipun sedikit. Dan bila beliau sudah terbiasa melaksanakan
salat (sunah), Beliau menjaga kesinambungannya.”

(HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 741)

8. Rajin membaca Al Quran

Rasul juga sangat menyukai orang yang rajin membaca Al Quran. Selain sebagai
bentuk keimanan kepada rasul juga menjadi pahala.

ٍ ‫ف َع ْش َر َح َسنَا‬
،‫ت‬ ٍ ْ‫ فَِإنَّ ُك ْم تُْؤ َجرُونَ بِتِالَ َوتِ ِه بِ ُكلِّ َحر‬، َ‫ تَ َعلَّ ُموا هَ َذا ْالقُرْ آن‬: ‫ال‬
َ َ‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ بن مسعود رضى هللا عنه ق‬
ٍ ‫ف َع ْش ُر َح َسنَا‬
‫ت‬ ٍ ِ‫ب الم َولَ ِك ْن بَِأل‬
ٍ ْ‫ف َوالَ ٍم َو ِم ٍيم بِ ُك ِّل َحر‬ ِ ‫َأ َما ِإنِّى الَ َأقُو ُل‬.

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena
sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku
tidak mengatakan itu untuk ‫ الم‬, akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap

20
hurufnya sepuluh kebaikan.” (Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab
Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660).

G. Hakikat Iman Kepada Rasulullah


Diantara nikmat yang Allah berikan kepada manusia juga seluruh alam adalah
diutusnya para Rasul yang menuntun manusia dari kegelapan menuju Islam.
Setelah beriman kepada Allah maka kewajiban berikutnya adalah beriman kepada
Rasulullah Muhammad yang menjadi pondasi yang utama dari agama Islam. Sebab
seluruh pondasi yang lainnya dibangun di atas keimanan pada Allah dan Rasul-Nya.
Seorang yang tidak mengimani Rasulullah dan hanya beriman kepada Allah tidaklah
cukup, dan Iman menjadi batal, Sebagaimana sabda Nabi :
“Artinya: Islam itu dibangun di atas lima rukun , menyaksikan bahwa tiada sesembahan
yang haq selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya … (HR.
Muslim I/45. Al-Bukhari I/).
Diantara cara beriman kepada Rasulullah adalah sebagai berikut:
1.      Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi Muhammad  dan apa
yang oleh beliau bawa, sebagaimana Allah menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:
َ‫ق بِ ِه ُأولَِئكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬
َ ‫ص َّد‬ َّ ‫َوالَّ ِذيْ َجا َء بِال‬
ِ ‫ص ْد‬
َ ‫ق َو‬
“Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya,
mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. (Az-Zumar : 33).

Tafsir jalalyn QS Az-Zumar ayat 33

(Dan orang yang membawa kebenaran) yaitu Nabi saw. (dan membenarkannya) orang-
orang mukmin. Lafal Al-Ladzii di sini bermakna Al-Ladziina, yakni jamak (mereka itulah
orang-orang yang bertakwa) maksudnya, yang menghindarkan diri dari kemusyrikan.

2. Ikhlas mentaati Rasul dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh
larangannya. Allah berfirman:
َ‫َواِ ْن تُ ِط ْيعُوْ هُ تَ ْهتَدُوا َو َما َعلَى ال َّرسُوْ ِل اِالَّ ْالبَل ُغ ْال ُمبِين‬
“Dan jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain
kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”. (An-nur :
54)

21
Tafsir quraish Shihab QS an Nur ayat 54

Katakan pula kepada mereka, “Taatilah Allah dan Rasul dengan sebenar-benarnya.
Buktikanlah ketaatan itu dengan perbuatan kalian. Jika orang-orang munafik itu enggan dan
tidak mematuhinya, maka sebenarnya Muhammad ditugaskan oleh Allah hanya untuk
menyampaikan risalah-Nya. Dia tidak ditugaskan untuk memberikan hidayah kepada mereka
Kewajiban kalian adalah melaksanakan dan mematuhi apa yang telah dibebankan kepada
Allah kalian. Kalian akan diberlakukan jika terus melakukan maksiat. Dan jika kalian
mematuhi Rasul, maka kalian akan mendapatkan petunjuk kepada Allah. Kewajiban Rasul
yang menyatakan jelas , baik kalian menaatinya atau melanggarnya. Dan dia sudah
menyampaikan itu semua. “

3. Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama, hukum-hukum dan cabang cabangnya


sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan ikhlas. Allah berfirman:
ْ ‫ضيْتَ َويُ َسلِّ ُم‬
‫وا تَ ْسلِ ْي َما‬ َ َ‫ُوا فِى َأ ْنفُ ِس ِه ْم َح َرجًا ِّم َّما ق‬
ْ ‫ك فِ ْي َما َش َج َربَ ْينَهُ ْم ثُ َّم الَيَ ِجد‬
َ ‫فَالَ َوربِّكَ الَيُو ِمنُوْ نَ َحتَّى يَ َح ِّك ُمو‬
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam
perkara yang mereka persilisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
(An-Nisa : 65).

Tafsir jalalayn QS an nisa 65

(Maka demi Tuhanmu) la menjadi tambahan (mereka masalah beriman sebelum


menjadikanmu sebagai hakim tentang urusan yang menjadi pertikaian) atau sengketa (di
antara mereka kemudian mereka tidak merasakan dalam hati mereka suatu pendapat) atau
keragu-raguan (tentang apa yang kamu putuskan dan mereka) menerima) atau tunduk kepada
putusanmu itu (dengan tunduk) tanpa bimbang atau ragu.

4. Mencintai beliau , keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Rasulullah bersabda:
ِ َّ‫ال يُْؤ ِمنُ اَ َح ُد ُك ْم َحتَّى َأ ُكوْ نَ اَ َحبَّ ِإلَ ْي ِه ِم ْن َوالِ ِد ِه َو َولَ ِد ِه َوالن‬
َ‫اس اَجْ َم ِع ْين‬
“Tidaklah beriman seorang sehingga aku lebih dia cintai dari pada orang tuanya, anaknya
dan seluruh manusia (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
5. Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi serta berda’wah demi membebaskan ummat
manusia dari kegelapan/kedhaliman, kebatilan, kemungkaran dan kemaksiatan menuju
kepada cahaya kebenaran. Sebagaimana firman Allah:

22
َ ‫ُوا النُّ َو َرالَّ ِذي ُأ ْن ِز َل َم َعهُ ُأوْ لَِئ‬
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬ ْ ‫َصرُوْ هُ َوتَبَع‬ ْ ُ‫فَالَّ ِذ ْينَ َأ َمن‬
َ ‫وا بِ ِه َو َع َزرُوهُ َون‬
“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti
cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang
yang beruntung” . (Al-’Araf: 157).

Tafsir jalalayn QS al a'raf ayat 157

(Yaitu orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi) yaitu Nabi Muhammad saw. (yang
namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka) lengkap
dengan nama dan ciri-cirinya (yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan
melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala
yang baik) dari apa yang sebelumnya diharamkan oleh syariat mereka (dan mengharamkan
bagi mereka segala yang buruk) yaitu bangkai dan lain-lainnya (dan membuang dari mereka
beban-beban) maksud tanggungan mereka (dan belenggu-belenggu) hal-hal yang berat (yang
ada pada mereka) seperti bertobat dengan jalan membunuh diri dan memotong apa yang
terkena oleh najis. (Maka orang-orang yang beriman kepadanya) dari kalangan mereka
(memuliakannya) yaitu menghormatinya (menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang
yang diturunkan kepadanya) yakni Alquran (mereka itulah orang-orang yang beruntung).

6. Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi dalam setiap amalnya, Allah berfirman:
ْ ‫ُول هللاِ ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ ج‬
‫ُوا هللاَ َو ْاليَوْ ِم اَآل ِخ َر َو َذ َك َر هللاَ َكثِ ْيرًا‬ ِ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِى َرس‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)
orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut nama Allah (Al-Ahzab:21).

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.


Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

Sungguh telah ada bagi kalian (wahai orang-orang yang beriman) pada perkataan
rosululloh sholallohu alaihi wasallam, perbuatannya dan keadaannya suri tauladan yang baik
bagi kalian yang baik untuk kalian teladani. Maka peganglah Sunnahnya, karena Sunnahnya
dipegang dan dijalani oleh orang-orang yang berharap kepada Allah dan kehidupan akhirat,
memperbanyak mengingat Allah dan beristigfar kepadaNya, serta bersyukur kepadaNya
dalam setiap keadaan.

23
7.      Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau terutama setelah disebut namanya.
8.      Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad
seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah :
‫ُص ْيبِهُ ْم َع َذابٌ َألِ ْي َم‬ ِ ُ‫فَ ْليَحْ َذ ِرالَّ ِذ ْينَ يُخَالِفُونَ ع َْن اَ ْم ِر ِه اَ ْنت‬
ِ ‫ص ْيبَهُ ْم فِ ْتنَةٌ اَوْ ي‬
“Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang telah berangsur-angsur pergi
diantara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang
menyalahi ajaran Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (An-Nur :
63).
Tafsir jalalayn QS an-Nur ayat 63

Janganlah kalian jadikan panggilan Rasul di antara kalian panggilan sebagian kalian kepada
sebagian yang lain) umpamanya kalian berkata, “Hai Muhammad!” Tetapi ucapkanlah, “Hai
Nabi Allah, hai Rasulullah!” Dengan suara yang lembut dan penuh rendah diri.
(Sesungguhnya Allah telah melihat orang-orang yang diam-diam pergi di antara kalian
dengan sembunyi-sembunyi) mereka keluar dari mesjid pada waktu Nabi khutbahnya tanpa
terlebih dahulu meminta izin kepadanya, secara diam-diam sambil menyembunyikan diri di
balik sesuatu. Huruf Qad di sini menunjukkan makna Tahqiq yang artinya sebenarnya
(makalah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut) menyalahi perintah Allah dan
Rasul-Nya (akan ditimpa cobaan) malapetaka (atau ditimpa azab yang pedih) di akhirat
kelak.

9.      Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan menjaga persatuan
umat Islam dan menghindari perpecahan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan AS-
Sunnah shohihah. Itulah tegaknya agama:
ْ >ُ‫ص ْينَا بِ ِه ِإ ْب َر ِه ْي َم َو ُمو َسىا َو ِع ْي َسى اَ ْن َأقِ ْي ُم>>وا الَّ ِد ْينَ َوالَ تَتَفَ َّرق‬
‫>وا‬ َ ‫َش َر َع لَ ُك ْم ِمنَ الَّ ِدي ِْن َما َوصَّى بِ ِه نُوْ حًا َوالَّ ِذيْ َأوْ َح ْينَا ِإلَ ْي‬
َّ ‫ك َو َما َو‬
‫فِي ِه‬
“Dia telah mensyari’atkan bagi kaum tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama 1341) dan janganlah
kamu berpecah belah karenanya. (Asy-Syura: 13)

24

Anda mungkin juga menyukai