Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti

Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 CICURUG


Kelas/semester : XI/ Genap 
Tahun ajaran : 2021/ 2022
Materi (KD) : Meneladani Rasul Allah dengan Perilaku Santun
Alokasi waktu : 2 Pertemuan (6 JP x 45 menit) 

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Meyakini adanya rasul-rasul Allah Swt.
2. Menunjukkan perilaku saling menolong sebagai cerminan beriman kepada rasul-rasul
Allah Swt.
3. Menganalisis makna iman kepada rasul-rasul Allah Swt.
4. Menyajikan kaitan antara iman kepada rasul-rasul Allah Swt. Dengan keteguhan dalam
bertauhid, toleransi, ketaatan, dan kecintaan kepada rasul Allah
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan :
Berdo’a dan Membaca Asmaul Husna
Memeriksa kehadiran peserta didik
Menanyakan kesiapan kepada peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Menyampaikan KI dan KD serta tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti :

Pertemuan 1
 Guru memberikan penjelasan materi tentang pentingnya beriman kepada Rasul-rasul
Allah SWT.
 Setiap peserta didik membaca modul dan buku paket PAI kelas XI serta sumber lain
yang berkaitan dengan materi iman kepada Rasul-rasul Allah SWT.
 Setiap peserta didik mencari dalil dalam al-quran dan hadits tentang kebenaran
rasul-rasul Allah dan suri tauladannya ditulis tangan atau tik computer.
Pertemuan 2
 Guru memberikan tugas berdiskusi dengan peserta didik lain via WA atau lainnyai
tentang makna iman, cara, contoh perilaku yang menunjukkan iman kepada Rasul-
rasul Allah SWT.
 Peserta didik mengisi Lembar Kerja Bab 2 dengan tulis tangan atau di-tik computer
tentang dalil dalam al-quran dan hadits tentang kebenaran rasul-rasul Allah dan suri
tauladannya dan hasil diskusi dengan peserta didik lain tentang makna iman, cara,
contoh perilaku yang menunjukkan iman kepada Rasul-rasul Allah SWT. Kemudian
difoto dan diupload ke aplikasi e-learning sman1cicurug.
 Kegiatan Penutup
Membuat kesimpulan dan refleksi tentang materi yang telah dipelajari, serta
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk terus bersemangat dalam
mengamalkan ajaran agama dan bersemangat dalam kegiatan pembelajaran.

PENILAIAN PEMBELAJARAN 
Pengetahuan:
Menganalisis makna iman kepada rasul-rasul Allah Swt.
Keterampilan:
Memperagakan perilaku tauhid, toleransi, taat dan cinta kepada rasul-rasul Allah Swt
Sikap:
Menunjukkkan kepedulian sosial sebagai hikmah meneladani rasul-rasul Allah Swt.

Mengetahui, Cicurug, 4 Januari 2022


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Agus Hernawan,.M.MPd. H.Budiyana, S.Ag.M.Pd.


NIP. 196608231994121001 NIP. 196605221994121001
IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH SWT

BAB 2

Kompetensi Dasar
1.4 Meyakini adanya rasul-rasul Allah Swt.
2.4 Menunjukkan perilaku saling menolong sebagai cerminan beriman kepada rasul-
rasul Allah Swt.
3.4 Menganalisis makna iman kepada rasul-rasul Allah Swt.
4.4 Menyajikan kaitan antara iman kepada rasul-rasul Allah Swt. dengan keteguhan
dalam bertauhid, toleransi, ketaatan, dan kecintaan kepada Allah
A.  Pengertian Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt.

Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah Swt. yang
ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat. 

Mengimani rasul-rasul Allah Swt. merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena
merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan. Sebagai perwujudan iman
tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah Swt. tersebut. Perintah
beriman kepada rasul Allah terdapat dalam surah an-Nisā/4: 136.
‫هّٰلل‬
ِ ‫ب الَّ ِذيْ نَ َّز َل ع َٰلى َرسُوْ لِ ٖه َو ْال ِك ٰت‬
‫ب الَّ ِذيْٓ اَ ْن َز َل ِم ْن قَبْ(( ُل‬ ِ ‫﴿ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا ٰا ِمنُوْ ا بِا ِ َو َرسُوْ لِ ٖه َو ْال ِك ٰت‬
ۤ ‫هّٰلل‬
﴾ ١٣٦ ‫ض ٰلاًل ۢ بَ ِع ْيدًا‬ َ ‫ۗ َو َم ْن يَّ ْكفُرْ بِا ِ َو َم ٰل ِٕى َكتِ ٖه َو ُكتُبِ ٖه َو ُر ُسلِ ٖه َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ِر فَقَ ْد‬
َ ‫ض َّل‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
(Muhammad) dan kepada Kitab (al-Qur’ān) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang
diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitabNya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat
jauh. (Q.S. an-Nisā/4: 136)

Ayat ini menyeru kaum Muslimin agar mereka tetap beriman kepada Allah, kepada
Rasul-Nya Muhammad saw, kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya, dan kepada kitab-
kitab yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelumnya. Kemudian ayat ini memperingatkan
orang-orang yang mengingkari seruan-Nya. Barang siapa mengingkari Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, dan hari akhirat, ia telah tersesat dari jalan yang benar, yaitu jalan yang akan
menyelamatkan mereka dari azab yang pedih dan membawanya kepada kebahagiaan yang abadi.

Iman kepada kitab-kitab Allah dan kepada rasul-rasul-Nya adalah satu rangkaian yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Tidak boleh beriman kepada sebagian rasul dan kitab saja, tetapi
mengingkari bagian yang lain seperti dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Iman
serupa ini tidak dipandang benar, karena dipengaruhi oleh hawa nafsu atau hanya mengikuti
pendapat-pendapat dan pemimpin-pemimpin saja.

Apabila ada orang yang mengingkari sebagian kitab, atau sebagian rasul, maka hal itu
menunjukkan bahwa ia belum meresapi hakikat iman, karena itu imannya tidak dapat dikatakan
iman yang benar, bahkan suatu kesesatan yang jauh dari bimbingan hidayah Allah.
B. Perbedaan Nabi dan Rasul

Rasul:

 Rasul adalah orang yang diberi wahyu dengan syariat baru;

 Rasul senantiasa memiliki kitab atau lembaran-lembaran (shuhuf) yang

memuat syariat baru atau sebgian dari syariat Rasul sebelumnya

Nabi:

 Nabi adalah orang yang diutus Allah menjalankan dan mengokohkan syariat

Rasul-rasul sebelumnya;

 Nabi belum tentu memiliki kitab atau lembaran-lembaran (shuhuf)

C. Jumlah Nabi dan Rasul

Jumlah Nabi dan Rasul itu banyak. Hanya Allah yang mengetahui jumlahnya

secara pasti. Namun ada hadits Nabi yang menyebutkan jumlah Nabi dan Rasul

tersebut. Sebagian Allah sebutkan kisahnya dalam Al-Quran, sedangkan

sebagian lainnya tidak disebutkan. Allah berfirman dalam QS. Al-Mu’min Ayat 78:

ۗ‫ك‬ َ (‫ص(صْ َعلَ ْي‬ ُ ‫(ك َو ِم ْنهُ ْم َم ْن لَ ْم نَ ْق‬َ (‫ص(نَا َعلَ ْي‬ْ ‫ص‬ َ َ‫ك ِم ْنهُ ْم َم ْن ق‬ َ (ِ‫َولَقَ ْد َأرْ َس ْلنَا ُر ُساًل ِم ْن قَ ْبل‬
‫ق َو َخ ِس( َر‬ ْ (ِ‫ض( َي ب‬
ِّ ‫(ال َح‬ ِ ُ‫ُول َأ ْن يَْأتِ َي بِآيَ ٍة ِإاَّل بِِإ ْذ ِن هَّللا ِ ۚ فَ(ِإ َذا َج(ا َء َأ ْم( ُر هَّللا ِ ق‬
ٍ ‫ان لِ َرس‬ َ ‫َو َما َك‬
َ ُ‫ك ْال ُم ْب ِطل‬
‫ون‬ َ ِ‫هُنَال‬

Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum

kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara

mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi

seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka

apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil.

Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil."

Terdapat beberapa hadits yang menyebutkan jumlah Nabi dan Rasul.


Dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, ia berkata:

ُ ،‫ آد ُم‬: ‫ يا رسو َل هللاِ ! أيُّ األنبيا ِء كان أو ُل ؟ قال‬: ‫قلت‬


‫ يا‬: ‫قلت‬ ُ
: ِ‫ يا رسو َل هللا‬: ‫قلت‬ ُ ،‫ نعم نبيٌّ مُكلَّ ٌم‬: ‫رسو َل هللاِ ! ونبيٌّ كان ؟ ! قال‬
‫عشر ؛ ج ًّما غفيرً ا‬
َ ُ
‫ثالث مئ ٍة وبضع َة‬ : ‫المرسلون ؟ ! قال‬
َ ‫كم‬
Artinya:’“Aku bertanya: wahai Rasulullah, siapa Nabi pertama? Rasulullah
menjawab: Adam. Aku bertanya: wahai Rasulullah, apakah beliau (Adam)
seorang Nabi? Rasulullah menjawab: benar, ia seorang Nabi yang diajak
bicara oleh Allah. Aku bertanya: wahai Rasulullah, ada berapa jumlah para
Rasul? Rasulullah menjawab: 300 sekian belas, mereka sangat banyak” (HR.
Ahmad)

Dalam riwayat lain dari Abu Dzar juga:

،)‫ُون َأ ْل ًفا‬
َ ‫ف َو ِع ْشر‬ ٍ ‫ ( ِماَئ ُة َأ ْل‬:‫ َيا َرسُو َل هَّللا ِ َك ِم اَأْل ْن ِب َيا ُء ؟ َقا َل‬: ‫قلت‬
ُ ‫ ( َثاَل‬: ‫ك؟ َقا َل‬
‫ث ِماَئ ٍة َو َثاَل َث َة‬ َ ِ‫ َيا َرسُو َل هَّللا ِ َك ِم الرُّ ُس ُل ِمنْ َذل‬: ‫ت‬ ُ ‫قُ ْل‬
)‫َع َش َر َج ًّما َغ ِفيرً ا‬
“Aku berkata: wahai Rasulullah, ada berapa jumlah Nabi? Rasulullah
menjawab: Nabi ada 120.000 orang. Aku berkata: wahai Rasulullah, ada
berapa jumlah Rasul? Rasulullah menjawab: Rasul ada 313 orang, mereka
sangat banyak” (HR. Ibnu Hibban no.361, didhaifkan Syaikh Syu’aib Al
Arnauth dalam Tahqiq Shahih Ibnu Hibban [2/79]).

Dalam riwayat lain dari Abu Umamah radhiallahu ‘anhu,

ٌ
‫وأربعة‬ ٍ ‫ مِئ ُة ْأل‬:‫ كم َو َّفى عِ َّدةُ األنبيا ِء؟ قال‬،ِ‫ يا رسو َل هللا‬:‫لت‬
‫ف‬ ُ ُ‫ق‬
‫وخمس َة َع َش َر َج ًّما َغفيرً ا‬ ُ
َ ‫ثالث مِئ ٍة‬ ‫ الرُّ ُس ُل مِن ذلك‬،‫وعشرون ْأل ًفا‬
َ
“Aku berkata: wahai Rasulullah, ada berapa jumlah Nabi? Rasulullah
menjawab: Nabi ada 124.000 orang dan di antara mereka ada para Rasul
sebanyak 315 orang, mereka sangat banyak” (HR. Ahmad)

Nama-Nama 25 Nabi dan Sifatnya

6. Ibrahim
1. Adam As 11. Yusuf As 16. ZulkiFli As 21. Yunus As
As

2. Idris As 7. Luth As 12. Ayub As 17. Daud As 22. Zakaria As

3. Nuh As 8. Ismail As 13. Syu’aib As 18. Sulaiman As 23. Yahya As

4. Hud As 9. Ishaq As 14. Musa As 19. Ilyas As 24. Isa As

5. Sholeh As 10. Yaqub As 15. Harun As 20. Ilyasa As 25. Muhammad Saw

D. Sifat-sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz Para Rasul Allah

Rasul sebagai utusan Allah Swt. memiliki sifat-sifat yang melekat pada

dirinya. Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat

tersebut adalah sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz. 

 Sifat Wajib 
Sifat wajib artinya sifat yang pasti ada pada rasul. Tidak bisa disebut

seorang rasul jika tidak memiliki sifat-sifat ini. Sifat wajib ini ada 4, yaitu

seperti berikut.

1. As-Siddiq

As-Siddiq, yaitu rasul selalu benar. Apa yang dikatakan Nabi Ibrahim

as. kepada bapaknya adalah perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh

bapaknya adalah sesuatu yang tidak memberi manfaat  dan mudarat,

jauhilah. Peristiwa ini diabadikan pada Q.S. Maryam/19: 41, berikut ini:

Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab

(al-Qur’ān), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan

seorang nabi.” (Q.S. Maryam/19: 41) 

2. Al-Amānah 

Al-Amānah, yaitu rasul selalu dapat dipercaya. Di saat kaum Nabi Nuh

as. mendustakan apa yang dibawa oleh  Nabi Nuh as. lalu Allah Swt.

menegaskan bahwa Nuh as., adalah orang yang terpercaya (amanah).

Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. asy-Syu’āra/26 106-107 berikut ini:

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka,

“Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul

kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (Q.S. asy-Syu’āra/26: 106107) 

3. At-Tabligh 

At-Tabligh, yaitu rasul selalu meyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun

ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw. dan tidak disampaikan

kepada umatnya. 

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya

tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Qur’ān, Ali pun menegaskan

bahwa “Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang

disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’ān.”

Penjelasan ini terkait dengan Q.S. al-Māidah/5: 67 berikut ini.

Artinya:“Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu

kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti

engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. dan Allah memelihara engkau dari


(gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-

orang kafir.” (Q.S. al-Māidah/5: 67) 

4. Al-Faṭānah

Al-Faṭānah, yaitu rasul memiliki kecerdasan yang tinggi. Ketika terjadi

perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok

memaksakan kehendak untuk meletakkan alHajār al-Aswād (batu hitam) di

atas Ka’bah, lalu Rasulullah saw. menengahi dengan cara semua kelompok

yang bersengketa agar memegang ujung dari kain itu. Kemudian, Nabi

meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat hingga

sampai di atas Ka’bah. Sungguh cerdas Rasulullah saw

 Sifat Mustahil

Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat

mustahil ini lawan dari sifat wajib, yaitu seperti berikut. 

1. Al-Kiẓẓib 

Al-Kiẓẓib, yaitu mustahil rasul itu bohong atau dusta. Semua perkataan

dan perbuatan rasul tidak pernah bohong atau dusta.

Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru,

dan tidaklah yang diucapkan itu (al-Qur’ān) menurut keinginannya tidak

lain (al-Qur’ān) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S an-

Najm/53: 2-4) 

2. Al-Khiānah,

yaitu mustahil rasul itu khianat. Semua yang diamanatkan kepadanya

pasti dilaksanakan.

Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu

(Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-

orang musyrik.” (Q.S al-An’ām/6: 106) 

3. Al-Kiṭmān,

yaitu mustahil rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang

ia terima dari Allah Swt. pasti ia sampaikan kepada umatnya.

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu

bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang

gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat.
Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah,

Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu

tidak memikirkan(nya).” (Q.S. al-An’ām/6: 50) 

4. Al-Balādah,

yaitu mustahil rasul itu bodoh. Meskipun Rasulullah saw. tidak bisa

membaca dan menulis (ummi) tetapi ia pandai.

Artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang

makruf, serta janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Q.S

alA’rāf/7: 199)

 Sifat Jāiz

Jāiz artinya boleh. Sifat jāiz bagi rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-

ardul basyariyah, artinya rasul memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia

biasa seperti rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih, senang, berkeluarga dan

lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap meninggal sebagai mana

makhluk lainnya.

Di samping rasul memiliki sifat wajib dan juga lawannya, yaitu sifat mustahil,

rasul juga memiliki sifat jāiz, tentu saja sifat jāiz-nya rasul dengan sifat jaiznya

Allah Swt. sangat berbeda. Allah Swt. berfirman:

Artinya: “...(orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan

seperti apa yang kamu makan dan dia minum seperti apa yang kamu minum.”

(Q.S. al-Mu’minūn/23: 33) 

Selain tersebut di atas, rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada

selain rasul, yaitu seperti berikut. 

1. Ishmaturrasūl adalah orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah

dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu

Allah Swt. sehingga selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas apa

pun. 

2. Iltizamurrasūl adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apa pun

yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan

perintah Allah Swt. meskipun untuk menjalankan perintah Allah Swt. itu harus

berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri

pribadinya maupun dari para musuhnya. Rasul tidak pernah sejengkal pun

menghindar atau mundur dari perintah Allah Swt.


E. Ulul Azmi

1. Pengertian Ulul Azmi

Rasul Ulul Azmi adalah rasul pilihan yang memiliki keteguhan hati dan

ketabahan yang luar biasa, kesabaran dalam berbagai cobaan serta keuletan

dalam berjuang melaksanakan dakwah ditengah-tengah kaumnya yang

menentang keras dakwahnya.

2. Rasul-rasul Ulul Azmi

Adapun Rasul-rasul Ulul Azmi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Nabi Nuh as.

Nabi Nuh as adalah Nabi dan Rasul yang pertama kali membawa

syariat (hukum-hukum agama). Beliau adalah manusia yang paling panjang

umurnyamelebihi usia manusia pada umumnya. Seperti yang di sebutkan

dalam surat Al-Ankabut ayat 14 bahwa usia beliau mencapai 950 tahun.

Akan tetapi dalam dakwahnya, sangat sedikit sekali orang yang mengikuti

seruannya. Sebagian besar menolak, bahkan mengejek dan menghinanya.

Bahkan anaknya sendiri membngkang dan akhirnya tenggelam dalam

gelombang banjir yang dahsyat. Beliau menyaksikan kejadian itu dengan

tabah.

b. Nabi Ibrahim as.

Nabi Ibrahim disebut juga sebagai bapak para Nabi karena banyak

keturunan beliau yang di angkat Allah SWT sebagai Nabi dan Rasul. Nabi

Ibrahim hidup di tengah-tengah kemusyrikan. Dalam dakwahnya menyeru

pada jalan kebenaran beliau menghadapi rintangan yang berat. Hampir

semua menolaknya, termasuk ayahnya sendiri yang bernama Azar, ia adalah

tokoh penyembeh berhala yang dibuatnya sendiri. Nabi Ibrahim as sangat

gigih berjuang menegakkan tauhid walaupun beliau sampai dibakar oleh raja

Namrud, namun Allah menyelamatkannya. Kemudian Nabi Ibrahim

diperintahkan Allah menunjukkan kebesaran-Nya dengan mengganti Ismail

putranya dengan domba, dan domba itulah yang dikorbankan.

c. Nabi Musa as

Nabi Musa as adalah Nabi yang di utus Allah menyelamatkan kaum

bani israil dari penguasa zalim yakni fir’aun yang mengakui dirinya sebagai

Tuhan. Akan tetapi sejak bayi hingga remaja beliau diasuh oleh istri fir’aun

yang yakhirnya menjadi musuh beliau. Setelah menerima wahyunya dibukit

tursina, beliau langsung melaksanakan dakwahnya kepada fir’aun, tetapi


fir’aun menolak seruannya dan menantang untuk adu sihir. Nabi Musa

menang dan banyak ahli sihir yang beriman. Firaun mempersiapkan

tentaranya untk menangkap Nabi Musa. Setelah sampai kelaut merah, Allah

menyuruh Nabi Musa untuk memukul tongkatnya kelaut dan air laut terbelah

menjadi dua. Nabi Musa melewati celah-celah air laut tersebut dan fir’aun

pun mengikutinya. Setelah Nabi Musa sampai, beliau memukulkan

tongkatnya kelaut, air laut pun kembali menyatu. Fir’aun dan bala-

tentaranya tenggelam dilaut merah.

d. Nabi Isa as

Nabi Isa as diutus Allah SWT untuk kaum bani israil. Beliau lahir tanpa

ada perantara seorang bapak sebagaimana manusia pada umumnya,

sehingga hal itu menjadi bahan fitnah bagi orang-orang kafir. Beliau

dilahirkan oleh Maryam bin Imran, seorang wanita salehah. Nabi Isa diasuh

oleh pamannya yaitu Nabi Zakaria as. Salah satu mu’jizat Nabi Isa as adalah

dapat membuat burung dari tanah dan dapat hidup. Dakwah Nabi Isa as

mendapat tantangan berat dari kaum bani Israil dimana mereka bermaksud

membunuh beliau. Setiapkali tantangan dtang, selalu ia hadapi dengan

tabah. Dengan izin Allah SWT beliau selamat dari kejaran musuh.

e. Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW adalah Rasul terakhir yang diangkat oleh Allah

SWT sehingga disebut khatamul Anbiya’ atau penutup rasul. Ibunya wafat

saat beliau berusia 6 tahun. Masyarakat kafir quraish sangat membenci

rasulullah karena agama yang beliau siarkan tidak sesuai dengan agama

nenek moyang mereka yakni memuja berhala, sedang rasulullah menyeru

untukmenyembah Allah. akan tetapi atas kebijaksanaan beliau saat

meletakkan hajar Aswad maka beliau diberi gelar Al-Amin ataudapat

dipercaya. Bahkan budi peketi Rasulullah yang luhur sudah diakui orang-

orang kafir sejak ia usia anak-anak.

A. Tugas Rasul-Rasul Allah Swt.

Para rasul dipilih oleh Allah Swt. dengan mengemban tugas yang tidak

ringan. Di antara tugas-tugas rasul itu adalah sebagai berikut. 1. 

Menyampaikan risalah dari Allah Swt. 2.  Mengajak kepada tauhid, yaitu

mengajak umatnya untuk meng-esa-kan Allah Swt. dan menjauhi perilaku

musyrik (menyekutukan Allah). 3.  Memberi kabar gembira kepada orang


mukmin dan memberi peringatan kepada orang kafir. 4. Menunjukkan jalan

yang lurus. 5. Membersihkan dan menyucikan jiwa manusia serta

mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. 6. Sebagai hujjah bagi

manusia.

B. Hikmah Beriman kepada Rasul-Rasul Allah Swt.

Pentingnya orang Islam beriman kepada rasul bukan tanpa alasan. Di

samping karena diperintahkan oleh Allah Swt., juga ada manfaat dan hikmah

yang dapat diambil dari beriman kepada rasul. Di antara manfaat dan

hikmah beriman kepada rasul adalah sebagai berikut.

1. Makin sempurna imannya.

2. Terdorong untuk menjadikan contoh dalam hidupnya.

3. Terdorong untuk melakukan perilaku sosial yang baik.

4. Memiliki teladan dalam hidupnya. Firman Allah Swt:

  Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (Q.S. al-

Ahzāb/33: 21) 

5. Mencintai para rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan ajarannya.

Firman Allah Swt.:

Artinya : “Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah,

ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.”

Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S. Āli Imrān/3: 31)

6. Mengetahui hakikat dirinya bahwa ia diciptakan Allah Swt. untuk

mengabdi kepada-Nya. Firman Allah Swt.

  Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar

mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S. aẓ-Ẓāriyāt/51: 56)


LEMBAR KERJA SISWA 2
IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH SWT

I. Penilaian Sikap

Materi Bab 2

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kondisi kamu


yang sebenarnya dengan mencentang ( ) di kolom yang sudah
disediakan!

N Nilai
Keterangan
o
1 2 3 4
1 Saya melaksanakan Salat Fardhu berjamaah
2 Saya melaksanakan Salat Dhuha
3 Saya melaksanakan membaca Al-Qur’an
4 Saya mengerjakan ulangan dengan jujur
5 Saya memberikan infaq
6 Saya melaksanakan senyum, salam, sapa kepada
guru dan karyawan
7 Saya melaksanakan senyum, salam, dan sapa
kepada orang lain
8 Sebelum berangkat sekolah, saya mohon doa
restu kepada orang tua
9 Saya mengumpulkan tugas dari guru tepat
waktu
10 Saya tidak mengambil barang yang bukan
Milik saya
11 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu
12 Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
13 Saya memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan
kepada yang membutuhkan
14 Saya melakukan suatu tugas dengan menunjukkan sikap
pantang menyerah

Keterangan:
1 = tidak pernah
2 = kadang-kadang
3 = sering
4 = selalu
‫ش ْك ًرا َك ِث ْي ًرا‬
‫ُ‬

Anda mungkin juga menyukai