Anda di halaman 1dari 9

Iman Kepada Rasul Allah

A. Pengertian Iman Kepada Rasul


iman kelada rasul Allah adalah mempercayai dan meyakini bahwa Allah telah mengutus para
rasul untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama untuk keselamatan manusia di dunia dan di
akhirat.
iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya atau meyakini. 
Sedangkan, menurut istilah iman kepada rasul Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati
bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah yang ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan
yang benar agar selamat di dunia dan di akhirat.

Perbedaan Nabi dan Rasul

Rasul adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah untuk dirinya sendiri dan
mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu yang diberi Allah untuk umatnya.
Sedangkan,

Nabi adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah untuk dirinya sendiri tetapi tidak
wajib menyampaikannya kepada umatnya. Sehingga seorang rasul pasti adalah nabi, tetapi nabi
belum tentu rasul.

Dalil Iman Kepada Rasulullah

QS. An-Nisa' Ayat 136

‫ب الَّ ِذيْ نَ َّز َل‬ ٰ


‫ت‬ ‫ك‬ ْ
‫ال‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ُو‬
ْ ‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ٰيٓاَيُّها الَّذي َْن ٰامنُ ْٓوا ٰامنُ ْوا باهّٰلل‬ 
ِ ِ َ ِٖ َ َ ِ ِ ِ َ ِ َ
‫هّٰلل‬
ِ ‫ٓي اَ ْن َز َل ِم ْن قَ ْب ُل ۗ َو َم ْن يَّ ْكفُرْ ِبا‬ ِ ‫َع ٰل ۤى َرس ُْولِ ٖه َو ْال ِك ٰت‬
Gْْٓ ‫ب الَّ ِذ‬
‫ض ٰلاًل ۢ بَ ِع ْي ًدا‬َ ‫ض َّل‬ َ ‫ َكتِ ٖه َو ُكتُبِ ٖه َو ُر ُسلِ ٖه َو ْاليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ِر فَقَ ْد‬Gِ‫َو َم ٰل ِٕٕى‬
Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada
Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa
ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.
QS. Al-An'am Ayat 48

‫ُمبَ ِّش ِري َْن َو ُم ْن ِذ ِري ۚ َْن فَ َم ْن ٰا َم َن‬ ‫َو َما نُرْ ِس ُل ْال ُمرْ َسلِي َْن اِاَّل‬ 
‫هُ ْم يَحْ َزنُ ْو َن‬ ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل‬ ٌ ‫َواَصْ لَ َح فَاَل َخ ْو‬
Para rasul yang Kami utus itu adalah untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa
beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.

B. Sifat Rasul-rasul Allah Swt.

1. Sifat Wajib

Sifat wajib sendiri merupakan sifat mulai yang Allah SWT karuniai kepada para Nabi
dan Rasul agar dapat menjadi tauladan bagi seluruh umat manusia.

a. 1As-Siddiq

Sifat pertama yang wajib dimiliki Rasul ialah As-Siddiq yang berarti selalu benar atau jujur.
Sifat ini berarti seorang Rasul sudah pasti jujur dan tak pernah berbohong kepada Allah SWT
dan juga kepada orang lain Hal ini seperti yang disebutkan Nabi Ibrahim A.S kepada ayahnya
bahwa menyembah berhala termasuk perbuatan yang salah. Peristiwa tersebut dijelaskan dalam
Q.S. Maryam 19 : 41 yang berbunyi:

QS. Maryam Ayat 41

‫ص ِّد ْيقًا نَّبِيًّا‬ ِ ‫َو ْاذ ُكرْ فِى ْال ِك ٰت‬


َ ‫ب اِب ْٰر ِه ْي َم ۗە اِنَّ ٗه َك‬
ِ ‫ان‬ 
Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang
yang sangat membenarkan, seorang Nabi

b. al- amanah
Sifat kedua ialah Al-Amanah yang berarti dapat dipercaya. Sifat ini memiliki arti bahwa Rasul
sudah pasti dapat dipercaya, hal ini seperti yang dijelaskan dalam Q.S Asy-Syu’ara ayat 106-107
yang berbunyi: QS. Asy-Syu'ara' Ayat 106

 َ‫ۚ اِ ْذ قَا َل لَهُ ْم اَ ُخوْ هُ ْم نُوْ ٌح اَاَل تَتَّقُوْ ن‬

Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
QS. Asy-Syu'ara' Ayat 107
 ‫ۙ اِنِّ ْي لَ ُك ْم َرسُوْ ٌل اَ ِمي ٌْن‬
Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
c. At – Tabligh
Selanjutnya At-Tabligh yang berarti menyampaikan wahyu. Sebagai utusan Allah SWT, sudah
pasti setiap Rasul akan menyampaikan wahyu dan tak ada satupun wahyu yang disembunyikan.
Seperti halnya Nabi Muhammad S.A.W yang menyampaikan semua ayat-ayat Al-Quran kepada
umatnya dan tidak ada satupun yang disembunyikan. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits
bahwasanya sayyidina Ali berkata : “Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada
yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an.“
serta tertulis dalam surah Q.S. Al-Maidah ayat 67 yang berbunyi:
QS. Al-Ma'idah Ayat 67
۞ َ‫اس اِ َّن هّٰللا َ اَل يَ ْه ِدى ْالقَوْ َم ْال ٰكفِ ِر ْين‬
ِ ۗ َّ‫ك ِمنَ الن‬
‫هّٰللا‬
ِ ‫ك َۗواِ ْن لَّ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر ٰسلَتَهٗ ۗ َو ُ يَع‬
َ ‫ْص ُم‬ َ ‫ٰيٓاَيُّهَا ال َّرسُوْ ُل بَلِّ ْغ َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْي‬
َ ِّ‫ك ِم ْن َّرب‬

Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau
lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan
Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang kafir (QS. al-Maidah: 67)
d. Al- fatanah
Terakhir adalah Al-Fatanah, sifat ini berarti Rasul memiliki kecerdasan yang tinggi agar mampu
memerangi kaum yang masih belum berada dijalan Allah SWT dan mengajak mereka untuk
berada dijalan yang di ridhoi Allah SWT.

2. Sifat Mustahil

SIFAT MUSTAHIL
Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat mustahil
ini lawan dari sifat wajib, yaitu seperti berikut:
a. Al-Khiānah : Al-Khiānah, yaitu mustahil rasul itu khianat. Semua yang
diamanatkan kepadanya pasti dilaksanakan.
b. Al-Kizzib Al-Kizzib, yaitu mustahil rasul itu bohong atau dusta. Semua
perkataan dan perbuatan rasul tidak pernah bohong atau dusta

c. Al-Kiṭmān Al-Kiṭmān, yaitu mustahil rasul menyembunyikan kebenaran.


Setiap firman yang ia terima dari Allah Swt. pasti ia sampaikan kepada
umatnya.
d. Al-Balādah Al-Balādah yaitu mustahil rasul itu bodoh. Meskipun
Rasulullah saw. tidak bisa membaca dan menulis (ummi) tetapi ia pandai.

3. SIFAT JAIZ

Di samping rasul memiliki sifat wajib dan juga lawannya, yaitu sifat mustahil,
rasul juga memiliki sifat jāiz, tentu saja sifat jāiz-nya rasul dengan sifat jaiznya
Allah Swt. sangat berbeda. rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat
pada selain rasul, yaitu seperti berikut.
a. Ishmaturrasūl adalah orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah
dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan
wahyu Allah Swt. sehingga selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan
tugas apa pun.

Iltizamurrasūl adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apa pun yang mereka
ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah Swt.

A. TUGAS RASUL – RASUL ALLAH SWT.

Para rasul dipilih oleh Allah Swt. dengan mengemban tugas yang tidak ringan. Di
antara tugas-tugas rasul itu adalah sebagai berikut.

1. Menyampaikan risalah dari Allah Swt.


2. Mengajak kepada tauhid, yaitu mengajak umatnya untuk meng-esa-kan Allah
Swt. dan menjauhi perilaku musyrik (menyekutukan Allah).
3. Memberi kabar gembira kepada orang mukmin dan memberi peringatan kepada
orang kafir.
4. Menunjukkan jalan yang lurus.
5. Membersihkan dan menyucikan jiwa manusia serta mengajarkan kepada mereka
kitab dan hikmah.
6. Sebagai hujjah bagi manusia.

B. HIKMAH BERIMAN KEPADA RASUL – RASUL ALLAH SWT.

Di antara manfaat dan hikmah beriman kepada rasul adalah sebagai berikut.

1. Makin sempurna imannya.


2. Terdorong untuk menjadikan contoh dalam hidupnya.
3. Terdorong untuk melakukan perilaku sosial yang baik.
4. Memiliki teladan dalam hidupnya.
5. Mencintai para rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan ajarannya.
6. Mengetahui hakikat dirinya bahwa ia diciptakan Allah Swt. untuk mengabdi
kepada-Nya.

Perilaku mulia yang dicerminkan oleh orang yang beriman kepada rasul adalah
seperti berikut:

1. Menjunjung tinggi risalah (ajaran Allah Swt. yang disampaikan rasul-Nya).


2. Melaksanakan seruannya untuk beribadah hanya kepada Allah Swt.
3. Giat dan rajin bekerja mencari rezeki yang halal, sesuai dengan keahliannya.
4. Selalu mengingat, memahami, dan berperilaku sesuai dengan tuntunan Rasulullah
saw.
5. Melakukan usaha-usaha agar kualitas hidupnya meningkat ke derajat yang lebih
tinggi. Usaha-usaha itu, misalnya seperti berikut:
a. Memelihara dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt.
b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
Nama: Abdullah Syafiq nurrohman

Kelas: XI MIPA 5

RANGKUMAN BAB HORMAT DAN PATUH PADA ORANG TUA DAN GURU

A. PENTINGNYA HORMAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUA

Agama Islam mengajarkan dan mewajibkan kita sebagai anak untuk berbakti dan taat
kepada ibu-bapak. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan
yang terpuji. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada
umat manusia untuk menghormati orang tua.

Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut antara lain:

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku!
Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
(Q.S. al-Isrā’/17: 23-24)
Imam Adz-Dzahabi menjelaskan, bahwa birrul wālidain atau bakti kepada orang tua,
hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban:

1. Menaati segala perintah orang tua, kecuali dalam maksiat.


2. Menjaga amanah harta yang dititipkan orang tua, atau diberikan oleh orang tua.
3. Membantu atau menolong orang tua bila mereka membutuhkan.

Adapun hikmah yang bisa diambil dari berbakti kepada kedua orang tua dan guru,
antara lain seperti berikut.

1. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal yang paling utama.
2. Apabila orang tua kita riḍa atas apa yang kita perbuat, Allah Swt. pun riḍa.
3. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang
dialami, yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh tersebut.
4. Berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rezeki dan dipanjangkan umur.
5. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menjadikan kita dimasukkan ke jannah
(surga) oleh Allah Swt.

B. HORMAT DAN PATUH KEPADA GURU


Guru adalah orang yang mengajarkan kita dengan berbagai ilmu pengetahuan
dan mendidik kita sehingga menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Walau
bagaimana tingginya pangkat atau kedudukan seseorang, dia adalah bekas seorang
pelajar yang tetap berhutang budi kepada gurunya yang pernah mendidik pada
masa dahulu. Guru adalah orang yang mengetahui ilmu (‘ālim/ulamā), dialah
orang yang takut kepada Allah Swt.

Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut antara lain:


Artinya: “Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan
hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara
hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.

Dengan menghormati guru, kita akan mendapatkan berbagai keuntungan, antara


lain sebagai berikut:

1. Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikannya.


2. Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi manfaat bagi orang lain.
3. Akan membawa berkah, memudahkan urusan, dianugerahi nikmat yang lebih dari
Allah Swt.
4. Seorang guru tidak selalu di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu merupakan
anugerah Allah Swt. akan memberikan anugerah-Nya kepada orang-orang yang
dikehendaki-Nya.
5. Ilmu yang kita peroleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita.
6. Akan selalu didoakan oleh guru.

CARA BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Ada banyak cara untuk berbakti kepada orang tua, di antaranya adalah seperti
berikut:

1. Berbakti dengan melaksanakan nasihat dan perintah yang baik dari keduanya.
2. Merawat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran apalagi jika keduanya sudah
tua dan pikun.
3. Merendahkan diri, kasih sayang, berkata halus dan sopan, serta mendoakan
keduanya.

Anda mungkin juga menyukai