Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam
Dr. Syamsul Yakin, M.A.
Pemakalah:
JURNALISTIK 1A
DASAR-DASAR AKIDAH 2
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Aqidah artinya kesimpulan, yaitu keyakinan yang terkandung dalam hati. Aqaid
adalah Jama' dari Aqida. I'tiqad artinya kepercayaan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa dari aqaid, i'tiqad adalah suatu akidah (keyakinan) yang melekat
pada hati,1 sedangkan secara terminologi aqidah adalah iman yang teguh dan pasti tidak
ada keraguan sedikitpun bagi orang-orang yang meyakininya.2
Aqidah merupakan inti pendidikan Islam yang merupakan tujuan di tugaskannya
para rasul di muka bumi ini. Pendidikan Aqidah ini telah dibawakan oleh seluruh nabi
dan rasul, seiring dengan tersebarnya agama Islam di muka bumi ini, pendidikan Aqida
tidak pernah terabaikan karena Islam yang disebarkan luaskan oleh para nabi untuk
didakwahkan adalah Islam yang tetap murni atau utuh, Iman yang sejati tercermin
dalam kesucian seluruh amalan manusia dan hanya dalam ibadah kepada Allah SWT
3
. Dalam aqidah ada banyak unsur-unsur yang bisa kita bahas diantaranya informasi
tentang kitab Allah dalam Al-Qur'an, tugas para rasul, memahami ayat-ayat kiamat,
nasib dan ikhtiar, mengadvokasi jamaah Ahmadiyah.
2. Rumusan Masalah
a. Ada berapa kitab yang diturunkan Allah kepada umat manusia?
b. Apa saja tugas para Rasul?
c. Apa saja ayat-ayat yang menjelaskan tentang hari-hari kiamat?
d. Apa itu takdir dan ikhtiar?
e. Apa yang dimaksud dengan ahmadiyah?
1
Nawawi, Nurnaningsih Aqidah Islam: Dasar Keikhlasan Beramal Shalih (Makassar: Pusaka Almaida 2017). hlm.
9.
2
Abd. Chalik, Pengantar Studi Islam: cet.6 (Surabaya: Kopertais IV Press, 2014) hlm. 46
3
Murtadho, Naufal Konsep Pendidikan Aqidah Perspektif Syaikh Shalih Fauzan Al fauzan (Lampung: Brama sari,
2017)
2
B. PEMBAHASAN
1. Informasi Kitab Allah
Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah Swt. Iman berarti yakin atau percaya.
Adapun pengertian kitab Allah Swt. adalah kumpulan wahyu Allah Swt. yang
diturunkan kepada rasul-Nya untuk diajarkan kepada umat manusia sebagai petunjuk
dan pedoman hidup. Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah Swt. berarti mempercayai
bahwa Allah Swt. benar-benar menurunkan wahyu-wahyu kepada para Rasul sebagai
petunjuk dan pedoman hidup manusia. Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. merupakan
rukun iman yang ketiga. Umat Islam wajib mempercayainya. Keharusan beriman
kepada kitab-kitab Allah Swt. terdapat dalam Al-Qur’an. Firman Allah Swt. dalam Q.S.
an-Nisa’/4: 136.4
ِى أَنزَ َل مِ ن قَ ْب ُل ۚ َو َمن ِ سو ِل ِۦه َوٱ ْل ِكت َـ
ٰٓ ب ٱلَّذ ُ علَى َر ِ سو ِل ِهۦ َوٱ ْل ِكت َـ
َ ب ٱلَّذِى ن ََّز َل ُ ّلل َو َر ِ َّ يَـٰٓأَيُّ َها ٱ َّلذِينَ َءا َمنُ ٰٓوا َءامِ نُوا ِبٱ
ضلَـ ۢ ًل َبعِيدًا
َ ض َّل َ ْس ِل ِهۦ َوٱ ْل َي ْو ِم ٱ ْلـَٔاخِ ِر فَقَد
ُ ّلل َو َملَـٰٓ ِئ َك ِت ِهۦ َو ُكت ُ ِب ِهۦ َو ُر
ِ َّ َي ْكفُ ْر ِبٱ
”Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta
kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh
orang itu telah tersesat sangat jauh.”
Sejak nabi pertama nabi Adam dan nabi terakhir Nabi Muhammad SAW kitab suci
yang diturunkan Allah kepada umat manusia hanya ada empat yaitu Zabur, Taurat, Injil
dan Alquran umat Islam harus mengimani keberadaan kitab-kitab tersebut yang
semuanya berasal dari Allah namun kini yang diamalkan hanya satu kitab saja yaitu Al-
Quran 5
Artinya: “Dan Kami telah menurunkan kepadamu (Muhammad) al-Kitab (al-Qur’an)
dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab
yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian bagi kitab-kitab yang lain itu” 6
Dari kitab-kitab yang dimaksud sebelumnya yaitu:
1. Kitab Taurat, yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Musa AS
4
Mengenai Kitab kitab Allah menjadi generasi yang cinta al quran hal 28, 29, 30, 31, 32.
5
Hamid, Ahmad Sekelumit Kandungan isi AL-Qur'an (Aceh: Syiah Kuala University Press) hlm. 96.
6
Yakin, Syamsul Sudi Islam Masa Kini (Surabaya: PUSTAKA AKSARA, 2022), hlm. 9-10
3
Allah Swt. telah menurunkan 4 kitab suci. Keempatnya wajib diimani oleh umat
Islam.
A. Zabur
Allah Swt. mewahyukan kitab Zabur kepada Nabi Daud a.s. untuk
membimbing umat Yahudi atau Bani Israil. Kitab ini diturunkan di daerah
Yerusalem pada abad 10 SM. Penjelasan mengenai Nabi Daud yang mendapat kitab
Zabur terdapat dalam Q.S. al-Isra’/17: 5 berikut ini.
ً ًۭ ُار ۚ َو َكانَ َو ْع ًۭدًا َّم ْفع
ول ِ َسوا خِ لَـ َل ٱ ِلدي ۢ شد
ُ ِيد فَ َجا ۢ ْعلَ ْي ُك ْم ِعبَا ًۭدًا لَّنَا ٰٓ أُولِى بَأ
َ س َ فَإِذَا َجا ٰٓ َء َو ْعدُ أُولَى ُه َما بَ َعثْنَا
” Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh,
Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang
lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.”
Kitab Zabur menggunakan bahasa Qibti yang berisi ajaran:
1) Zikir dan penghormatan kepada Allah Swt;
2) Nasihat-nasihat tentang kebaikan bagi manusia.8
Secara etimologi, kata zabur berasal dari bahasa Arab yang akar katanya
adalah zabran yang berarti melempar, akal, sabar, menulis atau tulisan. Adapun
secara istilah, zabur berarti sebuah nama yang ditujukan kepada himpunan
perkataan nabi Dawud As. baik yang berupa wahyu maupun ilham yang ia peroleh
dari hasil munajatnya kej Allah SWT. Hal ini juga telah dijelaskan oleh Allah SWT
dalam firman-Nya Q.S Isra' [17]: 55 yang berbunyi,
ً علَى َب ْعض َوآتَ ْينَا داورد زب
ُور َ ض َولَقَدْ فَض َّْلنَا َب ْع
َ ض النَّ ِبي ِ ت َو ْاْل َ ْر َّ َو َربُّكَ أ َ ْعلَ ُم ِب َمن فِي ال
ِ س َم َوا
Artinya: "Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di
bumi. dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian
(yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.9
7
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Iman Kepada Kitab-Kitab (Jakarta: 2016) hlm. 4.
8
Mengenai Kitab kitab Allah menjadi generasi yang cinta al quran hal 28, 29, 30, 31, 32.
9
Ibn 'Asyur, "al-Tahrir wa al-Tanwir" dalam CD ROM al-Maktabah al-Syamilah.
4
B. Taurat
Allah Swt. mewahyukan kitab Taurat pada Nabi Musa a.s. untuk
membimbing Bani Israil. Kitab ini diturunkan di bukit Tursina atau Sinai pada abad
12 SM. Penjelasan mengenai Nabi Musa mendapat kitab Taurat terdapat dalam
Q.S. al-Isra’/17: 2.10
ً ًۭ ب َو َج َع ْلنَـهُ هُ ًۭدًى ِلبَن ِٰٓى ِإس َْٰٓرءِ ي َل أ َ َّل تَتَّخِ ذُوا مِ ن دُونِى َوك
ِيل َ سى ٱ ْل ِكت َـ
َ َو َءات َ ْينَا ُمو
“Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kami jadikannya
petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), “Janganlah kamu mengambil
(pelindung) selain Aku.”
Kitab Taurat mencakup cahaya dan petunjuk yang ditulis dengan
menggunakan bahasa Ibrani. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s. untuk
menjadi pedoman dan bimbingan bagi Bani Israil agar mereka dapat terlepas dari
kekufuran dan kebodohan sehingga selalu berada di jalan Allah Swt. Di samping
itu, pemberian kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s. juga untuk memberikan
pemahaman kepada umat Islam bahwa di antara tugas-tugas rasul adalah
menyampaikan ajaran tauhid serta memberi peringatan agar tidak meniru sikap
umat terdahulu yang terjerumus ke lembah dosa sepeninggal rasul-rasul-Nya. Inti
pokok ajaran Kitab Taurat adalah sepuluh peraturan Allah Swt. bagi kaum bani
Israil yang dikenal dengan sebutan “The Ten Commandements”.
Sepuluh peraturan tersebut terdiri atas tiga perintah dan tujuh larangan
sebagai berikut.11
1) Perintah mengesakan Allah Swt.
2) Perintah menghormati ayah dan ibu
3) Perintah menyucikan hari Sabtu
4) Larangan menyembah berhala
5) Larangan menyebut nama Allah Swt. secara sia-sia
6) Larangan membunuh manusia
7) Larangan berbuat zina
8) Larangan mencuri
10
Mengenai Kitab kitab Allah menjadi generasi yang cinta al quran hal 28, 29, 30, 31, 32.
11
Ibid.
5
C. Injil
Allah Swt. mewahyukan kitab Injil kepada Nabi Isa a.s. Saat diberi wahyu Nabi
Isa berusia tiga puluh tahun. Beliau diminta untuk membimbing umat Nasrani pada
masanya. Kitab ini diturunkan pada awal abad 1 M di daerah Yerusalem. Informasi
tentang kitab Injil yang diterima Nabi Isa a.s. terdapat dalam Q.S. Maryam/19 :30.
َ ِى ٱ ْل ِكت َـ
ب َو َجعَلَنِى نَبِ ًۭيا َ قَا َل إِنِى
ِ َّ ع ْبدُ ٱ
َ ّلل َءاتَىن
” Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku
Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.”
Kitab Injil ditulis dalam bahasa Suryani yang berisi:
1) Perintah untuk mengesakan Allah Swt;
2) Perintah menyucikan diri dari nafsu duniawi yang berlebihan;
3) Perintah untuk saling menyayangi;
4) Membenarkan ajaran kitab terdahulu;
5) Menghapus beberapa ajaran dalam kitab Taurat yang tidak sesuai lagi
dengan perkembangan zaman;
12
Mengenai Kitab kitab Allah menjadi generasi yang cinta al quran hal 28, 29, 30, 31, 32.
13
Tafsir Q.S. Ali Imran: 2 dalam Ibn 'Asyur, Tafsir Ibn 'Asyur dalam CD ROM al-Maktabah
6
6) Mengabarkan akan datang nabi selanjutnya setelah Nabi Isa a.s., yaitu
Nabi Muhammad saw.14
Kita wajib percaya keberadaan kitab-kitab yang telah diturunkan Allah Swt.
Akan tetapi, kalian tidak diperkenankan mengamalkannya karena kitab-kitab
tersebut diperuntukkan khusus untuk umat pada masa itu dalam tempo waktu
terbatas. Di samping itu, ajaran-ajaran kitab-kitab sebelumnya telah disempurnakan
kitab Al-Qur’an.15
Injil adalah nama wahyu yang diturunkan kepada nabi Isa As. yang kemudian
dikumpulkan oleh para sahabat beliau. Istilah injil merupakan kata yang telah
diserap ke dalam bahasa Arab. Ada yang berpendapat bahwa istilah ini bersumber
dari Bahasa Romawi yaitu yang berarti kabar baik. Sedangkan Imam Qurtubi
berpendapat bahwa istilah injil bersumber dari bangsa Suryani. Pendapat lainnya
menyatakan bahwa injil bersumber dari bahasa Yunani, yaitu awa nayliyun yang
berarti kalimat fasih. Sebagian ahli bahasa dan ahli tafsir berpendapat bahwa isitilah
ini berasal dari bahasa Arab yang akar katanya adalah najlan yang berarti air yang
keluar dari bumi. "Mengenai kitab Injil, Allah SWT juga telah menyebutkannya
dalam al- Qur'an Q.S. al-Maaidah [5]: 46,
نجي َل فِي ِه هُدًى َونُور ِ ْ ُص ِدقًا ِل َما َبيْنَ َيدَ ْي ِه مِ نَ الت َّ ْو َرنَ ِة َو َمات َ ْيتَه
ِ اْل َ سى اب ِْن َم ْر َي َم ُم َ الرهِم ِبعِي ِ علَى َ َوقَفَّ ْينَا
َظة ل ِْل ُمتَّقِين
َ ص ِدقًا ِل َما َبيْنَ َيدَ ْي ِه مِ نَ الت َّ ْو َرنَ ِة َوهُدًى َو َم ْو ِع
َ َو ُم.
Artinya: "Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat, dan Kami telah
memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab
Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa."
Dalam perkembangannya, banyak bagian otentik dari Injil telah dihapus. Hal ini
menyebabkan kita ragu terhadap bagian-bagian yang tidak dihapus. Secara historis,
kitab ini baru dihimpun lebih dari seabad sejak wafatnya nabi Isa As. yaitu setelah
habisnya. masa hawariyyin atau para murid nabi Isa As.13 Oleh karena itu, kitab
14
Mengenai Kitab kitab Allah menjadi generasi yang cinta al quran hal 28, 29, 30, 31, 32.
15
Ibid.
7
Injil tidaklah bisa dinisbatkan kepada nabi Isa' As, melainkan orang-orang
setelahnya.16
D. Al-Qur’an
Allah Swt. memerintahkan malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu berupa
ayat-ayat suci Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. sebagai mukjizat yang
abadi dan menjadi petunjuk agar manusia selalu berada di jalan yang benar. Allah
Swt. menjanjikan pahala bagi orang-orang yang mengikuti petunjuk-petunjuk Al-
Qur’an. Kitab ini diturunkan pada awal abad ke-7 M di kota Mekah dan Madinah
secara berangsur-angsur sebagai salah satu wujud kasih sayang Allah Swt. kepada
Nabi Muhammad saw. dan umat manusia. Kitab Al-Qur’an adalah penyempurna
bagi kitab-kitab terdahulu.17
Allah Swt. memerintahkan malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu berupa
ayat-ayat suci Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. sebagai mukjizat yang
abadi dan menjadi petunjuk agar manusia selalu berada di jalan yang benar. Allah
Swt. menjanjikan pahala bagi orang-orang yang mengikuti petunjuk-petunjuk Al-
Qur’an. Kitab ini diturunkan pada awal abad ke-7 M di kota Mekah dan Madinah
secara berangsur-angsur sebagai salah satu wujud kasih sayang Allah Swt. kepada
Nabi Muhammad saw. dan umat manusia. Kitab Al-Qur’an adalah penyempurna
bagi kitab-kitab terdahulu sebagaimana terdapat dalam firman Allah Swt. Q.S.
Ali ‘Imran/3: 3.18
ِ ۡ ص ِدقًا ِل َما بَ ۡينَ يَدَ ۡي ِه َوا َ ۡنزَ َل الت َّ ۡورىةَ َو
َ ال ۡن ِج ۡي َل ِ ب بِ ۡال َح
َ ق ُم َ علَ ۡيكَ ۡالـكِت
َ َّز َل
“Dia menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung
kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan
Taurat dan Injil.”
E. Shuhuf-suhuf
Shuhuf adalah kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi Ibrahim As. dan
Musa As. sebagaimana disinggung dalam Q.S. al-Najm [53]: 36-42.
16
Manna' al-Qatan, Pengantar Studi Ilmu al-Qur'an, terj. Aunur Rafiq el-Mazni (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005),
hlm. 16.
17
Mengenai Kitab kitab Allah menjadi generasi yang cinta al quran hal 28, 29, 30, 31, 32.
18
Ibid.
8
Artinya: "Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-
lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan
janji? (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang
lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya).
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,
dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu)."
Adapun kitab-kitab lainnya yang diturunkan oleh Allah kepada para rasul-
Nya yang lain tidak disebutkan secara jelas kepada kita. Adapun mengenai definisi
al-Qur'an sendiri, maka ia asalnya sama dengan qira'at, yaitu akar kata dari qara'a,
qira'atan wa qur'a nan. Qara'a memiliki arti mengumpulkan dan menghimpun.
Qira'at berarti merangkai huruf-huruf dan kata-kata yang satu dengan lainnya dalam
satu ungkapan kata 14 yang teratur. Pada hakikatnya, istilah "al-Qur'an" ini adalah
nama untuk menunjukkan wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw.
Dinamakan al-Qur'an karena ia meliputi segala surat." Sedangkan sebagian ulama
lainnya berpendapat bahwa penamaan kitab ini dengan istilah "al-Qur'an" karena
kitab ini juga mencakup esensi dari semua ilmu. Hal itu diisyaratkan dalam firman-
Nya Q.S. al-Nahl [18]: 89 sebagai berikut:
19
Muhammad Ibn Mukarrom, "Lisan al-Arab", Jilid 1 (Beirut: Dar S}a dir), hlm. 128 dalam CD ROM
al-Maktabah al-Syamilah.
20
Yakin, Syamsul Studi Islam Masa Kini (Surabaya: Pustaka Aksara, 2022) hlm. 11.
9
Islam merupakan agama yang harus disebar luaskan dan ditegakkan oleh umat
Islam, karena Allah tak akan lagi mengutus Rasul. Kita perlu mengetahui, apa saja yang
menjadi tugas para Rasul. Allah swt. berfirman,
Artinya: "Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi,
pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada
(agama) Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi." (al-Ahzaab: 45-
46). Berdasarkan ayat di atas, ada lima tugas Nabi yang harus kita semua lanjutkan di
antaranya sebagai berikut:21
1. Mengingatkan manusia akan keagungan dan kemahakuasaan Zat
Maha Pencipta.
2. Memerintahkan manusia agar berakhlak mulia dan sifat-sifat baik.
3. Menjelaskan kepada manusia mengenai jalan lurus yang harus diikuti manusia22
Al-Qur'an Al-Karim dan sunnah nabi telah menjelaskan tugas-tugas para rasul;
1. Menyampaikan Dakwah
Para Rasul adalah duta-duta Allah pada hamba-Nya, pembawa wahyu-Nya.
Tugas pertama mereka adalah menyampaikan amanah yang mereka emban ini
kepada hamba-hamba Allah.
ُسالَتَه ِ ُ سو ُل َبلَ َغ َما أ
َ نز َل ِإلَيْكَ مِ ن َّر ِبكَ َو ِإن لَّ ْم ت َ ْف َع ْل فَ َما َب َّل ْغتَ ِر َّ َيأَيُّ َها
ُ الر
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika
tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu), berarti kamu tidak
menyampaikan amanat- Nya.” (QS. Al-Ma'idah: 67).23
Menyampaikan wahyu memerlukan keberanian dan tidak takut pada
manusia. Karena dia menyampaikan pada mereka sesuatu yang bertentangan
dengan keyakinan mereka, menyuruh mereka sesuatu yang tidak mereka sukai dan
melarang apa yang menjadi kebiasaan mereka.
َ َّ ّلل َويَ ْخش َْونَهۥُ َو َل يَ ْخش َْونَ أَ َحدًا إِ َّل ٱ
ِ َّ ّلل ۗ َو َكفَى بِٱ
ّلل َحسِيبًا ِ َّ ت ٱ َ ٱلَّذِينَ يُبَ ِلغُونَ ِر
ِ َسل
21
Yani, Ahmad, 160 Materi Dakwah Pilihan (Jakarta: Alqalam, 2006) hlm. 106.
22
Syaikh Ali Ahmad Jurjawi. Indahnya Syariat Islam (Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar, 2013) hlm. 6-7.
23
Umar Sulaiman Al-asykar, Rasul dan Risalah, hlm. 65, 66, 67, 68, 69, 70.
10
24
Umar Sulaiman Al-asykar, Rasul dan Risalah. 65, 66, 67, 68, 69, 70.
25
Ibid.
26
Ibid.
11
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat [untuk
menyerukan]: 'Sembahlah Allah [saja], dan jauhilah thaghut itu.” (QS. An-Nahl:
36)
27
Umar Sulaiman Al-asykar, Rasul dan Risalah. 65, 66, 67, 68, 69, 70.
28
Ibid.
29
Ibid.
12
30
Umar Sulaiman Al-asykar, Rasul dan Risalah. 65, 66, 67, 68, 69, 70.
31
Insani, Gema Tim eksiklopedia kiamat (Depok: Gema Insani, 2013) hlm.2.
32
Yakin, Syamsul Studi Islam Masa Kini (Surabaya: Pustaka Aksara, 2022) hlm.13.
13
menggunakan istilah dan gaya bahasa yang sangat banyak dan beragam. Kurang lebih
ada 22 nama hari kiamat yang terdapat dalam Alquran.33
Diantara nama hari Kiamat dalam Alquran adalah: Yaum al Qiyâmah, Yaum al
Akhir, As-Sa‟ah, Yaumul Ba‟ats (hari berbangkit),Yaumud Din (hari pembalasan),
Yaumul Hasrah (hari penyesalan), Ad Darul Akhirah (negeri akhirat), Yaumut Tanad
(hari saling memanggil), Darul Qarar (tempat kembali), Yaumul Fashl (hari
pemisahan).
Selain menunjukkan besarnya peristiwa hari kiamat, keberagaman diksi yang
digunakan untuk menerangkan hari kiamat di dalam Alquran juga menunjukkan
konseptualisasi yang kompleks. Konseptualisasi tersebut tampak pada penggunaan
metafora sebagai gaya bahasa yang dipilih untuk menerangkan hari kiamat.
Penggunaan ungkapan metaforis pada dasarnya merupakan bagian dari eksternalisasi
konsepyang biasa digunakan penulis atau penutur untuk memberikan efek tertentu
terhadap pembaca atau mitra tutur. Ungkapan metaforis secara pasti telah menekan
jumlah tuturan menjadi lebih sedikit. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan
ungkapan metaforis yang membawa banyak fungsi. Penggunaan metafora yang
berkaitan dengan penggunaan bahasa setidaknya akan membawa beberapa fungsi yang
meliputi fungsi informasi, fungsi ekpresi, fungsi direktif dan fungsi fatik.Dengan
adanya fungsi-fungsi tersebut ungkapan metaforis banyak digunakan sebagai media
persuasif pada berbagai kepentingan. Di dalam Alquran, ungkapan-ungkapan metaforis
digunakan sebagai hujjah atau dalil yang menjelaskan kemukjizatan Alquran.
Keserasian bunyi, pilihan diksi, keselarasan di antara bentuk dan makna, serta
penggunaan gaya bahasa telah disepakati sebagai kemukjizatan Alquran dari segi
kebahasaan (I‟jazu al-lughawi).Selain itu, penggunaan metafora dimaksudkan untuk
memberikan pandangan atau konsep yang tidak dapat dijelaskan melalui penjelasan
leksikal.34
33
Abdul Kosim, dkk, “Konsepsi Makna Hari Kiamat Dalam Tafsir Alquran”, Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan
Tafsir 3, 2 (Desember 2018), hlm. 119.
34
Abdul Kosim, dkk, “Konsepsi Makna Hari Kiamat Dalam Tafsir Alquran”, Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan
Tafsir 3, 2 (Desember 2018), hlm. 120.
14
35
Yakin Syamsul, Studi Islam Masa Kini (Surabaya: Pustaka Aksara, 2022) hlm. 15.
36
Nurul Huda Samsiah, Konsep Qada, Takdir, Dan Ikhtiar.
37
Ibid.
15
tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Maka, segala sesuatu
baru bisa dipandang sebagai ikhtiar yang benar jika di dalamnya mengandung unsur
kebaikan. Tentu saja, yang dimaksud kebaikan adalah menurut syari’at Islam, bukan
semata akal, adat, atau pendapat umum. 38
Dengan sendirinya, ikhtiar lebih tepat diartikan sebagai “memilih yang baik-baik”,
yakni segala sesuatu yang selaras tuntunan Allah dan Rasul-Nya.Di dunia ini, manusia
diwajibkan berikhtiar dan berusaha mencapai segala yang dicita-citakan demi
kebahagiaan dunia akhirat. Oleh karena itu, kaum mukmin pula wajib berikhtiar dan
berusaha sekuat tenaga meskipun kita telah beriman dan mempercayai benar-benar
bahwa semua ketentuan datangnya dari Allah SWT agar lepas dari ketentuan jelek dan
buruk, serta berjuang hanya mendapatkan ketentuan yang baik saja.39
Dengan demikian, setiap mukmin wajib bekerja keras agar tidak jatuh miskin, giat
belajar agar berilmu dan bermanfaat bagi masyarakat, senantiasa memelihara
kesehatan, dan sebagainya. Sebab kita tidak mengetahui takdir Allah yang mana yang
diperlukan bagi kita. Sehingga, setiap mukmin tidak dibenarkan berdiam diri dan
pasrah kepada takdir Allah, tetapi harus berjuang mecari kemaslahatan-kemaslahatan
dunia dan akhirat, serta berusaha menghindari perbuatan mungkar dan maksiat.40
Antara ikhtiar dan takdir bisa sejalan, bisa juga tidak selaras. Misalnya kita
berikhtiar untuk mendapatkan A, ternyata ikhtiar kita tidak berhasil karena takdir kitab.
apakah artinya ikhtiar kita gagal? Tidak, hanya saja pilihan kita tidak sesuai dengan
takdir.41
5. Mengadvokasi Jamaah Ahmadiyah
Sebagian orang menganggap Ahmadiyah adalah salah satu kelompok atau mazhab
dalam kelompok muslimin, karena Ahmadiyah hanya berbeda dalam hal-hal furu’.
Sesungguhnya Ahmadiyah tidak ada hubungannya dengan Islam. Ahmadiyah telah
menipu umat manusia dan menjualnya atas nama Islam. Setelah mempelajari dan
38
Nurul Huda Samsiah, Konsep Qada, Takdir, Dan Ikhtiar.
39
Ibid.
40
Ibid.
41
Abdalloh Irwan, Jangan Takut! Jika itu adalah jalan kebaikan tuhan akan menolongmu(Jakarta:PT Elex Media
Komputindo, 2021)hlm. 91-92.
16
42
Akbarizan, Jamaah Ahmadiyah (Kesesatan yang Merusakan Kerukunan Umat Seagama), (2009), jurnal vol. 1, no,
2
43
Ibid.
44
Ibid.
17
45
Akbarizan, Jamaah Ahmadiyah (Kesesatan yang Merusakan Kerukunan Umat Seagama), (2009), jurnal vol. 1,
no, 2
46
Yakin Syamsul, Studi Islam Masa Kini (Surabaya: Pustaka Aksara , 2022) hlm. 16-17.
18
C. KESIMPULAN
1. Ada 4 macam kitab yang diturunkan kepada Allah SWT yaitu, pertama Taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa AS, kedua Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa AS,
ketiga Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud AS dan yang keempat Al-Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
2. Dalam Al-Quran minimal ada 2 fungsi diutusnya para rasul yakni untuk
menyampaikan kabar baik dan memberi peringatan. Selain itu rasul memiliki tugas
diantaranya adalah memerintahkan manusia agar berakhlak mulia dan menjelaskan
kepada manusia jalan lurus yang harus dilalui manusia.
3. Hari akhir atau Hari kiamat adalah bagian dari rukun iman yang wajib diyakini oleh
umat islam, hari akhir termasuk bagian dari keimanan atas perkara-perkara yang
bersifat ghaib artinya sesuatu yang tidak mungkin dapat digambarkan oleh panca indra
manusia. Hal terpenting adalah bekal apa yang sudah disiapkan untuk menghadapinya.
Allah SWT ungkapkan hal ini dalam QS. Al-Syura/62:47).
4. Ikhtiar merupakan mobilisasi ataupun cara manusia untuk berusaha melawan atau
lebih tepatnya mengubah takdir yang lebih baik sebelumnya. Sedangkan takdir adalah
suatu hal yang sangat ghaib, sehingga kita tak mampu mengetahui atau menganalisa
5. Ahmadiyah dikembangkan pertama kali oleh Mirza Ghulam Ahmad di Qadian, ia
banyak mengajarkan hal-hal “baru” yang menjadi sangat kontroversial di kalangan
umat islam Dalam kondisi seperti ini MUI adalah melakukan advokasi. Pertama,
advokasi pada level individu dan keluarga, kedua advokasi pada level masyarakat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abdalloh Irwan,(2021) Jangan Takut! Jika itu adalah jalan kebaikan tuhan akan
menolongmu Jakarta:PT Elex Media Komputindo.
Abd. Chalik,(2014) Pengantar Studi Islam: cet.6 Surabaya: Kopertais IV Press.
Ahsan, Muhammad, dan Sumiyati. (2017). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
Akbarizan, Jamaah Ahmadiyah (Kesesatan yang Merusakan Kerukunan Umat Seagama),
(2009) jurnal vol. 1, no, 2
Al-asykar, Umar Sulaiman, Rasul dan Risalah.
As’ad Yasin, dkk. Jakarta: Gema Insani Press. 2003.
Al-Suyuti, Jalaluddin. Asbab al-Nuzul, terj. Tim Abdul Hayyie. Jakarta: Gema Insani.
(2008)
Al-Qatan, Manna’. Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq el-Mazni. Jakarta:
Pustaka a-Kautsar. (2005).
Arif, Syamsuddin. (2008) Orienalisme dan Diabolisme Pemikiran. Jakarta: Gema Insani.
At-Tabari, “Jami’ul Bayan Fi Ta’wilil Qur’an” (Muassasah al-Risalah, 2000)
dalam CD ROM al-Maktabah al-Syamilah.
Djalal, Abdul. Ulumul. (2008). Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu.
Hamid Ahmad Sekelumit Kandungan isi AL-Qur'an. Aceh: Syiah Kuala press.
Hawa, Sa’id. Ar-Rasul Salallahu ‘Alihi wa Sallam, terj. Abdul Hayyie. (2003) Jakarta:
Gema Insani
Ibn ‘Asyur. “Tafsir Ibn ‘Asyur” dalam CD ROM al-Maktabah dalam CD ROM al-
Maktabah al-Syamilah.
Nawawi, Nurnaningsih (2017) Aqidah Islam: Dasar Keikhlasan Beramal Shalih Makassar:
Pusaka Almaida.
Qutub, Sayyid. Tafsir Fii Zilalil Qur’an; Surat an-Nisa’: 71 pembukaan surat al-An’am,
Jilid 3, terj. As’ad Yasin, dkk. Jakarta: Gema Insani Press.
Qutub, Sayyid. Tafsir Fii Zilalil Qur’an; Surat Huud: 8- Surat Yusuf: 101, Jilid 12, terj.
Tim Penyusun. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. 2008.
Samsiah, Nurul Huda, Konsep Qada, Takdir, Dan Ikhtiar.
Syaikh Ali Ahmad Jurjawi (2013) Indahnya Syariat Islam. Jakarta Timur: Pustaka Al-
Kautsar.
Syuhada Harjan, Abdilah Fida (2021) Akidah Akhlak Jakarta: Bumi Aksara, hlm 128
Taufiq, Mohammad. al-Qur’an In Word, Ver. 1.3.
Yakin, Syamsul (2022) Studi Islam Masa Kini. Surabaya:Pustaka Aksara.
Yasin, Muhammad Na’im. Yang Menguatkan dan Yang membatalkan iman; Kajian Rinci
Dua Kalimah Syahadah, terj. Abu Fahmi. (2009) Jakarta: Gema Insani Press.
Yani, Ahmad (2006) Materi Dakwah Pilihan. Jakarta: Al-Qalam.