Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Allah SWT telah menurunkan kitab kepada rasul-Nya. Kitab-kitab tersebut
sebagai pedoman hidup manusia. Dengan kitab-kitab tersebut, para rasul
mengajarkan kebenaran dan syari’at dari Allah SWT. Kitab-kitab tersebut
merupakan firman Allah yang telah diwahyukan, seorang muslim mengimani
kitab-kitab Allah sebagaimana firman-Nya:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya derta kitab-
kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasl-rasul-Nya, dan hari kemudian,
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (Q.S An-Nisa: 136)
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa nadzom dan terjemah dari kitab-kitab Allah?
2. Apa esensi iman kepada kitab Allah?
3. Apa syarah (penjelasan) bait satu dan dua?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui nadzom dan terjemah kitab-kitab Allah
2. Untuk mengetahui esensi iman kepada kitab Allah.
3. Untuk mengetahui syarah (penjelasan) bait satu dan dua.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 NADZOM BESERTA TERJEMAH KITAB-KITAB ALLAH

‫سى بِ ْال ُهدَى ت َـ ْن ِـز ْيلُ َها‬ َ ‫ص ْيلُ َها * ت َْو‬


َ ‫ارة ُ ُم ْو‬ ٍ ُ ‫أ َ ْربَـعَـةٌ ِم ْن ُكت‬
ِ ‫ب ت َـ ْف‬

Empat dari Kitab-Kitab Suci Allah secara terperinci adalah Taurat bagi Nabi Musa
diturunkan dengan membawa petunjuk

َ‫علَى َخي ِْر ْال َمل‬ ُ َ‫ـرق‬


َ ‫ان‬ َ ‫علَى * ِعيْـ‬
ْ ُ‫سى َوف‬ َ ‫زَ ب ُْـو ُر دَ ُاودَ َواِ ْن ِجـيْـ ُل‬

Zabur bagi Nabi Dawud dan Injil bagi Nabi Isa dan Al-Qur’an bagi sebaik-baik
kaum (Nabi Muhammad SAW)

‫ـف ْالخَـ ِل ْي ِل َو ْال َك ِلي ِْم * فِ ْي َهـا َكلَ ُم ْالـ َحـ َك ِم ْال َع ِلـي ِْم‬
ُ ‫ص ُح‬
ُ ‫َو‬

Dan lembaran-lembaran (Shuhuf) suci yang diturunkan untuk Al-Kholil (Nabi


Ibrahim) dan Al-Kaliim (Nabi Musa) mengandung Perkataan dari Yang Maha
Bijaksana dan Maha Mengetahui

ْ adalah bentuk jamak dari kata kitaab ( ٌ‫ ) ِكتَاب‬yang berarti


Al-kutub ( ُ‫)ال ُكتُب‬
“sesuatu yang ditulis”. Namun yang dimaksud di sini adalah Kitab-kitab yang
diturunkan oleh Allah kepada para Rasul-Nya sebagai rahmat dan hidayah bagi
seluruh manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َ‫ْط ۖ َوأ َ ْنزَ ْلنَا ْال َحدِيد‬ِ ‫اس بِ ْال ِقس‬


ُ َّ‫وم الن‬ َ ُ‫َاب َو ْال ِميزَ انَ ِليَق‬
َ ‫ت َوأ َ ْنزَ ْلنَا َمعَ ُه ُم ْال ِكت‬ِ ‫سلَنَا بِ ْالبَيِنَا‬
ُ ‫س ْلنَا ُر‬
َ ‫لَقَ ْد أ َ ْر‬
ٌ ‫ع ِز‬
‫يز‬ َ ‫ي‬ ٌّ ‫َّللاَ قَ ِو‬ ِ ‫سلَهُ بِ ْالغَ ْي‬
َّ ‫ب ۚ إِ َّن‬ ُ ‫ص ُرهُ َو ُر‬ َّ ‫اس َو ِليَ ْعلَ َم‬
ُ ‫َّللاُ َم ْن يَ ْن‬ ِ َّ‫شدِيدٌ َو َمنَافِ ُع ِللن‬
َ ‫س‬ ٌ ْ ‫فِي ِه بَأ‬

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-


bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca
(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi

2
yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,
(supaya mereka menggunakan besi itu) dan agar Allah mengetahui siapa yang
menolong (agama)-Nya dan Rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” (Q.S Al-Hadiid: 25)

2.2 ESENSI IMAN KEPADA KITAB ALLAH

Iman terhadap kitab suci merupakan salah satu landasan agama kita.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah
timur dan barat itu suatu kebajikan. Akan tetapi, sesungguhnya kebajikan itu
ialah beriman dengan Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi….” (Q.S Al-Baqarah: 177) Rasulullah ketika ditanya oleh
Jibril `alaihis salam tentang iman, beliau menjawab: “(Iman yaitu) Engkau
beriman dengan Allah, para Malaikat, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari
akhir, dan beriman dengan takdir yang baik dan buruk.” (HR. Bukhari dan
Muslim).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan: “Kitab (biasa


disebut dengan Kitab suci) adalah kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya
sebagai rahmat untuk para makhluk-Nya, dan petunjuk bagi mereka, supaya
mereka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.” 1

Masih dalam kitab yang sama, beliau juga mengatakan: “Iman dengan
kitab suci mencakup 4 perkara:

1. Iman bahwasanya kitab-kitab tersebut turun dari Allah SWT.


2. Iman dengan nama-nama yang kita ketahui dari kitab-kitab tersebut, seperti
al-Qur’an yang Allah turunkan kepada Muhammad shallallahu `alaihi wa
sallam, Taurat kepada Musa, Injil kepada Isa, dan lain sebagainya.

1
lihat kitab Rasaail fil `Aqiidah karya Syaikh Utsaimin

3
3. Pembenaran terhadap berita-berita yang shahih, seperti berita-berita yang
ada dalam al-Qur’an dan kitab-kitab suci sebelumnya selama kitab-kitab
tersebut belum diganti atau diselewengkan.
4. Pengamalan terhadap apa-apa yang belum di-nasakh dari kitab-kitab
tersebut, rida terhadapnya, dan berserah diri dengannya, baik yang diketahui
hikmahnya, maupun yang tidak diketahui.” 2

Seluruh kitab-kitab suci sumbernya adalah satu, yaitu dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia. yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
makhluk-Nya. Dia menurunkan al-Kitab (al-Qur’an) kepadamu dengan
sebenarnya; membenarkan Kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan
menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (al-Quran), menjadi petunjuk bagi
manusia, dan dia menurunkan al-Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang
kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah
Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).” (Q.S Ali Imran: 2-4)

Tujuan penurunan kitab-kitab suci juga satu, yaitu tercapainya


peribadatan hanya kepada Allah semata, sebagaimana terdapat dalam firman
Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 44 – 50.

Dan yang disampaikan oleh beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah


kalamullah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

ِ ِ‫اس فِي ْال َم ْوق‬


:‫ف فَقَا َل‬ ِ َّ‫علَى الن‬ َ ُ ‫سه‬ ُ ‫سلَّ َم يَ ْع ِر‬
َ ‫ض نَ ْف‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫َكانَ َر‬
‫شا قَدْ َمنَعُ ْونِي أ َ ْن أُبَ ِل َغ َكلَ َم َربِي‬
ً ‫أَالَ َر ُج ٌل يَحْ ِملُنِي إِلَى قَ ْو ِم ِه فَإ ِ َّن قُ َر ْي‬

2
lihat kitab Rasaail fil `Aqiidah karya Syaikh Utsaimin

4
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menawarkan dirinya kepada
manusia pada waktu ibadah haji, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‘Siapa di antara kalian yang sudi membawaku kepada kaumnya? Sesungguhnya
kaum Quraisy menghalangiku untuk menyampaikan kalam Rabb-ku.”

Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir dan penutup dari kitab-kitab


suci sebelumnya. Selain itu, al-Qur’an juga merupakan hakim atas kitab-kitab
suci sebelumnya. Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan kami telah turunkan
kepadamu al-Qur`an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan muhaiminan
(batu ujian) terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu….” (Q.S Al-Maidah: 48)

Al-Qur’an merupakan kitab suci paling panjang dan paling luas


cakupannya. Rasulullah shallallahu `alahi wa sallam bersabda: “Saya diberi
ganti dari Taurat dengan as-sab`ut thiwaal (tujuh surat dalam al-Qur’an yang
panjang-panjang). Saya diberi ganti dari Zabur dengan al-mi’iin (surat yang
jumlah ayatnya lebih dari seratus). Saya diberi ganti dari Injil dengan al-
matsani (surat yang terulang-ulang pembacaannya dalam setiap rekaat shalat)
dan saya diberi tambahan dengan al-mufashshal (surat yang dimulai dari Qaf
sampai surat an-Naas).” (H.R Thabarani dan selainnya, dishahihkan sanadnya
oleh al-Albani)

Di antara perkara lain yang menjadi kekhususan al-Qur`an dari kitab-


kitab suci lainnya adalah penjagaan Allah terhadapnya. Allah SWT berfirman
yang artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)

5
Bahkan wajib bagi Yahudi dan Nashrani saat ini untuk mengikuti al-
Qur`an. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Demi Dzat Yang
jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Tidaklah seorang pun dari Yahudi dan
Nasrani yang mendengar akan diutusnya aku, kemudian mati dalam keadaan
tidak beriman dengan apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk
penghuni neraka.” (H.R Bukhari dan Muslim)3

Setelah mengetahui bagaimana mengimani kitab-kitab Allah secara


benar, maka tentunya keimanan tersebut akan berdampak bagi diri seorang
muslim. Diantara buah keimanan tersebut adalah:

1. Mengetahui pertolongan Allah ta’ala pada hamba-hamba-Nya dimana Allah


menurunkan kepada setiap kaum kitab yang memberi petunjuk pada mereka.
2. Mengetahui dengan hikmah-Nya, Allah ta’ala mensyari’atka kepada setiap
kaum sesuai dengan keadaan mereka. Sebagaimana dalam firman-
Nya, “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan
yang terang.” (QS. Al-Maa’idah 5:48)

2.3 SYARAH (PENJELASAN) BAIT SATU DAN DUA

Iman kepada kitab Allah SWT adalah percaya dan meyakini bahwa Allah
SWT telah menurunkan beberapa kitab kepada para rasul-Nya untuk dijadikan
pedoman hidup manusia.
Setiap orang mukalaf wajib meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan
kitab suci kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Di antara kitab-kitab itu ada yang
tersusun yakni telah kita ketahui sampai sekarang, dan di antaranya ada yang tidak
kita ketahui. Allah SWT berfirman:

3
Abu Ka’ab Prasetyo. 2019. https://muslim.or.id/6808-iman-terhadap-kitab-kitab-suci.html. (Diakses
pada 25 Apr. 19)

6
ِ ‫َاب ِب ْال َح‬
‫ق‬ َ ‫َّللاُ النَّبِ ِيينَ ُمبَش ِِرينَ َو ُم ْنذ ِِرينَ َوأ َ ْنزَ َل َم َع ُه ُم ْال ِكت‬
َّ ‫ث‬ ِ ‫اس أ ُ َّمةً َو‬
َ ‫احدَة ً فَبَ َع‬ ُ َّ‫َكانَ الن‬
‫اخت َ َلفُوا فِي ِه‬
ْ ‫اس فِي َما‬ ِ َّ‫ۚ ِليَحْ ُك َم بَيْنَ الن‬
“Manusia adalah umat yang satu, maka Allah mengutus para nabi sebagai
pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama
mereka kitab dengan benar untuk memberi keputusan di antara manusia tentang
perkara yang mereka perselisihkan”. (Q.S Al-Baqarah: 213).4

Dalam hal ini, beriman kepada kitab Allah SWT mencakup tiga perkara:

1. Percaya bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan oleh Allah SWT;


2. Beriman bahwa Allah SWT telah menurunkan beberapa kitab yang wajib
diketahui, yakni Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW, Taurat kepada
Nabi Musa as, Injil kepada Nabi Isa as, dan Zabur kepada Nabi Dawud as;
3. Mempercayai kepada berita-berita yang dibawa oleh kitab-kitab tersebut.5

Adapun kitab-kitab yang telah tersusun dan kita ketahuai antara lain:

1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as berisi hukum-hukum syariat


dan kepercayaan yang benar, sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya
kami telah menurunkan kitab Taurat. Di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya
(yang menerangi), yang dengan kitab itu diputskan perkara orang-orang
Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang
alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahakn
memeliharakitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena
itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku.
Janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.

4
Sayid Ahmad Al-Marzuqi. Terjemah dan Syarah Aqidatul Awam. (Surabaya: Al-Hidayah, 1421 H).
hal 51
5
Hakkamabbas.blogspot.com/2014/02/terjemahaqidatulawam (Diakses pada tangga 24 April 2019)

7
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah,
mereka itu adalah orang-orang yang kafir”. (QS. Al-Maidah: 44).

Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa adalah Taurat yang murni (asli),
sedangkan Taurat yang beredar di kalangan Yahudi dan yang beredar sekarang
bukan Taurat yang asli, karena para ulama telah sepakat bahwa Taurat yang
murni sudah tidak ada lagi, yang beredar sekarang hanyalah karangan atau
tulisan orang-orang Yahudi pada waktu dan masa yang berbeda, isi Taurat
yang sekarang berbeda jauh dari inti ajaran Tauhid yang murni, bahkan
banyak merendahkan perbuatan sejumlah Nabi, terlebih lagi Allah SWT.

Hal ini sesuai dengan firman allah SWT dalam Al-Quran surat An-Nisa
ayat 46:
ِ ‫ح ِر ف ُ و َن ال ْ كَ لِ مَ عَ ْن َم َو‬
ِ‫اض ِع ه‬ َ ُ ‫ِم َن ال َّ ِذ ي َن هَا د ُوا ي‬
“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-
tempatnya…” (QS. An-Nisa : 46).6
2. Kitab Zabur diberikan kepada Nabi Daud as berisi do’a-do’a, zikir, nasihat
dan hikmah, serta hukum syariat. Nabi Daud diperintahkan Allah untuk
mengikuti syariat Nabi Musa. Dalilnya adalah firman Allah SWT:
“Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi.
Sesungguhnya telah kami lebbihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian
(yang lain), dan kami berikan zabur kepada Daud”. (Al-Isra’: 55).
3. Kitab Injil, diturunkankan kepada Nabi Isa as. Kita Injil asli berisi seruan
kepada manusia agar bertauhid kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu pun. Juga menjelaskan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi
terakhir yaitu Muhammad SAW.

6
Sayid Ahmad Al-Marzuqi. Terjemah dan Syarah Aqidatul Awam. (Surabaya: Al-Hidayah, 1421 H).
hal 54

8
Sedangkan kitab Injil yang beredar sekarang hanyalah hasil pikiran
manusia, bukan wahyu Allah. Menurut para ahli, isi dari kitab ini adalah
biografi Nabi Isa as dan keyakinan yang ada di dalam ajarannya merupakan
pikiran Paulaus, bukan pendapat dan buah pikiran orang-orang Harawi
(pengikut-pengikut Nabi Isa). Allah SWT berfirman:
“Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi bani Israel) dengan Isa putra
Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Taurat. Kami telah
memberikan kepadanya kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu
kitab Taurat. Ini menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertaqwa”. (QS. Al-Maidah: 46).
4. Kitab Al-Quran, diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. isinya memuat
syariat yang tidak relevan lagi dengan zamannya dan melengkapi segala
sesuatu yang sesuai dengan zamannya. Oleh sebab itu, Al-Quran merupakan
penyempurna syariat-syariat sebelumnya, sebagaimana firman Allah SWT:
“Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain…” (QS. Al-
Maidah : 48).7
Al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat
jibril mempunyai keistimewaan disbanding dengan kitab-kitab yang
terdahulu. Keistimewaan tersebut adalah:
a. Kitab-kitab suci sebelum Al-Quran hanya ditujukan kepada suatu
golongan tertentu. Sedangkan Al-Qurab ditujukan untuk seluruh umat
manusia dan golongan serta berlaku sepanjang masa;

7
Hamsah Hasan. Buku Panduan Lengkap Agama Islam. (Jakarta: Qultum Media, 2010). Hal 19

9
b. Kitab suci Al-Quran yang ada sekarang masih asli seperti yang pernah
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW 16 abad yang lalu. Tidak ada
perubahan sedikit pun baik titik maupun hurufnya;
c. Al-Quran turun dalam bahasa yang dipakai oleh bangsa Arab sehingga
disebut bahasa arab, dan semua orang yang membacanya tidak dapat
mengganti dengan bahasa lainnya;
d. Al-Quran membenarkan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi dan
Rasul sebelum Nabi Muhammad SAW;
e. Al-Quran sebagai penyempurna dari ajaran-ajaran yang telah
diturunkan pada kitab terdahulu;
f. Al-Quran diturunkan tidak sekaligus tetapi berangsur-angsur, ayat demi
ayat, surat demi surat.
Syarah (penjelasan) bait ketiga
Setiap orang mukalaf wajib meyakini bahwa Allah SWT di samping
menurunkan kitab-kitab suci juga menurunkan shuhuf atau lembaran-lembaran
kepada nabi-nabi yang dikehendaki-Nya. Disebutkan bahwa jumlah shahifah itu
ada seratus dan shahifah-shahifah ini diberikan kepada tiga nabi, yaitu:
1. Enam puluh shahifah diberikan kepada Nabi Syis a.s;
2. Tiga puluh shahifahdiberikan kepada Nabi Ibrahim a.s;
3. Sepuluh shahifah diberikan kepada Nabi Musa a.s, jadi sebelum diberi kitab
Tuarat, telah diberi oleh Allah shahifah- shahifah.8
Ada juga yang menyatakan bahwa pembagian shahifah- shahifah.tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Adam a.s.
b. Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Syis a.s.
c. Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Idris a.s.

8
Sayid Ahmad Al-Marzuqi. Terjemah dan Syarah Aqidatul Awam. (Surabaya: Al-Hidayah, 1421 H).
hal 54

10
d. Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim a.s.
e. Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s.
Semua isi shahifah yang berupa ajaran dan masih relevan tercantum
pula di dalam Al-Quran.9

9
Hamsah Hasan. Buku Panduan Lengkap Agama Islam. (Jakarta: Qultum Media, 2010). Hal 19

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Di antara Ushul al-Iman al-Sittah, setelahiman kepada Allah dan iman


kepada Malaikat adalah iman kepada kitab-kitab-Nya.Iman kepada kitab-kitab
Allah artinya mempercayai dan membenarkan bahwa Allahtelah menurunkan
beberapa Kitab sebagai wahyu kepada beberapa orang Nabi-Nya. Didalam hal ini,
tidak ada keterlibatan, baik dari Nabi yang bersangkutan maupun daripara
Malaikat, dalam penyusunan kalimat-kalimat maupun makna-makna bagikitab-
kitab tersebut.

Diantara kitab yang diturunkan Allah diantaranya: 10 kitab kepada Nabi


Musa sebelum diturunkan kitab at-Taurat, kemudian kitab at-Taurat kepada beliau,
kitab az-Zabur kepada Nabi Dawud, kitab al-Injil kepada Nabi ‘Isa dan kita al-
Qur’an di turunkan kepada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Marzuqi Sayid Ahmad. 1421 H. Terjemah dan Syarah Aqidatul Awam. (Surabaya:
Al-Hidayah)
Hakkamabbas.blogspot.com/2014/02/terjemahaqidatulawam (Diakses pada tangga 24
April 2019)
Hasan Hamsah. 2010. Buku Panduan Lengkap Agama Islam. (Jakarta: Qultum Media)
Prasetyo Abu Ka’ab. 2019. https://muslim.or.id/6808-iman-terhadap-kitab-kitab-
suci.html. (Diakses pada 25 Apr. 19)
Syaikh Utsaimin. Rasaail fil `Aqiidah

13

Anda mungkin juga menyukai