Semester : 4 / Reg.A Tugas : Aqidah III Dosen : Ust. Arwani Amin, MPI
IMAN KEPADA RASUL
A. Pengertian Iman Kepada Rasul
Menurut Bahasa,Iman berarti yakin/percaya dan Rasul berarti utusan. SecaraIstilah ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Rasul itu benar-benar utusan Allah yang ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar , agar selamat di dunia dan akhirat. Adapun ayat-ayat Al Qur’an yang memuat tentang keimanan kepada rasul, antaranya:
Nabi adalah orang yang mendapat wahyu dari Allah untuk
dirinya sendiri tanpa berkewajiban menyampaikan kepada orang lain. Rasul adalah orang yang menerima wahyu yang selain untuk dirinya juga berkewajiban meyampaikan kepada orang lain.
Jumlah nabi dan rasul itu banyak sekali, menurut hadist
riwayat Ahmad jumlah nabi ada 124.000 orang, sedangkan jumlah rasul 315 orang, akan tetapi yang tercantum dalam Al Qur’an yang wajib diimani sebanyak 25 orang. Delapan belas nama diantara mereka disebutkan dalam Surah Al-An’am ayat 83-86 dan selebihnya disebutkan dalam surat-surat yang lain. “Dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.”( QS. Al-Mukmin : 78 )
C. Sifat-Sifat para Nabi dan Rasul
Para rasul telah dikodratkan oleh Allah SWT dengan empat sifat, yakni; sidiq artinya benar (jujur), amanah artinya dapat dipercaya, tablig artinya menyampaikan dan fatonah artinya cerdas. Dengan sifat-sifat tersebut, apa yang disampaikan dan dilakukan oleh para rasul pasti benar. Dan para rasul terjauhkan dari sifat-sifat mustahil,yakni; kizib artinya dusta, kianat artinya tidak dapat dipercata, kitman artinya menyembunyikan dan baladah atau jahlun artinya bodoh.
D. Cara beriman kepada para rasul
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa misi para rasul adalah
benar-benar dari Allah SWT. Tidak membeda-bedakan antara rasul satu dengan rasul yang lain. Meyakini kebenaran semua yang disampaikan kepada para rasul. Membenarkan apa yang dibawa oleh para Rasul dan menjadikan apa yang dibawa oleh Rasul sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Mempercayai dengan sepenuh hati bahwa para Rasul diutus oleh Allah SWT untuk menjadi teladan hidup bagi manusia. Meyakini bahwa nabi muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul yang terakhir
E. Rasul Ulul Azmi
Ulul Azmi adalah utusan Allah yang memiliki kesabaran dan
ketabahan yang tinggi dalam menyampaikan risalah pada umatnya.Ada 5 orang Rasul Ulul Azmi, diantaranya ialah : 1. Nabi Nuh As. 2. Nabi Ibrahim As. 3. Nabi Musa As. 4. Nabi Isa As. 5. Nabi Muhammad Saw.
F. Tugas Rasul
1. Mengajak umatnya untuk menyembah hanya kepada Allah (
ajaran Tauhid ) 2. Menyampaikan amanat dari Allah. 3. Memberi peringatan kepada umat manusia. 4. Memberikan kabar gembira dan peringatan. 5. Membawa petunjuk dan agama yang benar. 6. Menjadi teladan hidup bagi umat manusia 7. Rasul diutus untuk menyempurnakan akhlak.
Rasulullah SAW mengatakan, “Aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak” (HR: Baihaqi).
G. Mukjizat Rasul
Mukjizat adalah peristiwa ajaib yang sukar dijangkau oleh
akal kemampuan manusia. Mukjizat dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu : 1. Mukjizat kauniyah adalah mukjizat yang berkaitan dengan peristiwa alam, seperti dibelahnya bulan menjadi dua oleh Nabi Muhammad SAW dan dibelahnya Laut Merah oleh Nabi Musa as dengan tongkat. 2. Mukjizat syakhsiyyah adalah mukjizat yang keluar dari tubuh seorang nabi dan rasul, seperti air yang keluar dari celah-celah jari Rasulullah SAW, cahaya bulan yang memancar dari tangan Nabi Musa as serta penyembuhan penyakit buta dan kusta oleh Nabi Isa as. 3. Mukjizat salbiyyah adalah mukjizat yang membuat sesuatu tidak berdaya seperti ketika Nabi Ibrahim as dibakar oleh Raja Namrud, akan tetapi api tidak mampu membakarnya. 4. Mukjizat aqliyyah adalah mukjizat yang rasional atau masuk akal. Contoh satu-satunya adalah Al Qur’an.