Anda di halaman 1dari 2

13.

KEIMANAN KEPADA NABI DAN RASUL

Perhatikan ayat berikut ini:


(QS. al-Baqarah [2]: 285)
‫ِلِه‬ ‫ٍد ِم‬ ‫ِب ِهلل ِئ ِتِه ِه ِلِه‬ ‫ِم‬ ‫ِإ ِه ِم ِه‬
‫َءاَم َن الَّر ُس وُل َمِبا ُأْنِز َل َلْي ْن َر ِّب َو اْلُم ْؤ ُنوَن ُك ٌّل َءاَم َن ا َو َم َال َك َو ُك ُتِب َو ُرُس َال ُنَفِّرُق َبَنْي َأَح ْن ُرُس‬
Rasul telah beriman kepada al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-
orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, dan rasul-
rasulNya. (Mereka mengatakan): ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun(dengan yang lain)
dari rasul-rasulNya’. (TQS. al-Baqarah [2]: 285)

‫ُك ٌّل ا ِباِهلل‬ ‫َو اْلُم ْؤ ِم ُنوَن‬ ‫َمِبا ُأْنِز َل ِإَل ِه ِم ِّبِه‬ ‫َءاَم َن الَّر ُس وُل‬
‫َء َم َن‬ ‫ْي ْن َر‬
semuanya beriman demikian pula orang- kepada al-Quran yang diturunkan Rasul telah
kepada Allah orang yang beriman kepadanya dari Tuhannya beriman

‫ِلِه‬ ‫ٍد ِم‬ ‫ِلِه‬ ‫ُك ُتِبِه‬ ‫َالِئَك ِتِه‬


‫َبَنْي َأَح ْن ُرُس‬ ‫َال ُنَفِّرُق‬ ‫َو ُرُس‬ ‫َو‬ ‫َو َم‬
diantara seorang kami tidak rasul-rasulNya kitab-kitabNya malaikat-malaikatNya
pun dari rasul- membeda-
rasulNya bedakan

Kandungannya:
Ayat di atas mengatakan bahwa orang-orang yang beriman itu diantaranya berarti iman kepada Allah, malaikat-
malaikatNya, kitab-kitabNya, dan rasul-rasulNya.

Penjelasan:
Seorang muslim yang beriman, wajib mengimani nabi dan rasul. Semua nabi dan rasul bersifat ma’shum
dari setiap hal yang diharamkan oleh agama. Mereka membawa ajaran Allah SWT, yaitu semuanya membawa
ajaran yang mengatakan bahwa tiada tuhan selain Allah SWT. Manusia mutlak membutuhkan para Rasul.
Manusia membutuhkan para nabi dan rasul, agar bisa mengetahui informasi/aturan dari Allah SWT dan
memperoleh ilmu mengenai bagaimana cara beraktifitas guna memenuhi kebutuhan jasmani dan dorongan
naluri yang benar. Bila aturan itu berasal dari pemikiran manusia maka aktifitasnya akan salah dan menyimpang
sehingga menimbulkan kekacauan dan kerusakan yang menyebabkan kerusakan umat manusia. Aturan tuntunan
tersebut datang dari Allah SWT, dan diajarkan kepada manusia oleh Rasul. Agar semua aturan sampai kepada
manusia dengan utuh, maka seorang nabi dan rasul harus merupakan orang yang dapat dipercaya oleh Allah
SWT dan tidak ada peluang sedikitpun di dalam hatinya untuk membangkang dari aturan Allah SWT dan
meninggalkan dakwah. Oleh karena itu manusia membutuhkan rasul sebagai pembawa kabar aturan dari Allah
SWT, berikut cara penerapan dari aturan tersebut di dalam kehidupan sehari-sehari seorang manusia.
Mengimani nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad saw, berarti mengimani bahwa 1) semua nabi dan
rasul tersebut membawa ajaran tawhid, yaitu ajaran yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah; dan
2) semua nabi dan rasul itu memiliki keteladan yang patut ditiru oleh setiap muslim. Seperti halnya ketegaran
Nabi Ibrahim, Nabi Musa as, dan Nabi Isa as dalam mendakwahi kaumnya. Kemudian kisah Nabi Nuh as dan Nabi
Lutfh as, yang menjadi pelajaran buat kita agar tetap tegar memegang agama Allah serta berdakwah walaupun
anak atau istrinya malah tidak mau taat. Kisah Nabi Nuh as dan Nabi Lutfh as pun dapat menjadi pelajaran
buat kita bahwa keimanan itu tidak diwariskan, tapi harus diusahakan oleh setiap manusia. Mengimani nabi dan
rasul sebelum Nabi Muhammad saw tidak berarti mengikuti syariat mereka, karena setelah Nabi Muhammad saw
diutus menjadi rasul, maka syariat yang wajib untuk ditaati oleh seluruh kaum muslim hanyalah syariat yang
dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
Pengertian nabi berbeda dengan pengertian rasul. Rasul adalah orang yang diutus Allah dengan syari'at
yang baru untuk menyeru manusia kepada-Nya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah untuk
menetapkan (menjalankan) syari'at rasul-rasul sebelumnya. Dengan batasan yang jelas ini, maka Nabi Musa
adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi Nabi Harun hanyalah nabi. Sebab ia tidak diberikan syari'at yang baru.
Sayyidina Muhammad SAW adalah nabi dan rasul. Namun yang paling istimewa pada diri beliau adalah kenabian
dan kerasulannya diutus untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk satu kaum tertentu
Adapun dalil imani kepada para rasul, terdapat perbedaan antara iman terhadap Nabi Muhammad
dengan para rasul yang lain. Dalil imani kepada Nabi Muhammad saw adalah dalil aqli, sedangkan dalil imani
kepada nabi dan rasul yang lain adalah dalil naqli. Dalil atas kenabian dan kerasulan adalah mujizat yang
dibawa oleh setiap nabi dan rasul. Mujizat Nabi Muhammad saw adalah Al Qur’an yang dapat kita ketahui
secara langsung kebenarannya sebagai mu’jizat sampai dengan sekarang. Syariat yang beliau bawa adalah
hanya al-Quran. Maka al-Quran itu sendiri mu’jizat dan sampai sekarangpun tetap merupakan mu’jizat. Al-
Quran telah terbukti disampaikan melalui riwayat yang mutawatir, dan dijamin keaslian isinya sampai akhir
jaman.
Dalil imani kepada nabi dan rasul selain Nabi Muhammad saw adalah dalil naqli. Semua mujizat dari
nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad sudah tidak dapat kita ketahui sekarang, semuanya telah sirna. Kita
mengimani semua nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad saw adalah karena kabar mengenai mereka ada di
dalam Al Qur’an.
Mengimani Nabi Muhammad saw sebagai rasul berarti membenarkan risalah yang dibawanya, dan
diwujudkan dalam ketaatan yang utuh kepada risalah tersebut. Balasan dari taat kepada risalah Nabi
Muhammad saw adalah masuk surga, sedangkan balasan dari maksiat terhadap risalahnya adalah masuk neraka.
Risalah yang dibawa Nabi Muhammad saw adalah dalam bentuk ayat-ayat Al Qur’an dan Al Hadist (as Sunnah
Rasul). As Sunnah merupakan seluruh apa yang datang dari Rasul saw, baik berupa perkataan, perbuatan
maupun diamnya Rasul. As Sunnah itu merupakan penjelasan dari ayat-ayat Al Qur’an. Seperti perkara shalat
yang ayatnya datang secara umum, maka perbuatan Nabi (sebagai As Sunnah) merupakan perbuatan yang dapat
menjelaskan tentang waktu-waktu maupun tata caranya.
Setiap muslim sudah selayaknya taat kepada setiap perintah Rasulullah saw dan menjauhi setiap
larangannya. Karena dengan demikian, mereka akan dapat mewujudkan tujuan pengutusan Rasulullah saw ke
dunia, yaitu menjadikan Islam diterapkan secara kaffah, sehingga menjadi sebagai rahmat bagi alam semesta,
sebagai jalan agar umat manusia di dunia ini mendapatkan kesejahteraan di dunia, dan juga di akhirat bagi
kaum muslim khususnya.

Ringkasan Materi
1. Seorang muslim wajib beriman kepada keberadaan nabi dan rasul, setiap nabi dan rasul;
2. Dalil bagi seorang nabi dan rasul adalah mukjizat yang dibawa oleh masing-masing nabi dan rasul;
3. Dalil kenabian dan kerasulan dari nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad saw adalah dalil naqli, yaitu
kabar yang ada di dalam Al Qur’an, karena mukjizat nabi dan rasul tersebut sudah tak ada lagi sekarang.
4. Dalil kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad saw adalah dalil aqli, yaitu Al Qur’an, karena Al Qur’an
adalah mukjizat Nabi Muhammad saw.
5. Rasul adalah orang yang diutus Allah dengan syari'at yang baru untuk menyeru manusia kepada-Nya.
Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah untuk menetapkan (menjalankan) syari'at rasul-rasul
sebelumnya.
6. Setiap nabi dan rasul membawa ajaran tauhid yang sama, yaitu menyatakan bahwa hanya Allah SWT yang
wajib disembah;
7. Keimanan terhadap nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad saw adalah keimanan terhadap ajaran tauhid
yang dibawa oleh masing-masing nabi dan rasul, dan bukan berarti mengikuti syari’at yang dibawa oleh
masing-masing nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad saw;
8. Keimanan terhadap Nabi Muhammad saw berarti mengikuti (menaati) ajaran tauhid dan syari’at yang
dibawa oleh Nabi Muhammad saw ketika beraktifitas maupun ketika berpikir;
9. Seorang muslim akan mendapat pahala dan masuk surga bila beriman kepada Nabi Muhammad saw, dan
akan mendapat dosa dan bisa masuk neraka bila tidak mengikuti risalah Nabi Muhammad saw;

Anda mungkin juga menyukai