NPM : 1910631030125
Kelas : 6A Religious
Dari ketiga sumber agama tersebut berkaitan dengan keaslian ajaran agama yang
diyakini oleh setiap umat tersebut, jadi ketika kita tahu bahwa berasal darimana sumber agama
tersebut maka akan berdampak pada kualitas ajaran agamanya dan keyakinan seseorang pada
agama yang dianutnya.
Sumber Ajaran Islam
Secara garis besar sumber agama dan ajaran islam yang paling utama dibagi menjadi
tiga antara lain Al-Qur’an, sunnah Rasulullah SAW dan juga ijtihad. Untuk yang bersumber
dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW harus dipegang oleh umat manusia khususnya
bagi umat islam karena berdasarkan yang disampaikan oleh nabi yaitu jika umat manusia
memegang atau menjadikan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW maka umat manusia
tersebut dijamin tidak akan tersesat selama – lamanya
Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci bagi agama islam, kitab ini diturunkan langsung oleh
Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW. Adapun untuk definisi serta pengertian Al-Qur’an
menurut etimologi adalah dari kata kerja qara-a – yaqra’u – qur’anan yang jika artikan adalah
sebagai bacaan yang berulang – ulang.
Sedangkan untuk definisi dan pengertian Al-Qur’an menurut istilah/terminologi adalah
sebagai kitab suci bagi umat islam yang isinya merupakan firman – firman dari Allah SWT
yang kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizatnya. Al-Qur’an
disampaikan secara berangsur – angsur selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari dari Allah SWT
melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Jadi turunnya Al-Qur’an ini tidak sekaligus melainkan berangsur – angsur dan
berbentuk suhuf – suhuf, ketika Nabi Muhammad SAW saat berada di Mekkah selama 13 tahun
surat – surat yang turun disebut surat makkiyah dan ketika Nabi Muhammad SAW di Madinah
selama 10 tahun surat – surat yang turun disebut dengan surat madaniyah
Ayat pertama yang turun adalah surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5, pada saat itu Nabi
Muhammad SAW sedang berada di Gua Hira dan tiba – tiba datang malaikat Jibril memeluk
Nabi dari belakang dan berkata “Iqra” yang artinya “bacalah” sampai tiga kali, tetapi pada saat
itu Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa beliau tidak bisa baca, karena pada dasarnya
Nabi Muhammad itu adalah Ummy yang artinya tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis.
Kemudian Al-Qur’an dikumpulkan dalam mushaf yang sejak masa turunnya. Pada
zaman Nabi Muhammad SAW Al-Qur’an senantiasa dihafal oleh para sahabat nabi dan
kemudian diamalkan, lalu dari hafalan tersebut para sahabat nabi juga menuliskan ayat – ayat
Al-Qur’an. Dahulu ada sahabat nabi bernama Zaid Bin Tsabit, beliau bertugas untuk
menuliskan ayat – ayat Al-Qur’an pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Pada saat sebelum Al-Qur’an turun, hadist nabi belum ditulis karena khawatir akan
bercampurnya antara hadist nabi dengan firman Allah SWT. Proses pengumpulan Al-Qur’an
ini berangsur – angsur mulai dari zaman sahabat Utsman dan Umar sehingga sampai sekarang
Al-Qur’an masih terjaga keasliannya yang kita baca sehari – hari. Untuk surat pertama dalam
Al-Qur’an adalah surat Al-Fatihah dan surat terakhir nya yaitu surat An-Naas. Jadi, apabila di
dalam Al-Qur’an surat pertamanya adalah bukan surat Al-Fatihah dan surat terakhir nya bukan
surat An-Naas sudah dipastikan bahwa kitab tersebut merupakan palsu.
Al-Qur’an turun secara mutawatir yang artinya tidak hanya satu orang yang
meriwayatkan melainkan bebererapa orang dan sampai saat ini masih terjaga keaslian dan
orisinalitasnya sehingga tidak akan ada yang bisa menyaingi indahnya gaya Bahasa dari Al-
Qur’an. Bahkan pada zaman Rasulullah pernah ada seseorang bernama Musailamah al-Kazzab
yang mengaku sebagai nabi yang kemudian di tangkap oleh Rasul untuk membuat narasi atau
diksi yang serupa dengan Al-Qur’an. Allah SWT menegaskan bahwa tidak akan ada yang dapat
menyaingi Al-Qur’an meskipun itu hanya 1 ayat sekalipun.
Al-Qur’an ini menjadi bernilai ibadah apabila seseorang membacanya. Di dalam Al-
Qur’an juga terdapat isi aturan ajaran agama islam yang bertujuan sebagai pedoman hidup dan
petunjuk bagi umat manusia khususnya umat islam supaya dalam menjalani kehidupannya di
dunia, umat manusia tidak tersesat sesuai dengan hal – hal yang menurut Allah SWT itu baik
dan benar.
Untuk kaidah – kaidah yang terdapat di dalam Al-Qur’an ini tidak secara spesifik atau
detail melainkan berisikan secara umum tetapi Al-Qur’an ini memiliki makna yang mendalam.
Untuk penjelasan secara spesifik dan detailnya akan dijelaskan oleh Rasulullah SAW melalui
hadist atau sunnah.
Nama – Nama Al-Qur’an
Untuk Penyebutan nama – nama lain Al-Qur’an bukan tanpa alasan melainkan dari
nama – nama tersebut dapat menjelaskan sifat dan karakter dari Al-Qur’an itu sendiri.
Berikut adalah beberapa nama lain dari Al-Qur’an :
1. Al Kitab atau Kitabullah
Nama lain dari Al-Qur’an yaitu Al-Kitab atau Kitabullah yang biasanya digunakan saat
menyebut Al-Quran. Al-Kitab menurut bahasa arab artinya adalah buku. Nama lain dari Al-
Qur’an ini terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 2
ﺐ ۛ ِﻓﯿِﮫ ۛ ُھﺪًى ِﻟْﻠُﻤﺘ ﱠِﻘﯿَﻦ ُ ٰذَِﻟَﻚ اْﻟِﻜﺘ َﺎ
َ ب َﻻ َرْﯾ
Artinya : Kitab ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS.
Al-Baqarah : 2).
2. Al-Furqan
Nama lain dari Al-Qur’an selanjutnya yaitu Al-Furqan yang memiliki arti
pembeda/pemisah. Maksud pembeda dan pemisah disini adalah membedakan antara yang
benar dan salah, Nama lain dari Al-Qur’an terdapat dalam QS Al-Furqan ayat 1
ﻋْﺒِﺪِه ِﻟﯿَُﻜﻮَن ِﻟْﻠﻌَﺎﻟَِﻤﯿَﻦ ﻧَِﺬﯾًﺮا َ ﺗ َﺒَﺎَرَك اﻟﱠِﺬي ﻧَﱠﺰَل اْﻟﻔُْﺮﻗَﺎَن
َ ﻋﻠَٰﻰ
Artinya : Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hanba-Nya agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS. Al-Furqan : 1).
3. Adz-Dzikra
Nama lain Al-Qur’an disebut juga dengan Adz-Dzikra yang mengandung arti pemberi
peringatan. Nama lain dari Al-Qur’an terdapat dalam QS. Al-Hijr ayat 9
ُ ِإﻧﱠﺎ ﻧَْﺤُﻦ ﻧَﱠﺰْﻟﻨَﺎ اﻟ ِﺬّْﻛَﺮ َوِإﻧﱠﺎ ﻟَﮫُ ﻟََﺤﺎِﻓ
ﻈﻮَن
Artinya : Sesungguhnya Kami-Lah yang menurunkan Adz-Dzikra dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya.(QS. Al-Hijr : 9)
4. Al Mau’idhoh
Nama lain Al-Quran selanjutnya adalah Al-Mau’idhoh yang artinya adalah pelajaran
atau nasihat. Nama lain dari Al-Qur’an terdapat dalam QS. Yunus ayat 57
ﺼﺪُوِر َوُھﺪًى َوَرْﺣَﻤﺔٌ ِﻟْﻠُﻤْﺆِﻣِﻨﯿَﻦ
ﻈﺔٌ ِﻣْﻦ َرﺑُِّﻜْﻢ َوِﺷﻔَﺎٌء ِﻟَﻤﺎ ِﻓﻲ اﻟ ﱡ ُ ﯾَﺎ أ َﯾﱡَﮭﺎ اﻟﻨﱠﺎ
َ س ﻗَْﺪ َﺟﺎَءﺗُْﻜْﻢ َﻣْﻮِﻋ
Artinya : Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang ada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman. (QS. Yunus : 57)
5. Asy-Syifa’
Nama lain dari Al Quran yaitu, Asy-Syifa yang mengandung arti penyembuh. Nama
lain dari Al-Qur’an terdapat dalam QS. Al-Isra ayat 82
َوﻧُﻨَِّﺰُل ِﻣَﻦ اْﻟﻘُْﺮآِن َﻣﺎ ُھَﻮ ِﺷﻔَﺎٌء َوَرْﺣَﻤﺔٌ ِﻟْﻠُﻤْﺆِﻣِﻨﯿَﻦ ۙ َوَﻻ ﯾَِﺰﯾﺪُ اﻟ ﱠ
َ ﻈﺎِﻟِﻤﯿَﻦ ِإﱠﻻ َﺧ
ﺴﺎًرا
Artinya : Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang
zalim selain kerugian. (QS. Al-Isra : 82)
Ijtihad
Ijtihad menurut etimologi atau secara bahasa dapat diartikan mengerahkan segala upaya
dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Sedangkan ijtihad menurut terminologi atau istilah adalah
mengerahkan kekuatan maksimal untuk sampai pada kesimpulan suatu hukum syar’i yang
aplikatif dari dalilnya yang rinci dengan cara menggali hukum dari sumbernya.
Ijtihad bisa dilakukan ketika terdapat suatu permasalahan yang hukumnya tidak
terdapat di dalam Al-Qur’an dan hadist. Jadi ijtihad dapat digunakan dengan memanfaatkan
akal pikiran manusia, tetapi meskipun menggunakan akal pikiran tetap harus memiliki dasar
dari Al-Qur’an dan juga hadist.
Ijtihad adalah sumber dari hukum Islam setelah Al-Quran dan juga hadist. Jadi saat
melakukan ijtihad kita tidak boleh bertolakbelakang atapun bertentangan dengan sumber
hukum utama dalam islam yaitu Al-Qur’an dan hadist.
Sodikin, R. Abuy. 2003. “MEMAHAMI SUMBER AJARAN ISLAM”. Diakses pada 20 Mei
2022, dari http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/alqalam/article/download/633/515
Rozak, Abd. 2018. “AL-QUR’AN, HADIS, DAN IJTIHAD SEBAGAI SUMBER AJARAN
PENDIDIKAN ISLAM”. Journal of Islamic Education: 1-16
Haris, Abdul. 2013. “HADITH NABI SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM: Dari Makna
Lokal – Temporal Menuju Makna Universal”. Jurnal Hukum Islam: 1-15
Fitra Jaya, Septi Aji. 2019. “AL-QUR’AN DAN HADIS SEBAGAI SUMBER HUKUM
ISLAM”. Jurnal INDO – ISLAMIKA: 1-13