Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Analisis SWOT Dalam Perspektif Manajemen Risiko


Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Resiko.
Dosen Pengampu : Ibu Widya Febryari Anita

Disusun oleh :

Aldy Kurnia Putra 1910631030060


Mahessa Palaka Abicakra 1910631030195
Rachmat Novrianto 1910631030125

Kelas : 7D Manajemen Resiko

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang
berjudul “Analisis SWOT Dalam Perspektif Manajemen Risiko” ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah dalam rangka untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Resiko

Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan
makalah ini khususnya kepada Ibu Widya Febryari Anita selaku dosen mata kuliah
manajemen resiko yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.

Kami berharap, semoga isi dari makalah ini dapat diterima dan dijadikan media untuk
memahami tentang analisis SWOT. Kami juga menerima saran dan kritik dari hasil
makalah yang kami buat ini.

Jakarta, 28 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

2.1 Konsep sektor bisnis seluruh perusahaan (Jasa, Dagang, dan Manufaktur)....................6

2.2 Definisi SWOT.................................................................................................................9

2.3 Peranan SWOT Sebagai Bagian Analisis Manajemen Resiko dan Hubungannya
dengan Manajemen Pengambilan Keputusan......................................................................11

2.4 Tujuan Penerapan SWOT di Perusahaan.......................................................................12

2.5 Faktor Eksternal dan Internal dalam Perspektif SWOT.................................................12

2.6 Model Analisis SWOT...................................................................................................15

2.7 Contoh Kasus Analisis SWOT dalam Prespektif Manajemen Pengambilan


Keputusan.............................................................................................................................16

BAB III.....................................................................................................................................18

PENUTUP................................................................................................................................18

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18

3.2 Saran...............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam usaha mendukung manajemen pengambilan keputusan, analisis SWOT memiliki
peran besar di dalamnya. Berbagai kalangan akademisi, birokrat hingga praktisi bisnis
telah mempercayai jika analisis dengan mempergunakan perspektif SWOT telah
dianggap memiliki keunggulannya. Kita bisa memberikan peta kondisi terhadap keadaan
yang terjadi berdasarkan realita yang ada, serta lebih jauh mampu memberikan
penegasan terhadap keputusan yang akan kita lakukan di masa yang akan datang. Oleh
karena itu secara umum ada beberapa kegunaan dengan dipergunakannya analisis SWOT
dalam mendukung manajemen pengambilan keputusan, yaitu:
1. Mampu memberikan gambaran suatu dari empat sudut dimensi, yaitu strengths
(kekuatan) dan weknesses (kelemahan), serta opportunities (peluang), dan threats
(ancaman). Sehingga pengambil keputusan bisa melihat dari empat dimensi ini
secara lebih komprehensif.
2. Dapat dijadikan sebagai rujukan pembuatan rencana keputusan jangka panjang.
3. Mampu memberikan pemahaman kepada para stakeholders’ yang berkeinginan
menaruh simpati bahkan bergabung dengan perusahaan dalam suatu ikatan kerja
sama yang saling menguntungkan.
4. Dapat dijadikan penilai secara rutin dalam menilai progress report dari setiap
keputusan yang dibuat selama ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penulisan makalah ini terdapat
beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan analisis SWOT?
2. Bagaimana hubungan antara analisis SWOT dengan manajemen pengambilan
keputusan?
3. Apa saja faktor eksternal dan internal dalam perspektif SWOT?
4. Bagaimana contoh kasus analisis swot dalam prespektif manajemen pengambilan
keputusan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi analisis SWOT
2. Mengetahui hubungan antara analisis SWOT dengan manajemen pengambilan
keputusan
3. Mengetahui faktor eksternal dan internal dalam perspektif SWOT
4. Mampu mengaplikasikan analisis swot dalam prespektif manajemen pengambilan
keputusan dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep sektor bisnis seluruh perusahaan (Jasa, Dagang, dan Manufaktur)
A. Perusahaan Jasa
John A. Fitzsimmon (1982) menyatakan bahwa jasa adalah suatu paket terintegrasi
(service package) yang terdiri dari jasa eksplisit dan implisit yang diberikan dalam atau
dengan fasilitas pendukung dan menggunakan barang-barang pembantu. Ini berarti jasa
terdiri dari empat elemen yang dialami semua pelanggan dan hal ini membentuk dasar
persepsinya atas jasa yang diterimanya dari penyedia jasa. Konsep tersebut memandang
jasa sebagai sebuah sistem dimana kualitas suatu jasa merupakan performasi dari
penyedia jasa dalam setiap elemen penyusun paket jasa tersebut. Jika performansi salah
satu elemen buruk, maka secara keseluruhan kulitas jasa tersebut akan buruk. Elemen-
elemen dari paket jasa ini, terdiri dari:
a. Fasilitas pendukung (supporting facility), yaitu sumber-sumber fisik yang harus
tersedia sebelum jasa ditawarkan.
b. Barang-barang pembantu (facilitating goods), yaitu barang-barang yang dibeli atau
dikonsumsi oleh pembeli atau item yang disediakan oleh konsumen.
c. Jasa eksplisit (explicit services), yaitu keuntungan atau nilai tambah yang dapat
dirasakan langsung oleh konsumen dan terdiri dari nilai intrinsik dan esensial dari jasa.
d. Jasa implisit (implicit services), yaitu keuntungan atau nilai tambah psikologis yang
dirasakan konsumen secara samar-samar (tidak langsung) dalam menerima jasa yang
ditawarkan.
Konsep yang menganggap jasa sebagai suatu paket dikemukakan pula oleh Bo
Edvardsson, yaitu adanya suatu paket yang terdiri dari dua elemen utama yaitu jasa
utama (core service) dan jasa pelingkup (peripheral service). Jasa pelingkup merupakan
pelengkap jasa utama, dengan adanya jasa pelingkup maka jasa utama akan lebih atraktif,
unik dan kompetitif. Konsep ini menekankan bahwa paket jasa yang ditawarkan harus
mampu memenuhi kebutuhan utama (primary needs) dan kebutuhan sekunder
(secondary needs) pelanggannya.
Karakteristik jasa (services) berbeda dengan karakteristik produk yang berupa barang
(goods). Hal ini dijelaskan oleh Berry, Parasuraman dan Ziethaml (1990) dan diperkuat
oleh Kotler (1994). Menurut Berry, Parasuraman dan Ziethaml, karakteristik jasa
meliputi:
a. Tidak nyata (intangible), karena jasa merupakan output yang tidak berbentuk tapi
dapat dirasakan keberadaannya oleh konsumen melalui suatu proses pelayanan yang
dibuat oleh penyedia jasa.
b. Heterogen (heterogeneous/variability), artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan
jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut dihasilkan, sehingga tidak
ada output penyampaian jasa yang persis sama, dari produsen ke produsen, dari
konsumen ke konsumen, dari waktu ke waktu.
c. Tak terpisahkan (inseparable), artinya unsur produksi dan konsumsi sering dilakukan
pada waktu yang bersamaan, sehingga kualitas suatu jasa ditentukan dalam proses
interaksi antara penyedia dan penerimanya, sehingga dalam hubungan penyedia jasa
dengan pelanggannya, efektivitas individu yang menyampaikan jasa (contact personnel)
merupakan unsur yang penting.
B. Perusahaan Dagang.
Menurut Harmanto (2003), perusahaan dagang melakukan pembelian barang dan
berusaha menjualnya dengan harga di atas harga pokok agar mendapat keuntungan. Pada
perusahaan dagang, laba kotor didapat dengan mencari selisih harga jual dengan harga pokok
penjualan. Untuk mendapatkan laba bersih, laba kotor dikurangi dengan beban operasional.
Usaha yang dilakukan oleh perusahaan dagang adalah membeli barang dagang dan
menjualnya tanpa mengadakan perubahan (pengolahan) terlebih dahulu. Barang yang dijual
dapat berupa bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi. Contoh perusahaan dagang
yang cukup terkenal adalah PT. Lion Super Indo selaku pemilik rantai toko Superindo dan
PT. Carrefour Indonesia selaku pemilik rantai toko Carrefour.
Karakteristik perusahaan dagang dibagi menjadi dua. yaitu usaha yang dilakukan dan
kegiatan akuntansi. “Usaha yang dilakukan” berarti perusahaan dagang membeli barang
dagang dan menjualnya tanpa mengolah. Sementara “kegiatan akuntansi”, artinya
perusahaan dagang menggunakan akun persediaan barang dagang, di mana terdapat
perhitungan harga pokok penjualan (HPP), serta laporan laba-rugi menggunakan
bentuk single step maupun multiple step.

C. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan seperti membeli

bahan baku kemudian mengolah bahan baku dengan mengeluarkan biaya lainnya menjadi

barang jadi yang siap untuk di jual.Salah satu dari bagian perusahaan manufaktur yang ada di
Indonesia biasanya disebut pabrik. Pabrik adalah suatu tempat untuk proses manufakturing.

Dalam akuntansi, persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan dengan

tujuan untuk dijual, dan persediaan dapat terbagi menjadi tiga yaitu persediaan bahan baku,

barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan merupakan harta perusahaan yang

digunakan untuk melakukan transaksi penjualan.

Adapun karakteristik dari perusahaan manufaktur antara lain:


1. Mengelola bahan mentah menjadi barang jadi
Karakter atau ciri utama dari manufaktur adalah adanya proses pengolahan bahan
mentah atau bahan baku menjadi suatu produk yang bisa dikonsumsi oleh konsumen.
Proses pengolahan atau proses produksi inilah yang membedakannya dengan
perusahaan lain. Nantinya produk yang telah jadi akan disalurkan dan dijual ke pasar
atau kepada para konsumen.
2. Proses produksi tidak melibatkan konsumen
Dalam aktivitas produksi yang dilakukan di perusahaan ini tentunya tidak melibatkan
peran serta dari para konsumen. Artinya disini adalah para konsumen hanya dapat
melakukan tindakan menggunakan atau menikmati produk yang telah dihasilkan oleh
perusahaan. Para konsumen ini tentunya tidak ikut serta dalam kegiatan proses
produksi atau proses pembuatan produk.
3. Hasil produksi dapat dipakai atau digunakan
Perusahaan manufaktur sudah tentu menciptakan atau membuat atau memproduksi
barang yang dapat dilihat secara fisik. Tidak hanya itu saja tetapi produk yang
dihasilkannya juga dapat dipegang atau dirasakan. Lebih jauh lagi produk yang
dihasilkannya ini dapat digunakan atau dipakai oleh para konsumen. Tentu saja
dalam hal ini produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut bisa berguna bagi
konsumen.
4. Adanya ciri ketergantungan dari konsumen terhadap produk
Umumnya bila konsumen merasa senang dan puas terhadap suatu produk maka
konsumen tersebut akan mencari produk yang sama lagi. Hal ini telah menjadi bukti
bahwa konsumen mulai tergantung pada produk yang sama. Oleh karena itu
perusahaan harus tetap menjaga mutu dan kualitas produk yang telah dihasilkan.
2.2 Definisi SWOT
SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weknesses (kelemahan),
opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT ini sebagai suatu model
dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dan non profit dengan
tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif.
Maksud dari analisis SWOT yaitu:
1. Strenght, faktor yang menjadi kekuatan dalam suatu organisasi.
2. Weaknesses, segala sesuatu yang menjadi kelemahan atau kekurangan suatu
organisasi.
3. Opportunities, kondisi di luar organisasi yang bersifat menguntungkan bagi
organisasi.
4. Threats, merupakan kondisi lingkungan eksternal yang dapat menggangu kelancaran
jalannya suatu organisasi.
Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang melakukan
penelitian di Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan analisa perusahaan yang
bersumber dalam Fortune500. Meskipun demikian, jika ditarik lebih ke belakang analisa
ini telah ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard Policy Model yang
dikembangkan di Harvard Business School. Namun, pada saat pertama kali digunakan
terdapat beberapa kelemahan utama di antaranya analisa yang dibuat masih bersifat
deskriptif serta belum bahkan tidak menghubungkan dengan strategi-strategi yang
mungkin bisa dikembangkan dari analisis kekuatan-kelemahan yang telah dilakukan.
Para analisis SWOT memberikan informasi untuk membantu dalam hal mencocokan
perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa kompetitif lingkungan di
mana bidang perusahaan itu bergerak. Informasi tersebut dibuat berdasarkan perumusan
strategi dan seleksi. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland, analisis SWOT adalah instrumen
perencanaaan strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan
kelemahan serta kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara
sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.
Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang
perlu diperhatikan oleh mereka. Hasil analisis biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil
mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar,
analisis SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak
terlihat selama ini. Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif,
karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang
berbeda keempat bagian tersebut. Hal ini wajar terjadi, karena analisis SWOT adalah
sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan
solusi “ajaib” dalam sebuah permasalahan.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal
yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik
SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap
fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Oleh karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-
masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap
keseluruhan faktor dalam setiap fungsi tersebut, baik faktor internal maupun eksternal.
Dalam melakukan analisis terhadap fungsi-fungsi dan faktor-faktornya, maka berlaku
ketentuan berikut : untuk tingkat kesiapan yang memadai, artinya, minimal memenuhi
kriteria kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran, dinyatakan sebagai kekuatan
bagi faktor internal atau peluang bagi faktor eksternal. Sedangkan tingkat kesiapan yang
kurang memadai, artinya, tidak memenuhi kriteria kesiapan minimal, dinyatakan sebagai
kelemahan bagi faktor internal atau ancaman bagi faktor eksternal.
Untuk menentukan kriteria kesiapan, diperlukan kecermatan, kehati-hatian,
pengetahuan, dan pengalaman yang cukup agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang
tepat. Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan pada faktor internal dan faktor eksternal
yang memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut persoalan. Selama masih
adanya fungsi yang tidak siap atau masih ada persoalan, maka sasaran yang telah
ditetapkan diduga tidak akan tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu
dilakukan tindakan-tindakan untuk mengubah fungsi tidak siap menjadi siap. Tindakan
yang dimaksud disebut langkah-langkah pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya
merupakan tindakan mengatasi kelemahan atau ancaman agar menjadi kekuatan atau
peluang.
SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat
sebuah rencana untuk melakukan sesuatu atau memutuskan sebuah strategi,sebagai
contoh, program kerja strategi. Analisis ini digunakan untuk:
1. Memasuki sebuah industri baru
2. Memutuskan meluncurkan produk baru
3. Menganalisis posisi perusahaan pada peta persaingan usaha dalam kurun waktu
tertentu
4. Melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan
5. Membuat keputusan ketika memecahkan masalah yang akan terjadi berkaitan
dengan ancaman dan peluang yang muncul

2.3 Peranan SWOT Sebagai Bagian Analisis Manajemen Resiko dan Hubungannya
dengan Manajemen Pengambilan Keputusan.
Peranan SWOT sebagai alat dalam menganalisis kondisi suatu perusahaan selama ini
dianggap sebagai suatu model yang dapat diterima secara umum dan lebih familiar.
Sebenarnya jika kita ingin mempergunakan berbagai model lain itu juga memungkinkan,
seperti BCG (Boston Consulting Group), manajemen performance (kinerja manajemen),
balance scorecard dan berbagai alat analisis lainnya.
Beberapa organisasi profit dan non profit telah mempergunakan SWOT ini sebagai
salah satu alat analisis mereka, seperti IPB dalam membuat rencana strategis untuk tahun
2008 sampai 2013. Sehingga dengan mempergunakan SWOT sebagai dasar analisis
perusahaan dalam mengambil keputusan, maka diharapkan SWOT juga memungkinkan
untuk dipergunakan sebagai salah satu model yang representatif dalam menganalisis
manajemen resiko suatu perusahaan. Termasuk tentunya akan mampu memberi masukan
dalam mendukung proses pengambilan keputusan.

2.4 Tujuan Penerapan SWOT di Perusahaan


Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu
pandangan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan penempatan analisa
SWOT tersebut nantinya dapat di jadikan sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut
pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang
mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.
Tujuan lain diperlukannya analisis SWOT adalah dimana setiap produk yang beredar
dipasaran pasti akan mengalami pasang surut dalam penjualan atau yang dikenal dengan
istilah daur hidup produk (life cycle product). Konsep daur hidup produk dirujuk
berdasarkan keadaan realita yang terjadi di pasar, bahwa konsumen memiliki tingkat
kejenuhan dalam memakai suatu produk.

2.5 Faktor Eksternal dan Internal dalam Perspektif SWOT


Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Kekuatan / Strength
Sebuah kekuatan perusahaan adalah sumber daya dan kemampuan yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan competitive advantage.
Contoh dari kekuatan tersebut meliputi:
a. Hak paten
b. Nama merek yang kuat
c. Reputasi yang baik dimata para pelanggan
d. Keuntungan biaya operasional
e. Akses eksklusif dalam sumber daya alam kelas tinggi
f. Akses yang menguntungkan di jaringan distribusi
2. Kelemahan / Weakness
Kelemahan adalah sesuatu yang menyebabkan satu perusahaan kalah bersaing
dengan perusahaan lain. Dalam beberapa kasus, kelemahan bagi satu perusahaan
mungkin merupakan suatu kekuatan bagi perusahaan lainnya. Sebagai contoh,
berikut ini dapat dianggap sebagai Weakness:
a. Kurangnya perlindungan hak paten
b. Nama merek yang lemah
c. Reputasi buruk di antara para pelanggan
d. Struktur biaya tinggi
e. Kurangnya akses sumber daya alam yang baik
f. Kurangnya akses untuk saluran distribusi utama
3. Peluang / Opportunities
Analisis lingkungan eksternal dapat membuahkan peluang baru bagi sebuah
perusahaan untuk meraih keuntungan dan pertumbuhan. Beberapa contoh
kesempatan tersebut adalah:
a. Kebutuhan pelanggan yang tidak dipenuhi dipasar
b. Kedatangan teknologi baru
c. Pelonggaran peraturan
d. Penghapusan hambatan perdagangan internasional
4. Ancaman / Threat
Perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat menghadirkan ancaman bagi
perusahaan. Beberapa contoh ancaman tersebut adalah:
a. Perubahan selera konsumen dari produk-produk perusahaan
b. Munculnya produk-produk pengganti
c. Peraturan baru
d. Peningkatan hambatan perdagangan
Menurut Said, 2013 hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities,
dan Treaths dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan dan Kelemahan. Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam
institusi yang bisa digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu
kekuatan (strenghth) atau distinctive competencehanya akan menjadi competitive
advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan tersebut terkait dengan
lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa
mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada institusi lain juga terdapat
kekuatan yang memiliki core competence yang sama, maka kekuatan harus
diukur dari bagaimana kekuatan relatif suatu institusi tersebut dibandingkan
dengan institusi yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua
kekuatan yang dimiliki institusi harus dipaksa untuk dikembangkan karena ada
kalanya kekuatan itu tidak terlalu penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih
luas. Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga
sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk
diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan
sekitar.
2. Peluang dan Ancaman. Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan
membandingkan analisis internal yang dilakukan di suatu institusi (strenghth dan
weakness) dengan analisis internal dari kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan,
peluang juga harus diranking berdasarkan success probbility, sehingga tidak
semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi. Peluang dapat
dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:
a) Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang
pencapaiannya juga kecil.
b) Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang
pencapaian kecil atau sebaliknya.
c) Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang
tercapaianya besar.
Sedangkan, ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend
perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari
tingkat keparahan pengaruhnya dan kemungkinan terjadinya (probability of
occurance). Sehingga ancaman tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) Ancaman utama (Major Threats) adalah ancaman yang kemungkinan terjadinya
tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini, diperlukan beberapa
planning yang harus dilakukan institusi untuk mengantisipasi.
b) Ancaman tidak utama (Minor Threats) adalah ancaman yang dampaknya kecil
dan kemungkinan terjadinya kecil
c) Ancaman moderate (Moderate Threats) berupa kombinasi tingkat keparahan
yang tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan beberapa kategori situasi institusi dilihat
dari keterkaitan antara peluang dan ancamannya, yaitu sebagai berikut:
a) Suatu institusi dikatakan unggul jika memiliki major opportunity yang besar dan
major threats yang kecil.
b) Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity danthreats
pada saat yang sama
c) Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity danlow threat
d) Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan high
threats.
Tidak ada satu cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang paling utama adalah
membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama-sama sehingga akan terlihat
keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut

2.6 Model Analisis SWOT


Sebuah perusahaan tidak selalu harus mengejar peluang yang menguntungkan karena
dengan mengembangkan competitive advantage, ada kesempatan yang lebih baik untuk
meraih kesuksesan dengan cara mengidentifikasi sebuah kekuatan dan kesempatan
mendatang. Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat mengatasi kelemahannya dengan
cara mempersiapkan diri untuk meraih kesempatan yang pasti. Untuk mengembangkan
strategi yang mempertimbangkan profil SWOT, SWOT matriks (juga dikenal sebagai
TOWS Matrix) ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Strengths Weaknesses
Opportunities S-O Strategies W-O Strategies
Threats S-T Strategies W-T Strategies
 S-O strategi : mengejar peluang yang sesuai dengan kekuatan perusahaan.
 W-O strategi : mengatasi kelemahan untuk meraih peluang.
 S-T Strategi : mengidentifikasi cara untuk perusahaan dapat menggunakan
kekuatan untuk mengurangi ancaman luar
 W-T strategi : membuat rencana pencegahan ancaman luar karena kelemahan dari
perusahaan.
2.7 Contoh Kasus Analisis SWOT dalam Prespektif Manajemen Pengambilan
Keputusan
Analisis SWOT ini merupakan sebuah “penyelidikan” tentang situasi dan kondisi
dalam suatu lingkungan. Contohnya adalah: “Ada sebuah organisasi yang akan membuat
program kerja, untuk itu mereka harus tahu tentang kondisi organisasi mereka dan
lingkungan dimana organisasi itu berada. Untuk itu mereka melakukan analisis SWOT,
1. Pertama S, yaitu dengan mengetahui kekuatan organisasi. Kekuatan bisa diartikan
sebagai kondisi yang menguntungkan untuk organisasi tersebut. Misalnya,
pengurus yang setia terhadap organisasi, atau kas organisasi yang banyak, dll.
2. Kedua W, yaitu dengan mengetahui kelemahan organisasi. Kelemahan bisa
diartikan sebagai suatu kondisi yang merugikan untuk organisasi tersebut.
Misalnya, kondisi anggota yang tidak aktif, dana yang tak ada, dll.
3. Ketiga O, yaitu dengan mengetahui kesempatan organisasi. Dalam hal ini bisa
diartikan sebagai suatu hal yang bisa menguntungkan jika dilakukan namun jika
tidak diambil bisa merugikan, atau sebaliknya. Misalnya, sumber dana ada bila
diminta.
4. Keempat T, yaitu dengan mengetahui ancaman organisasi. Ancaman bisa
diartikan sebagai suatu hal yang akan menghambat atau mengancam selama
perjalanan kepengurusan. Misalnya, banyak pengurus dan anggota yang tidak
aktif.
Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi nyata apa yang terjadi di
lingkungan internal dan eksternal organisasi, maka dapat mulai membuat rencana
program kerja yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk
dilaksanakan oleh pengurus tersebut.”
Ketika anda membuat analisis SWOT ketika memasuki sebuah industri,harus diingat bahwa
dalam sebuah industri ada dua faktor penting yang harus anda pertimbangkan,yaitu:
1. Faktor internal perusahaan,yaitu:
a) Pemasok (supplier),dan
b) Konsumen (pasarnya).
2. Faktor eksternal perusahaan,yaitu:
a) Masuknya produk pesaing baru sebagai ancaman bisnis anda,
b) Munculnya produk pengganti (substitutive product) yang bisa menggantikan produk
anda
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis guna
merumuskan strategi perusahaan,dimana analisis SWOT ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang,namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana
strategi harus menganalisa faktor faktor strategis perusahaan dalam kondisi saat ini.
Kegunaan analisis SWOT tidak terbatas pada organisasi yang mencari laba. Analisis
SWOT dapat digunakan dalam setiap situasi pengambilan keputusan ketika keadaan akhir
yang diinginkan telah ditetapkan. Contohnya antara lain: organisasi nirlaba,unit
pemerintah,dan individu. Analisis SWOT juga dapat digunakan dalam perencanaan pra
krisis dan pencegahan krisis manajemen
3.2 Saran
Dengan kajian SWOT ini diharapkan dapat memberikan gambaran tahap-tahap
perumusan tujuan di mulai dari visi dan misi yang menghasilkan nilai-nilai. Visi dan misi
dan nilai-nilai tersebut secara bersamaan dianalisis dengan mempetimbangkan faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi, baik lingkungan internal yaitu lingkungan eksternal.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita
tentang kajian SWOT dalam membangun perusahaan agar lebih berkembang dan maju.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/242151-analisis-swot-sebagai-strategi-
perusahaa-de28172d.pdf diakses hari rabu tanggal 30 November 2022 pukul 07.21
https://www.powtoon.com/online-presentation/dg3Ia0VXFZk/analisis-swot-dalam-
perspektif-manajemen-risiko/?mode=movie diakses hari rabu tanggal 30 November 2022
pukul 08.00
https://www.academia.edu/4874651/KONSEP_and_KARAKTERISTIK_JASA diakses
hari kamis tanggal 1 Desember 2022 pukul 09.26
https://www.studocu.com/id/document/universitas-bina-darma/psikologi/uas-makalah-
iga-sara-putri/16659687 diakses hari kamis tanggal 1 Desember 2022 Pukul 10.10
https://cerdasco.com/sektor-bisnis/ Dikases hari jumat tanggal 2 Desember 2022 Pukul
06.36

Anda mungkin juga menyukai