Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

Pembuatan Swot, Bobot, Rating, Dan Bobot X Rating


Serta Identifikasi Masalah

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

1. RINIDA ELVITA (G1B117021)


2. WINDI CLARISKA (G1B117022)
3. ALDA RATIKA (G1B117023)
4. DITYA RAHMA RISKY (G1B117025)
5. M.ALVIN ABDILLAH (G1B117028)
6. FIQRY PRASETYO (G1B116029)

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Yusnilawati, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI KEPARAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pembuatan Swot, Bobot, Rating, Dan Bobot X Rating serta Identifikasi
Masalah di blok manajemen keperawatan. Kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing yang telah membantu, sehingga kami lebih mudah
dalam menyelesaikan makalah tutor ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna, baik dari segi penulisan, penyusunan kata demi kata
maupun dari segi bahasa. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada semua
pihak untuk memberikan sumbangan pemikiran berupa kritik dan saran dari para
pembaca yang sifatnya membangun yang akan kami terima dengan senang hati
demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Jambi, 26 Maret 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1.4. Manfaat Penulisan.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Pengertian SWOT........................................................................... 3
2.2 Tujuan Analisis SWOT................................................................... 4
2.3 Manfaat Analisis SWOT................................................................. 5
2.4 Unsur-Unsur SWOT....................................................................... 6
2.5 Teknik SWOT................................................................................. 7
2.6 Waktu Yang Tepat Menggunakan SWOT...................................... 8
2.7 Analisis Faktor Eksternal SWOT................................................... 9
2.8 Langkah Pengukuran SWOT.......................................................... 11
2.9 Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT............................................ 13
2.10 Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT....................................... 14
2.11 Langkah Strategi SWOT............................................................... 18
2.12 Studi Kasus SWOT....................................................................... 19
2.13 Contoh Analisis SWOT Puskesmas Secara Umum...................... 23
BAB III PENUTUP........................................................................................ 30

3.1 Kesimpulan..................................................................................... 30
3.2 Saran............................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats)
telah dikenal dan menjadi salah satu metode yang berguna dalam dunia
industri, baik industri manufaktur maupun industri jasa, salah satu
contohnya rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan. Dengan melakukan
analisis SWOT sebuah organisasi akan mengetahui kondisi internal dan
eksternal organisasi tersebut yang terlibat sebagai inputan untuk
perancangan proses sehingga proses yang dirancang dapat berjalan optimal,
efektif, dan efisien. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk
digunakan sebagai aplikasi alat
bantu pembuatan keputusan di bidang kesehatan maupun bidang lainnya.
Pada era ini, sebuah industri termasuk rumah sakit dituntut untuk mengikuti
perkembangan zaman agar bisa bersaing dengan industri lain yang bergerak
di bidang yang sama terutama dalam pemanfaatan teknologi yang telah
berkembang pesat. Berkembangnya teknologi sangat memudahkan dalam
melakukan analisis SWOT sebagai salah satu metode dalam perencanaan
strategis.
Pentingnya ketepatan dan kedalaman sebuah analisis situasi SWOT
adalah untuk menentukan tahap perencanaan selanjutnya. Ketika analisis
situasi SWOT sudah tidak tepat, maka perencanaan juga akan tidak sesuai
karena masalah yang diambil dalam analisis situasi tidak mampu
menangkap realita dan situasi sesungguhnya di masyarakat. Oleh karena
itu, diperlukan sebuah pemahaman mengenai analisis situasi guna
menentukan prioritas masalah sebagai langkah awal perencanaan program
kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu
bagaimana konsep berduka dan asuhan keperawatan berduka.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana menentukan SWOT, bobot
dan rating serta Analisa masalah

1.3.2 Tujuan Khusus:


1. Untuk mengetahui pengertian SWOT
2. Untuk mengetahui tujuan analisis SWOT
3. Untuk mengetahui manfaat analisis SWOT
4. Untuk mengetahui unsur-unsur SWOT
5. Untuk mengetahui teknik SWOT
6. Untuk mengetahui waktu yang tepat menggunakan SWOT
7. Untuk mengetahui Analisis Faktor Eksternal SWOT
8. Untuk mengetahui Langkah pengukuran SWOT
9. Untuk mengetahui Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
10. Untuk mengetahui Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
11. Untuk mengetahui Strategi SWOT
12. Untuk mengetahui studi kasus SWOT
13. Untuk mengetahui Contoh Analisis SWOT Puskesmas Secara Umum

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan materi atau referensi pembelajaran dan menambah
pengetahuan khususnya mengenai SWOT

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi bagi institusi Pendidikan khususnya prodi keperawatan


universitas jambi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian SWOT


SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan Weakness
(kelemahan) internal organisasi Puskesmas, serta Opportunity (kesempatan
atau peluang) dan Threat (ancaman atau rintangan atau tantangan) dari
lingkungan eksternal yang dihadapi organisasi . (John A.P and Richard
Braden Robinson 1988:292).Yang dimaksud kekuatan adalah kompetensi
khusus yang terdapat dalam organisasi Puskesmas, sehingga Puskesmas
memiliki keunggulan kompetitif di pasaran. Hal ini disebabkan karena
Puskesmas memiliki sumber daya, keterampilan, produk, jasa andalan dan
sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pesaing dalam memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius
bagi penampilan kinerja Puskesmas. Adapun peluang adalah sebagai situasi
lingkungan yang menguntungkan bagi Puskesmas. Sedangkan ancaman
merupakan kebalikan dari peluang, dengan demikian ancaman adalah
faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan Puskesmas. Keempat faktor
itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats).
Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan
analisis strategik. Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan untuk
memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta
berperan untuk meminimalisasi kelemahan organisasi dan menekan dampak
ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Analisa SWOT adalah sebuah
bentukanalisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi
gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai
faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya
masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna
analisa SWOT, bahwa analisaSWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa
yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau
yang mungkin akan dihadapioleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa
ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah yang
dihadapi oleh organisasi. Analisis terhadap peluang dan ancaman
merupakan analisis terhadap faktor-faktor yang berasal dari pihak luar
perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan merupakan analisis terhadap
faktor-faktor intern perusahaan. Hasil analisis ekstern ini digabungkan
dengan hasil analisis intern untuk penentuan misi, visi dan tujuan organisasi.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

2.2 Tujuan Analisis SWOT


Dalam melakukan suatu analisis, pastilah menetapkan tujuan yang akan
dicapai dengan menggunakan analisis yang dipilih, begitu pula dengan
analisis SWOT. Berikut adalah beberapa tujuan dari analisis SWOT:
a. Mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai
input untuk merancang proses, sehingga proses yang dirancang dapat
berjalan optimal, efektif, dan efisien.
b. Untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana
untuk melakukan sesuatu
c. Mengetahui keuntungan yang dimiliki perusahaan kompetittor
d. Menganalisis prospek perusahaan untuk penjualan, keuntungan, dan
pengembangan produk yang dihasilkan
e. Menyiapkan perusahaan untuk siap dalam menghadapi permasalahan
yang terjadi
f. Menyiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan dalam
perencanaan pengembangan di dalam perusahaan.

2.3 Manfaat Analisa SWOT


a. Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa
depan dengan melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa
lampau,ditopang sumber daya dan kemampuan yang miliki saat ini yang
akandiproyeksikan kemasa depan.
b. Untuk menganalisis kesempatan atau peluang dan kekuatan dalam
membuat rencana jangka panjang.
c. Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai
kecendrungan menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk
perbaikan.
d. Untuk mengidentifikasi faktor eksternal (O dan S) danfaktor internal (S
danW).
Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan
hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman.
Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil berupa
kesimpulan-kesimpulan berdasarkan keempat faktor dimuka yang
sebelumnya telah dianalisa.
a. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan
kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan
perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini
dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan
tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan
kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
b. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan
karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar
tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat
ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai
kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah
mengatasi kelemahan agar dapatmemanfaatkan kesempatan.
c. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya.
Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang
dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman
perang harga.
d. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern,
strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang
terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber
daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan
mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah
mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan
harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi
yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah
yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang
terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan
strategi yang tepat.

2.4 Unsur–Unsur SWOT


Terdapat empat unsur pokok SWOT, yaitu :
1. Strength (Kekuatan)
Arti kata Strength disini adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas
yang dimiliki oleh suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan maka
akan berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalammencapai
tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
2. Weakness (Kelemahan)
Arti kata Weakness disini adalah berbagai kekurangan yang bersifat
khas yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi
akan berperan besar, tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam mencapai
tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
3. Opportunities (Peluang atau Kesempatan)
Arti kata Opportunities disini adalah peluang yang bersifat positif yang
dihadapi oleh suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan akan
memiliki peranan yang besar dalam mencapai tujuan organisasi.
Opportunities juga diartikan sebagai suatu peluang yang berkembang
dimasa yang akan datang dan akan terjadi.
4. Threat (Ancaman atau Hambatan)
Arti kata Threat disini adalah kendala yang bersifat negatif yang
dihadapi oleh suatu organisasi dimana apabila berhasil diatasi akan besar
peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.
a. Unsur Strength dan Weakness bersifat internal, yaitu unsur yang ada
atau muncul di dalam organisasi.
b. Unsur Opportunities dan Threat bersifat eksternal, yaitu unsur yang
ada atau muncul dari luar organisasi.
c. Unsur Strength dan Opportunities merupakan faktor positif yang
bersifat menguntungkan bagi organisasi.
d. Unsur Weakness dan Threat merupakan faktor negatif yang bersifat
merugikan bagi organisasi. Untuk keberhasilan pekerjaan
perencanaan keempat unsur SWOT ini perlu dimiliki

2.5 Teknik SWOT


Teknik analisis SWOT dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melakukan analisis kekuatan dan
kelemahan organisasi, yaitu:
a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai. Unsur-unsur
yang akan dinilai biasanya dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Unsur perangkat organisasi (tool of administration) yang terdiri dari
tenaga (man), dana (money), sarana (material) dan metode
(method )
b) Unsur fungsi organisasi (function of administration) yang terdiri
dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan (actuating) serta pengawasan (controlling )
b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai Nilai yang
diberikan untuk tiap unsur yang dinilai secara umum dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
a) Nilai penampilan (performance) yang dinyatakan dengan baik atau
buruk.
b) Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan penting
atau tidak penting
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan Contoh matrik
hasil penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
organisasi

2.6 Waktu yang Tepat Menggunakan SWOT


SWOT digunakan saat mengembangkan rencana strategis atau
perencanaan solusi untuk masalah. Namun SWOT baru dapat diaplikasikan
setelah menganalisis lingkungan eksternal dan internal.Cara
menggunakannya:
1. Analisis Internal Menguji kemampuan sistem tersebut. Ini dapat
dilakukan dengan menganalisis suatu sistem dengan kekuatan dan
kelemahan .
2. Analisis Eksternal Melihat pada titik-titik utama dalam analisis dan
mengidentifikasi titik-titik yang menimbulkan peluang.Untuk sistem
tersebut, dan yang menimbulkan ancaman atau hambatan terhadap
kinerja. Untuk membangun analisis SWOT dan mengatur sebuah
program untuk perencanaan dan memeriksa situasi yang ada pada saat
ini. Maka perlu diketahui terlebih dahulu kekuatan dan kelemahannya.
Bagaimana kita bisa memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan
yang ada, dan apakah peluang eksternal dan internal dalam ancaman
bidang yang dipilih.

2.7 Analisis Faktor Eksternal SWOT


Faktor eksternal merupakan lingkungan eksternal atau lingkungan luar
yang terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (threats). Faktor
Eksternal pada analisis SWOT ditentukan dari kondisi atau situasi
lingkungan luar perusahaan. Faktor eksternal ini sangat penting dalam
menentukan SWOT karena dalam suatu perencanaan, perusahaan perlu
melihat kondisi lingkungan luar perusahaan selain melihat dari lingkungan
dalam perusahaan itu sendiri.
Faktor eksternal terdiri dari analisis lingkungan makro dan mikro.
Analisis lingkungan makro bertujuan mengidentifiksasi peluang dan
ancaman makro yang berdampak terhadap nilai yang dihasilkan perusahaan.
Obyek pengamatan dalam analisis ini adalah kekuatan politik, kekuatan
ekonomi, kekuatan sosial. Analisis eksternal mikro diterapkan pada
lingkungan yang lebih dekat dengan institusi yang bersangkutan. Misalnya
mengenai persaingan, yaitu, ancaman pendatang baru, ancaman produk atau
jasa pengganti. Berikut ini merupakan faktor eksternal yang bisa
diidentifikasi:
Tabel 2.7Variabel dan Dimensi Faktor Eksternal SWOT
NO. VARIABEL DIMENSI
1. Ekonomi a. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata
uang asing
b. Nilai pajak yang ditetapkan pemerintah
2. Sosial a. Pro dan kontra masyarakat terhadap
keberadaan pabrik air minum
a. Dampak limbah pabrik terhadap
lingkungan masyarakat
3. Budaya a. Budaya masyarakat yang selalu ingin
menggunakan air bersih
a. Kebudayaan masyarakat yang selalu
membuang sampah sembarangan
4. Politik a. Kebijakan pemerintah tentang standar
kualitas air minum

Berdasarkan tabel 2.7 yang ada diatas sudah dibuat variabel yang berasal
dari faktor eksternal, antara lain:
a. Ekonomi
Ekonomi menjadi faktor eksternal karena segala kondisi ekonomi yang
terjadi di suatu negara pasti akan berpengaruh pada kondisi keuangan
suatu perusahaan. maka dari itu, ekonomi dijadikan sebagai faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi kondisi banyak perusahaan.
b. Sosial
Lingkungan sosial masyarakat dapat berpengaruh terhadap kondisi
perusahaan. sebab, jika lingkungan sosial disekitar perusahaan itu baik
maka, kondisi perusahaan juga akan ikut terdukung dengan kondusifnya
lingkungan sosial masyarakat.
c. Budaya
Budaya atau kebiasaan yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi
kondisi perusahaan karena budaya akan mempengaruhi pola hidup
masyarakat.
d. Politik
Gejolak politik yang terjadi di suatu negara pasti akan berpengaruh
kepada kondisi perusahaan manapun. Karena politik disini berhubungan
dengan kebijakan pemerintah. Segala bentuk usaha yang didirikan pasti
harus mematuhi beberapa peraturan atau kebijakan yang dibuat
pemerintah yang berlaku di negara tersebut. Jadi, sudah pasti kondisi
politik di luar akan mempengaruhi kondisi perusahaan.
e. Pasar
Pasar yang dimaksud disini adalah kondisi jual beli yang terjadi di
masyarakat. Jadi, pasar disini meninjau pula kondisi persaingan produk
beberapa perusahaan untuk memperebutkan konsumen.

2.8 Langkah Pengukuran SWOT


Dalam melakukan analisis SWOT perlu adanya manajer melakukan
beberapa tahapan dari penganalisaan itu sendiri. Dengan demikian akan
membantu untuk merumuskan analisis dengan mudah dan teratur. Tahapan
ini dimulai dari penentuan variabel yang mendukung dan diperlukan oleh
organisasi atau perusaahaan tersebut hingga menentukan strategi apa yang
dapat digunakannya sesuai dengan posisinya dalam kuadran SWOT
sehingga didapatkan solusi yang tepat. Adapun tahapan pengukurah analisis
SWOT yaitu:
a. Mengidentifikasi variabel yang berhubungan dengan organisasi atau
perusahaan.
Pada langkah awal ini manajer menidentifikasi variabel yang
berhubungan dengan keberlangsungan organisasi atau perusahaan, baik
variabel yang mendukung, mengancam maupun yang dibutuhkannya.
Variabel adalah sebuah karakteristik, angka, atau kuantitas yang
bertambah atau berkurang dari waktu ke waktu atau mengambil yang
berbeda nilai dalam situasi yang berbeda.
b. Mengklasifikasikan variabel internal atau eksternal.
Dari variabel yang telah ditentukan pada langkah pertama, maka
dilangkah ini variabel akan diklasifikasikan atau dikelompokkan sesuai
dengan varibel ini berasal. Apakah variabel tersebut datangnya dari
dalam organisasi atau persahaan, yang disebut variabel internal. Atau
variabel tersebut berasal dari luar organisasi atau perusahaan tersebut,
yang disebut variabel eksternal.
c. Menentukan bobot tiap variabel
Bobot adalah persentase pentingnya suatu variabel atau indikator dalam
sebuah organisasi atau perusahaan. Total bobot masing-masing analisa
adalah 100 atau 1.Bobot dapat ditentukan oleh Top Manager atau
kelompok manajer yang berdiskusi dalam penentuan bobotnya.
d. Menentukan skala atau rating tiap variabel.
Skala adalah penilaian yang diberikan untuk kondisi atau keadaan yang
sudah berjalan dalam organisasi atau perusahaan.
e. Menentukan nilai atau score dari setiap aspek SWOT.
Nilai adalah perkalian antara bobot dengan skala yang akan menjadi
ukuran untuk menentukan posisi perusahaan secara umum.
f. Menghitungstrength posture dan competitive posture.
Langkah ini merupakan tahap perhitungan komulatif dari varibel tiap
faktor yang telah didapatkan nilai atau score dari hasil perkalian bobot
dengan skala tadi. Perhitungan strength posture dan competitive posture
bertujuan untuk menetukan posisi titik ordinat organisasi atau
perusahaan dalam grafik SWOT atau TOWS.
Strengthposture adalah perhitungan komulatif nilai atau score dari
variabel faktor internal yang telah didapatkan dengan rumus:

Strength posture: S+(-W)

Sedangkan competitive posture adalah perhitungan komulatif nilai atau


score dari variabel faktor ekstenal yang telah didapatkan pula dengan
rumus:

Competitive posture: O+(-T)

g. Menggambarkan ordinat pada kuadran SWOT untuk mengetahui


posisi organisasi atau perusahaan.
Langkah selanjutnya dalam analisis SWOT adalah menggambarkan
posisi dari organisasi atau perusahaan tersebut kedalam kuadran SWOT.
Terdapat dua penggambaran dalam tahap ini. Yang pertama yaitu
penggambaran daerah posisi terluas dengan menempakan titik ordinat
tiap aspek SWOT sesuai dengan nilai atau score masing aspek. Jadi,
ada titik ordinat strength, ordinat weakness, ordinat opportunity dan
ordinat threat yang kemudian ditarik garis putus-putus. Dan berguna
untuk mengetahui aspek mana yang perlu dipertahankan serta
diminimalisir dari organisasi atau perusahaan tersebut. Sedangkan
penggambaran yang kedua adalah penempatan ordinat perhitungan
komulatif nilai variabel tiap faktor internal maupun faktor eksternal
yang sebelumnya telah kita hitung yaitu hasil dari strength posture dan
competitive posture. Penggambaran ini berguna untuk mengetahui posisi
organisasi atau perusahaan dalam kuadran serta dalam daerah terluas
dari aspek SWOT.
h. Menentukan strategi dan solusi untuk organisasi atau perusahaan.
Setelah diketahui posisi organisasi atau perusahaan dalam kuadran
SWOT maka dapat diketahui strategi yang harus digunakan oleh
perusahaan tersebut. Apakan strategi OS, strategi ST, strategi WT
ataupun WO yang cocok untuk keadaan organisasi atau perusahaan
tersebut. Setelah mengetahui menggunakan strategi apa maka dapat pula
ditentukan solusi penggunaan metoda manajemen yang akan digunakan
dalam menjalankan organisasi atau perusahaan tersebut.

2.9 Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT


Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh
Kearns, (1992)menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah
kotak faktor eksternal(peluang dan tantangan) sedangkan dua kotak sebelah
kiri adalah faktor internal(kekuatan dan kelamahan). Empat kotak lainnya
merupakan kotak isu-isustrategis yang timbul sebagai hasil titik
pertemuan antara factor internal dan eksternal
Gambar2.9 Matriks SWOT
Dari gambar 2.9 diatas dapat diketahui bagaimana Matriks SWOT yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang
sehinggamemberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa
berkembang lebihcepat.
b. Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus
dilakukanupaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan
organisasi untukmemperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan
kemudian merubah ancaman itumenjadi sebuah peluang.
c. Sel C: Divestment atau Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang
dari luar.Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang
kabur. Peluangyang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat
dimanfaatkan karenakekuatan yang ada tidak cukup untuk
menggarapnya. Pilihan keputusan yangdiambil adalah (melepas peluang
yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain)atau memaksakan
menggarap peluang itu (investasi).
d. Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena
merupakanpertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari
luar, dan karenanyakeputusan yang salah akan membawa bencana yang
besar bagi organisasi. Strategiyang harus diambil adalah Damage
Control (mengendalikan kerugian) sehinggatidak menjadi lebih parah
dari yang diperkirakan.

2.10 Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT


Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif
melaluiperhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce and
Robinson(1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang
sesungguhnya.Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta
jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-
W-O-T;Menghitung skor
1) Masing-masing poin faktor dilakukan secara saling bebas(penilaian
terhadap sebuah poin faktor tidak boleh dipengaruhi
ataumempengeruhi penilaian terhadap poin faktor lainnya. Pilihan
rentang besaranskor sangat menentukan akurasi penilaian namun
yang lazim digunakan adalahdari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1
berarti skor yang paling rendah dan 10berarti skor yang paling
tinggi.
2) Masing-masing poin faktor dilaksanakan secarasaling
ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu poin faktor adalah
denganmembandingkan tingkat kepentingannya dengan poin faktor
lainnya. Sehinggaformulasi perhitungannya adalah nilai yang telah
didapat (rentang nilainya samadengan banyaknya poinfaktor) dibagi
dengan banyaknya jumlah poin faktor).
b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d)
danfaktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi
nilai atau titikpada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y)
selanjutnya menjadi nilai atautitik pada sumbu Y.
c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada
kuadranSWOT.
Berikut ini merupakan contoh tabel perhitungan SWOT dan matriks
kuadran SWOT:
Tabel 2.10 Contoh Tabel Perhitungan Analisis SWOT

Gambar 2.6 Matriks Kuadran SWOT


Dari Gambar 2.6 diatas dapat diketahui bagaimana Matriks kuadran
SWOT yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,
Rekomendasistrategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi
dalam kondisi primadan mantap sehingga sangat dimungkinkan
untuk terus melakukan ekspansi,memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
2. Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi
tantanganyang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Diversifikasi Strategi,artinya organisasi dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantanganberat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terusberputar bila hanya
bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya,
organisasidisarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi
taktisnya.
3. Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi,
artinya organisasidisarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.
Sebab, strategi yang lamadikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap
peluang yang ada sekaligusmemperbaiki kinerja organisasi.
4. Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi
tantanganbesar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi
Bertahan, artinyakondisi internal organisasi berada pada pilihan
dilematis. Oleh karenanyaorganisasi disarankan untuk meenggunakan
strategi bertahan, mengendalikankinerja internal agar tidak semakin
terperosok. Strategi ini dipertahankan sambilterus berupaya membenahi
diri.

2.11 Strategi SWOT


Analisis seluruh faktor internal dan eksternal yang ada. Dari gambar
dapat dihasilkan empat macam strategi organisasi dengan karakteristiknya
masing-masing, yakni sebagai berikut:

Gambar 2.11 SWOT Strategic Issues


Analisis seluruh faktor internal dan eksternal yang ada. Dari matriks tiga
dapat dihasilkan empat macam strategi organisasi dengan karakteristiknya
masing-masing, yakni sebagai berikut:
1. Strategi SO adalah strategi yang harus dapat menggunakan kekuatan
sekaligus memanfaatkan peluang yang ada.
2. Strategi WO adalah strategi yang harus ditunjukkan untuk mengurangi
kelemahan yang dihadapi dan pada saat yang bersamaan
memanfaatkan peluang yang ada.
3. Strategi ST adalah strategi yang harus mampu menonjolkan kekuatan
guna mengatasi ancaman yang mungkin timbul.
4. Strategi WT adalah strategi yang bertujuan mengatasi hambatan serta
meminimalkan dampak dari ancaman yang ada.

2.12 Studi Kasus


Studi kasus diambil dari kumpulan data praktek kerja lapangan
mahasiswa Prodi Keperawatan Universitas Jambi. Data diperoleh dengan
panduan instrumen berupa kuesioner dan pendambingan melalui proses
wawancara. Daftar pertanyaan ditujukan kepada kader, bidan, kepala
puskesmas, kepala desa, perangkat desa dan masyarakat di wilayah Desa
Patokan. Prosedur kerja yang dilakukan yaitu dengan menemui narasumber
dan menanyakan beberapa pertanyaan yang ada dalam panduan wawancara.
Besar sampel yang telah ditentukan yaitu 77 kepala keluarga (KK) dari 909
KK yang tersebar ke dalam 5 dusun.
Data dari Puskesmas mengenai status kesehatan masyarakat, masalah
atau tren penyakit di masyarakat serta alur pelayanan Puskesmas Bantaran
dan struktur kepemimpinan Puskesmas Bantaran. Data dari kelurahan
(Sekretaris Desa Patokan, dan beberapa kepala dusun) mengenai profil
umum Desa Patokan, buku induk kependudukan yang memuat data
mengenai KK, struktur desa. Data dari bidan desa mengenai cakupan
pelayanan KIA, data jumlah penerima biaya bantuan kesehatan dan data
morbiditas Desa Patokan. Data dari buku yang diterbitkan oleh BPS untuk
Kecamatan Bantaran tahun 2013. Data SKDN dan register posyandu dari
kader posyandu di setiap dusun di Desa Patokan. Selain itu, data primer
yang diperoleh langsung dari hasil wawancara masyarakat meliputi
karakteristik keluarga, tingkat perekonomian, tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan, partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan
dan lain sebagainya.
2.12.1 Analisis Faktor Internal
a. Strength
1) Adanya posyandu yang dapat dijangkau oleh masyarakat Desa Patokan
yaitu terdapat 5 posyandu yang tersebar di setiap dusun.
2) Mayoritas (91%) responden di Desa Patokan memiliki akses
kepemilikan jamban.
3) Pertanian dan perkebunan cukup maju serta kondisi geografis Desa
Patokan mendukung kegiatan bercocok tanam.
4) Tidak terdapat kasus kejadian lahir mati dalam satu tahun terakhir
5) Masyarakat Desa Patokan sudah melakukan pemeriksaan kehamilan,
persalinan, dan pemeriksaan pasca kehamilan pada tenaga kesehatan.
6) 100% penduduk Desa Patokan beragama islam sehingga memudahkan
dalam p erencanaan intervensi.
7) Terdapat beberapa kelompok santri di Pondok Pesantren Desa Patokan
8) Budaya pernikahan dini mulai berkurang, karena adanya peraturan
pembatasan usia perkawinan yang dipertegas.
9) Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pengobatan medis
dibandingkan dengan pengobatan tradisional (dukun).
Tabel Strength DesaPatokan
No. STRENGTH Skor Bobot Nilai
1. S1 2 10% 0.2
2. S2 3 15% 0.45
3. S3 3 10% 0.3
4. S4 1 5% 0.05
5. S5 2 10% 0.2
6. S6 3 10% 0.3
7. S7 3 10% 0.3
8. S8 4 15% 0.6
9. S9 4 15% 0.6
TOTAL 25 100% 3

b. Weakness
1) Tingkat pendidikan masyarakat Desa Patokan tergolong rendah,
mayoritas adalah tamat SD
2) Masyarakat mempunyai kebiasaan membuang sampah di sungai.
3) Perlakuan terhadap sampah organik dan anorganik rumah
tangga adalah dibakar.
Tabel Weakness Desa Patokan
No. WEAKNESS Skor Bobot Nilai
1. W1 -4 35% -1.4
2. W2 -3 30% -0.9
3. W3 -4 35% -1.4
TOTAL 100% -3.7

Strength Posture = S + (-W) = 3 +(-3.7) =-0.7

2.12.2 Analisis Faktor Eksternal


a. Opportunity
1) Adanya fasilitas umum seperti masjid, pondok pesantren, pasar,
puskesmas, bank, dan kantor pos mudah dijangkau.
2) Bidan desa berperan aktif dalam program kesehatan di DesaPatokan.
3) Kecamatan Bantaran merupakan wilayahpenghasil kerajinan
pande besi yang besar.
Tabel Opportunity DesaPatokan
No. OPPORTUNITY Skor Bobot Nilai
1. O1 3 30% 0.9
2. O2 4 40% 1.6
3. O3 4 30% 1.2
TOTAL 11 100% 3.7

b. Threats
1) Tidak terdapat TPS dan gerobak pengangkut sampah dari dinas
kebersihan sehingga sampah yang ada dibakar /dibuang
di sungai dan dapat menimbul kanpolusi udara.
2) Letak Desa Patokan yang jauh dari Rumah Sakit Pemerintah
Kabupaten
3) Banyakpengendara motor ataupun mobil tidak memperhatikan
safety riding sehingga dapat menimbulkan kecelakaan.
Tabel Threats Desa Patokan
Competitive Posture = O + (-T) = 3.7 + (-1.35) = 2.35

No. THREATS Skor Bobot Nilai


1. T1 -4 25% -1
2. T2 -3 25% -0.75
3. T3 -2 25% -0.5
TOTAL -9 100% -1.35
O

W S

T
Gambar 2.12 Matriks SWOT Desa Patokan
Berdasarkan analisis SWOT, Desa Patokan berada pada kuadran III.
Posisi ini menandakan bahwa Desa Patokan mempunyai kelemahan pada
beberapa elemen tertentu namun juga mempunyai peluang yang cukup besar
di elemen yang lainnya. Jadi , rekomendasi strategi yang harus dilakukan
untuk mengurangi kelemahan yang dihadapi adalah dengan memanfaatkan
peluang yang ada di saat yang bersamaan. Strategi intervensi yang dapat
dipilih dapat dengan cara memanfaatkan peluang adanya sarana masjid,
pondok pesntren yang ada di wilayah Desa Patokan untuk sasaran program,
pemanfaatan adanya puskesmas untuk kerjasama
lintas sektor di bidang kesehatan. Selanjutnya adalah peran bidan yang
sangat aktif dapat membantu penyebaran informasi kesehatan pada
masyarakat Desa Patokan dan didukung karena bidan desa merupakan tokoh
yang memiliki pengaruh tinggi terhadap kepatuhan masyarakat dalam
memelihara kesehatan.
Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan kondisi perekonomian
masyarakat juga dalam kondisi kurang sehingga potensi Kecamatan
Bantaran sebagai wilayah pusat penghasil kerajinan pande besi di
Probolinggo dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat termasuk
masyarakat Desa Patokan untuk pemanfaatan lapangan pekerjaan sehingga
berpengaruh pada tingkat perekonomian dan upaya pemeliharaan kesehatan
yang meningkat.

2.13 Contoh Analisis SWOT Puskesmas Secara Umum


1. Analisis Lingkungan Dalam Puskesmas
a. Strength (kekuatan)
1) Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air.
Untuk menjangkau seluruh wilayah kerja, Puskesmas diperkuat
dengan Puskesmas Pembantu sereta Puskesmas Keliling. Kecuali
itu untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan,
puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Juga ditunjang
oleh Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
berupa Posyandu, Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes)-Desa Siaga, dan Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu)-Usia lanjut, dan lain-lain.
2) Pemerintah daerah telah menyediakan dana dari pengembalian
retribusi pendapatan Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di
setiap kabupaten/kota, pengadaan tenaga, obat-obatan, alat
kesehatan dan sebagainya.
3) Adanya tenaga kesehatan Puskesmas yang telah ditempatkan di
sarana kesehatan baik di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu,
Balai Pengobatan Desa, Pos Kesehatan Desa dan Bidan Desa di
wilayah kerja Puskesmas.
4) Adanya standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap
dalam Puskesmas.
5) Adanya sistem informasi manajemen Puskesmas yang bersumber
dari sitem pencatatan dan pelaporan Puskesmas, sistem informasi
Posyandu, laporan sarana kesehatan swasta, laporan lintas sektor,
dan lain-lain.
6) Adanya sistem Kesehatan Nasional dan UU tentang Kesehatan
serta peraturan perundang-undangan lainnya sebagai pedoman
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
b. Weakness (kelemahan)
1) Visi, misi dan tujuan Puskesmas belum dipahami sepenuhnya oleh
pimpinan dan staf Puskesmas. Hal tersebut dapat melemahkan
komitmen, dukungan dan keikutsertaan pegawai dalam
mengembangkan fungsi Puskesmas. Mereka terperangkap oleh
tugas-tugas rutin yang bersifat kuratif yang kebanyakan dilakukan
di dalam gedung Puskesmas. Akibatnya, kegiatan Puskesmas di
luar gedung yang bersifat promotif dan preventif kurang
mendapatkan perhatian.
2) Beban kerja Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
kesehatan kabupaten atau kota terlalu berat. Pertama karena
rujukan kesehatan dan dari Dinas kesehatan kabupaten atau kota
kurang berjalan. Kedua karena Dinas kesehatan kabupaten atau
kota yang sebenarnya bertanggung jawab penuh terhadap
keberhasilan pembangunan kesehatan secara menyeluruh di
wilayah kabupaten atau kota lebih banyak melaksanakan tugas-
tugas administratif.
3) Puskesmas masih bersifat sentralistis, dimana Puskesmas belum
memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat.
4) Waktu kerja pegawai Puskesmas kurang efektif dan kurang
optimal.
5) Ketidak efisienan Puskesmas juga tampak dari pemanfaatan ruang
rawat inap di beberapa Puskesmas dengan tempat perawatan.
Kurang tegasnya pemisahan antara tugas pokok untuk melakukan
perawatan pasien rawat inap dengan pelayanan kesehatan
masyarakat merupakam salah satu kendala pengembangan upaya
kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas dengan tempat
perawatan.
6) Citra Puskesmas masih kurang baik, utamanya yang berkaitan
mutu, penampilan fisik Puskesmas kurah bersih, nyaman, disiplin
profesionalisme, dan keramahan petugas dalam pelayanan
kesehatan yang masih lemah.
7) Belum tersedianya sumber daya Puskesmas yang memadai seperti
ketersediaan tenaga belum sesuai standar ketenagaan Puskesmas
dan Penyebaran tidak merata, kemampuan dan kemauan petugas
belum memadai, penanggung jawab program Puskesmas belum
memiliki kemampuan manajerial program, pengembangan sumber
daya tenaga kesehatan tidak berorientasi pada kebutuhan
Puskesmas atau program, namun seringkali merupakan keinginan
dari pegawai yang bersangkutan: kurangnya tanggung jawab,
motivasi, dedikasi, loyalitas dan kinerja petugas Puskesmas
8) Ketersediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlahnya terbatas,
alat kesehatan juga kurang memadai, dana operasional maupun
program sangat kurang dan hanya bersumber dari presentase
pengembalian retribusi Puskesmas dengan besaran yang bervariasi
di setiap kabupaten atau kota.
9) Belum tersedianya data dan informasi registrasi vital tentang
kependudukan dan program kesehatan yang sahid dan akurat.

2. Analisis Lingkungan Luar Puskesmas


a. Opportunity (kesempatan/peluang)
1) Amandemen UUD 1945 Pasal 28 H yang menyatakan bahwa
setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
yang optimal merupakan dukungan landasan hukum sebagai
peluang bagi pemerintah dan masyarakat dalam mempercepat
upaya pemerataan pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.
2) Kebijakan desentralisasi sebagaimana diberlakukan UU RI No.
1999 yang kemudian disempurnakan dengan UU RI No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan daerah memberi peluang yang besar
bagai Puskesmas untuk memperbaiki sistem, rencana strategik, dan
rencana operasional, mengembangkan program dan kegiatan
Puskesmas secara mandiri sesuai kebutuhan masyarakat dan
potensi yang tersedia.
3) Kesepakatan para bupati atau walikota pada tanggal 28 Juli 2000
untuk menyediakan alokasi dana kesehatan minimal 15 % dari
APBD atau 15% PDRB merupakan peluang yang besar bagi
Puskesmas untuk mengembangkan program-program kesehatan di
wilayah kerjanya dengan dukungan anggaran yang memadai.
4) Adanya komitmen dan dukungan politis dari pemerintah daerah
dan DPRD kabupaten atau kota untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
5) Kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan
memberi peluang untuk mempercepat peningkatan pemerataan
pelayanan serta kualitas pelayanan Puskesmas.
6) Adanya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatn berupa
UKBM antara lain Posyandu, Polindes, Poskesdes, Posbindu, dan
lain-lain.
7) Adanya sumber dana untuk pembiayaan kesehatan yang bersumber
dari masyarakat melalui program JPKM, Dana Kesehatan
Masyarakat, Dana Sekolah Sehat, Dana Sosial Ibu Bersalin, beras
perelek atau jimpitan, dana kematian dan sebagainya.
8) Adanya dana stimulasi dari pemerintah daerah untuk dana sosial
ibu bersalin yang dapat dikembangkan menjadi Dana Sehat berpola
JPKM.
9) Adanya komitmen dan dukungan dari stakeholders serta tokoh
masyarakat terhadap program Puskesmas.
10) Adanya momentum program kesehatan yang strategis seperti
Gerakan Sayang Ibu, Desa Siaga, Gerakan Terpadu Nasional, dan
lain-lain.
11) Keadaan geografis yang dapat dijangkau oleh kendaraan serta
tersedianya sarana transportasi dan komunikasi yang sudah
menjangkau seluruh wilayah kerja Puskesmas
b. Threat (ancaman/ rintangan/ tantangan)
1) Ketidakmampuan pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan
kabupaten ataukota untuk memanfaatkan era desentralisasi sebagai
peluang dan kesempatan untuk melakukan reformasi Sistem
Pembangunan Kesehatan Daerah dapat menjadi ancaman dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja
puskesmas
2) Terjadinya transisi epidemiologi baik oleh pengaruh perubahan
struktur penduduk dan perubahan gaya hidup masyarakat
menyebabkan beban ganda pelayanan kesehatan yaitu tidak saja
pada masalah penyakit infeksi tetapi juga penyakit degeneratif.
Selain itu pelayanan kesehatan juga menghadapi masalah penyakit
yang pada akhir ini cenderung meningkat seperti tuberculosa,
demam berdarah dengue. Fenomena-fenomena tersebut merupakan
tantangan sekaligus ancaman pengembangan Puskesmas.
3) Terjadinya krisis ekonomi yang belum sepenuhnya pulih tidak saja
menambahi jumlah penduduk miskin, tetapi juga menurunkan
kemampuan pemerintah dalam menyediakan anggaran untuk
pembangunan kesehatan.
4) Manajemen program Puskesmas belum dirumuskan oleh Dinas
Kesehatan kabupaten atau kota sebagai pedoman dan rujukan
Puskesmas.
5) Kurangnya pembinaan dan bimbingan program dari Dinas
Kesehatan kabupaten atau kota.
6) Kurangnya komitmen, dukungan dan keikutsertaan lintas sektoral
dalam program kesehatan.
7) Kurangnya komitmen dan dukungan stakeholders Puskesmas
terhadap program Puskesmas.
8) Jumlah kader kesehatan masih kurang, tingginya drop out kader,
adanya kejenuhan dari kader, sulitnya mencari kader baru,
kurangnya dana stimulasi kader, kurangnya sarana kegiatan kader
seperti buku pegangan kader, sarana pencatatan dan pelaporan
kegiatan kader dan sebagainya.
9) Sistem pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah
perkembangan masa depan, yakni sistem pembiayaan praupaya
untuk pelayanan kesehatan perorangan.
10) Puskesmas masih belum berhasil dalam menggali, menghimpun
dan mengorganisasi partisipasi masyarakat serta membina
kemitraan dengan sektor lain yang terkait.
11) Berkembangnya pelayanan kesehatan swasta yang lebih
profesional, bermutu, dan bernuansa profit merupakan ancaman
terhadap pelayanan kesehatan pemerintahan termasuk Puskesmas
12) Kurangnya penggunaan obat generik karena banyaknya pasokan
obat pasien menyebabkan tingginya harga obat-obatan dan
merupakan ancaman pelayanan kesehatan terutama untuk
masyarakat miskin.
13) Mobilisasi penduduk yang tinggi menyebabkan penularan penyakit
yang cepat serta perubahan lingkungan dan perilaku sosial budaya
masyarakat merupakan ancaman terhadap semakin meningkatnya
masalah kesehatan.
14) Pemanfaat tenaga dan sarana kesehatan Puskesmas masih kurang,
termasuk pemanfaatan bidan desa, dimana bidan desa lebih banyak
dimanfaatkan dalam upaya promotif dan preventif.
15) Masih adanya persalinan dukun paraji dan belum tejalin kemitraan
antara bidan desa dengan dukun paraji.
16) Perilaku Hidup Bersih dana Sehat (PHBS) masih belum
memasyarakat dan membudaya baik PHBS rumah tangga, sarana
kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja, mauoun tempat-
tempat umum.
Berdasarkan analisis SWOT Puskesmas tahun 2009 tersebut diatas,
dapat disimpulkan bahwa Puskesmas saat ini terdapat pada kuadran 4 yaitu
menghadapi kondisi yang paling buruk karena harus menghadpi
ancaman/rintangan/tantangan (threat) besar yang bersumber pada
lingkungan luar dan pada saat yang bersamaan dilanda berbagai kelemahan
internal (weakness). Strategi yang tepat pada keadaan demikian ialah
strategi defensif dalam arti mengurangi atau mengubah bentuk perlayanan
kesehatan yakni:
a. Mengubah paradigma yaitu dari paradigma sakit menjadi paradigma
sehat. Paradigma sehat yakni upaya kesehatan menitikberatkan pada
upaya promotif dan preventiftanpa mengesampingkan upaya promotif
dan rehabilitatif.
b. Upaya kesehatan Puskesmas lebih menitikberatkan pada upaya
kesehatan yanjg mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan AKI
dan AKB seperti program keterpaduan KB-kesehatan di Posyandu
c. Upaya kesehatan Puskesmas menfokuskan pada program basic-six
Pembinaan dan pengembangan Puskesmas hendaknya diupayakan untuk
memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang atau kesempatan
(strategi SO (strength-oportunitty) atau Strategi Kekuatan-Peluang)
dengan meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman (strategi
WT-weatness-threat atau strategi kelemahan-ancaman), sehingga
Puskesmas berada pada kuadran 1, dimana Puskesmas menghadapi
berbagai peluang-kesempatan lingkungan luar dan memiliki berbagai
kekuatan yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut,
sehingga strategi yang tepat yaitu strategi pertumbuhan (agresif).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan Weakness
(kelemahan), Opportunity (kesempatan atau peluang) dan Threat (ancaman
atau rintangan atau tantangan). Analisis SWOT dapat merupakan alat yang
ampuh dalam melakukan analisis strategik, karena analisis ini memiliki
kemampuan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan
memanfaatkan peluang serta berperan untuk meminimalisasi kelemahan
organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
SWOT digunakan saat mengembangkan rencana strategis atau perencanaan
solusi untuk masalah, namun baru dapat diaplikasikan setelah menganalisis
lingkungan eksternal dan internal. Analisis SWOT merupakan
perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu
kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan
ancaman. Didalam penelitian analisisSWOT kita ingin memperoleh hasil
berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan keempat faktor dimuka yang
sebelumnya telah dianalisa (strength, weakness, opportunity, dan threat).

3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi dan
pembaca untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai analisa
SWOT terutama dalam analisa SWOT puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA
Arthur A. Thompson, Jr. and A.J. Strickland III. (1992) Cases in strategic
management. 4th ed.New York: Richard d. Irwin, inc.

Kurnia,M. “Paper Pengantar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan SWOT


(Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat”. 24 Maret 2021.
http://www.academia.edu/8445020/Paper_Pengantar_Administrasi_dan_Ke
bijakan_Kesehatan_SWOT_Strength_Weakness_Opportunity_dan_ThreaT

Miller, Robert, A. Fisher, K. Miller, L. Ndlovu, B.N Maggwa, I. Askew, D.


Sanogo and P. Tapsoba. (1997) The Situation Analysis Approach to
Assessing Family Planning and Reproductive Health Services. USA:
Population Council

Supriyanto, StefanusdanNyoman Anita. (2007). Perencanaandan Evaluasi.


Surabaya: Airlangga University Press

Anda mungkin juga menyukai