Disusun Oleh :
Anggota Kelompok 4
3. Ilhami 101711123017
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Kinerja dan Produktivitas ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
dan produktivitas, sebagai salah satu faktor untuk meningkatkan kinerja dan
Oleh sebab itu, kami berharap adanya usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
2.1 Kinerja............................................................................................................................ 5
iii
2.2.1 Pengertian Produktifitas .......................................................................................... 26
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 43
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Sumber daya manusia atau yang biasa disingkat menjadi SDM merupakan
potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai
makhluk 1actor yang adaptif dan 1actor1rmative yang mampu mengelola dirinya
pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari
Sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk
mendukung produktivitas dan aktivitas agar tujuan perusahaan atau suatu organisasi
dapat tercapai dengan sempurna. SDM merupakan salah satu 1actor kunci dalam
Saat ini masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan
bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya
didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber daya yang berlebihan, tetapi
dukungan sumber daya manusia yang andal, kegiatan perusahaan tidak akan
terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia
ekonomi global, namun Indonesia masih mempunyai masalah dalam hal sumber
1
daya manusia. The Boston Consulting Group (BCG) melihat Indonesia kekurangan
tenaga kerja yang berkualitas. Jika tidak diatasi segera, lembaga ini memprediksi
selisih permintaan dan penawaran akan tenaga kerja tersebut bakal melebar (Tong
& Waltermann,2013).
perusahaan perlu mengupayakan perbaikan sumber daya manusia dengan kata lain
Pada dasarnya kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan
untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya masa lalu atau yang
karyawan dengan standar atau tolak ukur yang telah ditetapkan dan disepakati oleh
sasaran kerja dan standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil yang
sebenarnya dicapai pada akhir kurun waktu tertentu. Peningkatan kinerja karyawan
hal yang tidak dapat dipisahkan dengan perusahaan. Dukungan dari tiap manajemen
2
yang berupa pengarahan, dukungan sumber daya seperti, memberikan peralatan
yang memadai sebagai sarana untuk memudahkan pencapaian tujuan yang ingin
produktivitas menjadi hal yang penting yang selalu ditingkatkan karena dapat
output konstan (jumlah) atau mengoptimalkan jumlah output dengan kondisi input
tetap.
1.2 RumusanMasalah
3
1.2.7 Apa kriteria dari kinerja dan produktivitas ?
1.3 Tujuan
produktifitas;
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kinerja
Kinerja individu adalah tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari
sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun
sasaran atau tujuan yang harus dicapai oleh organisasi tersebut dalam kurun
waktu tertentu.
1. Quantity of output
2. Quality of output
3. Timeliness of output
4. Presence at work
5. Cooperativeness
Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata actual performance (prestasi
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Kinerja sebagai “ungkapan
5
seperti output, efisiensi serta efektifitas sering dihubungkan dengan produktivitas”.
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
function or activity during a time period“. Kinerja cenderung dilihat sebagai hasil dari
suatu proses pekerjaan yang pengukurannya dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam
Dari beberapa uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa kinerja adalah suatu
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
1. Teori gibson
psikologis, dan variabel organisasi. Pada variabel individu terdapat sub variabel
dan fisik. Sub variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama
yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Sub variabel latar belakang
6
dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, dan pengalaman. Sedangkan sub
variabel demografis dipengaruhi oleh umur, etnis, dan jenis kelamin. Sub variabel
demografis ini memiliki efek tidak langsung perilaku dan kinerja individu.
Variabel psikologis terdiri dari sub variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar,
dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat social,
merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur. Variabel organisasi memiliki efek
tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Variabel ini digologkan
pada sub variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan design
2. Teori kopelman
7
pengetahuan, keterampilan, motivasi dan norma. Untuk kepribadian, umur, jenis
dan pelatihan, struktur organisasi, visi dan misi serta kepemimpinan. Dan yang
pekerjaan dan jadwal kerja. (Kopelman, 1986) Berikut adalah model kinerja
Karakteristik
pekerjaan:
1. Deskripsi pekerjaan
2. Design pekerjaan Karakteristik
3. Jadwal kerja Individu:
1. Kemampuan
2. Pengetahuan KINERJA
Karakteristik 3. Ketrampilan
Organisasi: 4. Motivasi
1. Imbalan 5. Norma dan nilai
2. Seleksi dan
pelatihan
3. Struktur organisasi
4. Visi dan misi
5. Kepemimpinan
Gambar 2. Konseptual kerangka faktor-faktor penentu produktivitas dalam organisasi
pendekatan ilmu perilaku
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi konsep kinerja
1. Personal factors
komitmen individu.
2. Leadership factors
8
3. Team factors
4. System factors
1. Faktor individu
integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmani).
Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka
individu tersebut memiliki konsentas diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini
9
e. Hubungan kerja harmonis
g. Peluang berkarir
1. Kemampuan mereka
2. Motivasi
Kinerja dalam lingkup organisasi adalah hasil kerja yang telah dicapai
oleh suatu organisasi dalam melakukan suatu pekerjaan dapat dievaluasi tingkat
1. Teknologi, meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk
10
4. Budaya organisasi, sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam
organisasi
dalam pencapaian tugas yang dilakukan oleh sebuah organisasi. Berhasil tidaknya
kinerja itu dilaksanakan. Kinerja tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi.
motivasi (motivation).
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pemimpin dan
maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu,
11
bersifat positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja
tinggi. Sebaliknya, jika mereka yang bersifat negatif (kontra) terhadap situasi
kerjanya akan menunjukan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang
kepemimpinan kerja dan kondisi kerja harus selalu dilakukan dan diperhatikan
meningkatkan hasil kinerja adalah upah kerja yang sesuai, kesehatan dan
1. Faktor individual
c. Demografi
2. Faktor psikologis
a. Persepi
b. Attitude
c. Personality
d. Pembelajaran
e. Motivasi
3. Faktor organisasi
a. Sumber daya
b. Kepemimpinan
c. Penghargaan
12
d. Struktur
e. Job design
Dari teori kinerja yang telah dipaparkan, ada beberapa manfaat yang diperoleh dari
penempatan, promosi, sistem balas jasa, serta berbagai aspek lain dalam proses
kriteria yang ditetapkan secara rasional serta diterapkan secara objektif serta
harus mengetahui upaya dan strategi untuk meningkatkan kinerja. Upaya dan
strategi ada berbagai macam. Strategi lebih bersifat kondisional sesuai dengan
kondisikelompok/individu/perusahaan.
13
menjadi suatu hambatan saat dalam proses kinerja. Contoh faktor yang dapat
menurunkan hasil kinerja adalah fasilitas tempat kerja yang kurang memadai.
Hal ini akan menghambat hasil kinerja yang dilakukan, sehingga perlu adanya
24 point praktis untuk meningkatkan kinerja karyawan, antara lain sebagai berikut:
optimal dengan memberikan panutan dalam waktu dan usaha, membagi tanggung
2. Mengenali manfaat
3. Mengelola kinerja
14
Jangan biarkan karyawan merasa diperintah dalam bekerja. Anggaplah
mereka adalah peserta aktif dan antusias dalam menjalankan proses kerja sesuai
Perencanaan yang tepat dan jelas akan membantu karyawan dalam memahami
Akan sia-sia seluruh proses manajemen kinerja apabila misi kelompok tidak
Insentif yang berbeda kepada tiap performa karyawan yang berbeda dapat
memacu kinerja karyawan menjadi lebih baik. Bentuk insentif dapat berupa bonus,
Selain itu, komunikasi membantu dalam membangun relasi dan motivasi bagi
15
Perkembangan teknologi informasi memang bermanfaat untuk mempercepat
sehingga akan bersifat subjektif. Oleh karena itu, manajer perlu menjelaskan arti
dilakukan.
kepada karyawan. Sebagian karyawan akan bekerja lebih baik dan sebagian lainnya
akan menjadi lebih buruk. Untuk itu perlu menambahkan berbagai unsur dalam
penggolongan karywan agar tetap memberikan efek yang positif bagi semua
karyawan.
Penilaian kinerja karyawan harus dibuat sedetail mungkin agar hasilnya dapat
16
16. Akui keberhasilan
dihargai.
17
Kembangkanlah karyawan sesuai keahliannya karena keahlian di tempat
2.1.6.1 Indikator
Sementara itu, indikator kerja dipakai untuk aktivitas yang dapat ditetapkan
1. Kualitas kerja.
bagi perusahaan agar perusahaan dapat bertahan hidup dalam berbagai bentuk
2. Kuantitas kerja
18
Perusahaa yang dapat memenuhi target yang telah ditetapkan menunjukkan
3. Waktu kerja
efisien dan efektif pada semua level dalam manajemen. Waktu kerja
mencapai tujuan yang ditetapkan, sebab dengan adanya kerjasama yang baik
2.1.6.2 Dimensi
Ada 6 dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai
kinerja yaitu :
1. kualitas (quality)
Terkait dengan proses atau hasil mendekati sempurna atau ideal dalam
2. Kuantitas (quantity)
19
3. Waktu (timeliness)
4. Cost – effectiveness
6. Intrpersonal impact
Dari dimensi tersebut, dua hal terkait dengan aspek keluarab atau hasil
pekerjaan yaitu kualitas hasil dan kuantitas keluaran, dual hal terkait proses
individu.(Bernardin, 2006)
perseorangan tim atau unit kerja diberi penilaian, hal tersebut adalah pengharapan
kinerja yang dilakukan oleh individu atau tim untuk memenuhi strategi peruasahaan,
saat menilai kinerja tugas dan anggota perusahaan, perusahaan dapat menggunakan 3
20
1. Kriteria berdasarkan kepribadian (triat based criteria) focus pada karakteristik
3. Hasil objektif focus pada apa yang dseslesaikan atau dihasilkan daripada
akan sesuai jika perusahaan tidak peduli dengan bagaimana hasil tersebut
dicapai tetapi tidak dapat sesuai jika perusahaan tidak dapat sesuai dengan
Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang di
Pada umumnya unsur-unsur yang perlu dinilai dalam proses penilaian kinerja sebagai
berikut :
21
1. Kesetiaan dan pengabdian, pengabdian yang dimaksud adlah sumbangan pikiran
kepentingan pribadi.
2. Pestasi kerja adalah hasil baik dari segi kuantitatif maupun kualitatifyang
dicapai oleh seorang tenaga dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
diberikan kepadanya.
baiknyadan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang telah
5. Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas
6. Kerjasma adlah kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja sama dengan
orang lain dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan,
atasannya
22
8. Kepemimpinan adlah kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kerja untuk
meyakinkan orang lain (tenaga kerja lain) sehingga tenaga kerja lain tersebuut
pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang
1. Pengembangan karir
Penilaian kinerja memberikan arahan yang jelas bagi individu dalam merancang
potensi karir, dengan cara diskusi atau konseling. Individ akan mudah menemukan
2. Umpan balik
Evaluasi kinerja adalah komunikasi dua arah sehingga masing-masing dapat saling
memberikan penilaian, baik bawahan atau atasan. Umpan balik akan memperkut
Kenaikan gaji, pangkat, jabatan, retensi karyawan dan lainnya adalah bagian
penghargaan karyawan juga berguna dalam identifikasi kinerja yang buruk bahkan
23
4. Sejarah kierja
Ingatan manusia yang terbatas tidak dapat dijadikan dasar-dasar Punish and
5. Sasaran organisasi
Evauasi kinerja akan memberikan arahan tegas dalam sasaran organisasi terkait
6. Standar pekerjaan
Evaluasi kinerja menjadi factor yang memperlihatkan standar kerja telah dilakukan
Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara
kuantitatif yaitu :
Yaitu ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja
akan cenderung memusatkan usahanya kepada kriteria tersebut sebagai akibat di-
abaikannya kriteria yang lain yang kemungkinan sama pentingnya dalam menen-
24
Sebagai contoh manajer produksi diukur kinerjanya dari tercapainya target
kuantitas produk yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu kemungkinan akan
Yaitu ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran dalam menilai
kinerja manajernya. Kriteria ini merupakan cara untuk mengatasi kelemahan krite-
ria tunggal dalam pengukuran kinerja. Berbagai aspek kinerja manajer dicari uku-
ran kriterianya sehingga seorang manajer diukur kinerjanya dengan berbagai krite-
ria. Tujuan penggunaan kriteria ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya
jangka pendek dan sasaran jangka panjang. Karena dalam ukuran kriteria beragan
luruhan. Tanpa ada penentuan bobot resmi tiap aspek kinerja yang dinilai didalam
menilai kinerja menyeluruh manajer, akan mendorong manajer yang diukur kiner-
berikan bobot terhadap beragan kriteria yang digunakan untuk menilai kinerjanya.
25
3) Ukuran Kriteria Gabungan (Composite Criterium)
ran menyeluruh kinerja manajernya. Karena disadari bahwa beberapa tujuan lebih
lain, beberapa perusahaan memberikan bobot angka tertentu kepada beragan krite-
ria kinerja untuk mendapatkan ukuran tunggal kinerja manajer, setelah memperhi-
2.2 Produktivitas
atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan, uang). Produktivitas merupakan
ukuran efisiensi produktif, yakni suatu perbandingan antara hasil keluaran dan
masukan. Dalam hal ini, masukan dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran
diukur dalam satuan fisik, bentuk, dan nilai. Produktivitas berbeda dengan produksi.
Produksi mengacu pada peningkatan output selama periode waktu tertentu dan sebagai
bilangan yang bukan rasio, sedangkan produktivitas berkaitan dengan rasio output
keinput.
the sum of the direct and indirect effort expended in its production”. (Smith and
Beeching, 1968)
26
Dari pendapat ahli di atas dapat diketahui bahwa produktivitas adalah
hubungan kuantitatif antara sesuatu yang diproduksi dengan sumber daya yang
digunakan. Sedangkan produksi adalah volume output yang dicapai dalam suatu
periode tertentu dengan jumlah usaha langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan
dalam produksi.
Produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna dan hasil guna.
Daya guna menggambarkan tingkat sumber daya manusia, dana, dan alam yang
(George J. Washinis)
hasil nyata maupun fisik atau perbandingan antara hasil keluaran dan masukan.
(Sinungan, 2008)
dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang digunakan setiap produksi berlangsung.
produktivitas adalah rasio antara output yang diperoleh dan input yang
jenis yaitu produktivitas total, produktivitas parsial, dan produktivitas total faktor.
yang dibagi dengan unit dari usaha produksi, tingkat keefektifan dari manajer industri
tenaga kerja dan peralatan. Dalam setiap kegiatan produksi, seluruh sumber daya
27
mempunyai peran yang dapat menentukan tingkat produktivitas, sehingga sumber
dengan input (masukan atau keseluruhan sumber daya) yang digunakan. Dengan
demikian produktivitas merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki oleh
1. Pelatihan
dan cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Untuk itu, latihan
kerja diperlukan bukan saja sebagai pelengkap akan tetapi sekaligus untuk
karyawan belajar untuk mengerjakan sesuatu dengan benar-benar dan tepat, serta
tetapi pada pengembangan karyawan yang paling utama dari hasil penelitian
Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang sangat penting
untuk menjadi perhatian bagi organisasi, sebab keadaan fisik dan mental karyawan
mana bawahan diikutsertakan dalam penentuan tujuan, sikap yang saling jalin
Dengan demikian, jika karyawab dilakukan secara baik , maka karyawan tersebut
akan berpartisipasi dengan baik pula dalam proses produksi, sehingga akan
(Simanjuntak, 1993)
1. Faktor ada pada diri individu, yaitu umur, temperamen, keadaan fisik individu,
2. Faktor yang ada diluar individu, ayitu kondisi fisik seperti suara, penerangan
waktu istirahat, lama kerja upah, bentuk organisasi, lingkungan sosial dan
keluarga
Dengan demikian, jika karyawan dilakukan secara baik oleh atasan atau
adanya hubungan antar karyawannya yang baik, maka karyawan tersebut akan
berpartisipasi dengan baik pula dalam proses produksi, sehingga akan berpengaruh
29
2.2.3 Manfaat Dan Tujuan Memahami Produktivitas
Tujuan dari pengukuran ialah akan menentukan jenis rasio mana yang
menerus. Pentingnya etos kerja terlihat lebih jelas, mengingat bahwa suatu
30
organisasi selalu dihadapkan oleh tuntutan yang terus-menerus berubah, baik
secara internal maupun eksternal. Secara internal, perubahan yang terjadi adalah
perubahan yang terjadi dengan cepat karena dampak tindakan suatu organisasi
peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang dan segala komponen
organisasi. Padahal, mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan
dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala
menyangkut semua jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua satuan kerja,
baik pelaksana tugas pokok maupun pelaksana tugas penunjang dalam organisasi.
Peningkatan mutu tersebut tidak hanya penting secara internal, akan tetapi juga
karena itu, memberdayakan sdm merupakan etos kerja mendasar yang harus
31
martabat manusia, perkayaan mutu kekaryaan dan penerapan gaya manajemen
Berdasarkan uraian di atas, dapat diartikan bahwa strategi atau upaya yang
pekerjaan dan pemberdayaan sdm jugs harus dilakukan. Ketiga upaya tersebut
penting untuk dilakukan dalam meningkatkan etos kerja yang akan meningkatkan
mutu dari hasil pekerjaan serta pemberdayaan sdm salah satu upaya yang penting
maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan
waktu.
tersebut terlaksana
karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan
mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk
32
2. Dimensi keorganisasian, melihat produktivitas dalam kerangka hubungan
(Kusnendi, 2011)
hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas. Kedua
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang
terlaksana secara efisien dan efektif, sehingga ini semua akhirnya sangat diperlukan
dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Untuk mengukur produktivitas kerja,
1. Kemampuan
33
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu
yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati
3. Semangat kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat
dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian
4. Pengembangan diri
pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih
baik pada gilirannya aka sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk
meningkatkan kemampuan.
5. Mutu
Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu
pegawai. Jadi meningkatkan mutu betjuan untuk memberikan hasil yang terbaik
yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri
6. Efisiensi
34
Pebandingan antar ahasil yang dicapai denga keseluruhan sumber daya yang
pada bagian atau departemen yang akan diukur produktivitasnya. Kriteria ini
1. Semangat kerja
Unsur semangat kerja dapat diartikan sebagai sikap mental para pegawai dalam
kegairahan dalam melaksanakan tugas dan mendorong dirinya untuk bekerja secara
lebih baik dan lebih produktif. Sehingga apabila kondisi yang demikian dapat dijaga
produktivitas kerja akan dapat tercapai. Untuk menilai semngat kerja karyawan dapat
2. Cara kerja
Cara kerja atau metode kerja pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannyaa dapat
dilihat melalui kesediaan para pegawai untuk bekerja secara efektif dan efisien.
3. Hasil kerja
35
Hasil kerja merupakan hasil yang diperoleh dari pekerjaan yang dilaksnakan oleh
karyawan. Hasil kerja ini dapat dilihat dari jumlah atau frekuensi diatas standar yang
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, produktivitas kerja dapat diukur dengan
adanya semangat kerja dari pegawai dalam menyelasaikan setiap tugas yang
dibebankannya, dengan selalu berdasarkan pada cara kerja atau metode kerja yang
keperilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi hal
meningkatkan produktivitas kerja, sebagian di antaranya berupa etos kerja yang harus
dipegang teguh oleh semua karyawan dalam organisasi. Yang dimaksud etos kerja
adalah norma-norma yang bersifat mengikat dan ditetapkan secara eksplisit serta
praktik-praktik yang diterima dan diakui sebagai kebiasaan yang wajar untuk
1. Perbaikan terus-menerus
ialah bahwa seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus
–menerus. Pandangan ini bukan hanyu merupakan salah satu etos kerja yang
penting sebagai bagian dari filsafat manajemen mutakhir. Pentingnya etos kerja
36
ini terlihat dengan lebih jelas apalagi diingat bahwa suatu organisasi selalu
maupun eksternal. Tambahan pula, ada ungkapan yang mengatakan bahwa sa- tu-
satunya hal yang konstan di dunia adalah perubahan. Secara internal, perubahan
perubahan eksternal adalah perubahan yang terjadi dengan cepat karena dampak
ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang an segala komponen
organisasi. Padahal, mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan
dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala
jenis kegiatan di mana organisasi terlibat. Berarti mutu menyangkut semua jenis
kegiatan yang diselenggarakan oleh semua satuan kerja, baik pelaksana tugas
tersebut tidak hanya penting secara internal, akan tetapi juga secara eksternal
pada gilirannya turut membentuk citra organisasi di mata berbagai pihak di luar
organisasi. Jika ada organisasi yang mendapat penghargaan dalam bentuk ISO
organi- sasi meningkatkan mutu produknya, akan tetapi karena dinilai berhasil
37
meningkatkan mutu semua jenis pekerjaan dan proses manajerial dalam organisasi
yang bersangkutan.
3. Pemberdayaan SDM
Karena itu, memberdayakan SDM merupakan etos kerja yang sangat mendasar
yang harus dipegang teguh oleh semua eselon manajemen dalam hierarki
harkat dan martabat manusia, perkayaan mutu kekaryaan dan penerapan gaya
berorganisasi.
38
2. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan
mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini
merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara
teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
3. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal
waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu
diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal
waktu sampai menjadi output.
Mengukur produktivitas kerja menurut dimensi organisasi menurut Alan Thomas
(Kusnendi, 2003) yang secara matematis hubungannya diformulasikan sebagai berikut:
Oi = g (l1, l2,......ln)
Dimana Oi adalah output, sedangkan adalah sejumlah input yang dipergunakan dalam
mencapai output tertentu. Dengan kata lain formula diatas dapat diperjelas kepada
formula yang lebih dipahami, yakni sebagai berikut:
𝑜
P= 𝑖
Dimana:
P = Produktivitas,
O = Output,
I = Input
Dalam Muchdarsyah Sinungan (2003), secara umum pengukuran produktivitas
berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda.
1). Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan
secara historis yang tidak menunjukan apakah pelaksanaan sekarang ini
memuaskan namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang
serta tingkatannya.
2). Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan
lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukan pencapaian relatif.
3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah yang terbaik
sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.
Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini perlulah mempertimbangkan
tingkatan daftar susunan dan perbandingan pengukuran produktivitas. Paling
39
sedikit ada dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total
dan produktivitas parsial.
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Total Produktivitas = 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑎𝑟𝑠𝑖𝑎𝑙
Produktivitas Parsial = 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
function or activity during a time period“. Kinerja cenderung dilihat sebagai hasil dari
suatu proses pekerjaan yang pengukurannya dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
(Bernardin dan Russel, 2000). Dapat dikemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi,
tujuan organisasi.
objective a specific, easily viewed target, rather than a vague job describtion or a
supervisor’s exhortations.”. Yang berarti, produktifitas akan meningkat jika tugas yang
diberikan pada karyawan lebih spesifik dan mudah dilihat / dilaksanakan bagi karyawan
tersebut. Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil
keluaran dan masukan. Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan
40
Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi
barang atau jasa. Jika denominator dalam perbandingan produktivitas adalah sumber
daya yang digunakan (input), maka produktivitas berkenaan langsung dengan sumber
daya dalam suatu organisasi. Dengan begitu, produktivitas lebih menitikberatkan pada
efisiensi penggunaan sumber daya tersedia. Seperti yang kita ketahui, sumber daya yang
dimiliki organisasi sangat beragam tetapi jumlahnya terbatas. Untuk itulah hal ini
menjadi tantangan tersendiri bagi suatu organisasi untuk menggunakan sumber daya
maka dapat dikatakan bahwa kinerja lebih menitikberatkan pada efektivitas pengggunaan
waktu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa denominator dari kinerja adalah
waktu yang dibutuhkan. Sehingga suatu organisasi dianggap dapat menghasilkan kinerja
Penggunaan waktu yang efektif menjadi begitu penting karena dapat mempermudah
organisasi dalam mencapai tujuannya sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan
kinerja terbaiknya.
Secara ringkas, perbedaan antara kinerja dan produktivitas dapat dilihat pada
tabel berikut :
No Kinerja Produktivitas
41
kinerja adalah waktu yang produktivitas adalah sumber daya
daya
42
KESIMPULAN
BAB V
KESIMPULAN
1. Kinerja adalah suatu perilaku kerja yang memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai hasil oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan
2. Kinerja dipengaruhi oleh faktor penentu, seperti menurut Kopelman (1986) karakteristik
dan John H. Jackson meliputi kemampuan individu (individual ability) dalam melakukan
suatu pekerjaan, tingkat usaha yang dikeluarkan (effort expended), dan dukungan dari
dengan input (masukan atau keseluruhan sumber daya) yang digunakan. Dengan
demikian produktivitas merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki oleh setiap
merupakan perbandingan antara hasil kerja (output) dengan standar yang ditentukan
dalam periode waktu tertentu, sedangkan produktivitas adalah perbandingan antara hasil
keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri orang tersebut agar tumbuh dorongan
untuk bekerja dan tujuan yang dikehendaki oleh mereka bisa tercapai.
43
DAFTAR PUSTAKA
Achmad S, Ruky. 2001. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Davis, Keith. 1994. Perilaku Dalam Organisasi (jilid 1). Yogyakarta: Erlangga.
Malayu S. P Hasibuan. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia : Edisi Revisi. Jumi Aksara.
Jakarta
Remaja Rosdakarya.
Sayles L.R, George Strauss. 1977. Managing Human Resources. United States of America
Siagian, P Sondang. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Simanjuntak, P.J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Fakultas
Ekonomi UI
44
Werther, William B & Davis, Keith. 1993. Human Resources and Personal Management 4th
45