Nofita Ningsih (16133240174) Hety Wijayanti (17133200067) Nadia Lia Anjani (17133200079)
Resume Budaya Organisasi
BAB I – Memahami Budaya Organisasi
Asas Budaya Organisasi
Secara ringkas, menurut Miller (1984) dalam Sutrisno (2010), ada beberapa butir nilai-nilai yg seharusnya ada pada organisasi yang jika dikelola dengan baik dapat menjadi budaya organisasi yang positif, dan akan mengakibatkan efektivitas, inovasi, loyalitas, dan produktivitas, yaitu: 1. Asas tujuan ialah menyediakan produk atau jasa yang berkualitas dan bermanfaat bagi konsumen dan sekaligus menjadi inspirasi dan motivasi kepada anggota. 2. Asas keunggulan ialah usaha menciptakan ketidakpuasan yang kreatif di kalangan para anggota organisasi, supaya anggota dapat menciptakan keunggulan 3. Asas consensus ialah kebersamaan cita-cita, memikir, dan merasakan yang dinyatakan dalam musyawarah untuk mufakat. 4. Asas kesatuan ialah perasaan satu di antara anggota karena adanya persamaan. 5. Asas prestasi ialah member penghargaan yang layak atas prestasi. 6. Asas empiri ialah menggunakan data nyata atau statistic sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan. 7. Asas keakraban ialah saling memberikan pikiran, perasaan,dan kebutuhan emosional dan spiritual di antara para anggota 8. Asas integritas ialah kejujuran, adil, dapat dipercaya, mampu dan dapat diandalkan. Pengertian Budaya Organisasi Menurut Sutrisno (2010), Budaya organisasi didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai-nilai (value), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumtions), atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah organisasinya. Budaya organisasi juga disebut sebagai budaya perusahaan, yaitu seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang relative lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan) sebagai norma perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi (perusahaan). Konsep Budaya Organisasi Menurut Sutrisno (2010) Budaya organisasi adalah suatu konsep yang sangat bervariasi, terbukti dari adanya sekian banyak definisi yang sangat berbeda-beda yang dapat ditemukan dalam kepustakaan. Fungsi Budaya Organisasi Sutrisno (2010) menyimpulkan bahwa fungsi budaya organisasi adalah sebagai perekat social dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan- ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para anggota. Hal ini dapat berfungsi pula sebagai control atas perilaku para anggota. Perbedaan Dimensi Nilai Dalam Budaya Organisasi Menurut Cox, Jr. (1994) dalam Sutrisno (2010) ada dua dimensi utama dalam budaya organisasi yang dapat dideskripsikan dan dapat diperbandingkan yaitu: 1. Dimensi kekuatan ialah sejauh manakah norma-norma dan nilai-nilai secara jelas dirumuskan dan diberlakukan secara sungguh-sungguh. 2. Dimesi isi yang ditetapkan untuk menganalisis suatu organisasi Nilai-Nilai Budaya Organisasi Menurut Miller (1994) dalam Sutrisno (2010), nilai nilai budaya organisasi adalah jiwa perusahaan.yang mana jika dilakukan dapat menimbulkan inovasi baru, loyalitas, dan produktivitas. Nilai-nilai budaya itu tidak tampak, tetapi merupakanke kuatan untuk mendorong perilaku untuk menghasilkan efektivitas kinerja. Tipe Budaya Organisasi Menurut Jeff Cartwrigjht (1999:11) dalam Tika (2014) menyatakan adanya 4 (empat) tipologi budaya yaitu: 1. The monoculture :merupakan program mental tunggal orang berpikir sama dan sesuai dengan norma budaya yang sama. 2. The superordinate culture: merupakan tipe ideal budaya organisasi. 3. The divisive culture: bersifat memecah belah 4. The disjunctive culture: merupakan pemecahan organisasi secara eksplosif atau bahkan menjadi unit budaya individual. Persamaan dan Perbedaan Budaya Organisasi Kesamaan dan Perbedaan Budaya Organisasi oleh Jeff Carwright (1999:20) dalam Tika (2014): Persamaan Perbedaan 1. Distinctive: mempunyai ciri tersendiri 1. Management Style (Gaya Manajemen) 2. Satisfying: senang menjadi bagian tim 2. Bias (Bias) 3. Protective: berbagi dan saling memperhatikan 3.Value (Nilai-Nilai) 4. Inclusive/exclusive: setiap anggota tim dihargai 4. Individualism (Individualisme) 5. Objective/subjective: anggota memiliki sasaran 5. Change (Perubahan) tim sendiri 6. Constituency (Unsur Pokok) 6. Instructive: mendorong keterampilan pribadi 7. Indentity (Identitas) dan kinerja 8. Strategy (Strategi) 7. Continuous: kebijakan dan tindakan konsisten.
Kekuatan dan Hambatan Budaya Organisasi
Menurut John P. Kotter dan James L. Heskett (1992:12) memberikan indikasi kekuatan budaya korporasi sebagai berikut : 1. Budaya korporasi memiliki dampak signifikan pada kinerja ekonomi jangka panjang. 2. Budaya korporasi merupakan faktor penting menentukan kegagalan dan keberhasilan perusahaan. 3. Budaya korporasi menunjukkan kinerja finansial jangka panjang yang kuat. 4. Meskipun kuat untuk berubah, budaya korporasi dapat dibuat untuk lebih meningkatkan kinerja. Alasan mengapa budaya organisasi dianggap sebagai penghambat adalah (Stephen P.Robbins, 2001:529) : 1. Barier to change ( hambatan terhadap perubahan ) 2. Barrier to diversity ( hambatan terhadap keberagaman) 3. Barier to acquisitions and merger ( hambatan terhadap akuisisi dan merger)