Anda di halaman 1dari 3

KASUS BLUE BIRD

Anton Triadna adalah supervisor pemeliharaan pada perusahaan taxi “Blue Bird” yang
beroperasi di Kota Jakarta. Ia sangat prihatin dengan keadaan perusahaan karena para sopir
taxi tidak pernah melaporkan masalah tentang mesin mobil tersebut.
Beberapa bulan yang lalu, Anton melakukan program pencegahan pemeliharaan mobil Taxi.
Program ini sangat tergantung pada kesediaan para sopir untuk mengisi secara detail laporan
mengenai kapan mobil-mobil itu diperkirakan akan bermasalah, akan tetapi hal ini tidak
dilakukan oleh para sopir. Beberapa sopir malah meninggalkan taxi di garasi, bahkan di
jalanan dalam keadaan rusak berat, tanpa dilaporkan ke supervisor.

Untuk memanggil montir ke luar (perbaikan di jalan) tidak hanya mahal ongkosnya, tetapi
juga resiko ketidakamanan sangat tinggi. Selain itu, para penumpang akan sangat kecewa bila
mengalami kejadian tersebut. Frekuensi kerusakan mobil yang tinggi akan mengancam para
sopir untuk tidak menerima bonus. Atas kejadian tersebut, Anton mengeluarkan teguran
secara lisan maupun tertulis kepada para sopir Taxi, namun para sopir tetap tidak memberi
respon sehingga Anton mencoba pendekatan baru. Pendekatan tersebut adalah dengan
merespon langsung setiap kali ada laporan dari sopir mengenai masalah mesin yang
potensial, dengan mengatakan bahwa staf dari bagian pencatatan telah salah dalam
mengatasi hal tersebut. Anton juga memberi catatan tambahan yang menyatakan ”terima
kasih kepada sopir karena melaporkan masalah mereka sekarang dengan yang akan datang
dari Taxi tersebut”.
Kurang dari satu bulan, jumlah panggilan perbaikan di lapangan menurun setengah dari
sebelumnya, tetapi sebaliknya, masalah potensial yang dilaporkan meningkat tiga kali lipat.

ANALISA:

1. Dari sudut pandang komunikasi penyebab kegagalan Anton meminta para sopir
membuat laporan tertulis pada kesempatan pertama adalah keluhan semacam
itu menunjukkan tidak cukupnya komunikasi ke bawah, dan perlunya
pegawai mendapatkan informasi yang sesuai dengan pekerjaan mereka. tidak
adanya informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan tekanan
batin yang tidak perlu di antara anggota organisasi.
2. Kesuksesan Anton menindaklanjuti catatan kepada para sopir tersebut yaitu Anton
Triadna telah meningkatkan komunikasi dalam Organisasinya dengan melakukan :

o Memanfaatkan Balikan yaitu menerima penolakan pada kebijakan pertama


sebagai pelajaran yang berharga
o Melakukan Tindak Lanjut. Para karyawan lama mungkin mengartikan hal ini
sebagai maksud baik, tetapi karyawan baru bisa jadi mengartikan sebagai
memberikan mereka pekerjaan tambahan
o Empati ; yang mengharuskan komunikator agar menempatkan dirinya pada
kedudukan penerima sehingga dapat memperkirakan
bagaimana kemungkinan penguraian sandi
o Pengulangan adalah prinsip belajar yang sudah diterima.
Menyakup unsur pengulangan atau redundansi ke dalam komunikasi
(terutama yang bersifat teknis) menjamin bahwa
seandainya satu bagain pesan tidak dimengerti, bagian lainnya akan
membawa pesan yang sama dengan cara berbeda.

Proses komunikasi di perusahaan tersebut yaitu :


a. Komunikasi ke bawah (downward process)

 Gagalnya downward process yang pertama Anton Triadna Memberi arahan tugas
khusus mengenai instruksi kerja mengenai program pencegahan pemeliharaan mobil
Taxi. Contoh : Anton mengeluarkan teguran secara lisan maupun tertulis kepada para
sopir Taxi, namun para sopir tetap tidak memberi respon
 Downward Process Anton Triadna berhasil dengan melakukan pendekatan baru dalam
Memberi arahan tugas khusus mengenai instruksi kerja mengenai program
pencegahan pemeliharaan mobil Taxi dengan Kurang dari satu bulan, jumlah
panggilan perbaikan di lapangan menurun setengah dari sebelumnya. Contoh: Anton
Triadna merespon langsung setiap kali ada laporan dari sopir mengenai masalah
mesin yang potensial, dengan mengatakan bahwa staf dari bagian pencatatan telah
salah dalam mengatasi hal tersebut. Anton juga memberi catatan tambahan yang
menyatakan ”terima kasih kepada sopir karena melaporkan masalah mereka sekarang
dengan yang akan datang dari Taxi tersebut”.

b. Komunikasi ke atas (Upward Process)


 Gagalnya Upward Process pada komunikasi yang pertama yang disebabkan karena
pendekatan yang pertama dirasakan menambah pekerjaan dan Anton Triadna tidak
empati dalam menyampaikan maksud informasinya. Contoh : Beberapa sopir malah
meninggalkan taxi di garasi, bahkan di jalanan dalam keadaan rusak berat, tanpa
dilaporkan ke supervisor

c. Komunikasi Horisontal/lnteraktif dalam Organisasi Blue Bird

 Adanya kegagalan komunikasi horisontal. Contoh: staf dari bagian pencatatan telah
salah dalam mengatasi hal tersebut

Anda mungkin juga menyukai