KELOMPOK 2
OLEH:
Kelas 6A
S1 Manajemen
FAKULTAS EKONOMI
SINGARAJA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Bauran Pemasaran Jasa” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pada
mata kuliah Pemasaran Jasa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bauran pemasaran jasa bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
PEMBAHASAN .....................................................................................................3
PENUTUP .............................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditentukan tujuan pembahasan
masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui Konsep dalam Produk Jasa
2. Untuk mengetahui Harga dari Perspektif Konsumen
3. Untuk mengetahui Dasar dalam Penentuan Harga
4. Untuk mengetahui secara jelas Penerapan Strategi Penentuan Harga
5. Untuk dapat mengetahui Pengembangan Promosi/ Komunikasi yang Efektif
6. Untuk dapat mengenali Bauran Komunikasi Pemasaran
7. Untuk mengetahui Penerapan Strategi Promosi/Komunikasi Jasa
1.4 Manfaat Penulisan
Dapat menambah wawasan dan dapat lebih mendalami materi mengenai bauran
pemasaran jasa, serta dapat terhindar dari kesalahan karena ketidaktahuan
tentang bauran pemasaran jasa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
produk jasa lain. Contohnya: kemudahan-kemudahan atau layanan khusus
sebagai konsumen yang telah menjadi member jasa perusahaan.
Tiga elemen selain core product merupakan elemen yang potensial untuk
dijadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk tersebut berbeda dengan
produk yang lain. Untuk menjelaskan mengenai augumented product, maka
konsep Lyn Shosttack mengenai Moleculer Model dapat digunakan dalam
pembahasan ini. Molecular Model menggambarkan bagaimana penawaran jasa
merupakan penawaran total (total market entity) yang memperlihatkan
bagaimana konsumen melihat penawaran jasa suatu perusahaan di tengah model
itu digambarkan manfaat inti yang menunjukkan kebutuhan dasar pelanggan
yang berkaitan dengan layanan lainnya. Di sekitar moleculer model terdapat
variable seperti harga, distribusi dan positioning pasar (pesan komunikasi). Jadi
total market offering yang dapat diciptakan keunggulan tersaing jika perusahaan
jasa mampu mengembangkan core produk yang dapat menawarkan manfaat inti
yang didukung oleh pelayanan tambahan. Kemudian kinerja produk yag
ditawakan tersebut harus dikaitkan dengan variable marketing lain seperti
penetapan harga yang bias memberikan value kepada pelanggan, distribusi
dalam arti penyerahan jasa harus efektif dan pesan yang dikembangkan dalam
komunikasi harus dapat menciptakan positioning yang kuat dibenak konsumen.
Molecular Model membantu pemasaran jasa untuk mengidentifikasi elemen
nyata (tangible) dan elemen tidak nyata (intangible) yang berhubungan dengan
delivery service.
2.2 Esensi Harga dari Perspektif Konsumen
Istilah harga dalam bisnis jasa bisa ditemui dengan berbagai sebutan
perguruan tinggi menggunakan SPP (tuition), konsultan professional
menggunakan istilah fee, bank memberikan service charge, jasa angkutan
menggunakan istilah tariff, pialang menggunakan istilah komisi, apartemen
menggunakan sewa, asuransi menggunakan premi dan lain-lain.
Kegiatan penentuan harga memainkan peranan penting dalam penentuan
bauran pemasaran, karena penentuan harga terkait langsung dengan revenue
yag diterima oleh perusahaan. Keputusan penentuan harga juga sedemikian
penting dalam penentuan seberapa jauh sebuah layanan jasa dinilia oleh
4
konsumen dan juga dalam proses membangun citra secara tradisional penentuan
harga biasanya dilakukan dengan penambahan persentase diatas nilai/besarnya
biaya produk. Perusahan-perusahaan yang bergerak dibidang jasa perlu
menggunakan strategi penetuan harga agar bersaing dalam pasar yang
kompetitif. Pada prinsipnya berbagai benefits yang dimiliki oleh suatu produk
jasa harus dibandingkan dengan berbagai biaya (pengorbanan) dan
menimbulkan dalam konsumsi pelayanan jasa tersebut. Biaya-biaya tersebut
berupa waktu yang harus dikorbankan untuk medapatkan jasa, upaya fisik
(energy yang dikeluarkan untuk mendapatkan jasa), beban mental (stress) dan
pengorbanan yang terkait engan panca indra (suara bising, panas, dll) penentun
harga dalam pemasaran jasa sangat penting mengingat bentuk yang ditawarkan
oleh jasa layanan tersebut bersifat tidak berwujud.
Keputusan dalam penentuan harga terhadap jenis jasa yang baru harus
mempertimbangkan berbagai aspek-aspek yang berkaitan nilai suatu jasa tidak
ditentukan oleh harga namun oleh manfaat (benefits) yang pembeli dapatkan
ketika mengkonsumsi jasa tersebut relative terhadap biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh layanan jasa tersebut, dan harga dari jasa yang bersifat
alternative yang memiliki competitor. Jasa memiliki nilai intrinsik bagi
pelanggan dan hal ini adalah lebih baik dari sekedar mempertimbangkan biaya
dalam meluncurkan produk jasa tersebut. Penentuan harga harus dipandang dari
perspektif orientasi konsumen maupun pasar.
2.3 Dasar Penentuan Harga
Kegiatan penentuan harga (pricing) memainkan peran penting dalam proses
bauran pemasaran, karena penentuan harga terkait langsung nantinya dengan
pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Keputusan penentuan harga penting
dalam menentukan seberapa jauh sebuah layanan/jasa dinilai oleh konsumen,
dan juga dalam proses membangun citra. Kotler menguraikan tujuan dari
penetapan harga diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Mendapatkan laba yang maksimum
Jika tujuanya mencapai laba maksimum, maka harga yang terjadi akan
cendurung lebih mahal. Dengan demikian maka laba maksimum yang
diharapkan akan dapat dicapai. Karena laba maksimum didapat dari pendapatan
5
yang maksimum dikurangi dengan biayayang telah dikeluarkan oleh
perusahaan. Adapun hasil penjualan atau hasil pendapatan ini merupakan
perkalian antara kuantitas yang dijual dengan hargayang ditetapkan. Sehingga
jika harga yang ditetapkan tinggi maka pendapatan akan tinggi pula. Sehingga
secara tidak langsung akan dapat memaksiumkan keuntungan perusahaanya.
2. Pangsa pasar yang lebih luas
Untuk dapat pangsa pasar yang lebih luas, pihak perusahaan akan
menetapkan harga dengan lebih murah. Pangsa pasar yang luas adalah bentuk
dari jumlah konsumen. Dengan demikian, jika pangsa pasar yang dikehendaki
adalah lebih luas, maka pihak penjual harus dapat konsumen yang lebih banyak
pula. Untuk dapat jumlah konsumen yang lebih besar, alternatif harga yang
sesuai adalah dengan harga yang rendah karena harga yang rendah dapat
dijangkau oleh segala kelompok sosial dan ekonomi masyarakat. Disamping itu
harga yang relatif murah akan cenderung mampu menarik jumlah konsumen
yang lebih banyak dalam kurun waktu yang relatif singkat
3. Kepemimpinan perusahaan terhadap mutu produk
Jika tujuanya untuk pemimpin produk dipasar, maka ada kecenderungan
harga yang ditetapkan adalah lebih mahal. Karena dengan harga yang cukup
tinggi akan cenderung memberikan persepsi mutu yang baik dari produk yang
dihasilkan. Dengan demikian jika penjual menetapkan harga yang tinggi, maka
dalam hal kepemimpinan mutu produk akan dianggap sebagai yang terbaik atau
pemimpin mutu produk di pasar
4. Menentukan permintaan dari konsumennya
Kepekaan permintaan terhadap perubahan harga ini sering diitilahkan
dengan elastisitas harga terhadap permintaan. Jika permintaan yang terjadi
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perubahan harga atau sering disebut
sebagai kondisi yang elastis, maka harga dalam hal ini memiliki peran yang
cukup besar dalam perubahan permintaan. Sebaliknya jika permintaan yang
terjadi tidak peka terhadap perubahan harga maka sering diistilahkan dengan
tidak elastis terhadap perubahan harga. Jika demikian yang terjadi maka pihak
perusahaan jurang tepat jika melakuakan perubahan harga.
6
5. Perkiraan biaya
Merupakan bagian dari prosedur penetapan harga, seperti itu kita pahami
bahwa biaya pada prinsipnya jelas memiliki korelasi secara langsung dan
searahdengan harga yang akan ditetapkan oleh perusahaan.
6. Kondisi harga pesaing
Kondisi harga pesaing menjadi bagian yang mempengaruhi prosedur
penetapan harga, karena harga yang ditetapkan pesaing akan turut menentukan
keputusan konsumen terhadap harga produk yang akan dipilih. Jika pesaing
memberikan harga rendah, maka konsumen akan cenderung memilih harga
pesaing yang rendah tersebut. Sebaliknya jika harga pesaing tinggi maka
konsumen akan akan kembali pada harga dari produsen yang rendah tersebut.
2.4 Penerapan Strategi Penentuan Harga
1. Penetapan Harga Berbasis Biaya (Cost-Based Pricing)
Penetapan harga perusahaan jasa lebih rumit dibandingkan manufaktur.
Biaya jasa dapat diperkirakan, dengan menggunakan biaya tetap, semi variabel,
dan variabel, juga analisis kontribusi dan titik impas (break even analysis).
Menggunakan pembiayaan berbasis aktivitas (Activity Based Costing).
2. Penetapan Harga Berbasis Nilai (Value-Based Pricing)
Tidak ada pelanggan yang bersedia membayar lebih kecuali ia menganggap
hal tersebut berharga. Saat pelanggan membeli sebuah jasa, mereka menimbang
persepsi manfaat jasa terhadap persepsi biaya yang akan timbul. Nilai positif
atau surplus konsumen, bisa menggambarkan persepsi biaya yang dikeluarkan
konsumen lebih kecil daripada persepsi manfaatnya.
3. Penetapan Harga Berbasis Persaingan (Competition Based Pricing)
Ini adalah praktik penetapan harga berdasarkan harga yang dikenakan
pesaing untuk produk sejenis. Dengan kata lain, perusahaan menggunakan
harga produk pesaing sebagai benchmark untuk menentukan harga jual. Harga
jual mungkin sedikit di bawah, sama dengan atau di atas harga pesaing.
2.5 Pengembangan Promosi/ Komunikasi yang Efektif
7
1. Mengidentifikasi target audience, tahap ini menentukan siapa yang menjadi
audience kita, apakah itu individu, kelompok atau masyarakat umum.
2. Menentukan tujuan komunikasi, tahap ini menentukan tujuan komunikasi
kepada target, apakah itu kesadaran, pengetahuan, ataupun keyakinan
untuk membeli.
3. Merancang Pesan, perusahaan harus menyusun pesan yang efaktif untuk
menyampaikan maksud tertentu kepada target.
4. Menyeleksi Saluran Komunikasi, perusahaan harus memilih saluran-
saluran komunikasi yang efisien untuk menyampaikan pesan.
5. Menetapkan jumlah anggaran promosi, perusahaan menetapkan berapa
jumlah dana yang akan digunkan untuk melakukan promosi.
6. Menentukan bauran promosi, perusahaan menentukan alat promosi apa
yang akan digunakan dalam promosi.
7. Mengukur hasil-hasil promosi, mengukur dampak dari target audience
setelah mendapatkan pesan.
8. Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi, mengkoordinasikan
pesan komunikasi yang telah disampaikan.
2.6 Bauran Komunikasi Pemasaran
Bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix/ promotion
mix) merupakan ramuan sekaligus penerapan lima alat promosi (pemasangan
iklan, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan
komunikasi langsung) utama perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan
pemasaran. Menurut Kotler (2005) Bauran komunikasi pemasaran merupakan
penggabungan dari lima model komunikasi pemasaran, yaitu: iklan, promosi
penjualan, hubungan masyarakat dan pemberitaan, penjualan pribadi,
pemasaran langsung dan interaktif. Untuk mengetahui gabungan dari bauran
komunikasi pemasaran secara lebih dalam dan lebih spesifik, berikut penjelasan
dari masing-masing bauran komunikasi pemasaran.
1. Iklan (Advertising)
Iklan adalah penyajian informasi non-personal tentang produk, merek,
perusahaan atau gerai yang didanai sponsor. Iklan bertujuan mempengaruhi
citra, keyakinan, dan sikap konsumen terhadap produk dan merek, serta
8
perilaku konsumen. Bahkan, iklan bisa dianggap manajemen citra, yakni
menciptakan dan menancapkan citra serta makna-makna di benak
konsumen. Iklan biasanya disampaikan lewat TV, radio, media cetak,
billboard, signboard, atau media lain seperti balon udara, T-shirt, internet
dan lain sebagainya. Berdasarkan ciri dan kelebihan, iklan dapat dibedakan
menjadi beberapa hal dibawah ini.
a) Public presentation, Sifat publik dari iklan memberi semacam legitimasi
pada produk dlan mengesankan penawaran yang ter-standarisasi.
b) Pervasiveness, Pemasar bisa mengulang-ulang pesan yang sama melalui
iklan, Iklan berskala besar akan menimbulkan kesan positif tentang
ukuran, kekuatan dan kesuksesan (perusahaan) penjual.
c) Amplified expressiveness, Iklan memberi peluang untuk men-
dramatisir perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan,
bunyi dan warna.
d) Impersonality, Audiens tidak wajib menaruh perhatian atau me-respon
iklan. Iklan lebih merupakan monolog di depan audiens, bukan sebuah
dialog dengan audiens
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah bujukan langsung pada konsumen untuk
membeli suatu produk. Promosi bisa dilakukan melalui program diskon
ataupun menawarkan nilai-tambah (premi) bila konsumen mau membeli
produk. Walau iklan teve bisa jadi lebih glamor, namun lebih banyak dana
pemasar justru dialokasikan buat perbagai bentuk promosi.
Pada dasarnya semua jenis promosi penjualan menawarkan tiga benefit:
a) Komunikasi, promosi biasanya mengundang minat dan umum-nya
menyajikan informasi agar konsumen terdorong membeli.
b) Insentif, mereka menawarkan konsesi, rangsangan atau kontribusi yang
bagi konsumen bisa merupakan value tersendiri.
c) Undangan, promosi bersifat mengundang agar seketika dapat terjadi
transaksi.
9
3. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Publisitas mencakup berbagai bentuk komunikasi tan-bayar guna
meningkatkan citra perusahaan, produk atau merek. Sebagai contoh, artikel
liputan khusus koran Kompas yang membandingkan sejumlah merek laptop
memberi informasi produk yang berguna bagi konsumen, tanpa pelaku
pasar komputer mengeluarkan uang. Begitu pula, liputan produk serta
merek-merek baru, komparasi merek-merek di majalah bisnis, koran atau
internet, atau talk-show di radio atau teve memberi informasi produk pada
konsumen. Humas dan publikasi memiliki daya tarik dan memiliki
keunggulan sebagai berikut:
a) Kredibilitas tinggi, berita dan fitur lebih otentik dan kredibel di mata
pembaca jika dibandingkan dengan iklan.
b) Mampu menjaring pembeli dalam keadaan sedang lengah, humas
mampu menjangkau prospek yang suka menghindari wiraniaga dan
iklan.
c) Dramatisasi, humas mampu mendramatisir perusahaan atau produk.
4. Penjualan Perorangan (Personal Selling)
Penjualan personal merupakan alat yang paling efektif pada tahapan
lanjut proses pembelian, khususnya untuk membangun preferensi,
keyakinan, dan mendorong aksi konsumen. Penjualan personal punya tiga
kelebihan unik:
a) Perjumpaan personal, penjualan personal merupakan hubungan tak
berjarak dan bersifat interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-
masing dapat mengamati reaksi satu sama lain secara dekat.
b) Kultivasi, penjualan personal memungkinkan berkembangnya segala
jenis hubungan, dari sekedar hubungan jual-beli hingga persahabatan
pribadi yang hangat.
c) Respon, penjualan personal mampu memaksa pembeli merasa wajib
mendengarkan wiraniaga.
5. Penjualan Langsung (Direct Selling)
10
mungkin untuk menciptakan hubungan baik dengan pelanggan yang
langgeng. Meliputi telemarketing, catalog, pasang poster di kios-kios, iklan
via internet dll. Walau ada berbagai bentuk direct marketing, seperti direct
mail, telemarketing, Internet marketing, namun kesemuanya sama-sama
memiliki ciri-ciri unik:
11
yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan
konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa, public relations berperan dalam membangun
citra dengan membina hubungan dengan pihak eksternal, yaitu media. Dengan
membina hubungan baik dengan media, maka citra baik bagi suatu organisasi
dapat terjaga. Hal ini juga sesuai dengan teori tentang public relations di atas
yang mengemukakan bahwa public relations berkomunikasi dengan semua
masyarakat internal dan eksternal untuk megembangkan hubungan yang positif
serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan
masyarakat.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produk adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan
sejumlah nilai kepada konsumen yang perlu diperhatikan bahwa konsumen
juga membeli manfaat (benefit) dan nilai (value). Bagi penyedia Jasa yang akan
melakukan diversifikasi harus memanfaatkan teknologi dan melakukan
inovasi, sehingga dapat menghasilkan produk jasa yang mampu memberikan
solusi bagi pelanggan. Bagian ini dapat memberikan kelebihan guna
meningkatkan switching cost sehingga konsumen berpikir ulang atau sulit
untuk beralih ke produk jasa lain.
Para pelaku usaha jasa harus memperhatikan harga yang ingin dipasarkan.
Kegiatan penentuan harga (pricing) memainkan peran penting dalam proses
bauran pemasaran, karena penentuan harga terkait langsung nantinya dengan
pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Keputusan penentuan harga
penting dalam menentukan seberapa jauh sebuah layanan/jasa dinilai oleh
konsumen, dan juga dalam proses membangun citra. Keputusan dalam
penentuan harga terhadap jenis jasa yang baru harus mempertimbangkan
berbagai aspek-aspek yang berkaitan nilai suatu jasa tidak ditentukan oleh
harga namun oleh manfaat (benefits) yang pembeli dapatkan ketika
mengkonsumsi jasa tersebut relative terhadap biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh layanan jasa tersebut, dan harga dari jasa yang bersifat alternative
yang memiliki competitor.
3.2 Saran
Saat memulai usaha jasa, para pelaku usaha jasa harus memperhatikan
produk mereka. Produk jasa yang dipasarkan harus memiliki nilai dan manfaat
bagi para konsumen, karena hal tersebut akan memberikan kesan tersendiri
terhadap produk jasa yang diterima oleh para calon konsumen. Penentuan
harga jual produk jasa juga tidak kalah penting. Bukan berarti menjual produk
jasa dengan harga yang paling murah, tetapi harga yang diberikan setara
dengan nilai dan manfaat dari produk jasa yang di pasarkan. Calon konsumen
13
yang akan menetukan jika suatu produk jasa dirasa mahal karena nilai dan
manfaatnya tidak sesuai dengan harga jualnya begitupun sebaliknya. Para
pelaku usaha jasa juga harus memasarkan produk mereka. Nilai tambahan jika
para pelaku usaha mengikuti trend atapun zaman. Karena era saat ini adalah
era digital yang dimana populasi masyarakat menggunakan dunia maya.
Disana para pelaku usaha jasa bisa memanfaatkan dunia maya khususnya
media social untuk memasarkan produk jasa mereka.
14
DAFTAR PUSTAKA
Mowen, John C., and Michael Minor. "Perilaku konsumen." Jakarta: Erlangga 90
(2002).
Dan Lattimore, Otis Baskin, dkk. 2010. Public Relation: Profesi dan Praktik. 4.
Jakarta: Salemba Humanika.
Gosal Go Yovita Felany dan Ulani Yunus. 2018. “Strategi Media Relations dalam
Mempertahankan Citra Hotel Shangri-La Jakarta”. Thesis. Jakarta: Universitas
Bina Nusantara.
15