Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

A. Konsep Dasar Analisis Kelayakan Investasi


1. Pengertian Studi Kelayakan Investasi
Menurut Suad Husnan dan Suwarsono, studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang
dapat- tidaknya proyek dilaksanakan dengan berhasil. Studi kelayakan ini dilengkapi dengan
analisis yang disebut manfaat dan pengorbanan (cost and benefit analysis), termasuk semua
manfaat dan pengorbanan sosial (social cost and social benefit).
Menurut Suryana, studi kelayakan bisnis atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah
suatu penelitian tentang layak-tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan
secara kontinu. Studi ini pada dasarnya membahas konsep dasar yang berkaitan dengan
keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis
dan sosial sepanjang waktu.
2. Aspek-aspek dan Tujuan Studi Kelayakan Investasi
Studi kelayakan investasi/proyek meliputi tiga aspek, yaitu:
a. ekonomis proyek bagi proyek (sering disebut sebagai manfaat finansial);
b. ekonomis proyek sebagai tempat proyek dilaksanakan (manfaat ekonomis nasional)
c. sosial proyek bagi masyarakat sekitarnya.
3. Karakteristik Studi Kelayakan Investasi
Menurut Suad Hasan dan Suwarsono, dalam studi kelayakan perlu diketahui karakteristik
proyek, misalnya ruang lingkup kegiatan, cara kegiatan, evaluasi aspek-aspek yang
menentukan keberhasilan sarana yang diperlukan, hasil kegiatan, dan biaya-biaya yang
harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut. Karakteristik tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
a. Ruang lingkup kegiatan proyek/investasi. Dalam hal ini perlu dijelaskan bidang-bidang
proyek yang akan beroperasi. Misalnya, proyek pendirian pabrik tekstil, apakah pabrik
tekstil ini merupakan tekstil yang terpadu atau hanya tahapan tertentu.
b. Cara kegiatan proyek dilakukan. Dalam hal ini ditentukan apakah proyek akan ditangani
sendiri ataukah akan diserahkan pada (beberapa) pihak lain. Siapa yang akan menangani
proyek tersebut?
c. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek. Dalam hal
ini perlu diidentifikasikan faktor-faktor kunci keberhasilan usaha semacam ini. Teknik
yang bisa dipergunakan adalah dengan mengidentifikasikan “underpinnings” untuk
usaha semacam ini.
d. Sarana yang diperlukan oleh proyek; tidak hanya berkaitan dengan material, tenaga
kerja, dan sebagainya, tetapi termasuk juga fasilitas pendukung, seperti jalan raya,
transportasi.
e. Hasil kegiatan proyek tersebut dan biaya-biaya yang harus ditanggung untuk
memperoleh hasil tersebut.
f. Akibat yang bermanfaat ataupun yang tidak bermanfaat dari adanya proyek tersebut.
Hal ini sering disebut juga sebagai manfaat dan pengorbanan ekonomi dan sosial.
g. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek beserta jadwal tiap-tiap kegiatan
tersebut sampai proyek investasi siap berjalan.
4. Pentingnya Studi Kelayakan Investasi
Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya dapat digunakan untuk hal-hal berikut:
a. merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan usaha
jasa, dan membuka usaha dagang;
b. mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya menambah kapasitas pabrik,
memperluas skala usaha, mengganti peralatan/ mesin, menambah mesin baru, dan
memperluas cakupan usaha;
c. memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling mengutungkan, misalnya pilihan
usaha dagang, usaha barang atau jasa, pabrikasi atau asemblasi, dan proyek A atau B.
B. Konsep Investasi
1. Pengertian Investasi
Menurut Antony dan James S. Reece, investasi adalah “The proposal is to invest fund, that is
capital. At the present time in the expectation of earning return on this money over some
future period.” Investasi adalah modal yang ditanam sekarang atau saat ini yang diharapkan
akan diterima kembali setelah beberapa tahun kemudian. Investasi meliputi semua dana
(modal) yang tertanam di suatu perusahaan atau proyek, baik berupa harta lancar maupun
harta tetap dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. M.G. Wriot B. Com menyatakan,
“Investasi bertujuan agar perusahaan dapat memperoleh kembali dana yang telah
diinvestasikan dalam aktiva.” Untuk lebih memperjelas mengenai investasi, Abas
Kartadinata menyatakan, “Investasi adalah konversi uang pada saat sekarang dengan
perhitungan untuk memperoleh arus dana atau penghematan arus dana pada masa yang
akan datang.” Dengan demikian, apabila perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva
tetap, perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dengan harapan 
yang sama dengan investasi aktiva lancar. Perputaran dana yang tertanam pada kedua
aktiva itu berbeda. Investasi dalam aktiva lancar diharapkan pengembaliannya dalam waktu
singkat dan sekaligus. Adapun dalam investasi aktiva tetap, dana yang tertanam di
perusahaan kembali secara keseluruhan dalam waktu beberapa tahun, dan kembali lagi
secara berangsur-angsur melalui depresiasi.
2. Jenis Investasi
Ada dua jenis investasi, yaitu investasi dalam aktiva lancar dan investasi dalam aktiva tetap.
Pada aktiva lancar, investasi ditanamkan pada persediaan, piutang, atau aktiva lancar
lainnya yang pengembaliannya diharapkan dapat diterima dalam waktu singkat, yaitu
kurang atau sama dengan satu tahun. Adapun pada aktiva tetap, investasi ditanamkan pada
gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan, dan alat-alat kantor yang pengembaliannya
diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau sesuai dengan
umur investasi.
a. Aktiva
Aktiva adalah harta kekayaan perusahaan yang tidak terbatas pada yang berwujud,
tetapi juga termasuk pengeluaran yang belum dialokasikan (charges) atau biaya yang
masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang. Ada beberapa bentuk
aktiva, antara lain sebagai berikut:
1. Aktiva lancar meliputi kas dan sumber ekonomi lainnya, yang dapat dicairkan
menjadi kas, dijual atau habis dipakai dalam rentang waktu satu atau selama satu
siklus kegiatan normal perusahaan.
2. Aktiva tetap berwujud sumber ekonomi yang berwujud, yang perolehannya sudah
dalam kondisi siap untuk dipakai atau dengan membangun terlebih dahulu.
3. Aktiva tetap tidak berwujud mencerminkan hak-hak istimewa atau kondisi yang
menguntungkan perusahaan dalam mencapai pendapatan. Bagian aktiva tetap,
yaitu sebagai berikut.
a. Tanah
b. Gedung atau bangunan
c. Mesin-mesin
d. Kendaraan
e. Alat-alat perkantoran meliputi perangkat, perabot, dan perkakas perkantoran
milik perusahaan yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan.
b. Investasi dalam Aktiva
Investasi dalam aktiva dapat dibagi dalam dua aktiva, yaitu aktiva lancar dan aktiva
tetap. Sifat kedua aktiva ini pada dasarnya sama, yang membedakan hanya proses
pengembalian dana yang ditanam pada tiap-tiap aktiva tersebut. Contoh aktiva, yaitu
bentuk inventori, piutang, dan lain-lain, sedangkan investasi dalam aktiva tetap
pengembaliannya lebih dari satu tahun, bahkan lebih dari itu, yaitu sesuai dengan umur
investasi tersebut.
Sumber-sumber dana atau modal yang digunakan untuk membelanjai investasi dalam
jangka panjang, menurut Bambang Riyanto (1994), adalah sebagai berikut:
1. Pinjaman obligasi, yaitu surat pengakuan utang yang dikeluarkan pemerintah,
perusahaan, dan lembaga lain sebagai pihak yang berutang yang mempunyai nilai
nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas
dasar persentase tertentu yang tetap.
2. Saham istimewa (prefered stock), yaitu saham yang mempunyai hak preferensi
tertentu di atas saham biasa, dalam hal ini pembagian dividen dan pembagian
kekayaan pada waktu pembubaran perusahaan.
3. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang mendapat persentase keuntungan
ataupun kerugian sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki.
3. Alasan Perusahaan Mengadakan Investasi
Alasan perusahaan mengadakan investasi adalah sebagai berikut.
a. Motif ambisi, yaitu kegiatan yang dilakukan karena berharap agar namanya menjadi tenar
dengan dasar pikiran bahwa jika namanya dikenal, artinya ia mampu dan cakap dalam
memimpin perusahaan.
b. Motif kreasi, yaitu kegiatan yang dilakukan karena perusahaan selalu berusaha
menemukan ide-ide baru yang mengarah pada kemajuan perusahaan, selalu menemukan
ide-ide perubahan, dan mengetahui perubahan tersebut, misalnya perubahan ekonomi
dan teknologi.
c. Motif ekonomi, yaitu kegiatan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan memperbesar
atau mempertahankan yang telah dicapai, misalnya kesempatan untuk menaikkan jumlah
penjualan barang perusahaan dengan dasar pemikiran semakin banyak yang terjual,
semakin besar keuntungannya.
d. Motif spekulasi, yaitu kegiatannya dilakukan berdasarkan tindakan untung-untungan.
Perusahaan belum mengetahui dengan pasti keuntungan yang dicapai sehingga
perusahaan berani menanggung risiko.
4. Pertimbangan dalam Investasi
Dalam melakukan investasi, hal-hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
a. Pengeluaran untuk penanaman modal, salah dikeluarkan biasanya tidak dapat ditarik
kembali tanpa mengakibatkan kerugian.
b. Keputusan pembelanjaan modal akan memengaruhi profitabilitas, pasar, dan lain-lain pada
kemudian hari.
c. Keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian dan risiko yang relatif tinggi
karena adanya keharusan untuk membuat ramalan yang jauh ke depan.
d. Banyak ragam kebutuhan investasi akan memengaruhi keputusan terhadap pembelanjaan
modal yang tepat.
5. Net Cash Flow : dalam Investasi
Menurut Gunawan Adisaputra, cash flow adalah pengeluaran dan penerimaan yang timbul
akibat adanya kegiatan investasi. Cash flow meliputi perencanaan uang kas yang akan diterima
pada masa yang akan datang dan pengeluaran uang kas yang akan diterima pada masa yang
akan datang. Pengeluaran uang kas tersebut digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan.
Untuk menilai profitabilitas suatu proyek investasi, dalam rangka pengambilan keputusan
investasi diperlukan data mengenai net cash flow dari proyek investasi yang bersangkutan. Net
cash flow adalah cash flow sebelum depresiasi, tetapi setelah pajak, apabila proyek investasi
dibelanjai dengan modal sendiri. Apabila proyek investasi yang dibelanjai utang mempunyai
beban bunga yang tetap, net cash flownya adalah sebelum bunga dan depresiasi, tetapi setelah
pajak.
C. Metode Analisis/Penilaian Investasi
1. Metode Payback Periode
2. Metode Net Present Value (NPV)
3. Metode Internal Rate of Return (IRR)
D. Model Analisis Menggunakan Variabel Investasi

Anda mungkin juga menyukai