Anda di halaman 1dari 18

UTS SEMESTER GANJIL 2022/2023

MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK HOTEL

DISUSUN OLEH:

NAMA : BINTANG APRILLIA SAPUTRI

NIM : 204140314111058

ABSEN : 23

KELAS : MP5B

PRODI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2022
1. Project Scope Management
Project scope management adalah serangkaian proses yang diperlukan untuk
memastikan bahwa proyek telah mencakup semua ruang lingkup kegiatan yang perlu
dikerjakan. Tujuan dari scope management plan ini adalah untuk mengendalikan dan
mendefinisikan hal-hal yang berkaitan dengan proyek atau tidak. Dalam pelaksanaan
suatu proyek, pembuatan scope management merupakan tanggung jawab dari project
manager.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan Project Scope Management, yaitu:
1) Plan Scope Management
Kegiatan untuk mendokumentasikan, mendefinisikan, pengontrolan terkait
bagaimana proyek dan cakupan produk akan didefinisikan, diverifikasi atau
diubah jika diperlukan. Tahap ini bertujuan untuk memberikan arahan
tentang ruang lingkup pengelolaan dalam proyek.

2) Collect Requirements
Mendefinisikan dan mendokumentasikan kebutuhan dari stakeholders.
Pada tahap ini diperlukan input dokumen yang meliputi, scope
management plan, requirement management plan, stakeholder
management plan, project charter, dan stakeholder register yang akan
di analisa.
3) Define Scope
Berdasarkan requirements yang telah diperoleh pada tahap
sebelumnya, tahap ini akan memperjelas tentang produk, layanan, atau
sistem informasi yang akan dirancang, dibangun, dan diterapkan.
Tahap ini akan menentukan pekerjaan apa yang akan atau tidak
dikerjakan pada proyek.
4) Create Work Breakdown Structure
Tahap ini dilakukan pembagian pekerjaan proyek menjadi komponen
yang lebih kecil sesuai dengan kemampuan masing-masing agar
pekerjaan dapat lebih mudah dilakukan.
5) Validate Scope
Proses validasi ini dilakukan berdasarkan Control Quality untuk
mengkonfirmasi bahwa cakupan proyek akurat, lengkap, dan
mendukung MOV proyek. Tahap ini diitnjau oleh tim proyek dan harus
disetujui oleh sponsor.
6) Control Scope
Proses untuk memantau status dari suatu proyek untuk memastikan
bahwa kontrol tersedia untuk mengelola perubahan cakupan yang
diusulkan setelah cakupan proyek ditetapkan.
• Implementasi di industry perhotelan
Dalam pembangunan sebuah proyek hotel kontraktor harus
mempersiapkan dan menganalisis terkait tempat pembangunan proyek
tersebut, menentukan budget dan anggaran yang akan digunakan untuk
proyek tersebut, mempersiapkan alat-alat penunjang yang digunakan untuk
pembangunan proyek, melakukan koordinasi dan konsultasi dengan baik
kepada owner beserta karyawan proyek untuk membahas terkait tenggat
waktu penyelesaian proyek hotel tersebut.

2. Project Time Management


Project Time Management adalah tahapan mendefinisikan proses-proses yang perlu
dilakukan selama proyek berlangsung berkaitan dengan penjaminan agar proyek dapat
berjalan tepat waktu dengan tetap memperhatikan keterbatasan biaya serta penjagaan
kualitas produk atau service dari proyek. Pengelolaan waktu dalam proyek menjadi
sangat penting, karena pada intinya, waktu tidak dapat dihentikan, dan berjalan terus
meskipun dalam kondisi apapun. Tujuan utama manajemen waktu pada proyek adalah
agar pelaksanaan proyek sesuai lingkupnya dapat memenuhi target waktu proyek yang
telah ditentukan.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan project time management, yaitu:
1) Activity definition
Melakukan perincian aktivitas dan divisi-divisi apa saja yang terlibat. Mulai
dari sumber daya yang dimanfaatkan, biaya yang dibutuhkan hingga jangka
waktu yang ditetapkan untuk menyelesaikan proyek.
2) Activity sequencing
Proses untuk mendokumentasikan dan mengidentifikasi saat proyek sedang
dijalankan, apakah ada yang harus diperbaiki atau diberikan pengubahan,
baik dari permintaan klien atau ketentuan dari perusahaan itu sendiri.
3) Activity duration estimating
Meskipun di tahap activity definition sudah diperhitungkan, akan tetapi pada
tahap activity sequencing tentunya dapat mengalami pengubahan oleh
berbagai macam faktor sehingga pada tahap activity duration estimating
mulai melakukan penghitungan dan perkiraan diselesaikannya proyek.
4) Schedule development
Tahap terakhir adalah activity development, yakni dilakukannya evaluasi
mengenai keseluruhan proyek yang dijalankan, apakah sudah mencapai
target, tiap divisi sudah mengerjakan job desk nya secara keseluruhan atau
belum, hingga biaya yang digunakan, apakah sudah sesuai budget yang
ditetapkan atau justru sebaliknya)
• Implementasi di industry perhotelan
“PROJECT TIME MANAGEMENT PEMBANGUNAN HOTEL VERSE
TUPAREV CIREBON”
Hotel Verse merupakan Proyek Pembangunan kawasan Bussiness Centre yang
berlokasi di Jalan Tuparev No. 168 Cirebon. Dalam menentukan kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan proyek pembangunan
Hotel Verse Tuparev Cirebon perlu memperhatikan faktor–faktor yang dapat
berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek. Adapun faktor tersebut terdiri dari
faktor cuaca atau musim, faktor libur hari raya atau hari besar nasional. Maka
dari itu, perlu dilakukan pembuatan time schedule untuk menjamin proyek
tersebut dapat berjalan tepat waktu sesuai jadwal. Dalam pelaksanaan proyek
terdapat berbagai macam cara untuk penentuan penjadwalan proyek dengan
menggunakan metode Barchart, Kurva S, dan CPM.
Analisis meggunakan Barchart
Dari Barchart diketahui bahwa pembangunan proyek dikerjakan pada bulan
Januari sampai bulan September 2016.

Analisis meggunakan Kurva S

Time schedule menggunakan Kurva S diketahui bahwa pembangunan proyek


dikerjakan pada bulan Januari sampai bulan September 2016 dengan durasi
selama 36 minggu.
Analisis meggunakan CPM

Kurun waktu penyelesaian proyek dengan analisis menggunakan CPM adalah


217 hari.

3. Project Cost Management


Project Cost Management atau Manajemen Biaya Proyek juga bisa dikatakan sebagai
proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai
dengan budget yang telah disepakati.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan project cost management, yaitu:
1) Plan Cost Management
Proses untuk menetapkan kebijakan, prosedur, dan dokumentasi
perencanaan, pengelolaan, pengeluaran, dan pengendalian biaya proyek.
2) Estimate Cost
Suatu perkiraan pengembangan sumber daya moneter yang diperlukan
untuk melengkapi kegiatan proyek. Keakuratan perkiraan proyek akan
meningkat selama proyek berlangsung melalui siklus hidup proyek.
3) Determine Budget
Proses menggabungkan estimasi biaya kegiatan individu atau paket
pekerjaan untuk menetapkan cost baseline. Anggaran tersebut akan
memberikan gambaran umum mengenai biaya secara periodik maupun
biaya total proyek. Perkiraan biaya menentukan biaya setiap aktivitas kerja.
4) Control Cost
Proses pengendalian biaya termasuk dalam monitoring kinerja pembiayaan,
meyakinkan bahwa hanya perubahan yang tepat yang termasuk dalam
baseline biaya yang direvisi, memberikan informasi pada stakeholders
bahwa perubahan dapat mengakibatkan perubahan biaya pula.
• Implementasi di industry perhotelan
“PROJECT COST MANAGEMENT PEMBANGUNAN HOTEL VERSE
TUPAREV CIREBON”
Sebelum pembangunan proyek Hotel Verse Tuparev Cirebon perlu dilakukan
perkiraan dan penyusunan RAB (Rencana Anggaran Biaya) dari proyek yang
akan dikerjakan. RAB ini memuat perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan proyek. RAB ini dibuat untuk mencegah terjadinya
pemborosan dalam penggunaan estimasi biaya. Sebelum penyusunan RAB juga
perlu dilakukan perhitungan volume pekerjaan. Dalam hal ini perhitungan
volume meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah dan pondasi, pekerjaan
struktur beton, pekerjaan dinding, pekerjaan plapis lantai dan dinding, pekerjaan
kusen, pintu dan jendela, pekerjaan plafond, pekerjaan pengecatan, pekerjaan
atap, pekerjaan sanitair, pekerjaan railing, pekerjaan tampak muka dan halaman,
pekerjaan instalasi listrik dan pekerjaan instalasi air.

Perhitungan volume pekerjaan pada pembangunan proyek Hotel Verse Tuparev


Cirebon.
Analisis harga pekerjaan proyek seperti mengenai bahan dan upah pekerja.

Sebelum menyusun RAB perlu dilakukan pengumpulan data tentang jenis harga
alat/sewa alat, bahan/material, dan upah tenaga kerja berdasarkan harga satuan
pada kota/kabupaten tempat proyek tersebut dikerjakan. RAB ini di dapat dari
perkalian dari volume dan harga satuan. Berdasarkan perhitungan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) pada tabel diatas untuk menyelesaikan pembangunan
Hotel Verse Tuparev Cirebon sampai tahap akhir kurang lebih membutuhkan
biaya sebesar Rp. 37,373,184,800.08.
4. Project Quality Management
Project Quality Management adalah proses yang dilakukan, untuk menjamin proyek
dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui aturan-aturan mengenai
kualitas, prosedur ataupun guidelines. Semua aktivitas yang dilakukan oleh organisasi
proyek untuk memberikan jaminan tentang kebijakan kualitas, tujuan dan tanggung
jawab dari pelaksanaan proyek agar proyek dapat memenuhi kebutuhan yang sudah
disepakati.
Kualitas yang dimaksud disini biasanya memiliki hubungan keterkaitan yang sangat
erat dengan sejumlah standar internasional, seperti contohnya ISO sebagai panduan
sistem manajemen mutu (misalnya dalam pembuatan aplikasi diperhatikan kaidah buku
software engineering yang memenuhi software quality assurance).
Hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan project quality management, yaitu:

1) Quality Planning
Proses mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan klien dan
bagaimana cara agar dapat memenuhi standar kualitas tersebut. Pada
tahapan ini perusahaan juga harus menilai risiko keberhasilan,
mendokumentasikan dengan lengkap bagaimana sebuah proyek akan
mencapai kesesuaian dengan yang diharapkan, dan menentukan metode
serta tes untuk mencapai, mengontrol, memprediksi, dan memverifikasi
keberhasilan.

2) Quality Assurance
Kegiatan yang lebih luas mencakup semua hal untuk penerapan dari
standar serta prosedur dalam upaya untuk menjamin suatu pekerjaan
agar dapat memenuhi ataupun melebihi dari kriteria yang dikehendaki.
Quality assurance mencakup desain suatu produk dimana kualitasnya
adalah ekonomis dan pada tahap selanjutnya mencakup kemampuan
pengembangan dan penerapan prosedur yang menurut tingkat
ekonomisnya dapat menjamin tercapainya kualitas yang telah
ditentukan.
3) Quality Control
Proses ini mencakup penetapan standart seperti spesifikasi, pengukuran
penyimpangan, pengambilan tindakan untuk memperbaiki/meminimalkan
variansi yang merugikan dan untuk menyempurnakan standar itu sendiri.
Pada tahap ini kontraktor harus mampu memahami kondisi kualitas yang
bagaimana yang diinginkan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan
menuju pengendalian kualitas.
• Implementasi di industry perhotelan
“KINERJA MANDOR DALAM MENERAPKAN MANAJEMEN
KUALITAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN NUSA DUA GOLF
RESORT KAWASAN BTDC - NUSA DUA, BALI”
Pada proyek pembangunan Nusa Dua Golf Resort menerapkan manajemen
konstruksi yang mengacu pada SOP. Dalam industry jasa konstruksi salah satu
komponen utama sebagai penentu kualitas adalah tenaga kerja khusunya
mandor. Kinerja mandor sangat menentukan kualitas produk jasa konstruksi,
sehingga tolok ukur untuk mencapai kualitas sangat diperlukan dengan
menerapkan manajemen kualitas dan mewajibkan para mandor untuk
memahami dan melaksanakannya.
Pada tahap quality planning mandor harus sudah memahami beberapa hal
seperti, pemahaman tahapan pekerjaan, pemahaman lingkup pekerjaan, dan
pemahaman gambar rencana maupun shop drawing.
Pada tahap quality assurance hal penting yang diterapkan para mandor kedalam
pekerjaan seperti, perubahan pekerjaan karena hal tersebut dapat berdampak
pada pekerjaan secara keseluruhan, koreksi pekerjaan, pencegahan kerusakan,
pemahaman standart kualitas, dan upaya peningkatan kualitas pekerjaan.
Quality assurance lebih bersifat penilaian suatu proses dalam penerapan
manajemen kualitas.
Pada tahap quality control hal yang harus diperiksa oleh mandor seperti, sekuen
pekerjaan, kelengkapan pekerjaan, kesiapan peralatan, kualitas bahan, dan hasil
pekerjaan. Setiap mandor memiliki kepentingan yang berbeda sesuai dengan
lingkup pekerjaannya.
5. Project Human Resource Management
Project Human Resource Management merupakan proses mengorganisasikan dan
mengelola atau menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga orang
tersebut dapat dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efisien. Proyek manajemen
sumber daya manusia, dalam pelaksanaannya merupakan proses yang dilakukan
dengan tujuan untuk membuat pemanfaatan SDM yang terlibat dalam suatu proyek
lebih efektif. Pelaku yang dilibatkan yaitu mencakup semua stakeholder. Manajemen
sumber daya manusia dibutuhkan dalam proyek, untuk memastikan bahwa tenaga ahli
yang ditugaskan kompeten dan telah bekerja secara professional.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan project human resource management,
yaitu:
1) Plan Human Resource Management
Proses identifikasi dan dokumentasi peran proyek, tanggung jawab,
keterampilan yang dibutuhkan, hubungan pelaporan, dan menciptakan
rencana manajemen kepegawaian.
2) Acquire Project Team
Proses mengkonfirmasikan ketersediaan sumber daya manusia dan
memperoleh tim yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan proyek.
3) Develop Project Team
Proses peningkatan kompetensi, interaksi anggota tim, dan lingkungan tim
secara keseluruhan untuk meningkatkan kinerja proyek.
4) Manage Project Team
Proses kinerja anggota tim pelacakan, memberikan umpan balik,
menyelesaikan masalah, dan mengelola perubahan untuk mengoptimalkan
kinerja proyek.
• Implementasi di industry perhotelan
“PENERAPAN MANAJEMEN SDM TERHADAP PRODUKTIVITAS
KERJA KARYAWAN PADA KONSULTAN MANAJEMEN
KONSTRUKSI
(Studi Kasus: 3 Proyek Pembangunan Hotel)”
Dalam mengelola suatu proyek agar dapat mencapai tujuan akhir dibutuhkan
kualitas sumber daya manusia yang kompeten. Salah satu parameter yang
digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia yaitu produktivitas
kerja. Penerapan terkait manajemen SDM dilihat dari beberapa faktor
kompetensi SDM seperti penempatan posisi karyawan sesuai dengan keahlian
dan kemampuan yang dimiliki, sehingga karyawan konsultan MK mampu
melaksanakan pekerjaan sesuai job desk dan hal tersebut akan berpengaruh
terhadap mutu hasil pekerjaan dilapangan. Selain itu, terdapat faktor motivasi
kerja seperti perusahaan melakukan penilaian kinerja dengan memberikan
reward-reward atas prestasi yang telah diraih oleh konsultan MK tersebut.
Reward tersebut bisa berupa penigkatan gaji, pemberian bonus, jaminan karir
yang jelas, serta adanya jaminan untuk mengembangkan potensi diri. Dengan
begitu karyawan akan berlomba-lomba untuk melakukan peningkatan prestasi
kerja. Penerapan dengan memperhatikan kedua faktor tersebut dapat
meningkatkan produktivitas kerja para karyawan konsultan MK, hal tersebut
juga berpengaruh terhadap proyek yang dijalani dengan begitu konsultan MK
akan memiliki SDM yang berkualitas sehingga mampu melaksanakan pekerjaan
dengan professional dan tanggung jawab.
6. Project Communication Management
Project Communication Management adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang manajer proyek dengan tujuan utama adalah agar adanya jaminan bahwa semua
informasi mengenai proyek akan sampai tepat pada waktunya, dibuat dengan tepat,
dikumpulkan, dibagikan, disimpan dan diatur dengan tepat pula. Hasil menguntungkan
dari proses ini adalah teridentifikasi dan terdokumentasinya pendekatan komunikasi
dengan cara paling efektif dan efisien dengan para stakeholder.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan project communication management,
yaitu:
1) Plan Communication Management
Proses pengembangan pendekatan yang tepat dan rencana proyek
komunikasi berdasarkan kebutuhan informasi dan persyaratan stakeholder,
dan aset organisasi yang tersedia. Manfaat utama dari proses ini adalah
mengidentifikasi dan mendokumentasikan pendekatan untuk
berkomunikasi dengan efektif dan efisien dengan stakeholders.
2) Manage Communication
Proses untuk membuat, mengumpulkan, mendistribusi, menyimpan,
mengembalikan, dan penempatan dari informasi proyek berdasrakan
communication management plan. Fungsi utama dari proses ini adalah dapat
melakukan efisiensi dan efiktivitas dalam berkomunikasi antara proyek
stakeholders.
3) Control Communication
Proses monitoring dan pengendalian komunikasi di seluruh siklus proyek
untuk memastikan kebutuhan informasi dari para stakeholder proyek
terpenuhi.
• Implementasi di industry perhotelan
“FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL DALAM
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL
ASHLEY SABANG”
Metode komunikasi yang digunakan saat proyek pembangunan Hotel Ashley
Sabang oleh manager proyek berupa media email sebagai alat komunikasi untuk
melaporkan langsung terkait proyek hotel tersebut kepada owner. Dengan
media email owner dapat melakukan pengecekan dan pengkajian didalam
proyek serta informasi mengenai data proyek dapat tersampaikan secara cepat.
Pemakaian media email dilakukan pada setiap waktu, dengan menggunakan
media tersebut tingkat produktivitas akan meningkat karena informasi yang
didapat secara actual, dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat
dan tepat.
7. Project Risk Management
Proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon
risiko proyek. Tujuannya untuk meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif,
dan mengurangi peluang dan dampak peristiwa yang merugikan proyek.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan project risk management, yaitu:
1) Plan Risk Management
Proses mendefinisikan bagaimana melakukan aktivitas manajemen risiko
untuk proyek.
2) Identify Risks
Proses menentukan risiko yang dapat mempengaruhi proyek dan
mendokumentasikan karakteristik risiko.
3) Perform Qualitative Risk Analysis
Proses memprioritaskan risiko untuk analisis lebih lanjut atau tindakan
dengan menilai dan menggabungkan probabilitas terjadinya risiko dan
dampaknya.
4) Perform Quantitative Risk Analysis
Proses numerik menganalisis pengaruh dari identifikasi resiko pada tujuan
proyek secara keseluruhan.
5) Plan Risk Responses
Proses pengembangan pilihan dan tindakan untuk meningkatkan peluang
dan untuk mengurangi ancaman terhadap tujuan proyek.
6) Control Risks
Proses pelaksanaan rencana tanggap risiko, mengidentifikasi risiko,
monitoring sisa risiko, mengidentifikasi risiko baru, dan mengevaluasi
efektivitas proses risiko di seluruh proyek.
• Implementasi di industry perhotelan
“PROJECT RISK PEMBANGUNAN HOTEL SANTIKA WONOSARI”
Dalam penanganan risiko pada kecelakaan kerja di proyek maka diperlukan
untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko dengan
membuat tabel penetapan tingkat risiko pekerjaan. Berikut ini merupakan tabel
tingkat kekerapan dan tingkat keparahan.

Untuk mendapatkan nilai tingkat risiko berasal dari perkalian nilai tingkat
kekerapan dengan nilai tingkat keparahan. Dengan dilakukan perhitungan
tersebut dapat diketahui tingkat risikonya.

Pada pembangunan proyek Hotel Santika Wonosari upaya yang dilakukan


untuk meminimalisir risiko kecelakaan kerja saat dilapangan yaitu terdapat
rencana pelaksanaan K3. Rencana kegiatan pelaksanaan K3 berupa:
▪ Safety induction
▪ Safety patrol
▪ Tool box meeting
▪ Pelatihan P3K
▪ Medical check up
▪ Simulasi keaadan darurat
▪ Papan info K3
▪ Spanduk K3
▪ Pengadaan APD
▪ Rapat K3 mingguan
▪ Rapat K3 bulanan
▪ Olahraga

Dalam pelaksanaan K3 juga diperlukan peralatan dan perlengkapan untuk


menunjang kegiatan tersebut. Adapun peralatan dan perlengkapan penunjang
kegiatan K3:

▪ Helm pengaman
▪ Safety shoes
▪ Kacamata
▪ Sarung tangan
▪ Pelindung telinga
▪ Safety body harness
▪ Warning sign
▪ Mandatory sign
▪ Prohibiton sign
▪ Emergency and direction sign
▪ Safety net
▪ Safety line
▪ Oksigen
▪ APAR
▪ P3K
▪ Tandu
8. Project Procurement Management
Project Procurement Management adalah proses-proses yang dilakukan untuk
mendapatkan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan sebuah proyek dari luar organisasi.
Project Procurement Management mencakup proses-proses yang diperlukan untuk
membeli atau memperoleh produk, jasa, atau hasil yang dibutuhkan dari luar tim
proyek. Project Procurement Management mencakup proses-proses manajemen
kontrak dan pengendalian perubahan yang diperlukan untuk mengembangkan dan
mengelola kontrak atau pesanan pembelian yang dikeluarkan oleh anggota tim proyek
yang berwenang. Proses Project Procurement Management melibatkan perjanjian,
termasuk kontrak, yang merupakan dokumen hukum antara pembeli dan penjual.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan project procurement management, yaitu:
1) Plan Procurement Management
Proses pendokumentasian keputusan pengadaan proyek, menentukan
pendekatan, dan mengidentifikasi penjual yang potensial.
2) Conduct Procurements
Proses mendapatkan respon penjual, memilih penjual, dan pemberian
kontrak.
3) Control Procurement
Pengelolaan hubungan pengadaan, pemantauan kinerja kontrak, dan
membuat perubahan dan koreksi yang sesuai.
4) Close Procurement
Proses menyelesaikan setiap pengadaan proyek.
• Implementasi di industry perhotelan
“RANCANGAN DATABASE MANAJEMEN MATERIAL PADA PROYEK
PEMBANGUNAN GEDUNG
(STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS
PONTIANAK)”
Pemakaian material ini bagian terpenting yang memiliki presentasi cukup besar
dari total biaya proyek. Dalam proses pengendalian material, perlu diperhatikan
pada saat persetujuan material antara owner dan kontraktor. Dokumen berupa
bukti tertulis yang disepakati kedua belah pihak menjadi sangat penting,
mengingat penentuan jenis material yang tepat bergantung pada persetujuan
antara kedua belah pihak guna menghindari pembongkaran atau pekerjaan
ulang akibat penentuan jenis material yang tidak tepat. Suatu proyek konstruksi
perlu adanya sistem manajemen dalam hal pengelolaan material konstruksi
dengan menggunakan aplikasi berbasis database. Basis database ini disajikan
secara sistematis dan lengkap pada setiap kriteria, sehingga pengambilan
keputusan dapat diambil dengan mudah dan tepat. Dengan penggunaan
rancangan ini pengadaan, penerimaan, dan pengeluaran material dapat
terintegrasi dengan baik. Selain itu, dengan sistem database juga dapat
memudahkan dalam hal penyimpanan data, penjadwalan material, pencarian
data, sehingga informasi yang diperlukan dapat diperoleh dengan mudah dan
pelaporan logistic dapat dibuat dengan cepat. Pada sistem ini juga terdapat
pengkodean yang digunakan untuk mengklasifikasikan setiap data terhadap
proses pengelolaan material pada proyek hotel.
REFERENSI

Cahya, R. D., Mulyani, E., & Indrayadi, M. (2017). Rancangan Database Manajemen Material
Pada Proyek Pembangunan Gedung (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Hotel Ibis
Pontianak). JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 4(4).

Hasanah, U., & Sumarman, S. (2020). Analisis Manajemen Konstruksi Pembangunan Hotel
Verse Tuparev Cirebon. Jurnal Konstruksi dan Infrastruktur, 5(6).

https://docplayer.info/61627697-Bab-9-project-procurement-management.html

https://manprountel.wordpress.com/human-resource-management/

https://manprountel.wordpress.com/project-communication/

https://manprountel.wordpress.com/project-risk-management/

https://manprountel.wordpress.com/project-time-management/

https://sis.binus.ac.id/2019/06/11/project-cost-management-processes/

https://sis.binus.ac.id/2020/10/26/scope-management-plan/

https://sis.binus.ac.id/2022/01/05/proses-dalam-menjalankan-project-quality-
management/#:~:text=Project%20quality%20management%20adalah%20proses,meme
nuhi%20kebutuhan%20dan%20mencapai%20harapan.

https://www.academia.edu/24790983/Project_Quality_Management

https://www.studocu.com/id/document/universitas-mercu-buana-jakarta/civil-
engineering/modul-9-communication-management/3181273

Manafe, G. N. C., Intara, I. W., & Arya, I. W. (2020, January). Pengaruh Penerapan Manajemen
Sdm Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Konsultan Manajemen Konstruksi
(Studi Kasus: 3 Proyek Pembangunan Hotel). In Proceedings (Vol. 1, No. 1, pp. 99-106).

Santoso, M. H. I., & Utoyo, S. (2022). Project Planning Pembangunan Hotel Santika
Wonosari. Jurnal Online Skripsi Manajemen Rekayasa Konstruksi (JOS-MRK), 3(3),
155-160.
Sukaratha, G., Yansen, I. W., & Diputra, I. G. A. (2008). Analisis Kinerja Mandor Dalam
Menerapkan Manajemen Kualitas Pada Proyek Pembangunan Nusa Dua Golf Resort
Kawasan Btdc-Nusa Dua, Bali. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol, 12(1).

Wulandari, E., & Saidi, W. I. S. (2021). Faktor-Faktor Eksternal dan Internal dalam Efektivitas
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Hotel Ashley Sabang. Konstruksia, 12(2), 88-104.

Anda mungkin juga menyukai