Anda di halaman 1dari 12

BAB III

TINJAUAN
PUSTAKA

3.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek


a. Definisi Proyek
Proyek adalah upaya atau aktivitas yang diorganisasikan untuk
mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan
menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang
harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Proyek adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan waktu dan
sumber daya terbatas untuk mencapai hasil akhir yang ditentukan
(Hafnidar, 2016).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan proyek adalah gabungan
dari sumber-sumber daya seperti manusia material, peralatan, dan modal
atau biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk
mencapai sasaran dan tujuan (Husen, 2009).

b. Tujuan Proyek
Setiap proyek memiliki tujuan khusus, dan dalam proses
pencapaian tujuan tersebut ada tiga konstrain yang harus dipenuhi, yang
dikenal dengan Trade-Off Triangle atau Triple Constraints. Triple
Constraints adalah usaha pencapaian tujuan yang berdasarkan batasan
sebagai berikut (Dimyati dan Nurjaman 2014).
1. Tepat mutu, mutu adalah apa yang akan dikerjakan oleh proyek
tersebut, produk, layanan atau hasil yang diraih proyek tersebut atau
disebut sebagai kinerja (performance), harus memenuhi spesifikasi
dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik.

2. Tepat waktu, yang di maksud dengan waktu ialah berapa lama waktu
yang di butuhkan untuk melaksanakan suatu proyek serta apa itu
jadwal proyek. salah satu komponen yang menjadi target utama
dalam sebuah proyek. Pada intinya faktor waktu ini adalah
bagaimana kita menentukan lamanya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan sebuah proyek. Komponen waktu begitu berarti,
terutama pada saat- saat yang memang sangat krusial. Terkadang
suatu proyek dipaksa untuk selesai pada waktu tertentu, walaupun
berdampak pada membengkaknya biaya.
3. Tepat biaya, dalam proyek kita tidak akan pernah lepas dari biaya,
biaya di butuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek harus di
perhitungkan secara matang.
Pada intinya faktor biaya atau cost ini adalah menentukan
seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan untuk sebuah proyek.
Faktor biaya ini sangat dipengaruhi oleh 2 faktor sebelumnya, yaitu
faktor scope dan faktor time. Secara umum semakin besar ruang
lingkup dan semakin lama waktu, maka akan semakin besar pula
biaya suatu proyek.
c. Siklus Hidup Proyek
Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014) tahapan kegiatan utama
yang dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu:
1. Tahap Inisiasi

Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak


sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini,
permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifikasi. Beberapa
pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan.
Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi
yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan
sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika
sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan
ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.
2. Tahap Perencanaan
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek
terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan.
Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci
sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek
berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini
adalah membuat dokumentasi project plan, resource plan, financial
plan, risk plan, acceptance plan, communication plan, procurement
plan, contract supplier dan perform phare review.
3. Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek)
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas
proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek.
Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan
dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project
plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan
berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna
memantau dan mengontrol penyelesaian deliverables sebagai hasil
akhir proyek.
4. Tahap Penutupan

Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil
akhir proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya
diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim
proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua
stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai
dilaksanakan. Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini
yaitu melakukan post implementation review untuk mengetahui
tingkat
keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh
selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-
proyek dimasa yang akan datang.
5. Organisasi proyek
Tahap ini merupakan tahapan sebuah proyek sebelum kemudian
ditutup (penyelesaian). Meskipun demikian, tidak semua proyek akan
melalui setiap tahap, artinya proyek dapat dihentikan sebelum
mencapai penyelesaian. Beberapa proyek tidak mengikuti
perencanaan terstruktur atau proses pemantauan. Beberapa proyek
akan melalui langkah 2, 3, dan 4 beberapa kali.
Tahapan tersebut merupakan parameter penting bagi
penyelenggaraan proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran
proyek. Manajemen proyek dikatakan baik jika sasaran tersebut
tercapai. Suatu proyek memerlukan penjadwalan (scheduling), yaitu
pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan tiap-tiap
pekerjaan, dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai
optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan yang
ada.Penjadwalan mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai
permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu dilakukan
untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi
sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan
tujuan proyek.

Secara umum penjadwalan proyek mempunyai manfaat sebagaiberikut:


a. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan atau kegiatan
mengenai batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari tiap-tiap
pekerjaan.
b. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
c. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan
harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.
d.. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.
d. Perencanaan dan Penjadwalan Proyek
Perencanaan suatu proyek mensyaratkan bahwa tujuan proyek
harus dinyatakan dengan jelas sehingga manajer dan timnya mengetahui
apa yang diinginkannya. Perencanaan proyek dimaksudkan untuk
menjembatani antara sasaran yang akan diraih dengan keadaan pada saat
awal (Herjanto, 2011). Dalam buku Manajemen Operasional Heizer dan
Render (2016) penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan
pembagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pada penjadwalan
orang, uang, dan bahan dihubungkan untuk kegiatan khusus dan
menghubungkan masing- masing kegiatan satu dengan yang lainnya.
Penjadwalan merupakan suatu fase yang menterjemahkan suatu
perencanaan kedalam suatu diagram- diagram yang sesuai dengan skala
waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas-aktivitas itu dimulai,
ditunda, dan diselesaikan. Penjadwalan proyek meliputi: pengurutan dan
pembagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pada tahap ini manajer
memutuskan berapa lama tiap kegiatan memerlukan waktu penyelesaian
dan menghitung berapa banyak orang yang diperlukan pada tiap tahap
produksi.
e. Proyek Konstruksi
Salah satu dari jenis proyek adalah Proyek Konstruksi. Komponen
kegiatan utama proyek jenis ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain
engineering, pengadaan dan konstruksi. Proyek Kontruksi dapat
dibedakan menjadi Proyek Bangunan gedung seperti rumah, kantor,
pabrik dan proyek bangunan sipil seperti jembatan, bendungan dan
infrastruktur lainnya. Proyek konstruksi ini semakin kompleks dan
canggih dan melibatkan penggunaan sumber daya dalam bentuk tenaga
manusia, material, peralatan dan dana yang jumlahnya bertambah besar
(Ervianto, 2012).Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014) siklus proyek
konstruksi, meliputi beberapa tahap berikut
a. Kontekstual gagasan: tahapan ini terdiri atas kegiatan, perumusan
gagasan, kerangka acuan, studi kelayakan awal, indikasi awal
dimensi, biaya, dan jadwal proyek.
b. Studi kelayakan: tujuannya mendapatkan keputusan tentang
kelanjutan investasi pada proyek yang akan dilakukan. Informasi
dan data dalam implementasi perencanaan proyek lebih lengkap
dari tahap pertama sehingga penentuan dimensi dan biaya proyek
lebih akurat dengan tinjauan terhadap aspek sosial, budaya,
eknomi, finansial, legal, teknis, dan administratif yang
komprehensif.

c. Detail desain, terdiri dari kegiatan pendalaman berbagai aspek


persoalan, desain engineering dan pengembangan, pembuatan
jadwal utama dan anggaran serta menentukan perencanaan sumber
daya, penyiapan perangkat, dan penentuan peserta proyek dengan
program lelang.
d. Tujuan, yaitu menetapkan dokumen perencanaan lengkap dan
terperinci, secara teknis dan administratif untuk memudahkan
pencapaian sasaran dan tujuan proyek.
e. Pengadaan, yaitu memilih kontraktor pelaksana dengan
menyertakan dokumen perencanaan, aturan teknis, administrasi
yang lengkap, dan produk tahapan detail desain. Dari proses ini,
diperoleh penawaran yang kompetitif dari kontraktor dengan
tingkat akuntabilitas dan tranparansi yang baik.
f. Implementasi, terdiri atas kegiatan, desain engineering yang
terperinci, pembuatan spesifikasi dan kriteria, pembelian peralatan
dan material, fabrikasi dan kontruksi, inspeksi mutu, uji coba,
start- up, demobilisasi, dan laporan proyek penutup. Tujuan akhir
proyek adalah mendapatkan kinerja biaya, mutu, waktu dan
keselamatan kerja paling maksimal, dengan melakukan proses
perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan pengendalian yang
lebih cermat serta terperinci dari proses sebelumnya. Pada tahap ini,
kontraktor memiliki peran dominan dengan tujuan akhir sasaran proyek
tercapai dan mendapatkan keuntungan maksimal. Peran pemilik proyek
pada tahapan
ini dilakukan oleh agen pemilik sebagai konsultan pengawas
pelaksanaan, dengan tujuan mereduksi segala macam penyimpangan
serta melakukan tindak koreksi yang diperlukan.

g. Operasi dan pemeliharaan, terdiri atas kegiatan operasi rutin dan


pengamatan prestasi akhir proyek serta pemeliharaan fasilitas
bangunan yang dapat digunakan untuk kepentingan sosial dan
ekonomi masyarakat.

3.2 Macam-macam Metode Penjadwalan Proyek


Ada dua metode penjadwalan proyek yaitu:
1. Metode Gant chart
Metode Gant chart, merupakan metode yang relatif sederhana,
mudah dimengerti, mudah pembuatannya, dan mudah untuk digunakan
dalam memantau perkembangan proyek. Namun, metode Gant chart
memiliki beberapa kelemahan, antara lain tidak dapat menunjukan
kegiatan apa saja yang merupakan kegiatan kritis dan tidak secara
langsung dapat menunjukan hubungan antar kegiatan, sehingga apabila
suatu kegiatan mengalami penundaan maka akan sulit untuk mengetahui
kegiatan berikut apa yang akan terpengaruh, dan bagaimana dampaknya
terhadap waktu selesainya proyek.
Gantt Chart merupakan diagram perencanaan yang digunakan untuk
penjadwalan sumber daya dan alokasi waktu (Heizer, Jay dan Render,
Barry, 2006). Gantt Chart adalah contoh teknik non-matematis yang
banyak digunakan dan sangat popular dikalangan para manajer karena
sederhana dan mudah dibaca. Gantt Chart dapat membantu
penggunanya untuk memastikan bahwa (Heizer, Jay dan Render, Barry,
2006):
 Semua kegiatan telah direncakan;
 Urutan kinerja telah diperhitungkan;
 Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat, dan;
 Keseluruhan waktu proyek telah dibuat
Karakteristik Gantt Chart
 Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan
mudah diterapkan oleh para manajer proyek untuk
memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai
dan selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari proyek.
 Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting
urutan antara tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan
dan keinginan untuk memodifikasi gantt chart.
 Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what
if” saat melihat kesempatan-kesempatan untuk membuat
perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan.
Keuntungan menggunakan Gantt Chart
 Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat
bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan
proyek. Gantt Chart sangat mudah dipahami, balok horizontal
(horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek sepanjang garis
waktu.
 Gantt chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau
proyek-proyek yang kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau
proyek kecil, sedangkan network untuk penjadwalan proyek
yang rumit.
 Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi
yang berulang.
 Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan
kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan.
 Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat
pelaporan.
Kelemahan Gantt Chart
 Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan
antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk
mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu
kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
 Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila
diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan
balok baru.
 Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan
antara aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada
aktivitas lain bila waktunya terlambat atau dipercepat, sehingga
perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt chart.
2. Kurva S
Kurva – S adalah suatu kurva yang disusun untuk menunjukkan
hubungan antara nilai komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang
telah digunakan atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap
waktu. Dengan demikian pada kurva–S dapat digambarkan kemajuan
volume pekerjaan yang diselesaikan sepanjang berlangsungnya proyek
atau pekerjaan dalam bagian dari proyek. Dengan membandingkan
kurva tersebut dengan kurva yang serupa yang disusun berdasarkan
perencanaan, maka akan segera terlihat dengan jelas apabila
terjadi penyimpangan. Oleh karena kemampuannya yang dapat
diandalkan dalam melihat penyimpangan-penyimpangan dalam
pelaksanaan proyek, maka pengendalian. proyek dengan memanfaatkan
Kurva–S sering kali digunakan dalam pengendalian suatu proyek. Pada
Kurva–S, sumbu mendatar menunjukkan waktu kalender, dan sumbu
vertikal menunjukkan nilai komulatif biaya atau jam-orang atau
persentase penyelesaian pekerjaan. Kurva yang berbentuk huruf ”S”
tersebut lebih banyak terbentuk karena kelaziman dalam pelaksanaan
proyek yaitu:

1. Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat.


2. Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun
waktu yang lebih lama.
3. Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu
titik akhir.
3.3 Diagram pareto (Pareto Analysis)
Diagram Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo
Pareto (1848-1923). Diagram Pareto ini merupakan suatu gambar yang
mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut ukuran rangking
tertinggi hingga terendah. Analisis pareto digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe-tipe yang tidak sesuai. Diagram
Pareto adalah suatu grafik batang yang menunjukkan masalah
berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak
terjadi ditampilkan oleh grafik batang yang pertama dan yang tertinggi
serta ditempatkan pada sisi yang paling kiri, dan seterusnya sampai
masalah yang paling pendek ditempatkan pada sisi paling kanan
(Wahyuni, 2015).

Gambar 3.4 Contoh Diagram


Pareto Sumber: Wahyuni, dkk
(2015)

Kegunaan dari diagram pareto adalah untuk (Wahyuni, 2015):


 Menunjukan masalah utama yang dominan dan perlu segera
diatasi.
 Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan yang ada
dan kumulatif secara keseluruhan.
 Menunjukan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan
(koreksi) dilakukan pada daerah yang terbatas.
 Menunjukan perbandingan masing-masing persoalan sebelum dan
setelah perbaikan.
Diagram Pareto sangat tepat digunakan jika kita menginginkan hal-
hal berikut ini :
 Menentukan prioritas karena keterbatasan sumberdaya.
 Menggunakan kearifan tim secara kolektif.
 Menghasilkan konsesnsus atas keputusan akhir.
 Menempatkan keputusan pada data kuantitatif.
Diagram Pareto adalah suatu metode untuk mengidentifikasi hal- hal
atau kejadian kejadian penting, maka pada dasarnya diagram Pareto
terdiri dari 2(dua) jenis yaitu (Wahyuni, 2015):
1. Diagram Pareto mengenai fenomena. Diagram ini berkaitan
dengan hasil-hasil termasuk yang tidak diinginkan dan digunakan
untuk mengetahui masalah apa yang paling utama.
2. Diagram pareto mengenai penyebab. Diagram ini berkaitan
dengan penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk
mengetahui apa saja peyebab masalah yang paling utama.
Beberapa contohnya antara lain:
 Operator: umur, pengalaman, keterampilan, sifat
individual, pergantian kerja (shift), dan lain-lain.
 Mesin: peralatan, mesin, instrumen, dll.
 Bahan baku: pembuatan bahan baku, macam bahan baku,
pabrik bahan baku, dll.
 Metode Operasi: kondisi operasi, metode kerja, system
pengaturan, dll.
Langkah-langkah pembuatan diagram pareto, yaitu (Wahyuni, 2015):
1. Menentukan masalah apa yang akan diteliti, mengidentifikasi
kategori-kategori atau penyebab-penyebab dari masalah yang akan
diperbandingkan. Setelah itu, merencanakan dan melaksanakan
pengumpulan data.
2. Membuat suatu ringkasan daftar atau tabel yang mencatat
frekuensi kejadian dari masalah yang telah diteliti dengan
menggunakan formulir pengumpulan data atau lembar periksa.
3. Membuat daftar masalah secara berurut berdasarkan frekuensi
kejadian dari yang tertinggi sampai terendah, serta hitunglah
frekuensi kumulatif, persentase dari total kejadian, dan
persentase dari total kejadian secara kumulatif.
4. Menggambar 2 buah garis yaitu sebuah garis vertikal dan sebuah
garis horisontal.
 Garis vertikal
 Garis vertikal sebelah kiri: skala pada garis ini
merupakan skala dari nol sampai total keseluruhan dari
variabel masalah yang terjadi (misalnya total kerusakan
produk).
 Garis vertikal sebelah kanan: skala pada garis ini adalah
skala dari 0% sampai 100%.
 Garis Horizontal
 Garis ini dibagi ke dalam banyaknya interval sesuai
dengan banyaknya item masalah yang diklasifikasikan.
5. Buatlah histogram pada diagram pareto.
6. Gambarkan kurva kumulatif serta cantumkan nilai-nilai
kumulatif (total kumulatif atau persen kumulatif) di sebelah
kanan atas dari interval setiap item masalah.
7. Memutuskan untuk mengambil tindakan perbaikan atas
penyebab utama dari masalah yang sedang terjadi itu.

Anda mungkin juga menyukai