Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ramadhani Adinda Safitri

Nim : 2155201236
Kelas : Teknik Informatika Pkub Minggu
Matkul : Manajemen Proyek Teknik Informatika
Dosen : Bpk Ajang Sopandi, S.Kom., M.Kom
UTS
1. Jelaskan perbedaan manajemen proyek dengan manajemen perusahaan!
2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri proyek!
3. Jelaskan tentang tahapan-tahapan pelaksanaan proyek!
4. Jelaskan tentang manajemen waktu dalam proyek!
5. Jelaskan kriteria dan tanggung jawab menjadi seorang Proyek Manajer!
6. Sebutkan faktor-faktor penyebab kegagalan proyek!
7. Sebutkan dan Jelaskan apa saja yang termasuk aspek utama Knowledge
Area menurut PMBoK!
8. Semua proyek dibatasi oleh tiga faktor (triple constraint of project
management) agar suatu proyek dapat berhasil, maka ketiga faktor kendala
tersebut harus seimbang. Jika salah satu faktor kendala tidak berimbang,
maka proyek menghadapi kegagalan, ketiga faktor tersebut adalah?
9. Perusahaan ABC menginvestasikan Rp.100.000.000,00,- untuk
mempromosikan produk melalui iklan. Dari promo iklan tersebut,
perusahaan ABC memeroleh feedback berupa 150 calon klien dimana 50
diantaranya tertarik untuk membeli produk yang dipromosikan. Total
penjualan yang diperoleh sebesar Rp.500.000.000,00,- juta. Hitung ROI-
nya!
Jawaban :

1. Manajemen proyek adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan mengarahkan sumber


daya untuk mencapai tujuan proyek yang spesifik dan terbatas waktu. Ini biasanya melibatkan
serangkaian tugas dengan tenggat waktu dan anggaran yang ditentukan.
Sementara itu, manajemen perusahaan adalah proses yang lebih luas dan berkelanjutan yang
melibatkan pengelolaan berbagai aspek operasional sebuah perusahaan, seperti keuangan, SDM,
strategi bisnis, dan operasi sehari-hari. Ini bertujuan untuk memastikan kelangsungan jangka
panjang perusahaan.
Secara singkat, manajemen proyek fokus pada pencapaian tujuan jangka pendek dan spesifik,
sedangkan manajemen perusahaan berfokus pada operasi dan strategi jangka panjang
perusahaan.

2. Pada umumnya, sebuah proyek memiliki karakteristik sebagai berikut :

 Waktu (Timeline) : Proyek memiliki timeline atau garis waktu yang pasti dengan titik
awal dan titik akhir yang terukur.
 Sumber Daya (Resource) : Sebuah proyek memiliki sumber daya modal dan tenaga
kerja yang terbatas.
 Alat (Tools) : Menggunakan alat-alat (tools) dan teknik khusus digunakan untuk
manajamen proyek, contohnya Gantt Chart.
 Tim (Team) : Manajemen Proyek memerlukan tim yang beragam dari berbagai
departemen dan fungsi.

Proyek biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Batas Waktu: Proyek memiliki jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Spesifik: Proyek diarahkan untuk mencapai tujuan yang spesifik dan terukur.
3. Unik: Setiap proyek biasanya bersifat unik, tidak berulang.
4. Sumber Daya: Proyek memerlukan sumber daya tertentu, baik itu manusia, modal, atau
material.
5. Risiko: Proyek mengandung risiko yang berkaitan dengan biaya, waktu, dan kualitas

3. Agar proyek yang dikelola dapat berjalan dengan sukses, maka seorang manajer proyek perlu
memahami bagaimana tahapan manajemen proyek dengan baik. Berdasarkan PMBOK Guide,
siklus dalam manajemen proyek terdiri lima tahap yang berbeda yaitu initiation, planning,
execution, monitoring, dan project closure.
Mengelola sebuah proyek memang bukanlah tugas yang mudah. Seorang manajer proyek harus
bisa memikirkan detail proyek dengan baik, mulai dari menangani permintaan klien yang terus
berubah, mengelola budget atau anggaran yang sudah ditentukan, sampai mengirimkan produk
sesuai dengan tenggat waktu yang telah disepakati.
1. Project Initiation

Tahapan manajemen proyek yang pertama adalah fase initiation yaitu ketika Anda harus
membuktikan bahwa proyek tersebut memiliki value dan layak untuk dijalankan. Tahap ini
biasanya akan dimulai dengan pembuatan dokumen business case yang berisi penjelasan akan
kebutuhan proyek serta perkiraan potensi keuntungan finansial. Untuk membuat dokumen
tersebut, manajer proyek akan mengumpulkan beragam informasi mulai dari manfaat proyek,
kerugian, biaya, serta risiko yang mungkin muncul. Dengan demikian, proyek dapat dinilai
apakah layak untuk dijalankan dalam waktu dan biaya yang wajar dan normal.
Jika proyek mendapat “lampu hijau”, maka manajer proyek perlu membuat piagam proyek atau
Project Initiation Document (PID) untuk menguraikan tujuan dan persyaratan proyek. Dokumen
tersebut juga harus berisi informasi akan kebutuhan bisnis dan pemangku kepentingan, serta
business case.
2. Project Planning
Setelah proyek disetujui untuk dijalankan maka tahapan manajemen proyek yang kedua adalah
project planning atau perencanaan. Fase ini dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan
manajemen proyek dan memiliki fokus pada pengembangan roadmap untuk diikuti semua
anggota tim.
Project planning dapat dimulai dengan menentukan goals bisnis yang ingin dicapai. Salah satu
metode populer yang sering dipergunakan untuk menentukan tujuan bisnis adalah metode
SMART yaitu Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timebound. Metode ini dapat
membantu Anda untuk menentukan tujuan bisnis agar sesuai dengan 5 kriteria di dalamnya
(Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timebound). Dengan demikian, Anda dapat
membuat goals secara spesifik serta memungkinkan untuk dapat dicapai. Anda dapat membaca
penjelasan selengkapnya mengenai metode ini dalam artikel berikut:
Mengenal SMART Goal, Strategi Pintar Untuk Menentukan Tujuan Bisnis
Di tahap ini, scope, biaya, sumber daya yang tersedia, serta jadwal proyek akan ditentukan.
Selain itu, peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim juga akan didefinisikan dengan
jelas sehingga setiap orang yang terlibat akan mengetahui masing-masing tanggung jawab.
Di tahap ini, manajer proyek akan menyiapkan beberapa dokumen untuk memastikan proyek
tetap berjalan dengan baik sesuai dengan rencana seperti:
 Work Breakdown Schedule (WBS): diagram yang memecah ruang lingkup proyek
menjadi beberapa bagian untuk dapat dikelola oleh tim.
 Gantt Chart: bagan yang memberikan tampilan visual mengenai jadwal tugas dari waktu
ke waktu.
 Scope Statement: dokumen yang mendefinisikan kebutuhan bisnis, manfaat proyek,
tujuan, hasil akhir yang terukur, serta poin penting lainnya.
3. Project Execution
Tahapan manajemen proyek yang selanjutnya adalah project execution dimana produk yang
dikelola dalam proyek akan dikembangkan dan diselesaikan. Selama tahap ini, manajer proyek
akan mengalokasikan kembali sumber daya yang dibutuhkan agar tim tetap bekerja.
Sebagian orang beranggapan bahwa tahapan ini terasa seperti inti dari proyek karena banyak
aktivitas dan pekerjaan yang dilakukan selama tahap execution. Beberapa diantaranya seperti
menjalankan rencana manajemen proyek, tugas-tugas yang sudah ditetapkan akan dikerjakan,
memperbarui jadwal proyek, mengubah rencana proyek sesuai kebutuhan, mengelola anggaran
yang tersedia, dan masih banyak lagi.
Secara garis besar, pada tahap eksekusi ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
 Manajemen tugas
 Manajemen jadwal
 Pengelolaan biaya atau anggaran
 Pengelolaan kualitas
Selain itu, di tahap ini komunikasi yang baik dengan pemangku kepentingan menjadi bagian
penting yang perlu dilakukan. Oleh karena itu, tim akan mengadakan pertemuan rutin dengan
pemangku kepentingan untuk menghindari kesalahpahaman serta menyesuaikan proses kerja
dengan lebih baik untuk mendapatkan hasil yang sesuai harapan.
4. Project Monitoring
Project monitoring mengacu pada pemantauan kemajuan dan kinerja proyek untuk memastikan
bahwa semua aktivitas yang terjadi sejalan dengan rencana manajemen proyek yang sudah
dibuat. Dengan proses monitoring ini, maka ketika terjadi penyimpangan maka Anda dapat
segera mengetahui dan memperbaikinya.
Seorang manajer proyek biasanya akan menggunakan Key Performance Indicators (KPI) untuk
melihat apakah proyek tersebut berjalan sesuai rencana.
Manajer proyek biasanya akan memantau beberapa aspek untuk mengukur kinerja proyek yang
sedang berjalan, seperti:
 scope proyek
 distribusi anggaran
 jadwal dan tenggat waktu proyek
 kualitas dari produk yang dikembangkan, dan lain-lain.
Secara garis besar, tujuan utama dari tahap ini adalah untuk mengontrol dan memastikan bahwa
proyek yang berjalan tidak keluar jalur atau rencana.
5. Project Closure
Tahapan manajemen proyek yang terakhir adalah project closure atau penutupan proyek. Di
tahap ini, hasil akhir akan disajikan kepada klien atau para pemangku kepentingan. Setelah
produk atau hasil akhir disetujui, maka produk akan dirilis dan manajer proyek akan meninjau
dan menyelesaikan dokumen-dokumen yang diperlukan. Manajer proyek dapat mengarsipkan
dokumentasi proyek untuk digunakan lebih lanjut sebagai contoh pada proyek lain atau
kebutuhan yang lain.
Untuk mengakhiri proyek, manajer proyek perlu mendapatkan konfirmasi dari semua pihak baik
itu dari pemangku kepentingan, klien, bahkan tim. Dengan demikian, maka tidak ada lagi
permintaan perubahan di menit-menit terakhir. Manajer proyek juga akan secara resmi merilis
sumber daya yang dipergunakan dalam pengerjaan proyek baik itu anggota tim, kontraktor
eksternal, atau yang lain.
Setelah kontrak berakhir, manajer proyek dan tim dapat melakukan Post-Mortem untuk
mengevaluasi apa saja yang berjalan dengan baik serta mengidentifikasi kegagalan yang terjadi
di dalam pelaksanaan proyek tersebut. Hal ini diperlukan agar tim dapat melakukan perbai kan
untuk proyek-proyek lain di masa depan.

4. Manajemen waktu dalam proyek adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengelolaan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua komponen proyek. Ini termasuk:

 Identifikasi aktivitas: Menentukan semua tugas yang perlu dilakukan.


 Penyusunan urutan aktivitas: Menetapkan urutan dan ketergantungan antar tugas.
 Estimasi sumber daya: Menilai berapa banyak waktu, orang, dan biaya yang
dibutuhkan.
 Estimasi durasi: Memperkirakan berapa lama setiap tugas akan berlangsung.
 Pengembangan jadwal: Membuat timeline untuk proyek yang mencakup semua tugas
dan tenggat waktu.
 Pemantauan jadwal: Mengawasi kemajuan proyek dan membuat penyesuaian jika
diperlukan.

5. Seorang manajer proyek memiliki tanggung jawab yang penting dalam mengarahkan dan
mengkoordinasikan semua aspek suatu proyek, dari perencanaan awal hingga penyelesaian.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang tugas, tanggung jawab, kualifikasi, serta
skill yang dibutuhkan untuk menjadi seorang manajer proyek yang sukses.
Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, manajemen proyek menjadi semakin krusial
dalam memastikan proyek-proyek sukses dilaksanakan. Seorang manajer proyek bertanggung
jawab atas mengatur sumber daya, mengidentifikasi risiko, dan memastikan bahwa tujuan
proyek tercapai sesuai dengan jadwal dan anggaran yang ditetapkan.
1. Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Manajer Proyek
Sebagai seorang manajer proyek, Anda akan memiliki beragam tugas dan tanggung jawab,
termasuk:
 Merencanakan proyek, termasuk mengidentifikasi tujuan, anggaran, dan sumber daya
yang diperlukan.
 Mengorganisir tim proyek dan mengalokasikan tugas kepada anggota tim.
 Memantau perkembangan proyek secara teratur dan mengidentifikasi perubahan yang
diperlukan.
 Mengelola risiko yang mungkin muncul selama proyek berlangsung.
 Berkomunikasi secara efektif dengan anggota tim, pemangku kepentingan, dan pihak
terkait lainnya.
 Mengarahkan resolusi masalah dan konflik yang mungkin timbul dalam proyek.
 Memastikan proyek selesai tepat waktu dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Kualifikasi yang Diperlukan
Untuk menjadi seorang manajer proyek yang sukses, Anda biasanya memerlukan setidaknya
gelar sarjana dalam bidang terkait, seperti manajemen proyek, teknik, atau bisnis. Gelar tersebut
akan memberikan landasan pengetahuan yang diperlukan dalam mengelola proyek-proyek
kompleks.
3. Skill Penting untuk Menjadi Manajer Proyek
Beberapa skill yang penting untuk menjadi manajer proyek yang efektif meliputi:
 Kemampuan Komunikasi: Seorang manajer proyek perlu berkomunikasi dengan
berbagai pihak, mulai dari anggota tim hingga klien dan pemangku kepentingan lainnya.
 Kemampuan Leadership: Mampu memimpin, memotivasi, dan menginspirasi tim
untuk mencapai tujuan bersama.
 Kemampuan Pengambilan Keputusan: Dalam situasi yang cepat berubah, manajer
proyek harus dapat mengambil keputusan yang tepat dengan cepat.
 Kemampuan Analitis: Menganalisis data dan informasi untuk membuat keputusan yang
informasional dan berdasarkan bukti.
 Manajemen Waktu: Mengelola waktu dengan efektif adalah kunci dalam memenuhi
tenggat waktu proyek.
 Kemampuan Menyelesaikan Masalah: Dalam lingkungan proyek yang kompleks,
masalah akan muncul, dan manajer proyek perlu dapat menemukan solusi yang kreatif.
4. Langkah-Langkah Menuju Karier Sebagai Manajer Proyek
Bagi mereka yang ingin mengejar karier sebagai manajer proyek, berikut adalah beberapa
langkah yang dapat diambil:
 Pendidikan dan Pelatihan: Mulailah dengan mendapatkan gelar yang relevan dan ikuti
pelatihan manajemen proyek.
 Pengalaman Kerja: Dapatkan pengalaman dalam proyek-proyek kecil dan berkembang
dari sana.
 Sertifikasi: Pertimbangkan untuk mendapatkan sertifikasi manajemen proyek yang
diakui secara internasional.
 Jaringan: Bangun jaringan dengan profesional lain dalam industri untuk belajar dan
berbagi pengalaman.
Menjadi seorang manajer proyek adalah peran yang menuntut, tetapi juga sangat memuaskan.
Dengan kualifikasi yang tepat dan perkembangan skill yang kontinu, Anda dapat berhasil dalam
dunia manajemen proyek.

6. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan proyek antara lain:


1. Perencanaan yang buruk - Tidak memiliki rencana yang jelas atau realistis.
2. Pengelolaan sumber daya yang tidak efektif - Kesalahan dalam mengalokasikan
waktu, uang, atau tenaga kerja.
3. Komunikasi yang tidak efektif - Kurangnya komunikasi yang jelas dan terbuka antara
semua pihak yang terlibat.
4. Risiko yang tidak dikelola dengan baik - Tidak mengidentifikasi atau mengantisipasi
potensi masalah.
5. Tujuan dan ekspektasi yang tidak jelas - Tidak adanya kesepakatan atau pemahaman
bersama tentang apa yang harus dicapai.
6. Perubahan lingkup proyek - Lingkup proyek yang berubah tanpa perencanaan atau
penyesuaian yang memadai.
7. Kepemimpinan dan manajemen proyek yang lemah - Kurangnya arahan dan kontrol
atas proyek.
7. Berikut 10 knowledge areas yang dapat di terapkan pada proyek:
1. Manajemen Integrasi Proyek (Project Integration Management)
2. Manajemen Lingkup (Scope Management)
 Plan Scope Management
 Collect Requirements
 Define Scope
- Lahan
- Biaya Proyek
- Waktu Pengerjaan
- Create WBS (Work Breakdoen Structure)
- Validate Scope
- Control Scope

3. Manajemen Waktu (Time Management)


4. Manajemen Biaya (Cost Management)
Beberapa tahapan pada proses cost management :
 Estimasi Biaya
 Menentukan Anggaran
 Mengendalikan biaya
 Membuat laporan dan permohonan penyelesaian pekerjaan
 Pemeriksaan dan penelitian
5. Manajemen Kualitas (Quality Management)
6. Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management)
7. Manajemen Komunikasi (Communication Management)
8. Manajemen Resiko (Risk Management)
9.Manajemen Pengadaan (Procurement Management)
10. Manajemen Pemangku Kepentingan (Stakeholder Management)
8. Ketiga faktor kendala dalam manajemen proyek yang harus seimbang adalah lingkup
(scope), waktu (time), dan biaya (cost). Jika salah satu dari faktor-faktor ini tidak seimbang,
proyek dapat menghadapi risiko kegagalan.
9.

Anda mungkin juga menyukai