Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK 1

MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK

Disusun Oleh :
Dwi Rahma Rahayusiwi
NIM 2111029

TEKNIK INFORMATIKA
STMIK BINA PATRIA MAGELANG
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proyek selalu menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari
individu dan perusahaan. Pada aspek individu contoh proyek mungkin dapat
melibatkan proses perencanaan dan pelaksanaan terkait aktivitas hingga
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, seperti mengalokasikan anggaran
belanja dan kemudian pergi ke toko untuk membeli barang-barang yang
dibutuhkan. Keberhasilan seorang individu dengan proyek pergi ke toko
kelontong mungkin dapat dinilai dari apakah individu tersebut mampu
membeli semua barang dan kebutuhan yang dibutuhkan dalam satuan
kerangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya, dan menghasilkan
kesimpulan apakah pengeluaran yang dialokasikan tetap dibawah anggaran
itu atau ternyata ada kegagalan dalam memenuhi satu atau lebih kriteria ini
yang berarti perlunya dilakukan perencanaan kembali terhadap anggaran
yang akan dialokasikan pada proses selanjutnya. Oleh karena itu salah satu
faktor pendorong keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan daya
kompetitif mereka adalah adanya manajemen proyek yang berbasiskan pada
profitabilitas dan seberapa besar dan baiknya proyek-proyek manajemen
tersebut dikelola untuk menghasilkan manfaat yang besar bagi perusahaan.
Manajemen proyek sudah menjadi masalah yang umum dihadapi
dalam menangani sebuah proyek. Manajemen proyek secara tradisional
masih sederhana untuk diterapkan seiring dengan perkembangan sebuah
bisnis atau organisasi yang semakin maju. Dibutuhkan suatu pendekatan
baru yang dinamis dan bisa terus mengikuti trend yang terus berkembang.
Selanjutnya berkembanglah suatu disiplin untuk mengembangkan suatu
kerangka kerja (framework) manajemen proyek. Kerangka kerja
dikembangkan bersama-sama mulai dari eksekutif, sponsor, dan stakeholder
lainnya. Kerangka kerja ini langsung diterjemahkan dari bisnis plan dan
selanjutnya diterjemahkan menjadi sekumpulan kebijakan dan prosedur.
Kerangka kerja ini yang nantinya akan terus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan bisnis perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen proyek dan perencanaan proyek
perangkat lunak?
2. Apa tujuan dari perencanaan proyek?
3. Apa yang dimaksud dengan dokumen perangkat lunak, metode, dan
faktor yang mempengaruhi biaya perangkat lunak?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan definisi dari manajemen proyek dan perencanaan proyek
perangkat lunak.
2. Menjelaskan tujuan dari perencanaan proyek.
3. Menjelaskan dokumen perangkat lunak, metode dan faktor yang
mempengaruhi biaya perangkat lunak.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Proyek Perangkat Lunak
Manajemen proyek perangkat lunak merupakan bagian yang penting
dalam pembangunan perangkat lunak (Umi Proboyekti, 2023). Menurut
(Sommerville, 2016), pendukung sistem manajemen proyek adalah waktu,
biaya, kualitas, resiko, dan cakupan proyek itu sendiri.
Manajemen proyek perangkat lunak diperlukan karena
pengembangan proyek perangkat lunak harus selalu tunduk pada batasan
anggaran dan jadwal yang telah ditetapkan oleh organisasi perangkat lunak.
Perangkat lunak merupakan produk yang tidak berwujud (Intangible)
sehingga tidak ada standarisasi yang mengatur proses pengembangannya.
Aktivitas dalam manajemen proyek perangkat lunak secara garis besar sama
dengan aktivitas manajemen pada umumnya (Alusyanti Primawati, 2013).
Manajemen Proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan
untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk
mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula.
Sementara itu, Software Project Management adalah software yang dibuat
untuk mengatur manajemen tugas, waktu pengerjaan dan kerjasama dalam
sebuah tim. Maka dari itu Software Manajement Project sangat cocok untuk
suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas,
inovasi, kecepatan dan perbaikan yang berkelanjutan (Owen Prasimsha,
2020).

2.2 Perencanaan Proyek Perangkat Lunak


Perencanaan proyek perangkat lunak adalah manajemen proyek
yang berfokus kegiatan mengembangkan software (Arifin, 2011). Sifat
manajemen proyek haruslah memenuhi hal-hal ini:
1. Menyelesaikan masalah;
2. Mengerjakan sesuatu hingga selesai;
3. Memiliki batas waktu mulai dan selesainya;
4. Membutuhkan resource/sumber daya dan waktu;
5. Bagi beberapa orang merupakan kesempatan (opportunity) dan
menarik.

Manajemen itu berupa persiapan pekerjaan, pelaksanaan rencana,


pengendalian proyek tersebut dan terakhir penutupan proyek dengan sebuah
kesimpulan, yaitu sukses. Tahapan dalam mengembangkan proyek
perangkat lunak terdiri dari:

1. Initiating – proyek sedang dalam proses untuk dipilih/disetujui,


disponsori, didanai, dan diluncurkan;
2. Planning – perencanaan adalah proses yang berulang. Perencanaan pada
dasarnya menggambarkan proses bagaimana proyek akan dilaksanakan
hingga selesai;
3. Executing – setelah proyek direncanakan, tim proyek memulai
pekerjaannya;
4. Controlling – selama tim proyek mengerjakan tugasnya, project
manager mengontrolnya;
5. Closing – setelah proyek diselesaikan, project manager akan menutup
proyek software.

2.3 Tujuan
Perencanaan proyek Rekayasa Perangkat Lunak dari berbagai sudut
pandang kurang lebih memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Bagi Project Manager: menggambarkan status proyek kepada manajer
senior dan Stakeholder dan merencanakan aktivitas tim proyek;
2. Bagi anggota tim proyek: memahami konteks pekerjaan;
3. Bagi manajer senior: memastikan apakah biaya dan waktu yang
dialokasikan masuk akal dan terkendali dan melihat apakah proyek
dilaksanakan secara efisien dan cost effective;
4. Bagi Stakeholder: memastikan apakah proyek masih berada pada
jalurnya dan memastikan kebutuhan mereka sedang diakomodir oleh
proyek.

2.4 Dokumen Perangkat Lunak


Dokumen Perencanaan Proyek Rekayasa Perangkat Lunak terdiri
atas sub-sub dokumen seperti Vision and Scope, Statement of Work,
Resource List, Work Breakdown Structure, Project Schedule, dan Risk Plan.
Berikutnya tiap-tiap dokumen tersebut akan dibahas secara lebih terperinci.
1. Vision and Scope
Dokumen ini adalah hasil kerja pertama dari seorang project
manager. Berikutnya dokumen ini akan menjadi tool utama bagi project
manager untuk acuan bagi dokumen-dokumen dan proses proses
berikutnya. Dokumen Vision and Scope yang baik dapat mencegah
terjadinya masalah-masalah yang dapat memakan biaya yang besar.
Dengan menunjukkan dokumen ini, baik kepada Stakeholder maupun
anggota tim proyek, diharapkan pemahaman yang sama tentang proyek
yang sedang berjalan dapat diraih. Dokumen ini dapat dibagi menjadi
dua bagian.
2. Statement of Work Statement of Work (SOW)
Dokumen ini menggambarkan semua produk yang akan
dihasilkan selama proyek berjalan dan siapa yang akan
mengerjakannya. Secara lebih detail, di dalam SOW akan dirinci:
1) Daftar fitur yang akan dibuat – jika software akan dirilis dalam fase-
fase, fiturnya juga harus dibagi ke dalam fase-fase tersebut;
2) Deskripsi hasil kerja (work product: spesifikasi kebutuhan, source
code, test plan, laporan defect, dll) yang akan dibuat;
3) Estimasi usaha setiap work product tersebut.
3. Resource List
Resource list adalah daftar resource ‘sumber daya’ yang digunakan
selama proyek berlangsung. Daftar ini berisi apa saja yang dibutuhkan
berdasarkan jadwal proyek dengan mencantumkan deskripsi resource
tersebut serta limit ketersediaan resource tersebut. Daftar semacam ini
umumnya dapat dibuat menggunakan software manajemen proyek.
Tetapi bisa juga dibuat dengan worksheet atau word processor. Setelah
SOW dan resource list dibuat, seorang project manager harus membuat
jadwal proyek (project schedule). Ini bisa dilakukan dengan urutan
sebagai berikut: membuat Work Breakdown Structure – membuat
estimasi usaha yang dibutuhkan oleh setiap pekerjaan pada work
breakdown structure (WBS) – jadwal proyek dibuat dengan
mengalokasikan resource dan waktu berdasarkan kalender untuk tiap
pekerjaan pada WBS.
4. Work Breakdown Structure
Work breakdown structure (WBS) berisi daftar pekerjaan yang
jika diselesaikan akan menghasilkan work product. WBS menyebutkan:
apa saja pekerjaan yang akan dilakukan, tipe-tipe resource yang
dibutuhkan untuk bekerja, estimasi tiap elemen pekerjaan, dan
identifikasi lokasi penyimpanan. Tetapi WBS tidak mencantumkan
siapa yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan itu dan kapan pekerjaan
itu akan diselesaikan.
5. Project Schedule
Project Schedule ’jadwal proyek’ dibuat oleh project manager
untuk mengatur manusia di dalam proyek dan menunjukkan kepada
organisasi bagaimana pekerjaan (proyek) akan dilaksanakan. Ini adalah
alat untuk memantau (bagi project manager) apakah proyek dan tim
masih terkendali atau tidak. Project schedule berbentuk kalender yang
dihubungkan dengan pekerjaan yang harus dikerjakan dan daftar
resource yang dibutuhkan. Sebelum jadwal dibuat, WBS harus terlebih
dahulu ada, jika tidak maka jadwal tersebut akan terkesan mengada-ada.
6. Risk Plan
Risk plan adalah daftar resiko/masalah yang mungkin terjadi
selama proyek berlangsung dan bagaimana menangani terjadinya resiko
tersebut. Bagaimanapun juga ketidakpastian adalah musuh semua
rencana, termasuk rencana proyek. Terkadang ada saja waktu-waktu
yang tidak menyenangkan bagi proyek, banyak kesulitan terjadi
misalnya suatu resource tiba-tiba tidak tersedia. Oleh karenanya risk
plan adalah persiapan terbaik menghadapi ketidakpastian.

2.5 Metode
Manajemen proyek perangkat lunak merupakan bagian yang penting
dalam pembangunan perangkat lunak. Sekalipun tidak bersifat teknis seperti
pengkodean, hal-hal dalam manajemen proyek ini mampu menentukan
apakah proyek akan berjalan dengan baik sehingga menghasilkan produk
yang baik. Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen adalah pengelolaan
personel dan koordinasi tim, proses, pengukuran proyek-termasuk
menentukan harga dari perangkat lunak, penjadwalan dan sebagainya.
Metode dalam manajemen proyek meliputi survei untuk
mengumpulkan data, melakukan perhitungan analisis terhadap hasil survei,
dan merancang perencanaan proyek menggunakan tools yang sesuai.

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Proyek


Faktor yang mempengaruhi biaya proyek Terdapat beberapa faktor utama
yang mempengaruhi perkiraan biaya proyek/anggaran dalan pembuatan
software antara lain:
1. Ketidakjelasan Ruang Lingkup
Ketidakjelasan ruang lingkup proyek bisa menjadi penyebab
utama kesalahan dalam perhitungan biaya dan bisa berpotensi terjadinya
perubahan lingkup pekerjaan dalam masa pelaksaan proyek. Semakin
tinggi kejelasan ruang lingkup, maka akan semakin tinggi akurasi dalam
estimasi biaya suatu proyek.
2. Kompleksitas Produk
Kompleksitas suatu produk atau proyek mempengaruhi suatu
biaya proyek, semakin rumit dan besar suatu proyek maka dibutuhkan
sumber daya yang banyak. Dengan begitu dibutuhkan tambahan sumber
daya dan akan berdampak pada peningkatan biaya karena sumber daya
manusia yang dipekerjakan bertambah dan semakin rumit suatu produk
maka semakin tinggi tingkat teknologi yang akan digunakan.
3. Ukuran Proyek
Semakin besar ukuran proyek semakin tinggi kompleksitas dan
akan berpengaruh pada biaya. Bisa disimpulkan semakin tinggi ukuran
proyek semakin banyak sumber daya yang diperlukan. Tetapi hal ini
harus tetap diukur dan diperhitungkan karena setiap sumber daya
mempunyai nilai yang berbeda – beda.
4. Waktu Proyek
Jika waktu yang tersedia (waktu normal) suatu proyek
diperpendek atau diperpanjang dari waktu yang sudah tersedia, maka
akan berpengaruh pada biaya proyek. Jika waktu diperpanjang dari
waktu yang direncanakan maka dibutuhkan biaya lagi untuk
melaksanakan proyek, sedangkan jika waktu diperpendek akan
berpengaruh pada upaya lebih dalam mengembangkan produk, akan
tetapi proyek bisa selesai cepat dan tidak melewati batas waktu yang
tersedia.
5. Kemampuan Programmer
Kemampuan seorang programmer jadi salah satu faktor yang
mempengaruhi biaya proyek. Programmer yang memiliki produktivitas
yang tinggi maka sebanding dengan biaya yang kecil. sebaliknya
programmer yang memiliki produktivitas yang kecil maka biaya akan
semakin bertambah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sebuah proyek perangkat lunak perlu di kelola dengan manajerial baik.


Langkah-langkah dalam manajemen dimulai dari persiapan pekerjaan, pelaksanaan
rencana, mengendalikan proyek tersebut dan terakhir menutup proyek dengan
sebuah kesimpulan, yaitu sukses. Secara lebih sistematis, tahapan-tahapan proyek
terdiri dari initiating, planning, executing, controlling dan closing. Kegagalan
proyek di awal, bukan di akhir disebabkan oleh persiapan yang kurang baik. Oleh
karenanya, bagian perencanaan awal ini adalah bagian yang sangat penting bagi
proyek software. Persiapan diwujudkan dalam bentuk perencanaan proyek.
DAFTAR PUSTAKA

Alusyanti Primawati, D. M. (2013). Analisis Manajemen Proyek Perangkat Lunak


Sistem Informasi Akuntansi pada Biro Sistem Informasi PT X. Jurnal
Sistem Informasi, 102.

Arifin, F. (2011). Manajemen Proyek Perangkat Lunak. COMTECH : Computer,


Mathematics and Engineering Aplications, 285.

Owen Prasimsha, H. P. (2020). Manajemen Proyek Pengembangan Perangkat


Lunak Kerja sama Kampus dan Software House. AUTOMATA, 1.

Sommerville, I. (2016). Software Engineering. USA: Pearson.

Umi Proboyekti, S. M. (2023, 10 26). https://adoc.pub/. Diambil kembali dari


https://adoc.pub/: https://adoc.pub/queue/manajemen-proyek-perangkat-
lunak-disiapkan-oleh-umi-proboyek.html

Anda mungkin juga menyukai