NIM 2003040052
1.Apa yang dimaksud dengan Manajemen Proyek? Sebutkan 5 perbedaan proyek dan aktifitas?
Manajemen Proyek merujuk pada praktik perencanaan, pengaturan, dan pengawasan sumber daya
untuk mencapai tujuan spesifik dalam batas waktu yang ditentukan untuk proyek tertentu. Ini
melibatkan serangkaian tindakan dan strategi yang disusun untuk menyelesaikan proyek sesuai
dengan batasan yang diberikan, termasuk biaya, waktu, dan sumber daya.
1. Karakteristik Waktu: Proyek memiliki awal dan akhir yang jelas, sedangkan aktivitas adalah
bagian dari proyek yang dapat memiliki rentang waktu yang lebih fleksibel.
2. Sifat Unik: Setiap proyek memiliki sifat unik yang membedakannya dari proyek lain,
sedangkan aktivitas dapat serupa atau berulang dalam berbagai proyek.
3. Tujuan dan Sasaran: Proyek bertujuan untuk mencapai hasil akhir atau produk spesifik,
sedangkan aktivitas cenderung merupakan langkah atau tugas yang mendukung pencapaian
tujuan tersebut.
4. Skala dan Kompleksitas: Proyek seringkali lebih besar dan lebih kompleks dibandingkan
dengan aktivitas, yang mungkin merupakan bagian kecil dari proyek tersebut.
5. Pengelolaan Sumber Daya: Manajemen proyek melibatkan pengelolaan sumber daya seperti
manusia, waktu, dan anggaran, sedangkan aktivitas mungkin hanya memerlukan sebagian
dari sumber daya yang sama untuk diselesaikan.
Fungsi Manajemen Proyek mencakup serangkaian tugas penting yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan proyek secara efisien dan efektif. Beberapa fungsi kunci dari Manajemen Proyek
antara lain:
1. Perencanaan Proyek: Menetapkan tujuan, jadwal, anggaran, sumber daya, dan rencana
tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
4. Pengarahan: Memberikan arahan dan bimbingan kepada tim proyek, memastikan bahwa
semua anggota tim memahami peran mereka, dan memastikan proyek berjalan sesuai
dengan rencana.
5. Evaluasi: Melakukan evaluasi akhir proyek setelah selesai untuk memastikan bahwa tujuan
proyek telah tercapai dan memperoleh pelajaran yang berharga untuk proyek-proyek masa
depan.
Contoh dari fungsi-fungsi manajemen proyek ini bisa dilihat dalam berbagai proyek, mulai dari
pembangunan gedung, pengembangan perangkat lunak, acara besar, hingga kampanye pemasaran.
Misalnya, dalam proyek pembangunan gedung, manajer proyek harus merencanakan jadwal
konstruksi, mengatur sumber daya seperti material dan tenaga kerja, memantau kemajuan
pembangunan, dan memastikan proyek selesai sesuai dengan rencana dan anggaran yang telah
ditetapkan. Dengan melakukan fungsi-fungsi ini dengan baik, manajer proyek dapat memastikan
bahwa proyek berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Apa yang dimaksud dengan Project Triangle? Dan apa pengaruhnya bagi proyek, Jelaskan?
Project Triangle, juga dikenal sebagai Iron Triangle atau Triple Constraint, adalah sebuah konsep
dalam manajemen proyek yang menggambarkan hubungan antara tiga faktor utama yang saling
terkait dan saling mempengaruhi dalam setiap proyek. Ketiga faktor ini adalah:
1. Waktu: Ini mencakup jadwal proyek, yaitu waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek dari awal hingga akhir.
2. Biaya: Ini mencakup anggaran atau biaya yang dialokasikan untuk menyelesaikan proyek,
termasuk biaya sumber daya manusia, bahan, dan sumber daya lainnya.
3. Lingkup: Ini merujuk pada ruang lingkup atau hasil akhir yang diharapkan dari proyek,
termasuk deliverables atau produk akhir yang harus diproduksi atau dicapai.
Pengaruh Project Triangle terhadap proyek sangat penting karena ketiga faktor ini saling terkait dan
saling memengaruhi. Perubahan dalam satu area dapat memiliki dampak langsung pada area lainnya.
Misalnya, jika lingkup proyek bertambah, ini dapat memengaruhi waktu yang diperlukan dan biaya
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Demikian pula, jika ada peningkatan biaya, ini
bisa memengaruhi jadwal proyek dan/atau mempengaruhi lingkup proyek.
Siklus proyek mencakup serangkaian tahap yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dari awal
hingga akhir. Berikut adalah lima tahap siklus proyek yang umum:
5. Penutupan (Closing): Tahap penutupan adalah ketika proyek dinyatakan selesai. Ini termasuk
penyelesaian semua aktivitas proyek, evaluasi akhir untuk memastikan bahwa semua tujuan
telah tercapai, dan pembebasan sumber daya proyek. Tahap ini juga melibatkan pembuatan
laporan akhir proyek dan pelaporan kepada pemangku kepentingan tentang hasil dan
pencapaian proyek.
Dalam konteks manajemen proyek, terdapat dua mekanisme utama untuk memperoleh proyek,
yaitu:
1. Pelelangan (Bidding): Proses pelelangan atau lelang umumnya digunakan dalam proyek
konstruksi besar atau proyek yang melibatkan kontraktor eksternal. Dalam proses ini, pihak
yang mengadakan proyek mengumumkan proyek tersebut kepada publik dan mengundang
para kontraktor atau penyedia layanan untuk mengajukan penawaran. Setelah itu, mereka
memilih penawaran terbaik yang sesuai dengan persyaratan proyek.
Dalam manajemen proyek, "scope" mengacu pada rentang pekerjaan atau aktivitas yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan suatu proyek dengan sukses. Ini mencakup semua deliverables, fitur,
fungsi, dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk memenuhi tujuan proyek yang telah ditetapkan.
Lebar cakupan proyek harus ditentukan secara jelas dan tepat sejak awal proyek untuk memastikan
pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dari proyek tersebut. Ini juga membantu
mencegah perubahan yang tidak terkendali atau pertambahan fitur yang tidak direncanakan selama
proses proyek berlangsung.