Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nicco indra saputra

NPM : 4337857201210019
Kelas : Malam
Sistem informasi

1. Mengapa manajemen integrasi proyek dianggap sebagai tiang penyangga utama yang
mempengaruhi semua knowledge area dalam manajemen proyek?

1. Koordinasi Semua Aspek Proyek: Manajemen integrasi proyek bertanggung jawab


untuk mengoordinasikan semua elemen proyek, termasuk sumber daya manusia,
anggaran, jadwal, risiko, lingkungan proyek, dan tujuan bisnis. Ini memastikan bahwa
semua bagian dari proyek berjalan seiring dan berkontribusi pada pencapaian tujuan
akhir.
2. Konsistensi dan Keterpaduan: Manajemen integrasi proyek memastikan bahwa
semua aspek proyek beroperasi secara konsisten dan terpadu. Ini menghindari konflik
atau inkonsistensi yang dapat merusak proyek.
3. Perencanaan Proyek yang Komprehensif: Manajemen integrasi proyek membantu
dalam merencanakan proyek secara menyeluruh, termasuk pengidentifikasian tujuan,
lingkup, sumber daya yang diperlukan, jadwal, dan anggaran. Ini memastikan bahwa
semua aspek proyek diperhitungkan dan direncanakan dengan baik.
4. Manajemen Perubahan: Dalam kebanyakan proyek, perubahan akan terjadi selama
siklus hidup proyek. Manajemen integrasi proyek memiliki peran dalam mengelola
perubahan ini dan memastikan bahwa perubahan tersebut tidak mengganggu proyek
secara keseluruhan.
5. Pengambilan Keputusan: Manajemen integrasi proyek melibatkan pengambilan
keputusan terkait prioritas, penugasan sumber daya, dan penyelesaian konflik.
Keputusan-keputusan ini memengaruhi berbagai aspek proyek, termasuk jadwal,
biaya, dan kualitas.
6. Pencapaian Tujuan Bisnis: Proyek-proyek ada untuk mencapai tujuan bisnis
tertentu. Manajemen integrasi proyek memastikan bahwa proyek bergerak menuju
pencapaian tujuan ini dan memberikan nilai tambah kepada organisasi.
7. Evaluasi dan Pelaporan Kinerja: Manajemen integrasi proyek melibatkan evaluasi
dan pelaporan kinerja proyek kepada pemangku kepentingan. Ini membantu dalam
memantau kemajuan proyek dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
8. Keberhasilan Proyek secara Keseluruhan: Kesuksesan proyek tidak hanya diukur
dengan pencapaian deliverables atau memenuhi batasan-batasan jadwal dan anggaran,
tetapi juga dengan sejauh mana proyek mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.
Manajemen integrasi proyek bertanggung jawab untuk memastikan kesuksesan
proyek ini.

2. Apa yang dimaksud dengan tujuan utama dari manajemen integrasi proyek sepanjang
siklus hidup proyek?
1. Pencapaian Tujuan Bisnis: Memastikan bahwa proyek berkontribusi pada
pencapaian tujuan bisnis dan strategi organisasi. Ini melibatkan memahami visi dan
misi organisasi serta mengarahkan proyek ke arah yang sesuai dengan visi ini.
2. Pengendalian Lingkup: Memahami dan mengelola dengan cermat lingkup proyek
untuk memastikan bahwa proyek hanya melakukan pekerjaan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan. Ini juga melibatkan pengendalian perubahan lingkup yang mungkin
terjadi selama siklus hidup proyek.
3. Manajemen Waktu: Memastikan bahwa proyek sejalan dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Ini melibatkan perencanaan dan pengendalian jadwal proyek serta
mengidentifikasi dan mengatasi keterlambatan atau perubahan yang mungkin terjadi.
4. Manajemen Biaya: Memantau dan mengendalikan anggaran proyek untuk
memastikan bahwa biaya tetap dalam batas yang ditentukan. Ini juga melibatkan
pengidentifikasian dan mengatasi biaya tambahan yang mungkin timbul.
5. Manajemen Sumber Daya: Mengelola sumber daya proyek, termasuk tenaga kerja,
peralatan, dan bahan, dengan efisien untuk memenuhi kebutuhan proyek. Ini
melibatkan alokasi sumber daya yang tepat untuk tugas-tugas proyek.
6. Manajemen Risiko: Mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko yang mungkin
mempengaruhi proyek. Ini melibatkan perencanaan mitigasi risiko dan respons
terhadap perubahan kondisi proyek.
7. Koordinasi Tim: Memastikan kolaborasi yang baik antara anggota tim proyek dan
berbagai stakeholder yang terlibat dalam proyek. Ini termasuk komunikasi yang
efektif dan pemecahan konflik jika diperlukan.
8. Pengukuran Kinerja: Melakukan pengukuran dan pemantauan kinerja proyek secara
berkala untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai rencana dan mencapai hasil
yang diharapkan.
9. Pelaporan dan Komunikasi: Melakukan pelaporan progres proyek kepada
pemangku kepentingan dan memastikan bahwa komunikasi antara tim proyek dan
pihak lainnya berjalan lancar.
10. Penyelesaian Proyek: Memastikan bahwa proyek selesai dengan sukses sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan dan hasilnya dapat diterima oleh pemangku
kepentingan.

3. Bagaimana integrasi proyek berkontribusi dalam sinkronisasi sumber daya manusia,


perencanaan, dan pekerjaan selama pelaksanaan proyek?

1. Perencanaan yang Terintegrasi: Integrasi proyek memastikan bahwa perencanaan


proyek mencakup semua aspek yang relevan, termasuk perencanaan sumber daya
manusia. Ini mencakup identifikasi jenis sumber daya manusia yang diperlukan,
kualifikasi yang diperlukan, jumlah yang dibutuhkan, dan jadwal alokasi sumber daya
manusia selama proyek. Dengan perencanaan yang terintegrasi, tim proyek memiliki
pandangan yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka dan kapan mereka
dibutuhkan.
2. Pengelolaan Tim yang Efektif: Manajemen integrasi proyek berperan dalam
memastikan bahwa anggota tim proyek dikelola dengan baik. Ini mencakup
pengenalan mereka pada peran, tanggung jawab, dan ekspektasi mereka dalam
proyek. Hal ini juga termasuk koordinasi tugas dan komunikasi antaranggota tim
untuk memastikan bahwa mereka dapat bekerja bersama dengan efektif.
3. Pengendalian Jadwal: Selama pelaksanaan proyek, integrasi proyek bertanggung
jawab atas pengendalian jadwal. Ini mencakup pemantauan kemajuan tugas dan
pekerjaan, pengidentifikasian keterlambatan atau penyimpangan dari jadwal, dan
mengambil tindakan korektif jika diperlukan. Dengan mengkoordinasikan
perencanaan dengan pemantauan jadwal, integrasi proyek membantu memastikan
bahwa pekerjaan berlangsung sesuai dengan rencana.
4. Pengelolaan Perubahan: Perubahan dapat terjadi selama pelaksanaan proyek, seperti
perubahan dalam lingkup, persyaratan, atau prioritas. Integrasi proyek berfungsi
sebagai pemimpin dalam mengelola perubahan ini dengan cara yang tidak
mengganggu kemajuan proyek. Mereka memastikan bahwa perubahan tersebut
diintegrasikan ke dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek dengan efektif.
5. Kontrol Kualitas: Manajemen integrasi proyek memastikan bahwa kontrol kualitas
dilakukan secara menyeluruh selama pelaksanaan proyek. Ini mencakup pengawasan
pekerjaan yang sedang berlangsung, pengujian, dan peninjauan kualitas untuk
memastikan bahwa pekerjaan memenuhi standar yang ditetapkan.
6. Komunikasi yang Efektif: Integrasi proyek memfasilitasi komunikasi yang efektif di
antara semua pihak yang terlibat dalam proyek, termasuk tim proyek, manajemen,
pemangku kepentingan eksternal, dan lainnya. Komunikasi yang baik adalah kunci
untuk mengkoordinasikan sumber daya manusia, perencanaan, dan pekerjaan dengan
sukses.
7. Manajemen Resiko: Integrasi proyek membantu mengidentifikasi, mengevaluasi,
dan mengelola risiko yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan proyek. Ini
melibatkan perencanaan respons terhadap risiko dan pemantauan kondisi yang
berpotensi memengaruhi pekerjaan dan sumber daya manusia.

4. Mengapa Project Integration Management dianggap sebagai keahlian yang harus dimiliki
oleh seorang manajer proyek?

1. Koordinasi Semua Aspek Proyek: Manajer proyek bertanggung jawab atas banyak
aspek yang berbeda dalam proyek, termasuk perencanaan, pengendalian, pemantauan,
pengelolaan risiko, pengawasan kualitas, dan lainnya. Project Integration
Management memungkinkan mereka untuk mengoordinasikan dan mengintegrasikan
semua elemen ini sehingga mereka saling mendukung dan berjalan seiring.
2. Pengendalian Lingkup, Waktu, dan Biaya: Project Integration Management
membantu manajer proyek dalam mengendalikan tiga aspek kunci proyek: lingkup,
waktu, dan biaya. Dengan koordinasi yang baik, manajer proyek dapat memastikan
bahwa perubahan lingkup yang mungkin terjadi tidak mengganggu jadwal dan
anggaran proyek.
3. Pencapaian Tujuan Bisnis: Seorang manajer proyek harus memastikan bahwa
proyek mereka tidak hanya mencapai deliverables teknis, tetapi juga mencapai tujuan
bisnis yang telah ditentukan. Project Integration Management membantu dalam
mengarahkan proyek menuju tujuan bisnis ini.
4. Manajemen Resiko: Resiko adalah bagian penting dari setiap proyek. Manajer
proyek harus dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola resiko dengan
baik. Project Integration Management membantu dalam mengintegrasikan manajemen
resiko ke dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek.
5. Pengelolaan Perubahan: Proyek seringkali berubah seiring berjalannya waktu.
Manajer proyek perlu memiliki kemampuan untuk mengelola perubahan ini dengan
baik dan memastikan bahwa perubahan tersebut diintegrasikan ke dalam proyek tanpa
mengganggu kemajuan atau kualitas pekerjaan.
6. Manajemen Tim: Manajer proyek harus mampu mengelola tim proyek dengan
efektif. Project Integration Management melibatkan pengelolaan tim,
pengorganisasian peran dan tanggung jawab, serta komunikasi yang baik di antara
anggota tim.
7. Pengawasan Kualitas: Manajer proyek perlu memantau dan mengawasi kualitas
pekerjaan yang dilakukan selama proyek. Project Integration Management
memastikan bahwa kontrol kualitas dilakukan secara menyeluruh.
8. Pengambilan Keputusan: Manajer proyek seringkali dihadapkan pada berbagai
keputusan yang memengaruhi jalannya proyek. Project Integration Management
membantu dalam pengambilan keputusan yang berdasarkan informasi yang
komprehensif dan terintegrasi.
9. Pelaporan dan Komunikasi: Manajer proyek harus dapat berkomunikasi secara
efektif dengan semua pemangku kepentingan, termasuk tim proyek, manajemen, dan
pemangku kepentingan eksternal. Project Integration Management memungkinkan
manajer proyek untuk menyampaikan informasi yang relevan dan penting kepada
semua pihak yang terlibat.
10. Kesuksesan Proyek secara Keseluruhan: Akhirnya, Project Integration
Management adalah faktor kunci dalam kesuksesan proyek secara keseluruhan.
Manajer proyek yang mampu mengintegrasikan semua elemen proyek dengan baik
memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai tujuan proyek dan memastikan
bahwa proyek memberikan nilai tambah kepada organisasi.

C. Periksa Pemahaman

1. Bagaimana peran Project Integration Management sebagai pintu gerbang komunikasi


antara proyek dan top manajemen seperti CEO dan GM?

1. Menyelaraskan Proyek dengan Strategi Bisnis: Project Integration Management


memastikan bahwa proyek diarahkan dan terkait dengan tujuan dan strategi bisnis
yang ditetapkan oleh top manajemen, termasuk CEO dan GM. Ini mencakup
memastikan bahwa proyek memiliki tujuan yang sesuai dengan visi dan misi
organisasi.
2. Pelaporan Kinerja Proyek: Project Integration Management adalah sumber utama
informasi tentang kemajuan dan kinerja proyek. Manajer proyek menggunakan
berbagai metrik dan indikator kinerja untuk memantau progres proyek. Informasi ini
disampaikan secara berkala kepada top manajemen untuk memberikan gambaran
tentang bagaimana proyek berjalan.
3. Pemberian Informasi Penting: Top manajemen perlu memiliki pemahaman yang
jelas tentang perkembangan proyek, termasuk kemajuan, risiko, perubahan, dan
tantangan yang mungkin timbul. Project Integration Management memastikan bahwa
informasi penting ini disampaikan dengan tepat waktu kepada CEO dan GM sehingga
mereka dapat membuat keputusan yang tepat.
4. Pengelolaan Risiko dan Perubahan: Top manajemen sering kali perlu terlibat dalam
pengambilan keputusan terkait perubahan besar dalam proyek atau penanganan
masalah dan risiko yang signifikan. Project Integration Management memastikan
bahwa top manajemen diberikan informasi yang diperlukan untuk mengatasi
perubahan atau risiko ini.
5. Komunikasi Antara Departemen: Proyek seringkali melibatkan berbagai
departemen dan unit dalam organisasi. Project Integration Management memfasilitasi
komunikasi antara departemen yang terlibat dalam proyek dan top manajemen. Hal ini
membantu mengkoordinasikan upaya dan memastikan bahwa semua pihak
terinformasi.
6. Pertanggungjawaban: Manajer proyek bertanggung jawab kepada top manajemen
untuk mencapai tujuan proyek. Mereka menyajikan hasil dan pencapaian proyek
kepada top manajemen untuk mendapatkan persetujuan akhir dan dukungan.
7. Pengambilan Keputusan Strategis: Informasi yang disediakan oleh Project
Integration Management dapat membantu top manajemen dalam pengambilan
keputusan strategis yang berkaitan dengan proyek dan dampaknya terhadap organisasi
secara keseluruhan.

2. Apa yang dimaksud dengan Project Charter dan mengapa penting dalam manajemen
integrasi proyek?

1. Nama Proyek: Nama unik yang mengidentifikasi proyek.


2. Deskripsi Proyek: Penjelasan singkat tentang tujuan dan ruang lingkup proyek.
3. Tujuan Proyek: Pernyataan tentang apa yang ingin dicapai dengan proyek.
4. Manfaat Proyek: Manfaat atau dampak positif yang diharapkan dari pencapaian
tujuan proyek.
5. Pemangku Kepentingan Utama: Daftar pemangku kepentingan yang paling relevan
dengan proyek.
6. Keterlibatan Pemangku Kepentingan: Bagaimana pemangku kepentingan akan
terlibat dalam proyek.
7. Ruang Lingkup Proyek: Batasan-batasan yang mendefinisikan apa yang termasuk
dan tidak termasuk dalam proyek.
8. Anggaran Awal: Estimasi awal anggaran yang dialokasikan untuk proyek.
9. Jadwal Awal: Jadwal awal yang menggambarkan kapan proyek diharapkan akan
dimulai dan selesai.
10. Penugasan Manajer Proyek: Nama dan peran manajer proyek yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan proyek.
11. Otorisasi: Penandatanganan oleh pihak yang berwenang untuk memulai proyek.

Project Charter memiliki beberapa tujuan penting dalam manajemen integrasi proyek:

1. Mendefinisikan Visi dan Ruang Lingkup Proyek: Project Charter membantu dalam
merinci visi proyek dan mengidentifikasi batasan serta ruang lingkup proyek. Hal ini
membantu manajer proyek dan tim untuk memahami dengan jelas apa yang harus
dicapai dan apa yang tidak termasuk dalam proyek.
2. Mengotorisasi Proyek: Project Charter adalah alat otorisasi formal yang memberikan
lampu hijau untuk memulai proyek. Ini menunjukkan bahwa proyek telah
mendapatkan persetujuan dari pemangku kepentingan yang berwenang.
3. Mengkomunikasikan Tujuan dan Manfaat: Dokumen ini membantu dalam
menyampaikan tujuan dan manfaat proyek kepada semua pihak yang terlibat. Ini
menciptakan pemahaman yang seragam tentang mengapa proyek dilakukan dan apa
yang diharapkan dari hasilnya.
4. Mengidentifikasi Pemangku Kepentingan Utama: Project Charter mengidentifikasi
pemangku kepentingan utama yang akan terlibat dalam proyek. Ini membantu dalam
merencanakan komunikasi dan interaksi dengan pemangku kepentingan selama siklus
hidup proyek.
5. Membantu dalam Perencanaan Awal: Informasi seperti anggaran awal dan jadwal
awal yang terdokumentasi dalam Project Charter dapat digunakan sebagai dasar awal
dalam perencanaan proyek yang lebih rinci.
6. Menciptakan Keterlibatan dan Kepemilikan: Dengan menandatangani Project
Charter, pemangku kepentingan menyatakan komitmen mereka terhadap proyek. Ini
menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan
proyek.

3. Dalam tahap pembangunan Project Management Plan, apa saja komponen kunci yang
harus termasuk dalam rencana manajemen proyek?

1. Deskripsi Proyek: Penjelasan singkat tentang proyek, termasuk tujuan, manfaat, dan
latar belakang proyek.
2. Tujuan dan Kriteria Keberhasilan: Pernyataan tentang apa yang akan dicapai oleh
proyek dan kriteria yang akan digunakan untuk menilai apakah proyek telah berhasil.
3. Ruang Lingkup Proyek: Mendefinisikan batasan dan ruang lingkup proyek,
termasuk deliverables, fitur, dan fungsi yang akan disertakan dalam proyek.
4. Anggaran Proyek: Estimasi biaya keseluruhan proyek, termasuk anggaran untuk
sumber daya, peralatan, dan material yang diperlukan.
5. Jadwal Proyek: Jadwal proyek yang menggambarkan urutan kegiatan, estimasi
waktu, dan ketergantungan antarkegiatan.
6. Organisasi Proyek: Struktur organisasi proyek, peran dan tanggung jawab tim
proyek, serta hubungan dengan pemangku kepentingan lainnya.
7. Manajemen Resiko: Identifikasi, analisis, dan perencanaan respons terhadap risiko
yang mungkin terjadi selama proyek.
8. Manajemen Sumber Daya: Cara pengelolaan sumber daya manusia, peralatan, dan
material yang dibutuhkan untuk proyek.
9. Pemangku Kepentingan: Daftar pemangku kepentingan yang relevan dengan
proyek, serta strategi komunikasi dan keterlibatan mereka dalam proyek.
10. Pengendalian Perubahan: Proses untuk mengelola dan mendokumentasikan
perubahan dalam lingkup, waktu, atau biaya proyek.
11. Kualitas Proyek: Standar kualitas yang akan diterapkan dalam proyek dan
bagaimana kualitas akan dipantau dan dikendalikan.
12. Komunikasi Proyek: Rencana komunikasi yang merinci bagaimana informasi akan
disampaikan kepada tim proyek dan pemangku kepentingan.
13. Pemantauan dan Pengendalian Proyek: Proses pemantauan kemajuan proyek,
pengukuran kinerja, dan tindakan korektif jika diperlukan.
14. Pengujian dan Pengujian Kualitas: Rencana pengujian yang menggambarkan cara
pengujian produk atau sistem akan dilakukan.
15. Pelaporan Proyek: Frekuensi dan format pelaporan progres proyek kepada
pemangku kepentingan.
16. Tahap Penyelesaian dan Penutupan Proyek: Rencana untuk menyelesaikan
proyek, menyerahkan deliverables, dan menutup semua aspek proyek secara
sistematis.
17. Risiko Terkait Kesehatan dan Keselamatan: Jika relevan, rencana untuk menjaga
kesehatan dan keselamatan tim proyek dan pihak lain yang terlibat dalam proyek.
18. Dokumentasi Proyek: Bagaimana dokumen proyek akan dikelola, termasuk
penyimpanan, pengarsipan, dan distribusi.
19. Persetujuan dan Otorisasi: Cara mengotorisasi perubahan atau penambahan ke
dalam proyek dan siapa yang berwenang memberikan persetujuan.
20. Referensi: Daftar referensi atau dokumen pendukung lainnya yang digunakan dalam
perencanaan proyek.

Anda mungkin juga menyukai