Anda di halaman 1dari 28

BAB II

MANAJEMEN PROYEK

II.1. URAIAN UMUM

Keberhasilan suatu proyek tidak hanya ditentukan oleh ilmu dan


teknologinya, faktor manajemen ikut berperan penting juga. Pelaksanaan suatu
proyek pasti menghadapi kemungkinan hambatan baik teknis maupun kondisi
alam. Keadaan ini harus dilakukan antisipasi sehingga kerugian yang terjadi
dapat diminimalisir. Oleh karena itu diperlukan suatu pengaturan yang dapat
mengkoordinasi pekerjaan dengan baik, seefektif dan seefisien mungkin sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan batas anggaran maupun waktu.
Proyek adalah suatu proses pembangunan fisik yang dimulai dari
keputusan pemilik proyek untuk mewujudkan gagasan umum yang dimilikinya
dari tahap perencanaan untuk implementasinya. Perencanaan pelaksanaan proyek
yang meliputi urusan kegiatan, time schedule, biaya dan organisasi proyekpun
harus diperhatikan. Karena pada pelaksanaan proyek mungkin menimbulkan
berbagai persoalan.
Untuk itu demi keberhasilan pelaksanaan proyek harus diperhatikan akan
pentingnya dan perlunya pengawasan proyek. Sistem informasi dan manajemen
juga harus dimanfaatkan dan dikembangkan, terutama untuk menanggulangi
persoalan yang ada dan untuk menentukan prioritas proyek.

II.2. MANAJEMEN PROYEK


Manajemen proyek adalah pengelolaan teknis operasional proyek yang
mencakup seluruh tahapan proyek.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 5
Bab II Manajemen Proyek

Kegiatan-kegiatan yang mencakup fungsi utama dari manajemen proyek adalah :

1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pelaksanaan (Actuating)
a. Koordinasi (Coordination)
b. Pengarahan (Directing)
4. Pengendalian (Controling)

Dari uraian diatas dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen


proyek adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, mengkoordinasikan, serta mengawasi dan mengendalikan seluruh
kegiatan dalam proyek sedemikian rupa sehingga kegiatan proyek dapat sesuai
time schedule serta anggaran yang telah direncanakan dan ditetapkan
sebelumnya.

II.2.1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan (Planning) merupakan persiapan teratur dari setiap usaha ke


arah terwujudnya tujuan yang telah ditentukan. Fungsi dari perencanaan ini
adalah :
a. Menetapkan arah/strategi dalam hal mencapai sasaran yang
diinginkan, dimana tidak pernah lepas dari efisien waktu dan biaya,
b. Menentukan titik awal kegiatan,
c. Sebagai acuan dalam hal pelaksanaan pembangunan proyek,
d. Meningkatkan koordinasi.
Di dalam proyek perencanaan ini meliputi:
Konsep Desain (Perancangan)
Pengembangan Desain
Detail/Koordinasi Desain

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 6
Bab II Manajemen Proyek

II.2.2. Pengorganisasian (Organizing)


Pengorganisasian (Organizing) adalah kegiatan membagi-bagi tugas serta
tanggung jawab kepada tiap perorangan untuk melaksanakan rencana yang telah
disepakati sebelumnya. Pengorganisasian (Organizing) merupakan suatu
pengelompokkan kegiatan berdasarkan fungsi, keahlian, dan daerah/tempat kerja.
Hal ini dapat menghindari terjadinya pengerjaan tugas yang saling tumpang
tindih dan tidak ada kepastian siapa yang bertanggung jawab/berkewajiban pada
suatu pekerjaan.

II.2.3. Pelaksanaan (Actuating)


Pelaksanaan (Actuating) adalah kegiatan yang bersifat dinamis dalam
memimpin para anggota organisasi untuk mencapai tujuan sesuai dengan
perencanaan. Pelaksanaan (actuating) terbagi atas :
a. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi merupakan kerjasama yang baik antara sesama manusia,
ditinjau dari segi psikologis, antara lain sesuai dengan keahlian,
pengalaman kerja, keterampilan dan kecocokan dalam penyampaian
maksud.
b. Pengarahan (Directing)
Pengarahan merupakan salah satu unsur pokok yang dapat menunjang
kelancaran kerja proyek. Pengarahan berkaitan erat dengan
komunikasi dan akan diperoleh dengan cara penyampaian/komunikasi
yang baik dalam setiap kegiatan proyek secara profesional oleh setiap
staffnya.

II.2.4. Pengendalian (Controlling)


Dengan adanya pengendalian proyek yang baik dapat mengoreksi segala
kesalahan kesalahan atau penyimpangan yang dapat terjadi dalam proyek
tersebut. Pengendalian ini dilakukan dari waktu ke waktu, sehingga segala
sesuatu yang terjadi dalam proyek dapat berjalan dengan baik. Apabila terjadi

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 7
Bab II Manajemen Proyek

kesalahan atau penyimpangan maka proses manajemen proyek kembali lagi ke


proses perencanaan sampai dengan proses pengendalian.

Kegiatan pengendalian dalam proyek ini meliputi hal-hal sebagai berikut:


Pengendalian waktu dan biaya,
Pengendalian mutu,
Pengendalian sumber daya,
Pengendalian material,
Pengendalian K3.

II.3. SISTEM PENGENDALIAN PROYEK

Syarat penting untuk menuju keberhasilan suatu proyek adalah adanya


pengendalian yang berhubungan dengan waktu, biaya, mutu, tenaga kerja,
material, dan K3. Pengendalian membutuhkan penanganan yang sungguh-
sungguh dari pihak manajemen, disamping itu juga memerlukan keterlibatan
seluruh anggota pada tiap tingkat organisasi dalam perusahaan.
Sistem pengendalian menyeluruh mencakup pula sistem informasi
manajemen dan sistem komunikasi yang terencana baik, sistem manajemen
resiko menyeluruh, sistem audit tersendiri yang selalu dilaporkan langsung secara
teratur kepada pimpinan proyek. Pada dasarnya upaya pengendalian merupakan
suatu proses pengukuran, evaluasi dan membenarkan kinerja proyek.
Dalam proyek konstruksi, ada 3 unsur yang selalu harus dikendalikan dan
diukur, yaitu :
Kemajuan/progress yang dicapai dibandingkan dengan kesepakatan
kontrak,
Pembiayaan terhadap rencana anggaran,
Mutu hasil pekerjaan terhadap spesifikasi teknis.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 8
Bab II Manajemen Proyek

II.3.1. Pengendalian Teknis


Pengendalian teknis di lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui
perkembangan dan permasalahan proyek melalui laporan kemajuan dan
koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek dibuat dalam bentuk harian dan
bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proyek itu.

a. Laporan Harian (Terlampir)


Laporan harian merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam
suatu hari kerja meliputi pekerjaan fisik, catatan, atau perintah-
perintah yang disusun oleh pelaksana dengan persetujuan konsultan.
Biasanya laporan harian dibuat pada akhir jam kerja.

Dalam laporan harian ini memuat antara lain:


Jumlah dan uraian tenaga kerja,
Kondisi peralatan yang terdapat di lapangan,
Catatan berupa kejadian dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan
pada hari tertentu beserta volume pekerjaan,
Jumlah titik rencana dan hasil kerja pemancangan pada satu hari.
Keadaan cuaca di lapangan.
b. Laporan Bulanan (Terlampir)
Laporan bulanan dibuat dari hasil rekap laporan mingguan dan harus
dibuat setiap bulan. Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh
kegiatan proyek dan evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana
awal, baik pelaksanaan maupun kegiatan-kegiatan penunjangnya.

Dalam laporan bulanan terdapat hal-hal sebagai berikut:


Monthly progress report, yaitu persentase pekerjaan serta
kemajuan proyek yang dicapai selama satu bulan,
Master schedule (jadwal dan realisasi pemancangan tiang proyek),
Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan,

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 9
Bab II Manajemen Proyek

Catatan jenis pekerjaan selama satu bulan,


Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan,
Lampiran BAP pemancangan.
c. Rapat (Terlampir)
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak
terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk
itu maka diperlukan rapat untuk memecahkan dan menyelesaikan
masalah secara bersama.

Dalam risalah rapat terdapat hal-hal sebagai berikut:


Daftar absen pihak-pihak terkait yang mengikuti rapat,
Topik pembicaraan yang dapat berisi berupa pertanyaan, perintah,
dan evaluasi hasil pekerjaan serta masalah-masalah yang dihadapi

Pada proyek Apartemen Akasa, dilakukan rapat koordinasi yang


dihadiri oleh owner (PT. Bumi Megah Graha Asri) dan kontraktor
pada hari selasa (PT. Pembangunan Perumahan (PP)), dan kamis (PT.
Caturpile Perkasa) tiap minggu.

II.3.2. Pengendalian Waktu dan Biaya


Pengendalian waktu merupakan penjadwalan yang dibuat untuk
menggambarkan perencanaan dalam skala waktu. Penjadwalan menentukan
kapan aktivitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan
pemakaian sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang
akan ditetukan.
Lamanya waktu penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan
pertambahan biaya proyek secara keseluruhan. Maka dari itu dibutuhkan laporan
progress harian/mingguan/bulanan untuk melaporkan hasil pekerjaan dan waktu
penyelesaian rencana agar waktu penyelesaian dapat terkontrol setiap periodenya.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 10
Bab II Manajemen Proyek

II.3.2.1. Diagram Batang (Bar Chart)


Bar Chart adalah hubungan antara bobot pekerjaan dengan waktu yang
diperlukan. Penyusunan bar chart yang baik akan mempengaruhi peningkatan
pekerjaan.

Cara pembuatan bar chart adalah sebagai berikut:


a. Mendata seluruh jenis pekerjaan yang akan dikerjakan,
b. Menyusun urutan dari masing-masin pekerjaan,
c. Menghitung volume tiap-tiap pekerjaan dari total hari kerja secara
keseluruhan,
d. Memperkirakan durasi pelaksanaan masing-masing pekerjaan,
e. Menentukan jangka waktu penyelesaian dari masing-masing
pekerjaan,
f. Hasil yang didapat kemudian digambarkan dalam diagram batang.

II.3.2.2. Kurva-S (Terlampir)


Kurva-S adalah suatu metode untuk menganalisa kemampuan proyek
berdasarkan volume pekerjaan dalam waktu yang telah ditempuh selama proyek
berlangsung. Kurva-S secara luas digunakan pada proyek-proyek konstruksi,
disamping metode konvensional.
Kurva-S ini terdiri dari dua sumbu, yaitu vertikal dan horisontal. Sumbu
vertikal menunjukkan keseluruhan pekerjaan, sedangkan sumbu horizontal
digunakan untuk menunjukkan besar nilai kumulatif kemajuan pekerjaan tiap unit
pekerjaan. Kurva-S ini berfungsi sebagai:
Alat pengontrol pekerjaan dalam presentasi lapangan,
Sebagai referensi atau pegangan pihak owner dalam mengevaluasi
prestasi pekerjaan,
Untuk referensi kontrol pembayaran.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 11
Bab II Manajemen Proyek

Menurut Asiyanto (2005), prakiraan anggaran biaya yang telah dibuat


pada tahap perencanaan digunakan sebagai patokan untuk pengendalian biaya.
Pengendalian biaya proyek diperlukan agar proyek dapat terlaksana sesuai
dengan biaya awal yang telah direncanakan.
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi
biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian
logistik mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang
digunakan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan
memeriksa daftar absensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja.
Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai
pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat
digunakan untuk menyusun kurva-S realisasi dan untuk memperkirakan
persentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.
Kurva-S yang terlampir adalah kurva-S pemancangan pada Proyek
Apartemen Akasa. Dengan waktu pelaksanaan selama 183 hari terhitung dari 1
Juni 2015 sampai dengan 30 November 2015. Dengan uraian sebagai berikut:
Pekerjaan persiapan lapangan
Indikator pile
Evaluasi panjang & produksi tiang
o Test pile
o Pemancangan
Demobilisasi

II.3.3. Pengendalian Mutu (Terlampir)


Selama pembangunan, pengendalian mutu berupa pengujian tiang
pancang yang dilakukan oleh PT. GEOTECH EFATHAMA yang bertanggung
jawab agar kegiatan harian kontraktor pondasi (PT. CATURPILE PERKASA)
memberikan hasil akhir sesuai dengan spesifikasi kontrak kerja. Agar upaya
pengendalian mutu dapat terlaksana dengan baik, maka seluruh tahap
perencanaan dan pengambilan keputusan, langkah demi langkah, dihubungkan

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 12
Bab II Manajemen Proyek

dengan satu titik kontrol dimana perencanaan yang sedang dikembangkan


ditinjau secara formal.
Pengendalian mutu ini bertujuan agar hasil pelaksanaan di lapangan
sesuai dengan standar - standar mutu yang telah ditentukan dan sesuai dengan
spesifikasi teknis serta rencana pembangunan.

Pada prinsipnya pengendalian mutu mencakup beberapa hal, yaitu:


Mengarahkan agar pelaksanaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi
teknis dan dokumen kontrak.
Mencakup pertimbangan ekonomi dan penetapan jenis material
metode konstruksi yang dipakai dengan memastikan bahwa
perencanaannya telah memenuhi syarat peraturan pembangunan.

II.3.4. Pengendalian Sumber Daya Manusia


Pengendalian merupakan bagian dari proses manajemen proyek yang
membentuk daur siklus. Pada dasarnya siklus merupakan kegiatan terus-menerus
seiring dengan berlangsungnya proses rekayasa konstruksi. Setiap operasi
pekerjaan selalu diawali dengan membuat jadwal rencana kerja, dan hasil yang
dicapai selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan harus diukur dan
dibandingkan dengan rencana semula.
Jika terdapat penyimpangan, perlu diterapkan fungsi pengendalian sumber
daya dalam membawa kembali pelaksanaan pekerjaan ke rencana semula.
Apabila tidak mungkin dilakukan pelaksanaan sesuai dengan rencana semula,
maka perlu dilakukan revisi jadwal selanjutnya dipakai sebagai dasar penilaian
kemajuan pekerjaan pada saat berikutnya.
Sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek konstruksi dapat
dibagi menjadi 2 golongan utama, yaitu:
Kemahiran teknis, metode kerja, dan manajemen yang baik
Pekerja konstruksi, mesin, peralatan, dan material
Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya
dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek (the right

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 13
Bab II Manajemen Proyek

man, in the right place). Oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu
tenaga kerja. Jika target proyek direncanakan selesai dengan waktu yang terbatas,
maka juga harus ditambah jumlah tenaganya sesuai kebutuhan. Perlu
diperhatikan juga bahwa belum tentu dengan jumlah tenaga kerja yang banyak,
pekerjaan dapat segera terselesaikan.
Hal ini juga menyebabkan pemborosan dalam pembayaran upah tenaga
kerja. Penentuan jumlah tenaga kerja harus sesuai dengan produktifitas tenaga
kerja itu sendiri. Diperlukan perhitungan yang matang agar diperoleh jumlah
tenaga kerja yang efisien dan optimum agar target pekerjaan dapat terpenuhi.
Pengendalian sumber daya manusia pada Proyek Apartemen Akasa
melalui tahap rekrutmen. Rekrutmen bisa dilakukan oleh mandor yang ditunjuk
langsung oleh kontraktor. Mandor merekrut para pekerja-pekerja proyek sesuai
dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing.

II.3.5. Pengendalian Material (Terlampir)


Program pengadaan material memerlukan pengetahuan yang luas
mengenai jenis material dan peralatan yang memenuhi standar spesifikasi dan
dapat diperoleh dengan biaya modal dan operasi yang terendah. Apabila tidak
ditangani dengan baik, proses pengendalian material dan peralatan sangat
berpotensi memicu permasalahan yang tentunya tidak dikehendaki.
Proses pengendalian material merupakan komponen dari sistem
penjadwalan dan pengendalian yang antara satu dengan lainnya saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Keterlambatan dalam hal pembelian dan
pengadaan material akan berdampak langsung pada operasi konstruksi. Berpijak
pada kenyataan yang ada, maka akan lebih baik jika penjadwalan kegiatan
pengadaan dijadikan satu dengan operasi konstruksi.
Pada penjadwalan cara jaringan kerja dengan lintasan kritis misalnya,
dicantumkan pula kegiatan-kegiatan pengadaan sehingga dapat dilihat dengan
jelas kapan suatu proses pengadaan material harus dimulai dan kapan saat paling
lambat pengadaan suatu material harus sudah ada di lapangan, dan sebagainya.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 14
Bab II Manajemen Proyek

Dengan demikian akan terlihat jelas betapa berpengaruhnya kegiatan


pengadaan terhadap operasi konstruksi secara keseluruhan, bahkan mungkin
termasuk sebagai kegiatan yang terletak pada lintasan kritis. Sehingga apabila
dipandang perlu, untuk proses pengadaan material yang komplek, bisa jadi harus
dibuatkan jaringan kerja sendiri yang merupakan sub-jadwal dari operasi.
Spesifikasi dalam pengadaan material dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Closed Spesification (Spesifikasi tertutup)


Jika suatu bahan atau material dikatakan harus memakai satu jenis
produk, jenis ataupun merek tertentu dan tidak dapat digantikan
produk lainnya. Pada spesifikasi tertutup disebutkan alasan berupa
mutu dan sifat-sifat merek material atau bahan yang diinginkan.

2. Open Spesification (Spesifikasi terbuka)


Jika suatu bahan atau material dikatakan dapat dipakai oleh beberapa
macam produk ataupun beberapa macam merek, yang berarti pihak
kontraktor dapat memilih dari beberapa pilihan bahan. Pilihan
pilihan yang terdapat pada spesifikasi terbuka ini dapat berupa
mempunyai kesamaan mutu ataupun sifat-sifat bahan material.

Pada proyek Apartemen Akasa, spesifikasi material yang digunakan


bersifat open specification. Proses pengendalian material yang terlampir berisi
tentang surat pemesanan (purchase order) tiang pancang Tower 1-3 dan data
teknis material. Pengadaan material harus mengacu langsung kepada owner.
Kontraktor biasanya telah mempunyai supplier tersendiri yang kemudian
menegosisasikan harga dan kualitas barang, kemudian meminta persetujuan dari
owner yang tetap mengacu kepada spesifikasi teknis dari gambar. Setelah itu,
owner meminta kontraktor untuk memanggil supplier yang kemudian supplier
akan mempresentasikan disertai dengan pemasangan contoh barang yang
disaksikan dengan kontraktor dan owner. Jika owner setuju dengan contoh barang
yang dipresentasikan, maka pemasangan material dapat segera dilakukan.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 15
Bab II Manajemen Proyek

II.3.6. Pengendalian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


Dalam sebuah proyek, pengendalian dan pengawasan K3 harus selalu ada
dan diutamakan, sebab menyangkut keberhasilan proyek tersebut. Secara umum
pengendalian tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil


pekerjaan dari segi kualitas dan ketepatan waktu.
2. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan
untuk mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan.
3. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah
diketahui dan dicapai dengan rencana yang ditentukan. Dari
perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan proyek berjalan
lancar atau mengalami keterlambatan.
4. Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
proyek. Bila ada kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan
pemecahannya dan pelaksanaan selanjutnya.

Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga


kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan.
Pengendalian K3 dalam Proyek Pembangunan High Rise Building yaitu :

1. Implementasi dan operasi K3 :


a. Pokok perhatian : kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan
pemaparan kondisi dilingkungan.
b. Pelatihan K3 untuk proyek.
c. Komunikasi dan konsultasi atau safety meeting.
d. Rencana tanggap darurat.
2. Pembuatan safety plan.
3. Pemasangan alat pemadam kebakaran.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 16
Bab II Manajemen Proyek

4. Checking & corrective action.


5. Management Review.

Pada Proyek Apartemen Akasa terdapat Safety Plan yang berkomitmen


dengan landasan ZERO ACCIDENT, yaitu melindungi segenap sumber daya
manusia yang terlibat dalam pelaksanaan proyek untuk menciptakan suasana
kerja yang aman.
Manajemen dalam pengendalian K3 akan selalu berusaha untuk :

1. Memadukan seluruh unsur keselamatan dan kesehatan kerja ke dalam


tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian/individu.
2. Memadukan seluruh unsur keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap
proses dan tahapan pelaksanaan konstruksi.
3. Mengidentifikasi seluruh resiko yang akan timbul dari setiap
pelaksanaan dan melakukan pencegahan semaksimal mungkin.
4. Menghindari pengunaan material dan perlengkapan yang tidak aman.
5. Menekan sekecil mungkin dampak negative dan kerusakan lingkungan
yang ditimbulkan akibat pelaksanaan proyek.

Objektif dari penerapan SMK3 adalah: Memastikan bahwa penerapan,


standar K3L yang Terstruktur, Spesifikasi, Realistis, dan Terarah. Kontraktor
akan memastikan terlaksananya unsur-unsur keselamatan dan kesehatan kerja
demi tercapainya lingkungan yang sehat dan aman, serta bebas dari kecelakaan
kerja.

II.4. SISTEM KONTRAK

Di dalam pembangunan sebuah proyek, biasanya owner mencari


pelaksanaan pembangunan proyek yang dalam hal ini adalah kontraktor yang
memenuhi persyaratan pembangunan high rise building. Oleh sebab itu diadakan
tender untuk memilih kontraktor yang tepat.
Adapun langkah-langkah dalam proses tender yaitu:

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 17
Bab II Manajemen Proyek

a. Pemilihan peserta tender (pra kualifikasi peserta tender)


b. Pengambilan dokumen tender
c. Rapat penjelasan tender
d. Penawaran
e. Klarifikasi teknis dan biaya
f. Penetapan pemenang tender
Jenis pekerjaan dan besarnya resiko dari pemilik dan pelaksana dalam
pekerjaan konstruksi melahirkan berbagai macam tipe kontrak (perjanjian)
diantaranya :

1. Turn Key Project, yaitu : Kontrak dengan resiko minimum bagi pemilik
dan resiko maksimum bagi pelaksana.
2. Charte Contract, yaitu : Kontrak dengan resiko maksimum bagi pemilik
dan resiko minimum bagi pelaksana.
3. Lump Sum Contract, yaitu : Kontrak dengan sistem kerja yang fleksibel
dengan dana kontrak sesuai dengan perjanjian awal.
4. Unit Price Contract, yaitu : Kontrak dengan resiko yang sama bagi
pemilik dan pelaksana.

Pada proyek Apartemen Akasa, sistem kontrak yang digunakan bersifat


Lump Sump Fixed Price Contract, sehingga pihak kontraktor dan pihak
pemilik tidak merasa rugi jika ada perubahan-perubahan rencana kerja awal.
Sistem pembayaran yang diterapkan pada proyek adalah Monthly Progress
Payment. Dalam sistem ini kontraktor dibayar oleh owner sesuai dengan kerja
fisik yang telah dilakukan selama 1 bulan.

II.5. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK (Terlampir)

Pelaksanaan suatu proyek konstruksi sering kali tidak sesuai dengan yang
kita harapkan, seperti timbulnya hambatan hambatan yang sulit diatasi sehingga

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 18
Bab II Manajemen Proyek

menimbulkan keterlambatan dalam pelaksanaan bahkan dapat menimbulkan


kerugian. Hal ini dapat ditekan semaksimal mungkin apabila diterapkan suatu
kerja sama yang serasi antara unsur unsur yang terlibat di dalam proyek.
Dengan kata lain dari permasalahan diatas dibutuhkan suatu wadah untuk
dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, wadah tersebut disebut dengan
organisasi. Organisasi adalah suatu kumpulan orang atau badan yang memiliki
kedudukan, fungsi, hak dan kewajiban masing masing sesuai dengan bidang
dan keahlianya.
Sedangkan organisasi proyek adalah sarana untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan dengan batas waktu, biaya, mutu, dan keuntungan yang
direncanakan. Organisasi ini disusun sedemikian rupa sehingga konsep
manajemen dapat diterapkan dan dijalankan dengan sebaik baiknya.
Struktur organisasi yang baik adalah dimana antara tugas, hak, dan
kewajiban semua pihak yang terlibat dijabarkan dengan baik, sehingga informasi
komunikasi dan koordinasi antar anggota dapat berjalan dengan baik. Dengan
demikian diharapkan sasaran yang dirancang dapat dilaksanakan sesuai dengan
biaya dan sumber dana yang tersedia dan harus memenuhi mutu yang telah
ditetapkan, sehingga hasil yang dicapai dapat semaksimal mungkin dari rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam melaksanakan proyek Apartemen Akasa ini diperlukan adanya
suatu penanganan pekerjaan yang baik, dimana penanganan ini dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki keahlian dan kemampuan dalam mengerjakan proyek
tersebut sehingga menghasilkan mutu yang baik serta waktu dan biaya seminimal
mungkin yang sesuai dengan kontraknya. Selain itu harus mampu memecahkan
suatu permasalahan yang akan menghambat pada suatu proyek tersebut. Dan
dalam setiap permasalahan berani mengambil keputusan yang tepat jika ada
gagasan-gagasan yang berbeda, dan hasil keputusan itu mempunyai tujuan yang
sama dalam melaksanakan pekerjaan proyek tersebut.
Secara garis besar, struktur organisasi yang berperan dalam suatu proyek
dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, ketiga unsur utama tersebut adalah
pemilik (owner), perencana (konsultan), dan kontraktor.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 19
Bab II Manajemen Proyek

II.5.1. Hubungan Kerja Organisasi Proyek


Dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan dan demi kelancaran
pekerjaan proyek, harus tercipta hubungan kerjasama yang baik antara pihak
yang satu dengan yang lainnya agar tercapai tujuan akhir terselesaikannya proyek
tersebut.

Pada proyek Apartemen Akasa ini melibatkan berbagai pihak, dimana


secara garis besar hubungan antara owner, konsultan perencana, kontraktor utama
dan yang lainnya harus di prioritaskan demi kelancaran proyek.

a. Hubungan kerja Owner dan Konsultan


Konsultan wajib memenuhi segala keinginan owner sesuai kontrak
kerja yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Konsultan menjadi pengganti owner dalam mengawasi kontraktor
di lapangan.
Konsultan memberikan laporan kepada owner, sebaliknya owner
memonitor hasil-hasil pekerjaan konsultan.
b. Hubungan kerja Owner dan Kontraktor
Owner memberikan tugas kepada kontraktor untuk dilaksanakan
oleh kontraktor sesuai dengan dokumen kontrak yang telah
disepakati oleh kedua pihak.
Kontraktor melaksanakan pekerjaannya dan menyerahkan laporan
hasil pekerjaannya kepada owner.
c. Hubungan kerja Kontraktor dan Konsultan
Kontraktor bila mengalami kesulitan maka langsung
mendiskusikan dengan konsultan.
Konsultan memberikan pengarahan dan teguran kepada kontraktor
agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 20
Bab II Manajemen Proyek

Kontraktor dan konsultan dapat secara bersama-sama


memecahkan segala permasalahan yang dihadapi di lapangan dan
disetujui terlebih dahulu oleh pemberi tugas (owner).

Adapun hubungan kerja antara owner, konsultan perencana, dan


kontraktor yang terjadi dalam proyek Apartemen Akasa dapat diuraikan sebagai
berikut:

PT. Bumi Megah Graha Asri PT. Arkonin


(Konsultan Struktur)
(Owner & Konsultan Pengawas)
PT. Airmas Asri
(Konsultan Arsitek)

PT. Metakom Pranata


(Konsultan M&E)

PT. Caturpile Perkasa PT. Pembangunan Perumahan

(Kontraktor Pondasi) (Kontraktor Utama)

Keterangan:

= Garis Perintah

= Garis Koordinasi

II.5.2. Pemberi Tugas (Owner)

Owner adalah orang atau badan hukum atau instansi yang memberi tugas
pada perencana dan pelaksana untuk mewujudkan keinginannya. Selain itu owner
juga bertugas membuat Surat Perintah Kerja (SPK) dan menandatangani surat
perjanjian kontrak serta menyediakan dan membayar biaya perencanaan dan
pembangunan proyek. Owner pada proyek pembangunan Apartemen Akasa ini
adalah PT. BUMI MEGA GRAHA ASRI.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 21
Bab II Manajemen Proyek

Tugas dan kewajiban owner adalah:

Memberi tugas kepada perencana untuk merencanakan proyek,


Menyediakan dana yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek,
Menerima dan memonitor laporan perkembangan proyek,
Mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan perjanjian lainnya.

Pemilik proyek (owner) mempunyai wewenang penuh dalam:

Mengawasi penggunaan dana dalam rangka realisasi proyek,


Memimpin proyek,
Mengambil keputusan,
Menyetujui atau menolak hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis dan administratif yang telah direncanakan dan
disepakati,
Mengadakan dan mengesahkan perubahan yang terjadi pada
pelaksanan pekerjaan,
Menegur dan memberhentikan konsultan pengawas dan atau
kontraktor yang tidak menjalankan tugasnya sesuai rencana.

II.5.3. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah perseorangan atau badan hukum yang


bergerak dalam bidang jasa konstruksi dengan berbagai disiplin ilmu, khususnya
dengan arsitektur dan konstruksi. Pada proyek Apartemen Akasa ini yang
menjadi konsultan perencana adalah PT. ARKONIN (Perencana Struktur), PT.
AIRMAS ASRI (Perencana Arsitek), dan PT. METAKOM PRANATA
(Perencana Mekanikal Elektrikal).

Tugas konsultan perencana adalah :

Merealisasikan gagasan dari Pemilik (owner) tentang proyek.


Mengumpulkan data-data yang diperlukan di lapangan, lingkungan
dan penyelidikan tanah untuk perencana proyek.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 22
Bab II Manajemen Proyek

Merencanakan gambar rencana bangunan secara keseluruhan yang


merupakan gambar kerja dan gambar detail serta menghitung
konstruksi, yang terdiri dari bidang arsitektural, mekanikal dan
elektrikal.
Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelaksanaan
pembangunan proyek.
Bertanggung jawab atas bangunan yang direncanakan.
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan proyek sampai selesai dan
memberikan pengarahan bila perlu.
Menginformasikan kepada owner mengenai masalah-masalah yang
ada dan mengusulkan jalan keluarnya.

Wewenang konsultan perencana adalah :

Memeriksa pekerjaan secara khusus apabila diperlukan untuk


menjamin pelaksanaan sesuai dengan dokumen kontrak.
Memeriksa bahan-bahan beserta spesifikasinya dan alat-alat yang
digunakan.

II.5.4. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum atau instansi yang diberi
wewenang oleh owner untuk mengkoordinasi, mengawasi dan mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan fisik proyek agar di dapat hasil yang sesuai dengan
kontrak. Pada proyek Apartemen Akasa, PT. BUMI MEGAH GRAHA ASRI
(BMGA) selaku owner juga sekaligus menjadi konsultan pengawas proyek.

Tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas adalah :

Mengkoordinasikan seluruh bagian yang terlibat dalam proyek.


Mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan dan ikut memberikan
pengarahan bila perlu.
Mengevaluasikan hasil kerja kontraktor dalam waktu pelaksanaan
kualitas kerja serta biaya pelaksanaan.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 23
Bab II Manajemen Proyek

Memberikan informasi kepada owner tentang masalah yang akan


ditemui dan mengusulkan cara pemecahannya.
Memberikan instruksi kepada kontraktor untuk membongkar dan
memperbaiki pekerjaan yang tidak sesuai dengan isi dokumen
kontrak, dengan biaya yang ditanggung pihak kontraktor.

Wewenang konsultan pengawas adalah :

Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana jika terjadi


penyimpangan terhadap kontrak kerja.
Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan.
Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.
Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shop drawing
pelaksana proyek.
Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan
(Site Instruction).

II.5.5. Kontraktor

Kontraktor adalah perusahaan atau instansi yang berbentuk badan hukum


yang dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik atau yang
bertanggung jawab terhadap pekerjaan implementasi fisik berdasarkan surat
kontrak. Selain itu juga kontraktor utama mempunyai tanggung jawab atas
desain, engineering, pengadaan material, pabrikasi hingga pada konstruksi dan
instalasi.

Pada saat pelaksanaan pekerjaan proyek, bila kontraktor mendapat


kesulitan, maka kontraktor pelaksana meminta petunjuk kepada konsultan
perencana. Dalam proyek ini yang menjadi kontraktor utama yaitu PT.
PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PP) dan kontraktor pondasi yaitu PT.
CATURPILE PERKASA.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 24
Bab II Manajemen Proyek

Tugas dan kewajiban kontraktor adalah :

Membuat jadwal waktu pekerjaan (time schedule) secara terperinci


untuk setiap jenis pekerjaan serta mengevaluasi perkembangannya.
Membuat gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan
melaksanakan pengadaan material serta peralatan yang di
rekomendasikan atau telah disetujui oleh direksi pengawas.
Menyerahkan rencana kerja dan metode pelaksanaan untuk disetujui
oleh direksi pengawas.
Menyediakan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan.
Membuat laporan kemajuan pekerjaan (progress report).
Mengikuti rapat periodik bersama konsultan perencana.

Wewenang kontraktor adalah :

Mengkoordinir sub-kontraktor dalam masalah teknis serta data


administrasi.
Kontraktor bisa langsung menunjuk sub-kontraktor.

II.5.6. Sub-Kontraktor

Adalah perseorangan atau badan hukum yang ditunjuk oleh kontraktor


utama dengan persetujuan owner melalui konsultan untuk melaksanakan
pekerjaan yang lebih spesifik. Sub-Kontraktor biasa juga disebut dengan
kontraktor spesialis, dan memiliki tenaga ahli dibidang spesialisnya. Dalam
hubungan kerja sub-kontraktor bertanggung jawab secara penuh kepada
kontraktor utama dan menerima pembayaran dari kontraktor utama.

Tugas dan tanggung jawab sub-kontraktor :

1. Melaksanakan pekerjaan menurut kontrak yang telah disepakati.


2. Menganalisa gambar kerja dan spesifikasi teknis.
3. Bertanggung jawab atas kesalahan pelaksanaan pekerjaan.
4. Membuat laporan bulanan atau data yang meliputi perkembangan
pekerjaan pada jangka waktu tertentu.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 25
Bab II Manajemen Proyek

5. Ikut memeriksa perhitungan dan gambar proyek konstruksi serta


segala perubahan pada gambar proyek tersebut apabila terjadi
kesalahan dan memberitahukan kepada kontraktor utama.

Sub-Kontraktor yang bekerja pada proyek ini adalah:

PT. DCA Pracetak Indonesia (Precast)


PT. SJN (Pelaksana ME)

II.6. STRUKTUR ORGANISASI PT. BMGA

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan harus mempunyai suatu sistem


organisasi yang diharapkan agar dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Dengan adanya struktur organisasi yang baik, dapat diatur pemberian tugas dan
wewenang setiap bagian. Pembagian tugas dan wewenang harus jelas agar setiap
bagian memiliki pekerjaan dan tangung jawab masing-masing. Penjelasan
pekerjaan dan tugas dari pihak pihak yang berkepentingan dalam proyek ini
akan dijelaskan sebagai berikut :

II.6.1. Project Manager (PM)


Adalah orang yang bertanggung jawab atas planning, controlling, dan
mengawasi secara langsung team project management, serta bertanggung jawab
kepada kepala cabangnya di unitnya masing-masing. Project Manager pada
proyek Apartemen Akasa adalah Bpk. Teguh Prastiono.

Tugas dan tanggung jawab PM adalah sebagai berikut :


Membuat rencana anggaran biaya proyek dan kegiatan perencanaan
yang lain.
Membina hubungan kerja yang baik dengan kontraktor, konsultan
perencana, dan mitra kerja lainnya.
Mengelola dan bertanggung jawab atas seluruh sumber daya proyek
sehingga dapat efektif dan efisien guna tercapainya sasaran dan tujuan
proyek.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 26
Bab II Manajemen Proyek

Menggerakkan sumber daya guna tercapainya sasaran proyek dari segi


biaya, waktu, mutu, dan keselamatan.
Meneliti rencana pelaksanaan proyek yang dibuat oleh kontraktor.
Membuat rencana penyelesaian masalah apabila terjadi penyimpangan
pada pelaksanaan pembangunan proyek.
Memberikan persetujuan pembayaran kepada konsultan atau
kontraktor.
Menyelenggarakan rapat mingguan.
Mempertanggungjawabkan secara langsung tugas yang diberikan
kepada kepala cabang.

Wewenang PM adalah :
Menentukan harga satuan upah kerja.
Mengesahkan bukti bukti pembayaran.
Mengadakan kontrak kerja dengan kontraktor.
Mewakili perusahaan menjalin hubungan dengan kontraktor.

II.6.2. Site Manager (SM)


Site Manager pada proyek Apartemen Akasa adalah Bpk. Ari, Bpk. Andre
dan Bpk. Agung. SM bertanggung jawab pada pelaksanaan pembangunan
keseluruhan baik biaya, waktu, dan mutu.

Site Manager mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

Memberikan laporan kepada PM menyangkut operasional lapangan


sesuai dengan acuan mutu.
Koordinasi dengan Quality Control (QC) tentang inspeksi,
penyimpangan serta solusinya, rencana dan pelaksanaan pekerjaan,
pengendalian dokumen dan rekayasa mutu, penerapan sistem mutu
terkait.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 27
Bab II Manajemen Proyek

Mengontrol bagian logistik, personalia, dan umum tentang semua


perijinan, proses pengadaan/penyimpangan material dan alat,
pembayaran, dll.
Melaksanakan rapat koordinasi operasional secara berkala dengan
kontraktor.
Membuat rencana kerja mingguan dan evaluasinya (item pekerjaan,
progress, men power, material, dan alat) atas dasar monthly schedule.
Menjamin hasil kerja berdasarkan pada rencana mutu, waktu, biaya,
dan keselamatan kerja yang diterapkan.
Bertanggung jawab atas hasil inspeksi baik material maupun proses
dan hasil kerja.

Site Manager membawahi bagian-bagian berikut :

1. Project Architect
2. Civil Engineering
3. Inspector Civil & Finishing
4. MEP Engineer
5. Electronic Inspector
6. M&P Inspector

II.6.3. Engineer Struktur ( Civil Engineering )


Adalah orang yang bertanggung jawab atas perhitungan construction
engineering, value engineering, pembuatan shop drawing, time control dan
pengawasan pelaksanaan engineering proyek. Engineer Struktur pada proyek
Apartemen Akasa adalah Bpk. Yuly.

Tugas dan tanggung jawab engineer struktur adalah sebagai berikut:


1. Mengimplementasikan isi dokumen kontrak kerja yang terdiri atas
gambar pelaksana dan spesifikasi berupa rencana kerja teknis dan rencana
kerja umum.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 28
Bab II Manajemen Proyek

2. Membantu koordinasi rencana kerja engineering antara kontraktor utama


dengan sub-kontraktor agar dapat bekerja secara terpadu.
3. Membantu mengidentifikasi dan mengantisipasi setiap masalah yang
timbul selama proses kegiatan engineering berlangsung terhadap hasil
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
4. Melakukan monitoring dan mengajukan koreksi bila terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan lapangan.

Wewenang engineer struktur adalah :


1. Mempersiapkan data/informasi untuk shop drawing selanjutnya dilakukan
proses persetujuan gambar shop drawing
2. Mengevaluasi data teknis dan metode pelaksanaan calon supplier/sub-
kontraktor.
3. Meminta data produk maupun harga menawaran.

II.6.4. Project Architect


Pemahaman tentang teknologi bangunan diperlukan dalam merencanakan
strategi pelaksanaan proyek dan metoda pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Engineer Arsitek dengan dibantu oleh para drafter, harus mampu menyajikan
gambar shop drawing sebagai penterjemahan gambar desain, sehingga mudah
dipahami oleh pelaksana di lapangan. Engineer Arsitek pada proyek Apartemen
Akasa adalah Ibu Kuntisari.

Tugas dan tanggung jawab engineer arsitek adalah sebagai berikut:


1. Mengidentifikasi permasalahan, terutama pada pekerjaan finishing,
sehingga dapat merumuskan metoda pelaksanaan yang tepat dan
mencapai mutu pekerjaan yang optimal dengan tahapan pelaksanaan yang
efektif dan efisien.
2. Menentukan material finishing (keramik, cat, dll.).
3. Mengkoordinasi pelaksanaan semua pekerjaan bidang arsitek.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 29
Bab II Manajemen Proyek

II.6.5. Quantity Surveyor (QS)


Quantity Surveyor/Estimator pada perusahaan kontraktor adalah orang
yang bertugas menghitung volume dan kebutuhan material bangunan yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan baik itu gedung
maupun infrastruktur.

Tugas dan tanggung jawab QS adalah sebagai berikut :


1. Menghitung volume pekerjaan pada awal proyek dengan menyusun RAP.
2. Menghitung prestasi volume kerja kontraktor.
3. Memonitor dan menghitung pekerjaan tambah dan kurang.
4. Menyiapkan surat perintah kerja (SPK) untuk kontraktor dengan kuantitas
dan harga yang telah sama-sama disepakati dan sesuai dengan RAP.

Wewenang QS adalah :

1. Mengecek kesesuaian progress pekerjaan yang akan dihitung.


2. Menolak melakukan penghitungan progress pekerjaan yang tidak
dikerjakan mandor

II.6.6. Inspector
Inspector pada proyek Apartemen Akasa terbagi menjadi 3 bagian:
Inspector Civil & Finishing : (Bpk. Ardian & Bpk. Agus)
Elekctronic Inspector : (Bpk. Adi,& Bpk. Mujiono)
M&P Inspector : (Bpk. Sukarman)

Tugas dan tanggung jawab inspector secara umum yaitu:


a) Bertanggung jawab penuh untuk mengawasi kuantitas pekerjaan
yang dilaksanakan kontraktor.
b) Melakukan pemeriksaan gambar kerja kontrakor berdasarkan
gambar rencana

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 30
Bab II Manajemen Proyek

c) Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan


pekerjaan agar sesuai dengan prosedur berdasarkan spesifikasi
teknis
d) Membuat lapran harian mengenai aktivitas kontraktor untuk
progress pekerjaan
e) Memeriksa gambar terlaksana (As Built Drawing)
f) Membuatan catatan tentang peralatan, tenaga kerja dan material
yang digunakan dalam setiap pekerjaan yang merupakan atau
mungkin akan menjadi pekerjaan tambah (extra).

II.6.7. MEP Engineer


MEP engineer adalah orang yang ahli dalam bidang mechanical,
electrical, & plumbing
Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan listrik
serta berbagai perlengkapan seperti misalnya AC, perlengkapan
penerangan, plumbing, generator, pemadam kebakaran, telepon, dan
sound system sesuai dengan keadaan dan fungsi bangunan.
Memberikan penjelasan pada waktu rapat, menyusun dokumen
pelaksanaan dan melakukan pengawasan berkala dan melaporkannnya
ke site manager & planning MEP.

II.6.8. Surveyor
Secara umum pekerjaan surveyor berhubungan dengan pengukuran
bangunan. Tugas ini bisa dikatakan sebagai kunci pembuka dalam pelaksanaan
proyek. Surveyor pada proyek Apartemen Akasa adalah Bpk. Jayadi, Bpk.
Mudasir, dan Bpk. Hardiyanto.

Tugas dan tanggung jawab surveyor adalah sebagai berikut:

1. Membantu kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran


topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran
data-data lapangan.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 31
Bab II Manajemen Proyek

2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan


sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak
koreksi dan pencegahannya.
3. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat dan dengan
prosedur yang benar.

Laporan Kerja Praktek


Manajemen Waktu Proyek Apartemen Akasa 32

Anda mungkin juga menyukai