ABSTRAK
Kata kunci : faktor aman, kantilever, program plaxis, stabilitas lereng, tanah
timbunan
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
'orallerdianaPandjaitan, DEA
Ketua Departemen
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia, hidayah, dan rahmat-Nya,
skripsi yang berjudul “Perencanaan Perkuatan Lereng Menggunakan Dinding
Penahan Tanah Tipe Kantilever Di Tol Jakarta Outer Ring Road II” dapat
diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan.
Selama proses penulisan skripsi didapat banyak bantuan, dukungan, bimbingan,
dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Asep Sapei, MS dan Dr. Eng. Heriansyah Putra, S.Pd, M.Eng
selaku pembimbing atas bantuannya memberikan arahan dan masukan-
masukan penting dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Tri Sudibyo, ST., MSc selaku dosen penguji skripsi atas masukan dan
arahan yang diberikan.
3. Orangtua yang selalu memberikan doa dan semangat agar lebih fokus untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Divania Citra yang selalu memberikan semangat, keceriaan, dan masukan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Balebak Ceria yang selalu menghadirkan canda tawa dan kebersamaan di
Bogor yang tak akan pernah terlupakan.
6. Sams Family yang selalu menghadirkan canda tawa dan kebersamaan di
Pamulang dan sekitarnya.
7. Rashif Mulia, Ilham Akbar Mulia, serta Dita Ratna Purnama selaku teman
sebimbingan yang memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan angkatan 51 yang
banyak meluangkan waktunya untuk menghibur dan memberikan dorongan
agar tetap semangat menyelesaikan skripsi ini.
9. Universitas Indonesia selaku pemegang lisensi program plaxis (registration
code : NP406PK 36591e6f 9fe8d11f and identification code : 110725-
P034104) karena tanpa program tersebut penulis tidak dapat menyelesaikan
dan menganalisa perhitungan dengan akurat.
10. Bapak-bapak dari pihak kontraktor dan pihak konsultan yang memberikan
masukan dan arahan selama penelitian berlangsung.
11. Somat si motor hebat yang siap mengantar kemanapun dan kapanpun yang
berguna untuk mengantarkan ke tempat penelitian serta untuk bimbingan
dengan dosen pebimbing.
Diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan
kualitas skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
PRAKATA ....................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................. 2
Tujuan ................................................................................................. 2
Manfaat ................................................................................................ 2
Ruang Lingkup .................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Longsoran dan Lereng.......................................................................... 3
Tegangan Efektif dan Tekanan Tanah ................................................. 5
Analisis Stabilitas Tanah Timbunan dengan Software Plaxis .............. 8
Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) ........................................... 8
METODOLOGI
Waktu dan Lokasi ................................................................................ 9
Alat dan Bahan .................................................................................. 10
Prosedur Penelitian ............................................................................ 10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 16
Karakteristik Tanah Tol Jakarta Outer Ring Road II ......................... 17
Desain Dinding Penahan Tanah Tipe Kantilever ............................... 18
Analisis Stabilitas Menggunakan Program Plaxis ............................. 21
Desain Retaining Wall........................................................................ 26
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ............................................................................................ 26
Saran ................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 27
LAMPIRAN .................................................................................................. 29
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... 38
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Yang Diperlukan Untuk Penelitian .............................. 1111110
Tabel 2 Nilai SPT Tanah Tol JORR II sta 42+050 ............................ 1111118
Tabel 3 Dimensi Dinding Penahan Tanah Tipe Kantilever .......................... 19
Tabel 4 Material Dinding Penahan Tanah Tipe Kantilever ......................... 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kelongsoran Rotasi Lingkaran dan Bukan Lingkaran .................... 3
Gambar 2 Kelongsoran Translasi ..................................................................... 4
Gambar 3 Kelongsoran Gabungan .................................................................. 4
Gambar 4 Ilustrasi Tekanan Aktif ................................................................... 6
Gambar 5 Ilustrasi Tekanan Pasif .................................................................... 7
Gambar 6 Ilustrasi Tekanan Aktif, Pasif, dan Tekanan Seimbang ................. 7
Gambar 7 Komposisi Ukuran Minimal Dinding Penahan Tanah Kantilever . 9
Gambar 8 Bagan Alir Penelitian ................................................................... 11
Gambar 9 Tahapan Plaxis Input Pada Kolom General Setting Project ........ 14
Gambar 10 Tahapan Plaxis Input Pada Kolom General Setting Dimensions 14
Gambar 11 Contoh Tampilan Tahapan Plaxis Calculations ......................... 15
Gambar 12 Contoh Tampilan Tahapan Plaxis Output .................................. 15
Gambar 13 Penampang Melintang Tanah Tol JORR II ................................. 16
Gambar 14 Penampang Melintang Cut Off Tanah Tol JORR II .................... 17
Gambar 15 Pemodelan Desain Awal Dinding Penahan Tanah ...................... 19
Gambar 16 Pemodelan Tanpa Dinding Penahan Tanah ................................ 22
Gambar 17 Output Plaxis Calculations Tanpa Dinding Penahan Tanah ....... 22
Gambar 18 Nilai Standar Msf Pada Plastic Calculations .............................. 23
Gambar 19 Pemodelan dengan Dinding Penahan Tanah ............................... 23
Gambar 20 Output Plaxis Calculations dengan Dinding Penahan Tanah ..... 24
Gambar 21 Output Safety Factor dengan Dinding Penahan Tanah ............... 24
Gambar 22 Output Shading Tanpa Dinding Penahan Tanah ......................... 25
Gambar 23 Output Shading dengan Dinding Penahan Tanah ....................... 26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian ............................................................... 29
Lampiran 2 Tampak Atas Lokasi Penelitian .................................................. 30
Lampiran 3 Properties Material Tanah Tol JORR II sta 42 + 050 ................ 31
Lampiran 4 Mutu Beton dan Kegunaannya ................................................... 32
Lampiran 5 Site Plan Proyek Tol JORR II Sta 42+000 sampai 42+150 ....... 33
Lampiran 6 Cross Section Sta 42+050 ........................................................... 34
Lampiran 7 Desain Retaining Wall ................................................................ 35
Lampiran 8 Detail Penulangan Retaining Wall .............................................. 36
Lampiran 9 Diagram Bar Bending ................................................................ 37
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
perhitungan pada bidang geoteknik diperlukan alat bantu berupa software. Software
yang digunakan disini adalah software Plaxis. Software Plaxis merupakan program
analisis dengan menggunakan program elemen hingga yang digunakan untuk
analisis deformasi dan stabilitas dalam rekayasa bidang geoteknik (Brinkgreve et
al. 2007). Selain itu, kondisi sesungguhnya dapat dimodelkan dalam regangan
bidang maupun secara asimetris. Hasil analisis dari program Plaxis berupa faktor
keamanan dapat digunakan sebagai rujukan untuk penanganan perkuatan terhadap
kestabilan lereng. Dari software tersebut diharapkan dapat dihasilkan perhitungan
dan desain yang tepat sehingga dapat digunakan sebagai acuan kestabilan tanah
pada proyek pembangunan jalan tol JORR II exit Kunciran Serpong.
Perumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi
bagi pelaksana pembangunan jalan tol Jakarta Outer Ring Road II tentang
ketahanan dinding penahan tanah tipe kantilever dan output program plaxis.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Lokasi penelitian berada di daerah Kunciran Serpong tepatnya di Sta. 42+050
dekat perumahan Paku Jaya.
2. Perencanaan dinding penahan tanah didasarkan pada data sekunder.
3. Software yang dipakai adalah Plaxis V8 sebagai alat bantu perencanaan dan
analisis dinding penahan tanah.
4. Dilakukan analisa faktor aman (safety factor) dengan menggunakan software
tersebut.
5. Tidak memperhitungkan beban mati dalam analisa faktor aman (safety factor)
dengan menggunakan software plaxis.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Longsoran dan Lereng
Kelongsoran dapat terjadi pada lereng yang umumnya diakibatkan oleh berat
tanah, pengaruh rembesan air tanah, dan juga gaya lain dari luar lereng itu sendiri.
Menurut Pangemanan et al. (2014) lereng dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam
jika ditinjau dari segi terbentuknya yaitu :
1. Lereng alam, yaitu lereng yang terbentuk akibat kegiatan alam, seperti erosi,
gerakan tektonik dan sebagainya, contohnya lereng suatu bukit.
2. Lereng yang dibuat dengan tanah asli, contohnya penggalian atau pemotongan
pada tanah asli untuk pembuatan jalan atau keperluan irigasi.
3. Lereng dari tanah yang dipadatkan, seperti urugan untuk jalan raya atau
bendungan tanah.
5
Penyebab Longsoran
Musim kering yang panjang dapat menyebabkan terjadinya rekahan pori-pori
pada tanah. Hal ini dapat menimbulkan gerakan lateral tanah pada saat peningkatan
intensitas curah hujan karena air akan masuk ke bagian tanah yang mengalami
retakan dan akan terakumulasi pada bagian lereng. Selain disebabkan oleh
intensitas hujan, longsoran juga disebabkan oleh pengikisan air sungai, mata air, air
laut, dan angin yang menyebabkan lereng menjadi terjal sehingga, memperbesar
gaya dorong tanah. Selain itu, tanah yang didominasi oleh lanau bercampur kerikil
berpotensi besar terjadi longsor apabila terjadi hujan. Tanah jenis itu juga sangat
rentan terhadap pergerakan tanah karena dapat menjadi lembek ketika terkena air
dan pecah ketika terkena panas. (Pratama et al. 2014)
Jenis tata lahan juga berpengaruh terhadap terjadinya longsor. Seperti pada
lahan persawahan dan perladangan. Pada daerah persawahan akar tanaman yang
kurang kuat untuk mengikat butir tanah menjadi penyebab utamanya, sedangkan
pada lahan perladangan akar pohon pada daerah tersebut tidak mampu menembus
bidang longsoran yang dalam. Peran dari akar tanaman sangatlah penting pada jenis
tata lahan dalam menentukan terjadinya longsoran. (Pratama et al. 2014)
Tegangan Efektif
Craig (1989), mengemukakan prinsip tegangan efektif oleh Terzaghi yang
didasarkan pada data hasil percobaan. Prinsip tersebut hanya berlaku pada tanah
jenuh sempurna (tanah yang banyak mengandung air). Tegangan-tegangan yang
berhubungan dengan prinsip tersebut adalah :
a. Tegangan normal total (σ) pada bidang di dalam tanah, yaitu gaya per satuan
luas yang ditransmisikan pada arah normal bidang, dengan menganggap bahwa
tanah adalah material padat saja (fase tunggal).
b. Tekanan air pori (u), yaitu tekanan air pengisi pori pori di antara partikel partikel
padat.
c. Tegangan normal efektif (σ’) pada bidang, mewakili tegangan yang dijalarkan
hanya melalui kerangka tanah saja.
seimbang (at rest condition) sampai suatu harga maksimum yang mungkin
(Syafruddin 2004).
Pada Gambar 5 terlihat dinding berotasi terhadap titik A ke kanan, dengan
perkataan lain dinding mendekati tanah isian.
Plaxis (finite elemen method for soil and rock analyses) merupakan suatu
rangkuman program elemen hingga yang telah dikembangkan untuk menganalisis
deformasi dan stabilisasi geoteknik dalam perencanaan-perencanaan sipil
(Brinkgreve et al. 2007). Dari proses input material yang sederhana sampai
akhirnya menciptakan model berupa output yang detail berupa beberapa hasil
perhitungan seperti phi/c reduction untuk output safety factor dan plastic untuk
deformasi, perhitungan tersebut dihitung secara otomatis dan didasarkan pada
prosedur penulisan angka yang tepat (Setyanto et al. 2016). Kelebihan
menggunakan metode ini adalah asumsi dalam penentuan posisi bidang longsor
tidak dibutuhkan. Bidang ini akan terbentuk secara alamiah pada zona dimana
kekuatan geser tanah tidak mampu menahan tegangan geser yang terjadi. Metode
ini juga mampu memantau perkembangan progressive failure termasuk overall
shear failure (Goro 2007).
Faktor keamanan lereng galian dan timbunan memiliki nilai yang hampir sama
oleh karena itu, analisi lereng timbunan dapat dilakukan hanya satu sisi saja sesuai
sisi yang akan di tinjau, tetapi syaratnya lereng timbunan tersebut harus memiliki
sisi yang sama atau simetris. Software plaxis merupakan software dengan metode
elemen hingga. Nilai faktor keamanan dengan metode elemen hinga didapatkan
melalui perhitungan phi/c reduction dimana metode tersebut hampir sama dengan
metode ordinary/Fellenius yang ada pada software Geo-Slope, dengan metode
perhitungan yang berupa slip surface auto locate dan grid and radius. Hal ini
disebabkan karena metode elemen hingga menggunakan jaring jaring elemen yang
dihubungkan dengan suatu titik node yang hampir sama cara kerjanya dengan
metode ordinary/Fellenius yang ada pada software Geo-Slope. (Nuryanto dan
Wulandari 2017).
4. Dinding counterfort yaitu dinding yang terdiri dari dinding beton bertulang
tipis yang di bagian dalam dinding pada jarak tertentu didukung oleh
plat/dinding vertikal yang disebut counterfort (dinding penguat). Ruangan di
atas plat pondasi, di antara counterfort diisi dengan tanah urugan.
5. Dinding penahan tembok batu yang berupa balok; terdiri dari balok-balok
beton yang disusun menjadi dinding penahan.
6. Dinding penahan tanah bertulang (reinforce dearth wall); dinding yang terdiri
dari dinding yang berupa timbunan tanah yang diperkuat dengan bahan-bahan
tertentu, seperti geosintetik ataupun baja.
Dalam memilih jenis atau tipe dinding yang akan digunakan di lapangan harus
dipertimbangkan sifat-sifat tanah di lokasi. Selain itu juga dipertimbangkan kondisi
lokasi, kondisi pelaksanaan dan nilai ekonomis.
METODOLOGI
Waktu dan Lokasi
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tanah dan data beton di
lokasi proyek pembangunan tol Kunciran Serpong. Data tanah meliputi modulus
elastisitas (E), angka poisson ratio (v), kohesi (c), sudut geser dalam (φ), berat
volume tanah jenuh (γsat), dan berat volume tanah kering (γunsat) begitu pun
dengan data beton yang berada di lokasi pembangunan tol Kunciran Serpong
tepatnya di Sta.42+050.
Data diperoleh dari pengujian yang dilakukan di laboratorium yang sudah
ditetapkan oleh perencana pembangunan proyek tol JORR II. Alat yang digunakan
pada penelitian ini adalah perangkat laptop dengan program bantu perhitungan
kekuatan lereng yaitu program Plaxis V8 dengan lisensi Universitas Indonesia, dan
program bantu gambar AutoCAD 2016 student version.
Prosedur Penelitian
Mulai
Tidak Aman
Sf ≥ 1.5 (aman)
Aman
Gambar desain
Selesai
Pengumpulan Data
Lokasi pengambilan sampel tanah berada di lokasi proyek pembangunan jalan
tol JORR II Sta. 42+050 exit Kunciran Serpong. Perhitungan dilakukan di
laboratorium yang sudah disepakati oleh perencana pembangunan proyek toll
JORR II. Perhitungan dilakukan oleh perencana di laboratorium. Data yang
didapatkan berupa data yang diperoleh dari berbagai macam uji, seperti direct shear
test yang digunakan untuk mendapatkan data kohesi dan sudut geser dalam tanah.
Data yang diperlukan untuk keperluan analisis menggunakan program plaxis
berupa data tanah dan data dinding penahan tanahnya itu sendiri. Data tanah yang
diperlukan meliputi modulus elastisitas (E), angka poisson ratio (v), kohesi (c),
sudut geser dalam (φ), berat volume tanah jenuh (γsat), dan berat volume tanah
kering (γunsat). Data diatas tidak sepenuhnya didapatkan dari pengujian di
lapangan. Oleh karena itu, ada beberapa data yang didapatkan dengan perhitungan
manual yaitu untuk modulus elastisitas (E). Untuk mendapatkan nilai modulus
elastisitas dapat digunakan perhitungan dengan menggunakan persamaan (1) dan
(2) (Hardiyatmo 2002):
Keterangan :
E = Modulus elastisitas tanah (MPa)
N = Nilai SPT tanah
Untuk data beton dinding penahan tanah yang diperlukan untuk analisis
menggunakan program plaxis tidak jauh berbeda dengan data tanah. Data yang
diperlukan meliputi modulus elastisitas beton (E), angka poisson ratio beton (v),
kohesi beton (c), berat volume beton (γ). Dari data diatas untuk mendapatkan nilai
modulus elastisitas menggunakan persamaan (3) (Pade et al. 2013) :
Keterangan :
E = Modulus elastisitas beton (MPa)
Fc’ = Kuat tekan beton (MPa)
1. Plaxis Input
Plaxis input merupakan langkah awal dalam menganalisis stabilitas tanah
timbunan berdasarkan nilai faktor aman. Pada tahapan ini dilakukan input data awal
pada lembar kerja general setting. Pada lembar kerja, dibagi menjadi dua kolom
yang pertama kolom project dan yang kedua kolom dimension. Pada kolom project
dimasukan data berupa judul project, model, dan acceleration, sedangkan pada
kolom dimension dimasukan data berupa satuan yang akan digunakan, beserta
dimensinya. Berikut langkah-langkah dalam pembuatan model awal dalam
program plaxis setelah dilakukan input data pada general setting menurut
Brinkgrave (2007) :
14
a. Menggambar desain layout dari model yang akan dibuat, layout tersebut
merupakan gambar geometri dua dimensi
b. Menentukan batas-batas atau yang biasa disebut dengan standard fixities
yang digunakan untuk membatasi desain model layout yang telah dibuat
c. Memasukan data material yang akan dianalisis baik data material tanah
timbunan dan eksisting beserta material beton untuk dinding penahan tanah
d. Membuat generated mesh
e. Menentukan initial condition dan initial pore pressures untuk menentukan
kondisi muka air tanah (MAT) dan KO Procedure
f. Menentukan generated water pressure pada kondisi phreatic level
g. Menentukan closed consolidation boundary
2. Plaxis Calculations
Plaxis calculation merupakan tahapan setelah plaxis input. Program ini mulai
bekerja ketika memilih toolbar calculate pada akhir input program. Untuk
menganalisis safety factor dengan menggunakan program plaxis digunakan
perhitungan phi/c reduction pada calculation type. Kemudian pilih incremental
multipliers pada loading input lalu klik calculate setelah itu akan keluar model yang
dianalisis pada program plaxis output. Tahapan plaxis calculation disajikan pada
Gambar 11.
3. Plaxis Output
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari analisis menggunakan plaxis.
tahapan ini dapat dibuka dengan mengklik toolbar plaxis output. Tahapan ini
digunakan untuk melihat hasil akhir berupa safety factor dan juga deformation.
Output yang ingin ditampilkan disesuaikan dengan apa yang akan dianalisis, jika
akan menganalisis safety factor maka yang dikeluarkan pada tahapan ini adalah
hasil safety factornya begitu pula sebaliknya jika ingin menganalisis deformasinya
maka yang dikeluarkan pada tahapan ini adalah hasil deformasi. Tahapan plaxis
output disajikan pada Gambar 12.
Proyek tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II merupakan proyek jalan tol yang
menghubungkan Kota Jakarta dengan Kota Tangerang. Tol JORR II ini merupakan
salah satu tol yang pembangunannya melewati perumahan warga sekitar yang
nantinya akan dibangun jalan tol melewati perumahan warga yang ada disekitarnya.
Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan pembangunan jalan tol JORR II
akan melintasi daerah perumahan yang memiliki resiko terjadi kelongsoran dari
tanah yang digunakan sebagai timbunan jalan yang digunakan sebagai jalan tol. Hal
ini karena adanya perbedaan elevasi antara permukaan tanah timbunan dan tanah
dasar atau eksisting perumahan warga sangat besar dan lumayan curam sehingga
diperlukan perkuatan yang sesuai dengan medan yang seperti itu. Kondisi lapangan
dari atas dapat dilhat pada bagian Lampiran 2.
Ada beberapa data yang sudah didapatkan dari pengujian lab di proyek tol
JORR II namun, ada juga yang harus dilakukan perhitungan lebih lanjut untuk
mendapatkan hasilnya. Perhitungan tersebut menggunakan data yang sudah
didapatkan dari perencana proyek pembangunan tol JORR II. Data properties
material tanah pada proyek pembangunan tol JORR II sta 42+050 disajikan pada
Lampiran 3.
dimensi dari dinding penahan tanah itu sendiri dan juga pembagian tekanan pada
tekanan pasif dan tekanan aktif yang bekerja terhadap dinding penahan tanah itu
sendiri. Bagian tersebut dibagi menjadi bagian 1, bagian 2, dan bagian 3.
Dari model tersebut selanjutnya dibuat suatu dimensi awal dinding penahan
tanah tersebut. Desain awal ini menggunakan standar ukuran minimal dinding
penahan tanah dari Das (2011) yang digunakan untuk memudahkan dalam hal
menganalisis. Bidang 1 menggunakan ukuran tinggi sebesar 5m. Bidang 2
menggunakan ukuran tinggi, lebar atas, dan lebar bawah masing masing sebesar
5m, 0.3m, dan 0.5m. Bidang 3 dibagi menjadi bagian atas dan bagian bawah agar
lebih memudahkan dalam pembagian dimensi, untuk bidang 3 bagian atas dibagi
menjadi bagian kanan dan kiri dengan ukuran sebagai berikut lebar bidang 3 kiri
sebesar 1m, dan bagian bidang 3 kanan sebesar 1m. Bidang 3 bagian bawah (lebar)
dan tingginya menggunakan ukuran sebesar 2.5m dan 0.5m.
Dari desain tersebut kemudian dilakukan analisis pada program plaxis untuk
mengetahui apakah desain tersebut sudah aman dan bisa digunakan atau belum.
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan plaxis, ternyata desain tersebut
sudah aman dan sudah dapat dikatakan sesuai dengan kondisi yang ada di proyek
tol JORR II sta 42+050. Detail mengenai dimensi yang digunakan pada desain
dinding penahan tanah tipe kantilever disajikan pada Tabel 3.
Pada Gambar 17 dapat dilihat bahwa pada proses timbunan tanah ke dua sudah
terjadi keruntuhan atau longsoran (collapse) yang ditunjukan dengan tidak bisanya
program plaxis untuk mengkalkulasi perhitungan pada tahapan tersebut, hal
tersebut ditandai dengan tanda “x” pada tahapan tersebut. Nilai faktor aman tanah
di proyek tol JORR II sta 42+050 dibawah 1, dapat disimpulkan demikian karena
pada tahapan kalkulasi program plaxis tidak dapat melakukan perhitungan pada
tahapan plastic calculations dimana tahapan tersebut mempunyai nilai standar dari
23
msf sebesar 1 (Gambar 18). Dapat dikatakan jika tahapan tersebut tidak berhasil
maka nilai safety factor (Sf) lebih kecil dari 1.
Dari nilai tersebut diketahui jika kondisi tanah timbunan pada proyek tol JORR
II sta 42+050 tidak stabil karena tidak sesuai dengan standar ketentuan minimal
faktor keamanan yang nilainya > 1.5. Dari hal tersebut dapat diketahui jika kondisi
tanah berbahaya bagi perumahan warga sekitar yang dapat mengakibatkan
terjadinya longsoran dari tanah timbunan yang digunakan untuk jalan tol ke
perumahan warga yang ada di sekitar proyek pembangunan tol JORR II. Oleh
karena itu, diperlukan suatu perkuatan tanah. Perkuatan tanah tersebut
menggunakan dinding penahan tanah yang diharapkan dapat membuat tanah
timbunan yang akan digunakan untuk jalan tol tersebut menjadi aman dari bahaya
longsoran yang dapat merugikan warga di perumahan sekitarnya.
Langkah selanjutnya yaitu dibuat permodelan tanah dengan menggunakan
dinding penahan tanah menggunakan desain dinding penahan tanah yang sudah
didesain pada sub bab sebelumnya (Gambar 19), lalu dilakukan perhitungan nilai
safety factor menggunakan program plaxis. Sama seperti perhitungan sebelumnya,
perhitungan ini menggunakan perhitungan phi/c reduction. Tahapan pekerjaan serta
hasil kalkulasi pada tahapan plaxis calculations pada model tanah menggunakan
dinding penahan tanah dapat dilihat pada Gambar 20.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa desain dengan menggunakan dinding
penahan tanah sudah mampu menjadi suatu desain perkuatan yang aman
dikarenakan pada tahapan calculations sudah tidak terdapat tahapan yang bertanda
silang yang berarti tidak terjadi collapse atau runtuhan. Dari gambar tersebut dapat
disimpulkan bahwa tahapan pekerjaan untuk pelaksanaan pembangunan dinding
penahan tanah sudah sesuai dan dilaksanakan berdasarkan urutan yang ada pada
tahapan plaxis calculations tersebut. Langkah selanjutnya yaitu melihat nilai safety
factor yang dihasilkan dari desain dinding penahan tanah sudah memenuhi syarat
sebesar 1.5 atau belum. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 21.
Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa dari hasil perhitungan safety factor
dinding penahan tanah didapatkan nilai safety factor sebesar 1.654. Nilai tersebut
25
menunjukan bahwa tanah sudah dalam keadaan stabil karena memenuhi standar
ketentuan faktor aman sebesar 1.5. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
tanah sudah dalam kondisi stabil dan aman dari bahaya longsoran yang dapat
merugikan warga sekitar.
Program plaxis juga dapat mengeluarkan output berupa shading warna yang
dapat dijadikan suatu analisis dan perbandingan antara permodelan tanah yang tidak
menggunakan dinding penahan tanah dan yang menggunakan dinding penahan
tanah. Berdasarkan Gambar 22, dapat dilihat masih terdapat shading warna yang
berwarna kemerahan pada bagian tanah timbunan yang berarti tanah timbunan
tersebut rawan terjadi longsoran. Sedangkan, pada Gambar 23, shading warna
merah pada tanah timbunan berganti menjadi warna hijau dan biru yang berarti
dengan adanya dinding penahan tanah dapat menjadikan tanah timbunan lebih
aman dibandingkan dengan yang tidak menggunakan dinding penahan tanah.
Output shading warna tersebut juga dapat digunakan untuk perbandingan
antara model tanah tanpa menggunakan dinding penahan tanah dengan model tanah
menggunakan dinding penahan tanah menggunakan angka displacement atau dalam
plaxis disebut dengan total displacement. Pada model tanah tanpa menggunakan
dinding penahan tanah, didapatkan nilai total displacement sebesar 143.35x10-3m.
Sedangkan, pada model tanah menggunakan dinding penahan tanah didapatkan
nilai total displacement sebesar 97.27x10-3m. Dapat disimpulkan dari hasil tersebut
bahwa nilai total displacement berkurang dari sebesar 143.35x10-3m menjadi
sebesar 97.27x10-3m. Hal tersebut berarti dengan menggunakan dinding penahan
tanah, nilai total displacement tanah dapat berkurang dan menjadi lebih aman
dibandingkan tanpa menggunakan dinding penahan tanah. Output shading tanah
tanpa menggunakan dinding penahan tanah dan output shading tanah dengan
menggunakan dinding penahan tanah dapat dilihat pada Gambar 22 dan 23.
Simpulan
Perkuatan stabilitas tanah timbunan pada proyek pembangunan tol JORR II exit
Kunciran Serpong sta 42+050 menggunakan dinding penahan tanah tipe kantilever.
Dimensi yang digunakan yaitu tinggi sebesar 5m, lebar atas 0.3m, lebar, dan tinggi
tapak 2.5m dan 0.5m. Menggunakan mutu beton K-250 serta mutu baja tulangan
U-39. Dari desain tersebut didapat nilai safety factor sebesar 1.654. Hal tersebut
membuktikan bahwa desain tersebut sesuai dan dapat digunakan sebagai perkuatan
tanah timbunan serta dapat mencegah terjadinya longsoran yang membahayakan
warga sekitar pada proyek tol JORR II exit Kunciran Serpong sta 42+050.
27
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alhadar S, Asrida L, Prabandiyani S, Hardiyati S. 2014. Analisis stabilitas lereng
pada tanah clay shale proyek jalan tol Semarang - Solo paket VI sta 22+700
sampai sta 22+775. Jurnal Karya Teknik Sipil. 3(2): 336-344.
Bowles JE.1986. Analisa dan Disain Pondasi. Jakarta (ID): Erlangga.
Brinkgreve R, Khoury RA, Bonnier P, Brand P, Broere W, Burd H, Haag DD.
2007. Plaxis Finite Element Code for Soil and Rock Analyses. Roterdam
(ND): Plaxis.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung Dilengkapi Penjelasan (S-2002). SNI 03-2847-
2002. Jakarta (ID) : BSN
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2005. Pedoman Konstruksi dan Bangunan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton Untuk Jalan dan Jembatan. Pd T-07-2005-B.
Jakarta (ID) : BSN
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2011. Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan
Benda Uji Silinder. SNI 1974 : 2011. Jakarta (ID) : BSN
Craig RF. 1989. Mekanika Tanah. Jakarta (ID): Erlangga.
Dandi. 2007. Longsor. Bandung (ID): Fpips - UPI.
Das BM. 2011. Principles of Foundation Engineering. Stamford (US): Cengage
Learning.
Ganda I, Roesyanto. 2012. Analisis stabilitas lereng menggunakan perkuatan
geogrid. Jurnal USU 1(2) : 1-13.
Goro GL. 2007. Studi analisis stabilitas lereng pada timbunan dengan metode
elemen hingga. Wahana Teknik Sipil 12(1) : 9-18.
Hakam A, Mulya RP. 2011. Studi stabilitas dinding penahan tanah kantilever pada
ruas jalan silaing Padang-Bukittinggi KM 64+500. Jurnal Rekaya Sipil. 7(1)
: 58.
Hardiyatmo HC. 2002. Mekanika Tanah 2. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Press.
Kalalo M, Ticoh JH, Mandagi AT. 2017. Analisis stabilitas dinding penahan tanah
(studi kasus : sekitar areal PT. Trakindo, Desa Maumbi, Kabupaten
Minahasa Utara). Jurnal Sipil Statik. 5(5) : 285-295.
Nuryanto, Wulandari S. 2017. Analisis stabilitas lereng dengan menggunakan
metode kesetimbangan batas (limit equilibrium) dan elemen hingga (finite
element). Jurnal Desain Konstruksi. 16(1) : 61.
Pade MM, Kumaat EJ, Tanudjaja H, Pandaleke R. 2013. Pemeriksaan kuat tekan
dan modulus elastisitas beton beragregat kasar batu ringan ape dari
Kepulauan Talaud. Jurnal Sipil Statik. 1(7) : 479-485.
28
Umumnya
digunakan untuk
beton bertulang
seperti pelat lantai
jembatan, gelagar
beton bertulang,
Mutu Sedang 20 - <35 K250 - <K400
diafragma, kerb,
beton pracetak,
gorong gorong
beton bertulang,
bangunan bawah
jembatan.
Umumnya
digunakan untuk
struktur beton
tanpa tulangan
seperti beton
15 - <20 K175 - <K250
siklop, trotoar dan
pasangan batu
kosong yang diisi
Mutu Rendah adukan, pasangan
batu.
Digunakan sebagai
lantai kerja,
10 - <15 K125 - <K175 penimbunan
kembali dengan
beton
Sumber : BSN 2005
Lampiran 5 Site Plan Proyek Tol JORR II Sta 42+000 Sampai 42+150
D:\Tugas\Semester 5\UAS\TPSA\IPB.gif
42
42
42
150
100
050
JUDUL GAMBAR :
ROW ROW ROW ROW
Site Plan Proyek Tol JORR II sta 42 + 000
sampai sta 42 +150
DOSEN PEMBIMBING
Sta 42+000 ~ 42+150 (150m)
NIS
. TE
LAP
NAMA NIM
SATUAN SKALA
M NTS
NOMOR GAMBAR 01
33
Lampiran 6 Cross Section Sta 42+050
D:\Tugas\Semester 5\UAS\TPSA\IPB.gif
5000
JUDUL GAMBAR :
DOSEN PEMBIMBING
SATUAN SKALA
MM NTS
NOMOR GAMBAR 02
34
Lampiran 7 Desain Retaining Wall
D:\Tugas\Semester 5\UAS\TPSA\IPB.gif
300
JUDUL GAMBAR :
5000
DESAIN RETAINING WALL
DOSEN PEMBIMBING
150
Dr. Eng. Heriansyah Putra, S.Pd, M.Eng
500
500
NAMA NIM
1000 500 1000 Muhammad Farras A F44140083
2500
SATUAN SKALA
DESAIN RETAINING WALL
MM NTS
NOMOR GAMBAR 03
35
Lampiran 8 Detail Penulangan Retaining Wall
D:\Tugas\Semester 5\UAS\TPSA\IPB.gif
JUDUL GAMBAR :
DOSEN PEMBIMBING
NAMA NIM
SATUAN SKALA
DETAIL PENULANGAN RETAINING WALL
MM NTS
NOMOR GAMBAR 04
36
Lampiran 9 Diagram Bar Bending
DIA.
TIPE D:\Tugas\Semester 5\UAS\TPSA\IPB.gif
No. ( mm )
RETAINING WALL
R1 19 D
R2 22 F DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
R3 19 A FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
R3-1 19 A
R4 13 A INSTITUT PERTANIAN BOGOR
R5 19 A
R6 16 E
R7 19 F
R8 13 C DESAIN RETAINING WALL TOL
R9 13 C
JORR II SEKSI KUNCIRAN
SERPONG STA 42+050
JUDUL GAMBAR :
DOSEN PEMBIMBING
NAMA NIM
MM NTS
NOMOR GAMBAR 05
37
38
RIWAYAT HIDUP