Daftar item pekerjaan pasangan pondasi batu kali dengan target total waktu pelaksanaan adalah 8
hari kerja
NO JENIS PEKERJAAN DURASI
WAKTU
A Persiapan 6 hari
B Galian tanah 2 hari
C Lantai kerja 2 hari
D Pasir urug 1 hari
E Pasangan batu kali 3 hari
F Urugan tanah kembali 0 hari
Jika kita jumlahkan total durasi waktu adalah 15 hari padahal targetnya hanya 8 hari, disinilah kita
memerlukan pembuatan network planning untuk mengatur perletakan jadwal yang bagus.
Dari tabel rincian pekerjaan dan durasi waktu tersebut maka dapat kita pikirkan bagaimana urutan
kegiatan pasangan pondasi batu kali akan kita lakukan, pada bagian mana pekerjaan yang harus
selesai sebelum dapat mengerjakan kegiatan lain, dan pada item pekerjaan mana yang waktu
pelaksanaanya tidak mempengaruhi kegiatan lain, secara umum dapat kita tuliskan bayangan
urutan kerja sebagai berikut
Dari data dan logika berpikir tersebut maka dapat kita tuangkan kedalam sebuah diagram network
planning agar fikiran kita dapat mengerti orang lain sekaligus sebagai pedoman dalam penentuan
jadwal pelaksanaan setiap item pekerjaan sehingga secara global pekerjaan dapat selesai dalam
waktu yang direncanakan.
Semenjak dikenalkan pada tahun 1950 di Amerika oleh Du Pont Company secara independen, network
planning mulai berkembang di negara-negara lain. Dua metode awal pada network planning yang dikenal
yaitu CPM dan PERT. CPM bergantung pada PERT yang dapat mengatasi masalah penjadwalan kerja.
CPM lebih banyak mengarah pada bagian permasalahan biaya dan waktu. Karakteristik umum dari dua
metode ini adalah:- Sebuah proyek bisa menjadi diubah menjadi paket pekerjaan atau paket kegiatan yang
terdefinisi dengan baik.
- Sebuah pekerjaan harus dilaksanakan pada urutan kerja tertentu.- Dengan sebuah urutan kerja berbentuk
’S’, kegiatan dapat ditentukan awal proyek dan akhir proyek.Pada CPM, yang dilakukan adalah
menentukan dan mengoptimalkan terjadinya garis kritis. Sebuah pekerjaan yang dilakukan tanpa memiliki
garis kritis dapat dilaksanakan lebih cepat atau lebih lambat tanpa mempengaruhi pelaksanaan
keseluruhan sebuah proyek.Pada metode PERT, pelaksanaan berdasarkan pada perkiraan yang tidak
tentu. Didominasi oleh kecenderungan yakin akan waktu yang akan dikerjakan (optimis), berdasarkan
pelaksanaan yang paling sering digunakan (most likely) dan tidak yakin akan waktu yang direncanakan
(pesimis). Maka diambil rata-rata dari ketiga elemen tersebut.
Oleh karena itu, metoda ini menggunakan range untuk menentukan durasi pekerjaan. Bisa juga dilakukan
perhitungan untuk menentukan durasi yang diinginkan.Rumus perhitungan durasi dengan PERT yaitu:
Dengan PERT, kita bisa menghitung waktu yang dibutuhkan. Tetapi, kelemahannya adalah membutuhkan
banyak biaya dan tenaga kerja. Hanya bisa digunakan pada pekerjaan besar dan proyek yang kompleks.
Keterangan:
a = Nomor event
b = Saat tercepat terjadinya event, yang merupakan hasil perhitungan maju
c = Saat paling lambat terjadinya event, yang merupakan hasil perhitungan mundur
Setelah kedua perhitungan di atas selesai, kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari nilai slack/float.
2. Manfaat
Network planning merupakan teknik perencanaan yang dapat mengevaluasi interaksi antara
kegiatan-kegiatan. Manfaat yang dapat dirasakan dari pemakaian analisis network adalah sebagai
berikut :
a. Dapat mengenali (identifikasi) jalur kritis (critical path) dalam hal ini adalah jalur elemen yaitu
kegiatan yang kritis dalam skala waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
b. Dapat diketahui dengan pasti kesukaran yang akan timbul jauh sebelum terjadinya sehingga
dapat diambil tindakan yang presentatif.
c. Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan sumber daya dan memperhatikan
efek terhadap waktu selesainya proyek.
d. Sebagai alat komunikatif yang efektif.
e. Memungkinkan tercapainya penyelenggaraan proyek yang lebih ekenomis dipandang dari sudut
biaya langsung dan penggunaan sumber daya yang optimum.
f. Dapat dipergunakan untuk memperkirakan efek-efek dari hasil yang dicapai suatu kegiatan
terhadap keseluruhan rencana.
Node / event, yang merupakan lingkaran bulat yang artinya saat peristiwa
atau kejadian yaitu pertemuan dari permulaan dan akhir kegiatan.
.
Kegiatan adalah setiap bagian dari pekerjaan proyek yang membutuhkan waktu untuk
dilaksanakan, juga membutuhkan biaya, tenaga kerja serta peralatan, simbol yang digunakan
adalah anak panah. Bagian ekor anak panah terdapat saat mulai dan bagian ujungnya terdapat saat
berakhirnya. Karena network merupakan
rangkaian anak panah maka network disebut directed network (terarah). Diatas anak panah
tertuliskan (secara singkat) nama kegiatan (misal: Pembelian mesin, galian pondasi dsb).
Dibawahnya dituliskan lamanya kegiatan tersebut, dalam satuan waktu yang seragam dengan
kegiatan lainnya (misal: dalam jam, hari, minggu dsb). Dalam rangka menempatkan suatu anak
panah dalam suatu jaringan kerja harus bisa menjawab dua pertanyaan dibawah ini:
Kegiatan apakah yang sudah harus selesai sebelum sesuatu kegiatan tertentu dapat
dimulai?
Adakah kegiatan-kegiatan lain yang dapat dikerjakan secara bersama-sama?
3) Dummy Activity (Kegiatan Semu)
Kegiatan semu (dummy activity) dalam network planning digunakan simbul anak panah yang
terputus-putus. Adanya kegiatan semu bisa terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1. Setiap kegiatan harus mempunyai identitas tersendiri yang dinyatakan oleh nomor start event
dan nomor finish event
Karena itu diperlukan ” Dammy”, gambar diatas dirobah menjadi sebagai berikut:
Dummy adalah: suatu kegiatan yang tidak memerlukan sumberdaya dan tanpa dimensi waktu.
Kegiatan B identitasnya 2-4
Kegiatan C identitasnya 2-5
Kegiatan D identitasnya 4-5
b) Misalnya hubungan (relationship) antar kigiatan adalah sebagai berikut:
Kegiatan B baru bisa dimulai setelah kegiatan A selesai, sedangkan kegiatan D baru bisa dimulai
setelah kegiatan A dan C selesai.
Untuk menggambarkan relationship seperti tersebut diperlukan dummy
4) Prosedur.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam melakukan perencanaan dengan network adalah sbb:
5. Waktu
Untuk dapat menghitung jangka waktu proyek (Total Project time) serta semua event time, terlebih
dahulu harus diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan (activity
duration).
EET = Earlist Event Time (saat paling cepat terjadi)
LET = Latest Event Time (saat paling lambat terjadi)
X(1-2) = Jenis kegiatan.
D(1-2) = Duration (waktu pelaksanaan)
EET2 = EET1 + X (1-2). LET1 = LET2 – D (1-2).
EST = Earlist Start Time (waktu tercepat kegiatan dapat dimulai).
LST = Lastest Start Time (waktu paling lambat kegiatan masih dapat dimulai).
EST = EET1 (EET1 + D (1-2) = EET2).
LST = LET1 + D (1-2) ≤ LET2.
6) Lintasan Kritis = Waktu Kritis.
Lintasan kritis atau waktu kritis adalah jumlah waktu pelaksanaan didalam suatu event yang tidak
boleh dilampaui dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan. Apabila waktu pada salah satu
event didalam rangkaian lintasan kritis tersebut ada yang terlampaui maka penyelesaian proyek
tersebut dapat dipastikan mengalami keterlambatan dari jadwal yang ditentukan, oleh karena itu
pada lintasan kritis ini perlu perhatian dan pengawasan yang ekstra ketat.
Lintasan kritis terjadi pada suatu event yang mempunyai: EET=LET.
EET (Saat paling cepat terjadi):
o Mulai dari event yang pertama kearah kanan menuju event yang terakhir.
o Dengan cara penjumlahan.
o Apabila EET dari satu event tergantung oleh lebih dari satu kegiatan maka yang menentukan
adalah hasil penjumlahan yang terbesar.
LET (Saat paling lambat terjadi).
o Mulai dari event yang terakhir kearah kiri menuju event yang pertama dengan cara pengurangan.
o Apabila LET dari suatu event tergantung pada lebih dari satu kegiatan, maka yang menentukan
adalah hasil pengurangan yang terkecil.
7) Float (Slack) Time atau Waktu Mengambang.
Total Float = LET2 – EET1 – D (1-2).
Free Float = EET2 – EET1 – D (1-2).