Network Planning
MINGGU, FEBRUARI 19, 2012 ADI ATMADILAGA 3 COMMENTS
Event adalah saat dimulainya atau berakhirnya suatu kegiatan. Simbul yang
digunakan biasanya berupa lingkaran atau ellips. Ruangan sebelah kiri
digunakan untuk memberi identitas dari event itu, biasanya berupa bilangan
(tak berdimensi).
2) Kegiatan (Activity).
5. Waktu
Untuk dapat menghitung jangka waktu proyek (Total Project time) serta
semua event time, terlebih dahulu harus diperkirakan waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan setiap kegiatan (activity duration).
Lintasan kritis atau waktu kritis adalah jumlah waktu pelaksanaan didalam
suatu event yang tidak boleh dilampaui dalam melaksanakan suatu rangkaian
kegiatan. Apabila waktu pada salah satu event didalam rangkaian lintasan
kritis tersebut ada yang terlampaui maka penyelesaian proyek tersebut dapat
dipastikan mengalami keterlambatan dari jadwal yang ditentukan, oleh karena
itu pada lintasan kritis ini perlu perhatian dan pengawasan yang ekstra ketat.
Lintasan kritis terjadi pada suatu event yang mempunyai: EET=LET.
o Mulai dari event yang pertama kearah kanan menuju event yang terakhir.
o Dengan cara penjumlahan.
o Apabila EET dari satu event tergantung oleh lebih dari satu kegiatan
maka yang menentukan adalah hasil penjumlahan yang terbesar.
Kurve S (Teknik
Penyusunan/Pembuatan Kurva "S")
MINGGU, FEBRUARI 19, 2012 ADI ATMADILAGA 1 COMMENT
Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik
akhir.
Tabel 12.1.
Work Breakdown Structure
MISALNYA:
Pada akhir bulan ke 4 (GARIS MERAH) ini akan ditentukan status proyek
tersebut dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dihitung semua Biaya Anggaran Pelaksanaan Pekerjaan (BAPP) yang
besarnya sama dengan total Biaya Proyek yaitu:
2. Rp.(30.000.000,- + 60.000.000,- + 10.000.000,- + 100.000.000,- +
20.000.000,+ 180.000.000,- + 80.000.000,- + 80.000.000,- + 120.000.000,-)
= Rp.680.000.000,-.
3. Hitung BAPP pada akhinya bulan ke 4 yaitu sebesar semua Biaya
Anggaran Pelaksanaan yang terdapat sebelah kiri batas bulan ke 4.
Sebesar: BAPP4 = Rp.(2/3x30.000.000,- + 2/6x60.000.000,- + 10.000.000,-
+ 1/5x100.000.000,- + 1/9x180.000.000,- + 80.000.000,- +
4/12x120.000.000,-) = Rp.210.000.000,-.
Hitung Biaya Pelaksanaan Sebenarnya (BPS) pada akhir bula ke 4, yaitu
semua Biaya Pelaksanaan yang terdapat di sebelah kiri batas bulan ke 4
seperti yang terdapat di Gambar.12.2, (Jadwal Pelaksanaan).
4. BPS dari kegiatan-kegiatan diambil dari Laporan-laporan Keuangan
sampai dengan akhir bulan ke 4. Jadi BPS sampai akhir bulan ke 4 adalah
BPS4: (...............)
Kurva-S ini secara gampang akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang
merupakan rencana dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan.
Perbedaan garis grafik pada suatu waktu yang diberikan merupakan deviasi
yang dapat berupa Ahead ( realisasi pelaksanaan lebih cepat dari rencana)
dan Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana). Indikator
tersebut adalah satu-satunya yang digunakan oleh para pelaku proyek saat ini
atas pengamatan pada proyek-proyek yang dikerjakan di Indonesia.
Manfaat Kurva-S
Kepraktisan menggunakan alat ini menjadikannya sebagai alat yang paling
banyak digunakan dalam proyek. Namun juga tidak sedikit proyek yang
menjadikan alat ini hanya sebatas hiasan dinding ruang rapat proyek.
Mungkin agar terlihat keren atau yang lain. Padahal manfaat dari Kurva-S ini
cukup banyak disamping sebagai alat indikator dan monitoring schedule
pelaksanaan proyek.
Ada beberapa manfaat lain dari Kurva-S yang dapat diaplikasikan di proyek,
yaitu:
1. Sebagai alat yang diperlukan untuk membuat EVM (Earned Value
Method)
2. Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian
proyek
Walaupun gampang dan praktis untuk digunakan, tetap saja masih ada
pelaku proyek yang salah persepsi dan salah menggunakan fitur sederhana
ini. Berdasarkan pengalaman, ada beberapa hal yang saya anggap keliru dan
belum lengkap dalam aplikasi Kurva-S ini, yaitu:
Persepsi yang benar adalah bahwa progres 50% belum tentu tepat pada 50%
waktu pelaksanaan. Ini karena komposisi biaya dan waktu pelaksanaan tiap
jenis proyek berbeda-beda. Pada suatu jenis proyek pun cukup variatif terkait
lingkup pekerjaan yang dikerjakan.
Ini juga kesalahan persepsi. Dengan alasan yang sama dengan point di atas
bahwa proyek itu unit. Ada begitu banyak variasi termasuk kasus di atas.
Bentuk S pada kurva adalah pendekatan.
Variasi bentuk S pada kurva-s akan sesuai kondisi proyek yang dilaksanakan
yaitu distribusi bobot, urutan pelaksanaan, durasi, lingkup, dan yang lainnya.
Sehingga tidak perlu memaksakan bentuk kurva atau grafik menyerupai S
pada kurva-s, walaupun pada kebanyakan kasus kurva yang terbentuk
memang mendekati huruf S.
Produk turunan dari kurva-s yang paling gampang adalah estimasi waktu
penyelesaian proyek. Keterlambatan proyek biasanya sering dikaitkan dengan
paramter waktu perkiraan penyelesaian proyek. Untuk mendapatkan
parameter ini perlu mempelajari mengenai Earned Value Method (EVM).
Mungkin ini persepsi yang paling banyak terjadi. Perlu diketahui bahwa Kurva-
S menyatakan realisasi pekerjaan dalam bentuk bobot atau nilai biaya yang
telah dikerjakan. Dasar tersebut berarti tingkat akurasi dalam hal deviasi
tidaklah benar-benar akurat.
Sumber: Proyekindonesia.com
PENGENDALIAN PROYEK
MINGGU, FEBRUARI 19, 2012 ADI ATMADILAGA NO COMMENTS
DIFINISI PENGENDALIAN PROYEK :
1. Pengendalian Mutu.
2. Pengendalian Waktu
3. Pengendalian Biaya.
I. PENGENDALIAN MUTU
Adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar mendapatkan mutu
yang baik dan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam kontrak.
Pada umumnya ada dua alat monitoring yang biasa digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan yaitu: Jaringan Kerja (network planning).
Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang cocok untuk proyek
yang kegiatan-kegiatannya belum pernah dilakukan (non-repetitif) atau proyek
riset, sedangkan Critical Path Method (CPM) cocok untuk proyek yang
kegiatan-kegiatannya sudah pernah dilakukan sehingga sifat dari kegiatan itu
sudah diketahui dengan pasti.
1. Waktu.
2. Kegiatan.(Activity)
3. Sarana (mesin-mesin, tenaga kerja, alat-alat dsb)
4. Biaya (material, tenaga kerja, spare parts, bahan-bahan pembantu,dsb)
5. Manajemen Proyek.
Agar manfaat teknik CPM ini dapat maksimal maka proyek harus bersifat
sebagai berikut:
3. Pembayaran Tahap Ketiga sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari
Nilai kontrak dilakukan apabila Fisik pekerjaan telah mencapai 100%
(seratus persen) dan setelah Serah Terima Pekerjaan yang Pertama
Kali
a) Jenis Kontrak
Seperti kita ketahui bahwa setiap kontrak selalu dicantumkan jenis
kontrak pelaksanaan pekerjaan sebagai bahan pengendalian biaya. Contoh
jenis kontrak yang sering digunakan saat ini adalah :
Jika menilik dari sisi waktu, kedua metode ini dikembangkan hampir
bersamaan. Jika PERT dikembangkan pada tahun 1950-an, CPM mulai
digunakan oleh DuPont di tahun 1957.
Critical Path Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis merupakan model
kegiatan proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang
digambarkan sebagai titik pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal
atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis antara titik.
5. Pada jalur selain jalur kritis, akan ditemui waktu longgar/waktu toleransi
(slack time) yaitu sejumlah waktu sebuah kegiatan dapat ditunda tanpa
menunda penyelesaian proyek secara keseluruhan.
KONTRAK KONSTRUKSI
JUMAT, OKTOBER 26, 2012 ADI ATMADILAGA NO COMMENTS
A. DEFINISI
Tradisional : memisahkan perencanaan, konstruksi dan pemeliharaan
Terintegrasi : perencanaan dan konstruksi digabung
2. Golongan Asing
Pasal 30
1) lump sum;
2) harga satuan;
3) gabungan lump sum dan harga satuan;
4) terima jadi (turn key);
5) persentase.
1) tahun tunggal;
2) tahun jamak.
(9) Kontrak pengadaan tunggal adalah kontrak antara satu unit kerja atau satu
proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan
tertentu dalam waktu tertentu.
Pada bagian ini berisi mengenai istilah istilah hukum, pihak pihak yang
terkait, dan penjelasannya di dalam kontrak. Pada bab ini dijelaskan secara
mendetail untuk menghindari adanya kesalahan interpretasi.
2. Pengawas
4. Dokumen kontrak
Pada bagian ini menjelaskan tentang :
Bahwa kontrak tunduk sesuai dengan peraturan yang berlaku pada
tempat dimana proyek berada.
Bahwa data data teknis seperti keadaan lapangan, jenis tanah dan
sebagainya, dibuat oleh kontraktor serta disetujui oleh pengawas untuk
digunakan sebagaimana mestinya.