Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

MANAJEMEN KONSTRUKSI
(MAKALAH VALUE ENGINEERING)

Oleh :

Febrianto Tri P. 41116310102

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS MERCUBUANA
2018
VAUE ENGINEERING

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rekayasa nilai atau value engineering (VE), yang sering juga disebut
dengan value analysis, value management (VM), atau value planning, adalah
suatu metoda yang didasarkan pada metodologi nilai atau value methodology.
Metoda ini pertama kali digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1940-an
oleh perusahaan General Electric pada saat dihadapkan kepada tantangan
pengambilan keputusan mengenai alternatif desain di dalam kondisi
ketersediaan sumberdaya yang terbatas. Ketika itu disadari bahwa
penelaahan kembali desain dan melakukan substitusi material ternyata
sering menghasilkan produk yang lebih baik dengan harga yang lebih
rendah dan dengan demikian mencapai nilai atau value yang lebih baik.
Adalah Lawrence D. Miles, Manager of Purchasing pada perusahaan
tersebut, yang mengembangkan metoda yang efektif untuk memperbaiki
nilai yang dinamakan analisis nilai atau value analysis (VA) pada tahun 1947.
Metoda ini didasarkan pada pemahaman bahwa fungsi yang disandang oleh
sebuah produklah yang merupakan kunci untuk mencapai nilai yang lebih
baik.
Penerapan VE tidak lepas dari berbagai kendala. Berbagai faktor
menentukan keberhasilan suatu studi VE. Salah satu faktor kritis bagi
keberhasilan tersebut adalah kemampuan dan kesiapan masyarakat yang
terlibat untuk mendukung program VE yang dioperasikan oleh suatu
institusi. Perlu disadari bahwa VE atau value methodology bukan merupakan
bagian dari suatu tahap-tahap proses desain yang konvensional, karena itu
untuk dapat mempertahankan dan menerapkan metodologi ini diperlukan
kepemimpinan dan pengambilan kebijakan yang kuat. Di Indonesia kondisi
ini belum terbangun. Tulisan ini antara lain menguraikan dasar-dasar
rekayasa nilai dan penerapannya saat ini serta faktor-faktor yang mendukung
keberhasilan program VE.

1
VAUE ENGINEERING

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan


Maksud dan tujuan penulisan tugas makalah ini adalah :
 Mengetahui dan memahami definisi tentang value engineering

 Mengetahui engineering job plan


 Mengetahui prosedur rekayasa nilai di dalam industri konstruksi
 Mengetahui faktor-faktor yang menentukan efektifitas penerapan

1.3 Metode Pengumpulan Data


Data yang diperlukan didukung dari studi literature atau studi
kepustakaan yaitu data yang dihimpun dari hasil membaca dan mempelajari
buku-buku sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas,
ditambah dengan data empiris yang penulis dapatkan selama ini.

1.4 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pembahasan makalah dibuat uraian
permasalahan yang terdiri dari beberapa bab. Hal ini juga dimaksudkan
untuk memberikan gambaran dari makalah yang dibahas antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan,
metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Memuat definisi tentang value engineering, engineering job plan,
prosedur rekayasa nilai di dalam industri konstruksi dan faktor-faktor
yang menentukan efektifitas penerapan.
BAB III PENUTUP
Memuat kesimpulan.

2
VAUE ENGINEERING

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metode Pengumpulan Data


Value Engineering adalah suatu susunan metode untuk mengurangi
biaya produksi atau penggunaan barang dan jasa, tanpa mengurangi mutu
yang diperlukan atau performa ( Performance ). ini Telah mencapai Buzz
Word status dalam industri konstruksi. jumlah yang semakin meningkat
dari perusahaan yang menawarkan layanan ini,Namun dalam banyak kasus
tampak bahwa terminologi yang digunakan tanpa pemahaman dari orang-
orang yang mendasari dan banyak yang percaya Value Engineering
hanyalah latihan pemotongan biaya. Penting bahwa industri memahami
hal ini sebagai konsep yang lebih luas daripada kemampuan membangun
dan itu bukan hanya metode pemotongan biaya. Value Engineering
didasarkan pada metodologi yang tepat dan memiliki track record mapan
keberhasilan. Hal ini, dan terus menawarkan kesempatan yang penting
untuk industri konstruksi untuk meningkatkan layanan kepada klien.
Mereka semakin mencari industri konstruksi untuk mengurangi biaya dan
menunjukkan bahwa nilai uang sedang dicapai. Value engineering
menawarkan cara untuk industri konstruksi memuaskan kebutuhan klien
mereka. Pendekatan Value Engineering ini berbeda dari manajemen
proyek tradisional di dalamnya berkonsentrasi demi kebutuhan dan hanya
memberikan nilai uang daripada kontrol waktu dan biaya.
Sebelum menjelaskan apa Value Engineering ? Wajib mengetahui
asal-usulnya, Pengembangan awal Value Engineering dari GEC terjadi di
Amerika Serikat selama Perang Dunia II sebagai tanggapan terhadap
kebutuhan untuk meningkatkan produksi pesawat pembom. Selama
periode industri AS berjalan pada kapasitas penuh dan bahan-bahan
tertentu dalam pasokan pendek,Terhadap latar belakang sumber daya yang
langka gugus tugas dibentuk untuk memecahkan masalah.Pendekatan ini
menghasilkan suatu metode yang menganalisis fungsi dari komponen dan

3
VAUE ENGINEERING

mencari pengganti dengan alternatif yang menyediakan fungsi yang sama.


Telah dicatat bahwa salah satu manfaat dari proses ini adalah bahwa
alternatif menghasilkan pengurangan biaya keseluruhan. Filosofi dasar
dari Value Engineering didirikan untuk menghilangkan komponen yang
tidak berkontribusi terhadap fungsi yang diperlukan.
Teknik-teknik analisis nilai dan Value Engineering ini
dikembangkan oleh GEC selama sepuluh sampai dua puluh tahun
berikutnya dan itu mulai menyebar ke seluruh industri manufaktur AS.

2.2 Value Engineering di Republik Indonesia


(Menurut Ir. Bangun Sucipto. M.Eng. AVS. IPU)
1. Pada Tahun 1985 - Value Engineering ini mulai dikenalkan (saya
belum lahir pada tahun ini)
2. Pada Tahun 1990 - Value Engineering mulai diterapkan pada
kontrak ICB.
3. Pada Tahun 1995 - Tak Bernafas Sejenak Alias Mati Suri.
4. Pada Tahun 2001 - Value Engineering diterapkan lagi tetapi sangat
terbatas.
5. Pada Tahun 2006 - Lahirnya HAVE-I (Himpunan Ahli Value
Engineering Indonesia)
6. Pada Tahun 2007 - Mei 2007 "Wake Up Call" Presiden minta para
pejabat berhemat.

2.3 Mengapa Diperlukan Value Engineering?


Mungkin banyak orang bertanya-tanya mengapa kita memerlukan Value
Engineering (VE) untuk itu saya akan mencoba menjelaskan step by step
tentang perlunya Value Engineering ini.
1. Meningkatnya Biaya Konstruksi
Biaya konstruksi yang dimaksud kan disini adalah uang yang
dikeluarkan oleh seseorang atau badan untuk melakukan kegiatan
membangun sebuah proyek. Perhitungan-perhitungan yang meleset
saat mengestimasi harga harus di perhitungkan sedetail mungkin

4
VAUE ENGINEERING

(diperlukan tenaga ahli propesional yang teliti dan mempunyai


wawasan prediksi).
2. Kekurangan Dana Pembangunan
Dana Pembangunan yang dimaksud adalah uang yang
disediakan oleh seseorang atau badan untuk sejumlah proyek
pembangunan. Dana tersebut bisa berasal dari berbagai pihak.
Banyak contoh yang kita lihat saat ini untuk membangun sebuah
proyek dana-dana yang dikerahkan untuk membangun proyek
tersebut kurang memadai dan banyak terjadi kekurangan.
Kekurangan-kekurangan dana pembangunan ini harus melalui
birokrasi yang sangat sulit dan membutuhkan waktu yang sangat
lama. Bisa-bisa proyek tersebut ter- cancel atau dibatalkan setelah
pogress 60%-80%. dan akibatnya proyek tersebut dapat kita katakan
"Gagal Maning" jika perjuangan mendapatkan dana tambahan guna
menutupi kekurangan. Untuk itu Jasa dari Value Engineering sangat
dibutuhkan disaat-saat seperti ini. Agar tidak terlambat Jasa Value
Engineering bisa dilakukan sebelum dilaksanakannya tender proyek
guna mengetahui proyek itu dapat berjalan atau tidak.
3. Suku Bunga Cukup Tinggi
Bunga yang dimaksudkan disini adalah imbalan jasa untuk
penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu tertentu
berdasarkan ketentuan atau kesepakatan, umumnya dinyatakan
sebagai persentase dari modal pokok. Suku bunga ini bisa berubah
dalam setiap tahun, bulan, hari, jam, menit dan tidak ketinggalan
detik. Suku bunga ini sangat erat ketergantungannya dengan
perekonomian Indonesia sendiri. dan faktor-faktor yang
mengakibatkan suku bunga naik juga banyak faktor yang harus di
lihat. Disini kita tidak membahas ekonomi tetapi membahas Cost
Control dari Engineering itu sendiri. Dikarenakan suku bunga dari
pihak peminjaman dana atau modal persentasenya sangat tinggi,
untuk itu sebaiknya dilakukan Value Engineering yang sangat
mendalam pada saat proyek itu akan dilaksanakan dan juga Suku

5
VAUE ENGINEERING

bunga ini sangat berpengaruh kepada kontraktor yang akan


melaksanakan pembangunan tersebut. Atau bisa dilakukan
pembicaraan Value Engineering pada saat akan dibukanya lelang
dan aanwizing.
4. Inflasi Meningkat Setiap Tahun
Inflasi adalah kemerosotan nilai uang dikarenakan banyaknya dan
cepatnya uang beredar menyebabkan naiknya harga barang- barang
(jika di dunia konstruksi harga material.).
5. Kemajuan Teknologi Yang Sangat Pesat
Teknologi yang dimaksudkan disini adalah metode ilmiah atau
sistem engineering yang didasari oleh ilmu pengetahuan terapan
untuk mencapai tujuan yang praktis. Perusahaan-perusahaan yang
menyediakan jasa teknologi sudah sangat banyak dan tersebar luas
ke seluruh penjuru jagat raya dan tidak ketinggalan juga indonesia.
Menggunakan metode dan sistem yang ada juga menghemat
penggunaan jasa tukang dan juga penggunaan material yang
berlebihan. dan juga tentunya waktu juga berpengaruh pada
teknologi yang kita pakai dilapangan.

2.4 Engineering Job Plan


Rencana Kerja mengandung delapan fase. Fase pertama selesai
sebelum dimulainya analisis VE, enam di antaranya dilakukan oleh tim
VE, dan satu yang dilakukan untuk "menutup" proses. Setiap fase Rencana
Kerja mencakup beberapa tugas. Ini adalah perpaduan dari berbagai tugas
dan teknik, ditambah dengan kemahiran dalam aplikasi mereka yang
membuat proses VE bekerja.

Tabel berikut merangkum Rencana Kerja VE dan memberikan


tautan ke diskusi tambahan tentang pertimbangan utama yang terkait
dengan masing-masing dari delapan fase:

 Pemilihan proyek untuk analisis VE


 Investigasi (pengumpulan informasi)
 Analisis Fungsi (menganalisis fungsi, nilai, biaya, kinerja dan
kualitas)
 Kreatif (berspekulasi menggunakan teknik kreatif untuk
mengidentifikasi alternatif yang dapat menyediakan fungsi yang
dibutuhkan)

6
VAUE ENGINEERING

 Evaluasi (mengevaluasi alternatif biaya siklus hidup terbaik dan


terendah)
 Pengembangan (mengembangkan alternatif menjadi rekomendasi
yang didukung sepenuhnya)
 Presentasi (menyajikan rekomendasi VE untuk ditinjau, disetujui,
dilaporkan dan diimplementasikan)
 Close Out (Menerapkan dan mengevaluasi hasil rekomendasi yang
disetujui)

2.5 Prosedur VE di dalam industri konstruksi


Dalam penerapannya pada proyek konstruksi khususnya pada awal
kegiatan konstruksi. Dalam melakukan suatu proses rekayasa nilai
sebaiknya dilakukan pada tahap perencanaan (Planning) agar kita dapat
mengatahui secara dini elemen-elemen biaya yang dapat kita optimalkan.
Hal ini dilakukan karena jika kita melakukan suatu analisis value
engineering pada saat proses konstruksi berlangsung tentunya akan
menyita waktu pekerjaan, biaya konsultasi tambahan, sehingga banyak
kehilangan (Loss) yang terjadi jika dilakukan pada phase pelaksanaan/
konstruksi.

2.6 faktor-faktor yang menentukan efektifitas penerapan.


Sebagai akibat perkembangan teknologi yang cepat dan kompetisi
pasar yang ketat, tantangan yang meningkat di dalam praktek VE saat ini
adalah bahwa para pengguna jasa menuntut adanya studi VE yang lebih
singkat dan fokus, sementara ukuran dan kompleksitas proyek yang
ditinjau dalam studi VE terus meningkat.

2.7 Hambatan-hambatan pada pelaksanaan VE


Terdapat beberapa hambatan dalam penerapan VE antara lain :
1. Pemahaman yang salah tentang VE
VE sendiri bukan semata-mata hanya pemotongan biaya, tetapi lebih
mengarah ke pendekatan yang sistematis untuk menghilangkan biaya
yang tidak perlu dengan mempertimbangkan fungsi proyek tersebut.

7
VAUE ENGINEERING

2. Kurangnya pengetahuan akan VE


Penggunaan VE di Indonesia tergolong baru, sehingga pada
pelaksanaannya menghadapi kendala pengetahuan akan VE.
Permasalahan tersebut dapat mengakibatkan hasil yang kurang
maksimal pada pelaksanaannya.
3. Keterbatasan biaya dan waktu
Keterbatasan biaya dan waktu pada pelaksanaan VE sehingga
kurangnya kesadaran pelaku dalam menggunakan VE
4. Kontribusi VE yang kurang terukur
Kontribusi VE bukan hanya pada penghematan biaya tetapi masih ada
kontribusi lain yang bisa disumbangkan. Namun masih sulit diukur dan
belum banyak diketahui oleh penerima jasa.
5. Sikap pihak owner kurang tegas untuk melakukan VE Sikap yang
kurang tegas dari owner dalam melakukan VE, sehingga
pihak lain yang ikut bergabung tidak melakukan VE.
6. Tidak adanya insentif dari penghematan biaya yang dihasilkan Kurang
menariknya dalam melakukan VE, dikarenakan VE hanya
menguntungkan pihak owner.
7. Kurangnya profesionalisme Tidak adanya asosiasi praktisi VE bagi
penerapan VE.
8. Kurangnya komunikasi
9. Kurangnya fleksibilitas dalam kontrak dalam mengatur VE
10. Kurangnya dukungan dari pihak lain yang berkaitan

8
VAUE ENGINEERING

BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode value engineering jika dipahami oleh semua pihak
penyelenggara konstruksi sangat berguna dalam mengoptimalisasikan biaya
konstruksi. Memang value engineering di Indonesia belum banyak yang
mengetahui khususnya dalam kegiatan konstruksi, tetapi harapan saya
kiranya ke depan aplikasi value engineering bukan menjadi ancaman oleh
pihak pemilik, konsultan dan kontraktor tetapi lebih untuk manfaat
bersama, kiranya semua pihak dalam penyelenggaraan konstruksi lebih
paham pentingnya aplikasi value engineering di kemudian hari. Terima
Kasih.

3.2 Daftar Pustaka


 http://jamesthoengsal.blogspot.co.id
 desaignercivil.blogspot.co.id/2011/06/value-engineering.html
 www.fhwa.dot.gov/ve/veproc.cfm
 septiantoni.wordpress.com/engineering/value-engineering/

Anda mungkin juga menyukai