Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FIRENA BIAN SAPUTRI

NIM : 325160135
VALUE ENGINEERING

Value engineering atau biasa disebut Rekayasa nilai adalah metode sistematis, kreatif,
dan berbasis kerja sama tim untuk menyelesaikan masalah, mengurangi biaya, dan
meningkatkan fungsi dan kualitas proyek, barang, dan jasa dengan menggunakan berbagai
pengetahuan dan pengalaman spesialis dan berfokus pada fungsi proyek ataupun proses. (Rad
KM, 2016). Pada intinya Value Engineering adalah sebuah Teknik dalam manajemen
menggunakan pendekatan sistematis untuk mencari keseimbangan fungsi terbaik antara biaya,
kendala, dan kinerja suatu proyek.(Dell I, 1997)

Pada awalnya Value Engineering lahir di Amerika Serikat (USA) pada perang dinia II.
Metoda ini sudah lama dikembangkan dan diaplikasikan pada industri-industri maju dan
proyek-proyek di dunia. Konsep dan pemikirannya lahir dari sebuah perusahaan General
Electric Company, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing. (Iman
Soeharto, 2001). Setelah Perang Dinia II berulah metoda ini berkembang menjadi Value
Engineering. Penerapannya di dalam industri konstruksi dimulai sejak akhir tahun 1960an atau
awal 1970-an.

Value Engineering mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1986 oleh Bapak Dr.
Ir. Suriana Chandra melalui seminar-seminar di berbagai kota. Pada tahun itu juga metoda ini
berhasil digunakan pada Proyek Pembangunan Jalan Layang Cawang. Sehingga pada tahun
1987 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Departeman Keuangan, dan
Direktorat Jenderal Cipta Karya menganjurkan pemakaian Value Engineering di Indonesia
untuk seluruh pembangunan rumah dinas dan gedung Negara dengan nilai proyek di atas 1
milyar rupiah. Namun sejak periode tahun 1990-an sampai dengan awal tahun 2003,
perkembangan Value Engineering di Indonesia tidak banyak diketahui karena kurangnya
regulasi dari pemerintah yang menyinggung penerapan program Value Engineering. Baru
mulai awal tahun 2007 perkembangan penerapan Value Engineering kembali mulai terasa.
Departemen Pekerjaan Umum (DPU) telah mengeluarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) bagi tenaga ahli Value Engineering sebagai bentuk pengakuan atas profesi
Value Engineering. Dan pada akhirnya terbentuk Himpunan Ahli Value Engineering Indonesia
(HAVEI).

Kegunaan metode Value Engineering dalam penerapannya pada proyek konstruksi


khususnya pada awal kegiatan konstruksi dilakukan pada tahap perencanaan agar dapat
mengatahui secara dini elemen-elemen biaya yang dapat dioptimalkan. Hal ini dilakukan
karena jika melakukan suatu analisis value engineering pada saat proses konstruksi
berlangsung tentunya akan menyita waktu pekerjaan dan biaya konsultasi tambahan.

Sumber : http://jamesthoengsal.blogspot.com/p/blog-page_22.html

Ada beberapa alasan mengapa konsep value engineering (VE) dirasa perlu dan penting
untuk diterapkan dalam suatu proyek konstruksi antara lain:

1. Keterbatasan Anggaran Proyek


2. Harga Sumber Daya Proyek Yang Terus Meningkat
3. Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Yang Terus Meningkat
4. Teknologi Yang Mengalami Kemajuan

Sumber:
Bertolini, V, et all. Aplikasi Value Engineering pada Proyek Pembangunan Gedung (Studi
Kasus Hotel Grand Banjarmasin). Jurnal IPTEK. 2016
Rad, K.M. The Methodology of Using Value Engineering in Construction Projects
Management. Civil Engineering Journal. 2016
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58178/Chapter%20II.pdf;jsessionid=8
ACE0C1A5BCA8449B5C55EDB8FF99D5C?sequence=4
http://jamesthoengsal.blogspot.com/p/blog-page_22.html
https://septiantoni.wordpress.com/engineering/value-engineering/

Anda mungkin juga menyukai