Disusun Oleh:
Fatin Syakurah 052001700045
Fenny Kartika Pratiwi 052001700048
Fidia Angelita 052001700049
Fika Aura Ratitya 052001700050
Fitri Isnaini 052001700052
Khomsah Nur Jannah 052001700076
Dosen:
SrI Novianthi Pratiwi, S,Pd, M.T
Asisten Dosen:
Ir. Djafar
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2019
3
DAFTAR ISI
LAMPIRAN I COVER JUDUL…….……..……...……..……..……..……..……i
PRAKATA……..……..……..……..……..……..……..……..……..……...……….iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Sasaran Penelitian
PRAKATA
4
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya penulis masih diberikan kesehatan untuk menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Sidtem Utilitas
pada Bangunan Bertingkat Tinggi : Apartemen Kalibata City Tower Damar” dengan tepat waktu.
Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk mengikuti pembelajaran mata kuliah Tipologi Bangunan yang
diajarkan oleh bapak Ir. Djafar Dalam pembuatan karya penelitian ini, penulis mendapat banyak
bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih yang tulus bapak Ir. Djafar yang telah menyediakan waktu dan
tempat selama pembimbingan dan memberikan banyak bantuan, masukan, dan dukungan terkait
penyusunan karya tulis laporan kunjungan lapangan.
Pihak-pihak penulis laporan kunjungan lapangan:
Fatin Syakurah 052001700045
Fenny Kartika Pratiwi 052001700048
Fidia Angelita 052001700049
Fika Aura Ratitya 052001700050
Fitri Isnaini 052001700052
Khomsah Nur Jannah 052001700076
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih sangat jauh sekali dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap semoga gagasan pada
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dalam mengembangkan kualitas pembangunan
berkelanjutan.
Ketua Kelompok
BAB I
5
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mengetahui dan menambah wawasan tentang sistem utilitas pada bangunan bertingkat tinggi
secara teknis dan prosesnya secara berkelompok untuk dijadikan sebuah laporan. High rise building
atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan merujuk kepada bangunan yang
memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dengan jumlah tingkat yang banyak.
Penambahan ketinggian sebuah bangunan dilakukan untuk memperluas ruang fungsi dari
bangunan tersebut. Beberapa tipologi bangunan tinggi diantaranya adalah bangunan apartemen dan
perkantoran. Hal ini karena dengan penambahan jumlah lantai maka akan mengurangi luas bijak
bangunan tersebut sehingga lebih sedikit memakan lahan.
Bangunan tinggi akan ideal ditinggali jika ada lift atau elevator dan tentunya didukung oleh
struktur bangunan yang kuat dan tahan lama. Sebuah bangunan dapat disebut bangunan tinggi atau
high rise building jika bangunan tersebut memiliki ketinggian 23 meter hingga 150 meter di atas
tanah. Jika lebih dari 150 meter maka dapat disebut gedung pencakar langit atau yang dikenal
dengan istilah Skyscraper. Jika tinggi rata-rata sebuah tingkat lantai adalah 4 meter maka bangunan
tinggi setidaknya memiliki 6 tingkat lantai.
Beberapa definisi mengenai bangunan tinggi dikutip dari Wikipedia adalah sebagai berikut
International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan
tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap
evakuasi"
New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan
yang memiliki banyak tingkat"
Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 kaki (21
m)
Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan
bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m).
7. Resiko Roboh
Semakin tinggi sebuah bangunan maka semakin besar pula resikonya untuk roboh. Berdasarkan hal
ini maka pembangunan sebuah high rise building memerlukan perencanaan yang matang dan
antisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi saat pelaksanaan konstruksi.
8. Kompleksitas Tinggi
Pembangunan sebuah high rise building merupakan pekerjaan yang kompleks karena selain
melibatkan banyak pihak, durasi pelaksanaan yang panjang, melibatkan disiplin ilmu yang banyak,
berdampak besar kepada lingkungan, dan memiliki risiko yang sangat tinggi dari segi keselamatan.
Sehingga dari berbagai jenis bangunan, jenis high rise building merupakan jenis bangunan yang
paling kompleks.
9. Volume Pekerjaan Yang Besar
7
Bangunan tinggi dibuat dengan cara menumpuk berbagai material hingga menjelang tinggi ke atas.
Dengan jumlah lantai yang banyak maka kebutuhan akan material tentunya sangat banyak sehingga
pekerjaan bangunan tinggi merupakan pekerjaan besar.
10. Kebutuhan Energi
Bangunan tinggi memiliki jumlah lantai yang banyak otomatis jumlah penghuninya juga banyak.
Hal ini menimbulkan kebutuhan akan energi yang sangat besar. Selain energi listrik juga energi dari
bahan makanan bagi para penghuni bangunan. Sehingga tak jarang banyak tempat makan yang
berdiri untuk meladeni penghuni bangunan tinggi
11. Nilai Arsitektural
Sebuah bangunan tinggi merupakan benda besar yang berdiri diantara jutaan pasang mata di
sekitarnya. Sehingga seringkali bangunan tinggi memiliki nilai iconic dari sebuah kawasan. Untuk
itu diperlukan desain arsitektural yang baik sehingga bangunan terlihat menawan dari segi estetika.
Utilitas Bangunan
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang
tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian kominikasi dan mobilitas
dalam bangunan.
Perancangan bangunan harus memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang
dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan
struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya.
Perancangan Plambing dan Sanitasi Sedangkan sistem plambing adalah sistem penyediaan air
bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang
memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar
tentang peralatan dan instalasinya. Sistem plambing yang baik bergantung pada sistem plambing
pemipaan yang baik pula. Selain pemipaan, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah
penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan beberapa aspek
berikut :
Kesehatan.
Penggunaan air.
8
Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suata cara atau
sistem pencegahan kebakaran karena bahaya kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa
korban manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan jasa, kerusakan
lingkungan dan terganggunya masyarakat.
Sistem hidran
Sistem sprinkle
9
3. Perancangan Pengudaraan/penghawaan
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau
bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada daerah yang beriklim
tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha
untuk mendapatkan udara segar dari aliran udara alam maupun aliran udara buatan . Perencangan
pengudaraan atau penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan aliran udara yang tepat
untuk ruangan serta pengontrolannya.
4. Perancangan Penerangan/pencahayaan
Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem pengaturan pemasangan kabel dalam
bangunan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu estetika pada bangunan serta untuk
memudahkan dalam perawatan. Perencanaan arus lemah telepon, sistem telepon harus
menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit komputer, yaitu aliran di
dalam lantai (floor duct).
5. Perancangan Telepon
CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu
ruangan melalui layar televisi atau monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang
dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan.
Sistem kameran dan televisi ini terbatas pada gedung tersebut (closed). Semua kegiatan di
dalamnya dapat dimonitor di suatu ruangan security.
Pengamanan bangunan bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu dilakukan dengan memasang
suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut. Penangkal petir ini harus dipasang pada
bangunan-bangunan yang tinggi, minimal bangunan 2 lantai, terutama yang paling tinggi di antara
sekitarnya.
Sistem tata suara perlu direncanakan untuk memberikan fasilitas kelengkapan pada bangunan.
Tata suara ini dapat berupa background music dan announcing system (public address) yang
berfungsi sebagai penghias keheningan ruangan atau kalau ada pengumuman-pengumuman
tertentu. Selain itu juga ada sistem untuk car call, bagi bangunan-bangunan umum. Peralatan dari
sistem tata suara tersebut dapat berupa, microphone, cassette deck, mix amplifier, speaker, speaker
selector switch, volume control, dan horn speaker (untuk car call).
Sebuah bangunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu alat angkut transportasi untuk
memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang di bangunan tersebut. Alat transportasi
tersebut mempunyai sifat berdasarkan arah geraknya sebagai alat angkut dalam bentuk arah vertikal
berupa elevator, arah horizontal berupa konveyor, arah diagonal berupa eskalator.
12
BAB II
METODE PENELITIAN
Praktikum kunjungan lapangan sistem utilitas bangunan tingkat tinggi dilaksanakan pada hari
Kamis, 22 Maret 2019 pukul 10.00 WIB - selesai. Bertempat di Jl. Raya Kalibata No.1,
RT.9/RW.4, Rawajati, Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12750Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang praktikum kunjungan lapangan sistem utilitas bangunan tingkat tinggi di
Apartemen Kalibata City dilaksanakan dengan menggunakan alat dan bahan. Tentu untuk mendukung
dan memudahkan pelaksanaan praktik hingga pengolahan data. Alat dan bahan yang digunakan saat
praktik dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan
No. Alat dan Bahan Fungsi
1. Alat tulis dan kamera Untuk mencatat dan memfoto data
2. Laptop Untuk mengolah hasil pengamatan dan mencari data
pengamatan
3. Printer Untuk mencetak laporan hasil pengamatan
4. Kuesioner Untuk mencatat informasi responden
B. Tahapan Kerja
Tahapan kerja yang dilakukan dalam kegiatan praktikum Identfikasi dan Inventarisasi Tingakatan
Produk dan Layanan Hotel. Berikut merupakan tahapan kerja yang disusun pada kegiatan praktikum.
1. Menentukan lokasi kunjungan lapangan yang ditentukan.
2. Melakukan observasi lapangan dan wawancara menegenai sistem utilitas yang menjadi
sasaran kunjungan lapangan.
3. Melakukan wawancara berkaitan dengan macam-macam utilitas pada bangunan
14
4. Membagi materi tulisan menjadi subab yang kemudian akan dibahas oleh masing-masing
kelompok.
5. Membuat laporan
BAB III
Kalibata City | Kota Baru seluas 12 Ha di Jakarta Selatan akan menjadi Superblok Modern
dengan Konsep Terpadu dan Fasiitas Terlengkap. Kalibata City akan menjadi kawasan Hunian
urban yang sehat dilengkapi HUTAN KOTA seluas 7000m2 yang akan menjadi aktifitas kegiatan
15
alam. Kawasan ini mudah dijangkau dari berbagai penjuru, baik dengan menggunakan kendaraan
pribadi, angkutan umum, maupun kereta api. Tidak itu saja, wilayah ini pun dekat dengan akses
jalan tol lingkar dalam maupun lingkar luar jakarta.
Konsep :
konsep yang diusung proyek ini adalah mixed used development yang lengkap dan terpadu
dengan harapan dapat memberikan kenyamanan hidup bari para penghuni untuk tinggal, bekerja,
bermain, berbelanja dan melakukan aktifitas ekonomi sosial lainnya
A. PERLENGKAPAN AC
Air conditioner adalah perangkat teknik untuk mengkondisikan lingkungan terutama udara untuk
berbagai keperluan. Pengkondisian lingkungan adalah usaha untuk mengatur dan mengontrol besaran-
besaran yang memenuhi kondisi tertentu yaitu kondisi yang lain dari pada yang diberikan oleh iklim alam
dengan cara non alamiah. Manusia selalu menginginkan kondisi lingkungan yang serba nyaman
(comfortable ). Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai
pendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC sebagai pemanas, memindahkan kalor dari
sistempemanas ke dalam ruangan (di negara kutub)
Pada bangunan gedung sistem pengkondisisan udara / Tata Udara dibagi menjadi 2
yaitu:
a) Sistem tata udara sentral : sistem pendinginan langsung (media air),
sistem pendinginan tidak langsung (media udara)
b) Sistem tata udara non sentral : sistem AC windows, sistem AC split.
A.1. AC SPLIT
AC Split Wall adalah jenis AC yang paling umum digunakan di rumah, kantor maupun instansi di Indonesia,
ini disebabkan beberapa faktor mulai dari gampangnya perawatan dan support.
AC ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Indoor dan Outdoor. Indoor adalah bagian yang mengeluarkan hawa
dingin dan Outdoor adalah bagian tempat dimana mesin berada. Acapkali outdoor ditempatkan diluar ruangan
karena mengeluarkan hawa yang panas dan kadangkala suaranya yang berisik
Perlengkapan AC di Tower Damar tidak memiliki AC Central, tetapi untuk huniannya menggunakan AC split
ditiap tiap kamar dengan jumlah penggunaan AC maksimal 2 untuk 1 unit apartemen.
Penempatan outdoor AC berada di balkon mengarah keluar untuk agar arah angina
tidak masuk lagi kedalam hunian
INDOOR OUTDOOR
17
A.2. AC CASSETTE
AC Central AC Cassette digunakan pada mall karena kebutuhan yang banyak , tanpa penutup
plafon. AC Cassete terhubung dengan chiller untuk menyaluran udara dingin
AC Central adalah satu sistem
yang dihasilkan dari air chiller.
AC yang digunakan untuk
seluruh bangunan. Untuk multi Dibutuhkan banyak karena tergantung pada pengguna ruangnya, menggunakan
storiesbuilding dilengkapi sistem VRV (outdoor yang dapat menampung 5 AC indoor)
dengan AHU (Air Handling
Unit) di tiap lantai. Fungsi Chiller terhubung langsung dengan pemipaan AC cassete untuk mengalirkan
AHUadalah untuk mengatur udara hasil pendinginan dari chiller. Chiller biasanya terletak di ruang luar
distribusi udara yang ataupun basement karena menghasil overheat
dikondisikan pada setiap
lantai.Evaporator terdapat
pada setiap AHU atau pada
tiap ruang, bila dikehendaki
untukdiatur suhunya.
18
Aliran berasal dari jaringan kota yang dikelola oleh pemerintah sehingga watt yang dapat digunakan dibatasi
oleh PLN. Keuntungan dari pemakaian sumber tenaga PLN antra lain :
a. Pengadaan awal lebih murah dibandingkan dengan sumber tenaga lainnya
b. Dalam operasional tidak membutuhkan perawatan
c. Tidak menimbulkan dampak yang merugikan seperti pencemaran, getaran, kebisingan
d. Tidak membutuhkan ruangan khusus untuk pengontrolan.
SISTEM PENYALURAN ALIRAN LISTRIK DARI PLN
Dibawah Permukaan Tanah
Kabel-kabel penyalur aliran listrik ditempatkan dalam pipa-
pipa yang ditanam dibawah permukaan tanah pada kedalaman
sekitar 0,75 meter.Sistem ini biasanya digunakan untuk kota-
kota dengan bangunan-bangunannya menjulang tinggi.
Sumber pasokan listrik utama berasal dari PLN dengan didistrubisikan dari rumah PLN menggunakan trafo
untuk mengatur tekanan listrik dari PLN yang akan didistribusikan ke gedung gedung
Cadangan listrik untuk bangunan gedung jika aliran listrik dari PLN terhenti, dari control panel akan
mengkontrol genset untuk otomatis menyala setelah 5 detik
Genset tersedia 2 untuk cadangan bila salah satunya tidak menyala dengan kapasitas 660 Kw dengan
menggantikan 100% dari penggunaan PLN karena fungsi bangunan tingkat tinggi sebagai hunian dengan
keperluan listrik setiap saat
21
GENSET
Merk Genset : CATERPILLAR
Penggunaan : 2 jam
Suhu yang dihasilkan : 105 C
Tegangan listrik : 88 volt 76 ampere
B.2. EXHAUST
Exhaust digunakan untuk pendingin genset karena
genset menghasilkan overheat sebesar 105 C , untuk
menghindari ruangan control panel menjadi panas
maka diperlukan exhaust untuk mengeluarkan panas
PEMBUANGAN
yang dihasilkan dan mengambil udara dari luar agar sirkulasi DAN
didalam ruangan
genset tetap berputar. EXHAUST UDARA
TRANSPORTASI VERTIKAL
Transportasi vertical, adalah metoda transportasi digunakan untuk mengangkut suatu benda atau
manusia dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertical,
di antaranya tangga, lift, travator, escalator, dan dumbwaiter.
TRANSPORTASI HORIZONTAL
Sistem transportasi horizontal merupakan jalur angkut / lalu-lalang antar ruang dalam satu
lantai. Presentase kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Alat transportasi
yang bersifat
horizontal ini adalah konveyor dan koridor
24
TRANSPORTASI MANUAL
Sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi tanpa mesin. Sehingga sistem
transportasi yang dipakai berupa tangga dan ramps. Sistem ini pun tidak perlu mengeluarkan
banyak biaya seperti pada sistem mekanis.
TRANSPORTASI MEKANIS
Berbeda dengan sistem manual , sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi
alat / mesin. Sistem ini tentunya akan mengeluarkan banyak biaya , diantaranya saat
pemesanan,
operasionalnya sehari- hari dan biaya untuk perawatannya. Sistem transportasi mekanis ini
berupa eskalator, konveyor, lift dan eskalator
BAGIAN-BAGIAN TRANSPORTASI
C.A. Tangga darurat
Keriteria dan persyaratan sebuah tangga darurat
diantaranya:
a. Kemiringan maximum 40˚;
b. Letak antar tangga darurat dalam bangunan 30-40 m
(+100 feet) ;
c. Dilengkapi penerangan yang cukup dengan listrik
cadangan
menggunakan baterai selama listrik bangunan dimatikan
karena
keadaan darurat;
d. Harus terlindung dengan material tahan api termasuk
dinding (beton)
dan pintu tahan api(metal);
e. Suplai udara segar diatur / dialirkan
(menggunakanExhaust fan atau
Smoke Vestibule pada puncak / ujung tangga) sehingga
pernafasan
tidak terganggu;
f. Dilengkapi peralatan darurat;
g. Pintu pada lantai terbawah terbuka langsung ke arah
luar gedung;
h. Pada tangga darurat, tiap lantai harus dihubungkan
dengan pintu
masuk ke dalam ruang tangga tersebut.
C.B. RAMPS
1. Ramps rendah sampai dengan 5% kemiringan Ramps jenis landai ini
tidak perlu menggunakan anti selip untuk lapisan permukaan lantainya.
2. Ramps sedang atau medium dengan kemiringan sampai dengan 7%
dianjurkan menggunakan bahan penutup lantai anti selip.
3. Ramps curama tau steep dengan kemiringan antara sampai dengan
90% yang dipersyaratkan harus menggunakan bahan anti selip pada
permukaan lantai dibuat kasar. Untuk manusia, dilengkapi dengan
25
C.C. Koridor
Koridor merupakan salah satu alat transportasi yang bersifat
horizontal yang tidak menggunakan system mekanik (manual).
Beberapa
syarat yang harus dipenuhi dalam merancang sirkulasi horizontal
terutama koridor adalah :
a. Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk, dan arah.
b. Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek
mungkin.
c. Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah bermakna.
d. Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari
sama sekali.
e. Cukup terang
C.D. ELEVATOR/LIFT
Jumlah lift penghuni 2 dan servis 2 , terletak di 2 sisi dengan fungsi sebagai struktur core
bangunan , memiliki kapasitas 1150 kg atau 17 orang merk OTIS tahun 2010
.
Core lift
CONTROL PANEL
AC
Ruang Mesin Lift
GEARED MACHINE
Mesin lift berada di rooftop dalam ruangan minimal menggunakan 2 AC split untuk menjaga
suhu dari overheat dari mesin lift secara bergantian sebagai cadangan untuk menjaga suhu
dalam ruang control panel agar tidak overheat
27
28
29
b. Keamanan bangunan
a. Sistem keamanan di dalam bangunan menggunakan
deteksi kebakaran dengan detektor smoke, alarm,
sprinkler dan Hydrant
b. Jumlah peralatan tiap lantai
Sprinkler dan alarm berjumlah 30 setiap lantai
Hydrant berjumlah 4 buah disetiap lantai
Dan jalur evakuasi 4 buah
c. Jarak setiap instalasi alat pemadam kebakaran setiap 3
meter
d. Foto-foto jenis alat pemadam kebakaran di dalam bangunan
Kebakaran bisa terjadi kapan saja dan dimana saja saat terjadi kebakaran intensitas api tergantung
dari jumlah bahan bakar yang ada dalam bangunan. Jika terjadi kebakaran maka ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu; penghuni bangunan(manusia), isi bangunan(harta), struktur bangunan, dan
bangunan yang letaknya bersebelahan.
KLASIFIKASI KEBAKARAN
PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana proteksi kebakaran adalah perlengkapan atau prasarana yang diperlukan dalam keadaan
darurat kebakaran seperti alat penyelamat, alat pertolongan pertama dan sarana komunikasi yang
memadai serta memiliki tujuan untuk mendeteksi dan memadamkan kebakaran sedini mungkin dengan
menggunakan peralatan yang digerakkan secara manual atau otomatis.
Sistem proteksi aktif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan
mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun manual, digunakan oleh
penghuni atau petugas pemadam kebakaran dalam melaksanakan operasi pemadam.
Selain itu dari sistem ini digunakan dalam melaksanakan penanggulangan awal kebakaran.
Sedangkan sarana proteksi kebakaran pasif dapat didefinisikan sebagai sistem perlindungan terhadap
kebakaran yang dilaksanakan dengan melakukan pengaturan terhadap komponen bangunan gedung dari
aspek arsitektur dan struktur sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dan benda dari
kerusakan fisik saat terjadi kebakaran.
Kelengkapan tapak pada bangunan terdiri atas ketersediaan :
sumber air,
jalan lingkungan,
jarak antar bangunan,
hidran halaman.
Sarana Penyelamatan terdiri atas :
jalan keluar,
konstruksi jalan keluar,
landasan helikopter.
2.HYDRANT
a. Hydrant bangunan
Jumlah hydrant dalam bangunan menentukan kapasitas pompa yang digunakan untuk menyemprot
air, hydrant ditempatkan pada jarak 35m satu dengan yang lain.
35
Berfungsi untuk menyuplai air bertekanan dari sumber air. Ditempatkan di luar yang aman dari
api agar penyaluran pasokan air ke dalam bangunan lebih mudah saat kapasitas air dalam mobil
pemadam kebakaran habis.
Pondasi pada hydrant pillar harus kuat karena saat terjadi kebakaran aliran air yang ada di dalam
jaringan sangat kuat. Bahan konstruksi dari hydrant pillar adalah stainless steel.
Material ini merupakan material yang paling baik menahan terbentuknya korosi. Korosi dapat
terjadi jika adanya larutan yang bersifat elektrolit dan oksigen. Karena hydrant pillar diletakkan di luar
ruangan maka potensi untuk terjadinya korosi tinggi.
36
3. SPRINKLER
Ada dua jenis utama dari pendeteksi asap yaitu detektor ionisasi dan detektor fotoelektrik. Alarm asap
menggunakan satu atau dua metode, kadang ditambahkan detektor panas, untuk mengatasi api. Alat-alat
37
memerlukan tenaga sekitar 9 volt pada betterai, litium baterai atau 120 volt kabel rumah. Alat
pendeteksi asap akan aktif bila terdapat kumparan asap yang mengenainya dan secara otomatis
mengaktifkan alarm kebakaran dan menyalakan sprinkler.
5. ALARM KEBAKARAN
Alat ini akan megeluarkan signal berupa suara alarm dan indikasi lampu menyala
apabila detektor menemukan salah satu atau beberapa tanda kebakaran, misalnya
api, asap, gas, maupun panas. Alarm kebakaran ini menggunakan sistem
konvensional
Alarm kebakaran dan cara kerjanya menggunakan kabel isi dua yang menghubungkan detektor dengan panel
kontrol utama. Sistem ini bersifat pararel, artinya detektor yang dipasang harus memiliki titik awal dan titik akhir.
Kesatuan sistem dari titik awah hingga akhir ini disebut zone. Sebuah zone umumnya terdiri dari
beberapa detektor kebakaran.
Apabila detektor mendeteksi tanda-tanda kebakaran, ia akan mengirimkan signal berupa nyala lampu
pada zone lokasi kebakaran dan membunyikan alarm. Salah satu kelemahan dari sistem ini adalah, alarm hanya
akan memberikan informasi lokasi zone tanpa mengetahui detektor mana yang mengirimkan signal. Akibatnya
lokasi kebakaran masih belum diketahui secara detail. Pada gedung yang menggunakan sistem alarm kebakaran
konvensional sebaiknya membuat satu zone pada setiap lantai.
38
F. SOUND SYSTEM
39
Tujuan utama dari pemasangan sound system adalah untuk mempermudah distribusi
informasi serta aktivitas di dalam bangunan hotel.
Sound System merupakan salah satu bentuk komunikasi internal dalam bangunan, yang
gelombangnya di salurkan melalu kabel (wired).
Jaringan sound system mempunyai 2 sumber,
yaitu dari Mixerdan Microphone di ruang kontrol
. Suara yang berasal dari mixer merupakan suara yang berasal dari kaset rekaman atau
sirene, suara itu lalu di salurkan terlebih dahulu keequalizer, lalu di gabungkan dengan
sumber suara dari Microphoneruang kontrol di Main Distributin Frame Sound System (MDF-
SS). Setelah sampai di MDF – SS suara didistribusikan ke Junction Box Sound System yang
berada di setiap lantai
Sound system
e. Sistem yang dipakai di dalam bangunan menggunakan sitem speaker dengan merk TOA
f. Jumlah speaker 3 buah setiap lantai . 42 speaker diseluruh lantai
G.RUANG TERBUKA
40
SISTEM
PEMBUANGAN SAMPAH
41
Daftar Pustaka
42
https://www.academia.edu/6779570/UTILITAS_HOTEL_AMARIS_YOGYAKARTA
https://tropicalarchitectblog.wordpress.com/2016/08/08/utilitas-bangunan-umum-sederhana-rusunawa/